Analisis kelayakan usaha death by chocolate (DBC) & spageti restaurant kota Bogor Jawa Barat.

(1)

KOTA BOGOR, JAWA BARAT

SKRIPSI

NISHKA AULIA HEIDYNINGSIH H34066092

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009


(2)

RINGKASAN

NISHKA AULIA HEIDYNINGSIH. Analisis Kelayakan Usaha Death By Chocolate & Spageti Restaurant Kota Bogor Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor

(Di Bawah Bimbingan RATNA WINANDI)

Kebutuhan konsumsi pangan akan terus meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan pesatnya perkembangan pembangunan dan pertumbuhan jumlah penduduk, serta pada hakikatnya pangan merupakan kebutuhan dasar manusia. Faktor-faktor yang menyebabkan kebutuhan akan pangan meningkat antara lain seperti meningkatnya jumlah pendapatan, meningkatnya daya beli masyarakat dan kesadaran akan pentingnya nilai gizi suatu pangan yang dikonsumsi, salah satu usaha yang bergerak dalam bidang makanan adalah Death By Chocolate & Spageti Restaurant di Jalan Ceremai no 22 kota Bogor.

Death by Chocolate & Spageti Restaurant adalah usaha yang sudah berjalan sekitar dua tahun, merupakan jenis restoran yang menawarkan beraneka pangan snack dengan berbahan dasar cokelat dan spageti. Hingga saat ini yang terjadi pada usaha yang sedang berjalan yaitu penjualan yang mengalami keadaan berfluktuatif per bulannya dan perusahaan hingga saat ini belum menganalisis kelayakan usaha. Selain itu permasalahan yang terjadi, manajemen perusahaan belum mencapai target penjualan yang ditetapkan oleh perusahaan

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menganalisis perhitungan rugi-laba dengan melihat penjualan per bulan yang fluktuatif (2) menganalisis aspek-aspek non finansial seperti aspek pasar, teknis, manajemen dan sosial (3) menganalisis kelayakan usaha DBC & Spageti Restaurant (4) Menganalisis tingkat kepekaan kondisi kelayakan usaha terhadap perubahan-perubahan harga pada biaya dan penjualan terhadap kelayakan usaha DBC & Spageti Restaurant. Penelitian ini juga akan melihat karagaan usaha DBC & Spageti Restaurant apabila dilihat dari aspek non-finansial yaitu aspek pasar, teknis, manajemen dan aspek sosial dari perusahaan tersebut. Analisis kelayakan finansial dilakukan melalui beberapa kriteria kelayakan finansial yang bertujuan untuk menganalisa sejauh mana tingkat kelayakan usaha DBC & Spageti Restaurant. Dalam menganalisa suatu usaha, biasanya menghadapi ketidakpastian atau perubahan-perubahan yang dapat terjadi pada keadaan yang telah diperkirakan. Untuk mengatasi kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan, baik dari arus biaya maupun dari arus manfaat, maka perlu dilakukan analisis sensitivitas untuk mengetahui sampai berapa persen usaha yang dilakukan mengalami kondisi yang tidak layak, sehingga perusahaan dapat mengantisipasi perubahan-perubahan tersebut.

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitaif. Alat analisis yang digunakan adalah analisis kelayakan usaha dilihat dari kriteria NPV, Net B/C, IRR, Payback period dan Analisis sensitivitas menggunakan data yang diperoleh dari perusahaan dan menyederhanakan dalam bentuk tabulasi kemudian diolah secara komputerisasi dengan menggunakan Software Microsoft Excel dan interprestasi data secara deskriptif.

Laporan rugi-laba pada tahun 2007 manfaat bersih rata-rata perusahaan per bulan yang diperoleh sebesar Rp 22,52 juta sedangkan pada tahun 2008


(3)

mendapatkan manfaat bersih rata-rata per bulan sebesar Rp 32,90 juta penjualan mengalami peningkatan, dan mendapatkan rata-rata laba bersih untuk periode dua tahun yang meningkat

