Suku-suku Orang-orang Tionghoa di Indonesia.

pembangunan tembok besar sepanjang 2400 km untuk mempertahankan diri dari serangan bangsa Barbar. Bangga akan dinasti Chin yang menjadi tonggak sejarah pendirian imperium pertama, Tembok Raksasa Cina, rintisan tulisan Chin, serta keteraturan dan ketertiban pemerintahan, orang- orang yang tinggal di negeri itu menyebut diri mereka sebagai orang-orang dari negeri Chin, sehingga ketika terjadi perjumpaan dengan negara-negara Barat, negara itu disebut sebagai China dan orangnya disebut Chinese. Sekitar abad ke-7 bangsa Tionghoa masuk ke Indonesia pada awal abad ke-7, bangsa Inggris menyebutnya sebagai Chinese overseas dan di Indonesia disebut sebagai Cina perantauan, kemudian masuk ke seluruh pelosok tanah air. Sejak abad ke-11, ratusan ribu bangsa Chin memasuki kawasan Indonesia terutama di pesisir utara pulau Jawa, pesisir selatan dan timur Sumatera, serta pesisir barat Kalimantan. Pada awal kedatangan para perantau yang disebut China baru atau singkeh ini, mereka hidup melarat karena memulai kehidupan mereka dari nol. Pola hidup mereka sangat sederhana, hidup sangat hemat, dan terkesan kikir. Hal ini masih sering dijadikan mitos atau stereotipe orang China bersifat pelit dan egois. Kemudian mereka membentuk koloni kampung Cina atau Pecinan’, sehingga dikenal istilah China menjadi populer. Misalnya untuk menyebut makanan seperti dodol Cina dan petai Cina, selain itu juga untuk menyebut tempat seperti biara Cina dan kuburan Cina. Kemudian, di kawasan perkotaan yang banyak bermukim orang Cina populer istilah Pecinan. Dalam perbauran dengan budaya lokal dikenal wayang Po Te Hi yang salah satu tokohnya disebut sebagai Puteri Cina. http:id.wikipedia.orgwikiPenggunaan_istilah_Cina,_China,_dan_Tiongkok Menghormati dan mengikuti keinginan mayoritas masyarakat Tionghoa Medan yang lebih suka memakai istilah Tionghoa, maka tesis ini menggunakan istilah Tionghoa.

2.2. Suku-suku Orang-orang Tionghoa di Indonesia.

Universitas Sumatera Utara WNI keturunan Tionghoa di Indonesia mumnya berasal dari tenggara China. Mereka termasuk suku-suku: a Hakka, b Hainan, c Hokkien, d Kantonis, e Hokchia, dan f Tiochiu. http:id.wikipedia.orgwikiTionghoa-Indonesia Daerah asal yang terkonsentrasi di pesisir tenggara ini dapat dimengerti, karena dari sejak zaman Dinasti Tang kota-kota pelabuhan di pesisir tenggara China memang telah menjadi bandar perdagangan yang ramai. Quanzhou pernah tercatat sebagai bandar pelabuhan terbesar dan tersibuk di dunia pada zaman tersebut. Sebagian besar dari orang-orang Tionghoa di Indonesia menetap di pulau Jawa. Daerah- daerah lain dimana mereka juga menetap dalam jumlah besar selain di daerah perkotaan adalah: Sumatra Utara, Bangka Belitung, Sumatra Selatan, Lampung, Lombok, Kalimantan Barat, Banjarmasin dan beberapa tempat di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara. Hakka tersebar di Aceh, Sumatra Utara, Batam, Sumatra Selatan, Bangka- Belitung, Lampung, Jawa, Kalimantan Barat, Banjarmasin, Sulawesi Selatan, Manado, Ambon dan Jayapura. Hainan tersebar di Riau Pekanbaru dan Batam, dan Manado. Suku Hokkien tersebar di Sumatra Utara, Pekanbaru, Padang, Jambi, Sumatra Selatan, Bengkulu, Jawa, Bali terutama di Denpasar dan Singaraja, Banjarmasin, Kutai, Sumbawa, Riau. Di Tangerang Banten, masyarakat Tionghoa telah menyatu dengan penduduk setempat dan mengalami pembauran lewat perkawinan, sehingga warna kulit mereka terkadang lebih gelap dari Universitas Sumatera Utara Tionghoa yang lain. Istilah buat mereka disebut Cina Benteng. Keseniannya yang masih ada disebut Cokek, sebuah tarian lawan jenis secara bersama dengan iringan paduan musik campuran Cina, Jawa, Sunda dan Melayu. Menurut penjelasan Monalisa Agustinus dalam tesisnya “Orang Tionghoa di kota Medan dalam konteks Indonesia” bahwa orang Tionghoa yang ada di Indonesia, sebenarnya terdiri dari berbagai suku bangsa etnik yang ada di negeri China. Umumnya mereka berasal dari dua provinsi yaitu Fukien dan Kwantung, yang sangat terpencil daerah-daerahnya. Menurut seorang Antropolog ternama, Puspa Vasanty, setiap imigran Tionghoa ke Indonesia membawa kebudayaan suku bangsanya masing-masing bersama dengan bahasanya. Para imigran Tionghoa yang tersebar di Indonesia ini mulai datang sekitar abad ke-16 sampai kira-kira pertengahan abad ke-19, asal dari suku bangsa Hokkian. Mereka berasal dari Provinsi Fukien bagian selatan. Daerah ini merupakan daerah yang sangat penting dalam pertumbuhan dagang orang Tionghoa ke seberang lautan. Orang Hokkian dan keturunannya telah banyak berasimilasi dengan orang Indonesia di Manggarai, Kupang, Makassar, Kendari, Sulawesi Tengah, Manado, dan Ambon. Kantonis tersebar di Jakarta, Makassar dan Manado. Hokchia tersebar di Jawa terutama di Bandung, Cirebon, Banjarmasin dan Surabaya. Tiochiu tersebar di Sumatra Utara, Riau, Sumatra Selatan, dan Kalimantan Barat khususnya di Pontianak dan Ketapang, repository.usu.ac.idbitstream...Chapter20II.pdf.

2.3. Budaya Tionghoa Tentang Orang Tua.