proses produksi. Selama proses perluasan kandang jumlah bakalan yang dibutuhkan adalah 90 ekor.
Untuk lebih jelas mengenai alat dan bahan baku yang dibutuhkan dalam proses perluasan kandang selama lima tahun dapat dilihat pada
Tabel 3. Tabel
3. Proyeksi Kebutuhan Alat dan Bahan Baku Usaha Ternak Kambing Kelompok Tani Harapan Mekar
Tahun 0 1 2 3 4 5
No Uraian Unit
1 Cangkul
2 - - 2 - - 2
Garpu 2 - - 2 - -
3 Sabit
2 - - 2 - - 4
Keranjang 2 - - 2 - -
5 Lampu
2 - 2 - 2 - 6 Bakalan
- 90 90 90 90 90 Sumber : Data Primer, 2007
Berdasarkan Tabel 3 di atas, maka dapat dilihat bahwa fasilitas berupa sarana produksi seperti cangkul, garpu, sabit, keranjang, dan
lampu dibutuhkan mulai tahun ke-0, yaitu sebelum proses produksi dijalankan. Sedangkan untuk bahan baku berupa bakalan dibutuhkan
adalah 90 ekor setiap tahunnya.
d. Tenaga Kerja
Tenaga kerja dalam usaha ternak Kelompok Tani Harapan Mekar berjumlah 4 orang. Berdasarkan hasil FGD pemilihan tenaga
kerja ini dilakukan dengan memperhatikan berbagai pertimbangan, yaitu ditekankan pada faktor tanggung jawab dan kedisiplinan. Usaha ini
dikelola dengan sistem manajemen yang sangat sederhana, sehingga lebih mudah dalam pengawasan kegiatan operasional.
Rata-rata pengelola memiliki tingkat pendidikan rendah lulus SD dan pengetahuan beternak didapatkan langsung dari pengalaman
selama ini merawat hewan ternak, sehingga proses perawatan yang dibutuhkan tidak dilakukan. Akan tetapi, pengelola yang berjumlah
empat orang ini memiliki tanggung jawab yang tinggi dan memiliki keinginan maju. Hal tersebut dapat dilihat dari keinginannya untuk
belajar tentang bagaimana cara beternak kambing yang baik, yaitu melakukan studi banding dengan peternakan yang sudah baik dan maju
di daerah Cinagara. Kekurangan yang ada pada aspek tenaga kerja ini adalah
intensitas waktu yang lebih banyak dihabiskan untuk bertani dibandingkan dengan mengelola ternak yang ada. Hal ini dapat dilihat
dari hasil teknik jadwal sehari. Dari teknik ini didapat jumlah waktu yang dihabiskan pengelola untuk beternak adalah 1,5 jam, sedangkan
jumlah waktu untuk bertani adalah 10,5 jam.
e. Koefisien Teknis
Perhitungan koefisien teknis ini dilakukan dengan menggunakan analisis regresi. Analisis ini dilakukan untuk melihat
variabel input apa yang paling berpengaruh terhadap hasil output, dan mengukur besar koefisien teknis dari variabel input tersebut.
Dalam hal ini, variabel input yang paling berpengaruh adalah pakan, sedangkan variabel output adalah bobot badan kambing.
Pemberian pakan akan dibandingkan dengan dua perlakuan, yaitu perlakuan pemberian pakan tanpa tambahan konsentrat dan dengan
tambahan konsentrat. Pemberian pakan dilakukan selama 8 bulan. Pada perlakuan pertama penambahan bobot badan diasumsikan
0,046 kg per hari atau 1,38 kg per bulan Yusuf dkk., 2001. Sedangkan pada perlakuan kedua diasumsikan penambahan bobot badan adalah
0,059 kg per hari atau 1,77 kg per bulan Sitorus dkk., 1998. Hasil dari analisis regresi perlakuan tanpa menggunakan
konsentrat menunjukkan bahwa pemberian pakan hijauan akan memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap penambahan
bobot badan. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai koefisien pakan hijauan 10 dan nilai p value 0,000. Karena nilai p value yang kurang dari 0,05
maka pakan hijauan berpengaruh signifikan terhadap peningkatan bobot badan Lampiran 3.
Hasil dari analisis regresi perlakuan dengan menggunakan konsentrat menunjukkan bahwa pemberian pakan konsentrat tidak akan
memberikan pengaruh yang signifikan jika dibandingkan dengan pakan. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai koefisien pakan konsentrat 4,56 dan
nilai p value 0,147. Karena nilai p value yang lebih besar dari 0,05, maka pakan konsentrat tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan
bobot badan. Sedangkan nilai koefisien pakan hijauan, yaitu 8,52 dengan p value 0,000 Lampiran 3.
Data tersebut menunjukkan bahwa pada perlakuan pertama, setiap penambahan pakan hijauan sebanyak 1 kg akan menyebabkan
peningkatan bobot badan 10 kg. Sedangkan pada perlakuan 2 menunjukkan penambahan pakan hijauan dan konsentrat sebanyak 1 kg
akan menyebabkan peningkatan bobot badan 8,52 dan 4,56 kg.
4.3.3. Aspek Manajemen
Dalam aspek manajemen ini hal-hal yang dianalisis antara lain tentang masalah perijinanaspek legalitas, kepemilikan, struktur organisasi
dan deskripsi pekerjaan
a. Perijinan
Usaha ternak kambing Kelompok Tani Harapan Mekar ini adalah usaha yang berbentuk kelompok. Tujuan utama dari usaha ini
sendiri bukan pada profitabilitas perseorangan melainkan lebih kepada pemberdayaan masyarakat ataupun anggota kelompok tani. Usaha ini
sangat membantu masyarakat, terutama sebagai penghasilan tambahan setiap tahunnya.
Oleh karena sifatnya yang bersifat pemberdayaan bagi masyarakat atau anggota kelompok tani yang ada, usaha ini belum
memiliki perijinan bersifat legal, seperti Surat Ijin Tempat Usaha SITU dan Surat Ijin Usaha Perdagangan SIUP, namun secara keseluruhan
kelompok tidak memiliki kendala dalam melaksanakan kegiatan usaha ternak kambing tersebut.
b. Kepemilikan
Usaha ternak kambing Kelompok Tani Harapan Mekar ini merupakan sebuah usaha yang dimiliki oleh kelompok dengan modal hasil
hibah pemerintah berupa 4 ekor sapi pada tahun 2003. Keuntungan dari penjualan kambing itu sendiri setengahnya diperuntukkan pengelola dan
setengahnya untuk menambah bakalan kambing yang ada. Oleh karena itu usaha ternak Kelompok Tani Harapan Mekar ini merupakan usaha yang
dimiliki oleh kelompok sepenuhnya dan diperuntukkan kembali untuk kelompok.
c. Struktur Organisasi