Berdasarkan kriteria kelayakan finansial pada tingkat diskonto tujuh persen diperoleh nilai NPV sebesar Rp 632,62 juta (positif) atau lebih besar dari nol, Net B/C yang dihasilkan adalah sebesar 3 nilai tersebut menunjukan bahwa setiap pengeluaran biaya sebesar Rp 1,00 satu satuan unit akan menghasilkan manfaat sebesar 3 kali dari biaya yang dikeluarkan, nilai IRR yang diperoleh yaitu sebesar 27 persen (IRR>7 persen) artinya proyek yang dilakukan oleh perusahaan memiliki tingkat pengembalian proyek terhadap investasi yang dikeluarkan sebesar 27 persen, sedangkan hasil analisis tingkat pengembalian investasi (payback period) memperlihatkan bahwa untuk memperoleh kembali nilai investasi yang telah dilakukan diperlukan waktu selama enam tahun tujuh bulan. Kriteria NPV, IRR, Net B/C Dan Payback Period kelayakan yang dilakukan, menunjukan bahwa usaha DBC & Spageti Restaurant adalah layak untuk dilaksanakan.

Hasil analisis sensitivitas diketahui perusahaan ini tidak sensitif terhadap perubahan penurunan jumlah ouput hingga tujuh persen menjadikan nilai IRR sebesar 18 persen, sedangkan nilai Net B/C sebesar 2,15 kemudian payback period Sembilan tahun empat bulan sehingga usaha ini masih layak untuk dijalankan. Peningkatan harga input hingga tujuh persen menjadikan nilai IRR sebesar 21 persen, sedangkan nilai Net B/C sebesar 2,38 kemudian payback period delapan tahun tiga bulan menjadikan usaha ini tidak sensitif terhadap perubahan kenaikan harga input. Penurunan harga output 5 persen menjadikan kelayakan tidak sensitif terhadap perubahan yang ada, karena nilai IRR sebesar 20 persen, sedangkan nilai Net B/C sebesar 2,33 kemudian payback period delapan tahun lima bulan.

Hingga saat ini perubahan yang terjadi baik dari arus biaya maupun dari arus manfaat terhadap usaha yang telah dijalankan tidak berpengaruh kepada nilai penjualan maupun laba perusahaan, oleh karena itu perusahaan harus selalu mengetahui tingkat perubahan variabel-variabel tersebut agar perusahaan dapat terus melaksanakan aktifitasnya dengan tidak merugikan. Jika hal ini tidak dilakukan maka perkembangan perusahaan menunjukan bahwa perusahaan akan menjadi tidak layak.

DBC & Spageti restaurant dapat terus melanjutkan usahanya dengan lebih memperhatikan aspek-aspek non finansial yang menjadi prioritas perusahaan, seperti kualitas akan produk agar tetap mempertahankan penjualannya dan meningkatkan kondisi jumlah produksi agar tidak mendapatkan penurunan penjualan yang cukup drastis. Lebih memperluas pemasaran dan menciptakan produk-produk baru untuk menarik minat para konsumen yang berkunjung ke DBC & Spageti restaurant dan mengantisipasi para kompetitor yang ingin membuat usaha yang sama maupun restoran pesaing lainnya.


(4)

ANALISIS KELAYAKAN USAHA

DEATH BY CHOCOLATE & SPAGETI RESTAURANT

KOTA BOGOR JAWA BARAT

NISHKA AULIA H H 34066092

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009


(5)

Judul Skripsi : Analisis Kelayakan Usaha Death By Chocolate (DBC) & Spageti Restaurant Kota Bogor Jawa Barat.

Nama Mahasiswa : Nishka Aulia Heidyningsih

NIM : H34066092

Disetujui, Pembimbing

Dr. Ir. Ratna Winandi, MS

NIP. 130.687.506

Diketahui :

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS.

NIP. 131 415 082


(6)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Kelayakan Usaha Death By Chocolate (DBC) & Spageti Restaurant Kota Bogor Jawa Barat” adalah hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Mei 2009

Nishka Aulia Heidyningsih H34066092


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Bandung, pada Tanggal 7 November 1985. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara yang lahir dari pasangan Bapak Endang Tachyat dan Ibu Yulia Hadiaty.

Pada tahun 1991 penulis menyelesaikan pendidikan formal di Taman kanak-kanak Nurani Bogor, Sekolah Dasar Negeri Pengadilan III Bogor pada Tahun 1997, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 8 Bogor pada Tahun 2000, dan Sekolah Menengah Umum Negeri 8 Bogor pada tahun 2003.

Penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Diploma III Manajemen Bisnis dan Koperasi, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2003. Tahun 2006 penulis melanjutkan ke jenjang Strata I di Program Studi Agribisnis Penyelenggaran Khusus, Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Petunjuk-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Strategi Pengembangan Usaha Pada Death By Chocolate & Spageti Restaurant Kota Bogor Jawa Barat. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.

Skripsi ini bertujuan menganalisis laporan rugi-laba perusahaan dan mengevaluasi kelayakan usaha yang tepat untuk dijalankan oleh perusahaan. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan Software Microsoft Excel dan interprestasi data secara deskriptif.

Penulis menyadari, kemungkinan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan atau dari apa yang diharapkan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik serta saran yang dapat membangun demi kesempurnaan penulis di masa yang akan datang. semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Mei 2009


(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penulisan skripsi yang berjudul Analisis Kelayakan Usaha Death By Chocolate & Spageti Restaurant Kota Bogor Jawa Barat.Penulis mendapatkan banyak saran serta kritik demi perbaikan skripsi ini, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya sebagai salah satu syarat kelulusan.

Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT, karena atas segala izin, serta keridhaan–Nyalah penulis mampu menjalankan segala kegiatan dalam rangka penyusunan laporan. 2. Keluarga Bapak Endang Tachyat (Papa, Mama, Day F, serta adik-ku

Bani) terima kasih atas dukungan baik moril maupun materil, doa serta kasih sayang dan perhatian yang telah diberikan kepada penulis

3. Dr. Ir. Ratna Winandi, MS. Sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, masukan serta waktunya kepada penulis dalam penyusunan laporan.

4. Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS selaku dosen penguji pada ujian sidang penulis yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini.

5. Dra yusalina, Ms yang telah menjadi pembimbing akademik dan seluruh dosen dan staff Departemen agribisnis.

6. Bapak Harsono selaku Supervisor DBC & Spageti Restaurant, yang telah memberikan bimbingan, arahan serta nasehat-nasehat yang sangat bermanfaat kepada penulis selama berada di tempat praktek kerja. Beserta seluruh karyawan DBC & Spageti Restaurant.

7. Rekan-rekan AGB angkatan I serta semua pihak yang telah membantu dalam proses praktek kerja penulis, serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas bantuannya.

Bogor, Mei 2009


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... . iii

DAFTAR GAMBAR ... . iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... . 1

1.2. Perumusan Masalah ... . 3

1.3. Tujuan ... . 7

1.4. Kegunaan Penelitian ... . 7

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... . 8

II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1. Definisi Restoran ... 9

2.1.1. Jenis-jenis Restoran ... . 10

2.1.2. Klasifikasi Restoran ... . 12

2.2. Cokelat ... 12

2.3. Spageti ... 14

2.4. Penelitian Terdahulu ... 14

2.5. Perbedaan dan Persamaan dengan Penelitian Sebelumnya ... 17

III KERANGKA PEMIKIRAN ... . 19

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ... . 19

3.1.1. Analisis Biaya Manfaat ... 19

3.1.2. Studi Kelayakan proyek ... 20

3.1.3. Aspek-aspek Kelayakan Usaha ... 21

3.1.3.1. Aspek Pasar ... 22

3.1.3.2. Aspek Teknis ... . 22

3.1.3.3. Aspek Manajemen ... . 22

3.1.3.4. Aspek Sosial ... . 23

3.1.3.5. Aspek Finansial ... . 23

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ... . 27

IV METODE PENELITIAN ... 30

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

4.2. Data dan Instrumentasi ... 30

4.3. Pengolahan dan analisis Data ... 31

4.3.1. Analisis Kelayakan Usaha ... 32

4.3.1.1. Analisis Aspek Pasar ... 33

4.3.1.2. Analisis Aspek Teknis ... 33

4.3.1.3. Analisis Aspek Manajemen ... 33

4.3.1.4. Analisis Aspek Sosial ... 34

4.3.1.5. Analisis Aspek Finansial ... 34

4.3.1.6. Analisis Sensitivitas ... 37


(11)

KOTA BOGOR, JAWA BARAT

SKRIPSI

NISHKA AULIA HEIDYNINGSIH H34066092

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009


(12)

RINGKASAN

NISHKA AULIA HEIDYNINGSIH. Analisis Kelayakan Usaha Death By Chocolate & Spageti Restaurant Kota Bogor Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor

(Di Bawah Bimbingan RATNA WINANDI)

Kebutuhan konsumsi pangan akan terus meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan pesatnya perkembangan pembangunan dan pertumbuhan jumlah penduduk, serta pada hakikatnya pangan merupakan kebutuhan dasar manusia. Faktor-faktor yang menyebabkan kebutuhan akan pangan meningkat antara lain seperti meningkatnya jumlah pendapatan, meningkatnya daya beli masyarakat dan kesadaran akan pentingnya nilai gizi suatu pangan yang dikonsumsi, salah satu usaha yang bergerak dalam bidang makanan adalah Death By Chocolate & Spageti Restaurant di Jalan Ceremai no 22 kota Bogor.

Death by Chocolate & Spageti Restaurant adalah usaha yang sudah berjalan sekitar dua tahun, merupakan jenis restoran yang menawarkan beraneka pangan snack dengan berbahan dasar cokelat dan spageti. Hingga saat ini yang terjadi pada usaha yang sedang berjalan yaitu penjualan yang mengalami keadaan berfluktuatif per bulannya dan perusahaan hingga saat ini belum menganalisis kelayakan usaha. Selain itu permasalahan yang terjadi, manajemen perusahaan belum mencapai target penjualan yang ditetapkan oleh perusahaan

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menganalisis perhitungan rugi-laba dengan melihat penjualan per bulan yang fluktuatif (2) menganalisis aspek-aspek non finansial seperti aspek pasar, teknis, manajemen dan sosial (3) menganalisis kelayakan usaha DBC & Spageti Restaurant (4) Menganalisis tingkat kepekaan kondisi kelayakan usaha terhadap perubahan-perubahan harga pada biaya dan penjualan terhadap kelayakan usaha DBC & Spageti Restaurant. Penelitian ini juga akan melihat karagaan usaha DBC & Spageti Restaurant apabila dilihat dari aspek non-finansial yaitu aspek pasar, teknis, manajemen dan aspek sosial dari perusahaan tersebut. Analisis kelayakan finansial dilakukan melalui beberapa kriteria kelayakan finansial yang bertujuan untuk menganalisa sejauh mana tingkat kelayakan usaha DBC & Spageti Restaurant. Dalam menganalisa suatu usaha, biasanya menghadapi ketidakpastian atau perubahan-perubahan yang dapat terjadi pada keadaan yang telah diperkirakan. Untuk mengatasi kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan, baik dari arus biaya maupun dari arus manfaat, maka perlu dilakukan analisis sensitivitas untuk mengetahui sampai berapa persen usaha yang dilakukan mengalami kondisi yang tidak layak, sehingga perusahaan dapat mengantisipasi perubahan-perubahan tersebut.

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitaif. Alat analisis yang digunakan adalah analisis kelayakan usaha dilihat dari kriteria NPV, Net B/C, IRR, Payback period dan Analisis sensitivitas menggunakan data yang diperoleh dari perusahaan dan menyederhanakan dalam bentuk tabulasi kemudian diolah secara komputerisasi dengan menggunakan Software Microsoft Excel dan interprestasi data secara deskriptif.

Laporan rugi-laba pada tahun 2007 manfaat bersih rata-rata perusahaan per bulan yang diperoleh sebesar Rp 22,52 juta sedangkan pada tahun 2008


(13)

mendapatkan manfaat bersih rata-rata per bulan sebesar Rp 32,90 juta penjualan mengalami peningkatan, dan mendapatkan rata-rata laba bersih untuk periode dua tahun yang meningkat

Berdasarkan kriteria kelayakan finansial pada tingkat diskonto tujuh persen diperoleh nilai NPV sebesar Rp 632,62 juta (positif) atau lebih besar dari nol, Net B/C yang dihasilkan adalah sebesar 3 nilai tersebut menunjukan bahwa setiap pengeluaran biaya sebesar Rp 1,00 satu satuan unit akan menghasilkan manfaat sebesar 3 kali dari biaya yang dikeluarkan, nilai IRR yang diperoleh yaitu sebesar 27 persen (IRR>7 persen) artinya proyek yang dilakukan oleh perusahaan memiliki tingkat pengembalian proyek terhadap investasi yang dikeluarkan sebesar 27 persen, sedangkan hasil analisis tingkat pengembalian investasi (payback period) memperlihatkan bahwa untuk memperoleh kembali nilai investasi yang telah dilakukan diperlukan waktu selama enam tahun tujuh bulan. Kriteria NPV, IRR, Net B/C Dan Payback Period kelayakan yang dilakukan, menunjukan bahwa usaha DBC & Spageti Restaurant adalah layak untuk dilaksanakan.

Hasil analisis sensitivitas diketahui perusahaan ini tidak sensitif terhadap perubahan penurunan jumlah ouput hingga tujuh persen menjadikan nilai IRR sebesar 18 persen, sedangkan nilai Net B/C sebesar 2,15 kemudian payback period Sembilan tahun empat bulan sehingga usaha ini masih layak untuk dijalankan. Peningkatan harga input hingga tujuh persen menjadikan nilai IRR sebesar 21 persen, sedangkan nilai Net B/C sebesar 2,38 kemudian payback period delapan tahun tiga bulan menjadikan usaha ini tidak sensitif terhadap perubahan kenaikan harga input. Penurunan harga output 5 persen menjadikan kelayakan tidak sensitif terhadap perubahan yang ada, karena nilai IRR sebesar 20 persen, sedangkan nilai Net B/C sebesar 2,33 kemudian payback period delapan tahun lima bulan.

Hingga saat ini perubahan yang terjadi baik dari arus biaya maupun dari arus manfaat terhadap usaha yang telah dijalankan tidak berpengaruh kepada nilai penjualan maupun laba perusahaan, oleh karena itu perusahaan harus selalu mengetahui tingkat perubahan variabel-variabel tersebut agar perusahaan dapat terus melaksanakan aktifitasnya dengan tidak merugikan. Jika hal ini tidak dilakukan maka perkembangan perusahaan menunjukan bahwa perusahaan akan menjadi tidak layak.

DBC & Spageti restaurant dapat terus melanjutkan usahanya dengan lebih memperhatikan aspek-aspek non finansial yang menjadi prioritas perusahaan, seperti kualitas akan produk agar tetap mempertahankan penjualannya dan meningkatkan kondisi jumlah produksi agar tidak mendapatkan penurunan penjualan yang cukup drastis. Lebih memperluas pemasaran dan menciptakan produk-produk baru untuk menarik minat para konsumen yang berkunjung ke DBC & Spageti restaurant dan mengantisipasi para kompetitor yang ingin membuat usaha yang sama maupun restoran pesaing lainnya.


(14)

ANALISIS KELAYAKAN USAHA

DEATH BY CHOCOLATE & SPAGETI RESTAURANT

KOTA BOGOR JAWA BARAT

NISHKA AULIA H H 34066092

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009


(15)

Judul Skripsi : Analisis Kelayakan Usaha Death By Chocolate (DBC) & Spageti Restaurant Kota Bogor Jawa Barat.

Nama Mahasiswa : Nishka Aulia Heidyningsih

NIM : H34066092

Disetujui, Pembimbing

Dr. Ir. Ratna Winandi, MS

NIP. 130.687.506

Diketahui :

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS.

NIP. 131 415 082


(16)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Kelayakan Usaha Death By Chocolate (DBC) & Spageti Restaurant Kota Bogor Jawa Barat” adalah hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Mei 2009

Nishka Aulia Heidyningsih H34066092


(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Bandung, pada Tanggal 7 November 1985. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara yang lahir dari pasangan Bapak Endang Tachyat dan Ibu Yulia Hadiaty.

Pada tahun 1991 penulis menyelesaikan pendidikan formal di Taman kanak-kanak Nurani Bogor, Sekolah Dasar Negeri Pengadilan III Bogor pada Tahun 1997, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 8 Bogor pada Tahun 2000, dan Sekolah Menengah Umum Negeri 8 Bogor pada tahun 2003.

Penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Diploma III Manajemen Bisnis dan Koperasi, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2003. Tahun 2006 penulis melanjutkan ke jenjang Strata I di Program Studi Agribisnis Penyelenggaran Khusus, Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.


(18)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Petunjuk-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Strategi Pengembangan Usaha Pada Death By Chocolate & Spageti Restaurant Kota Bogor Jawa Barat. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.

Skripsi ini bertujuan menganalisis laporan rugi-laba perusahaan dan mengevaluasi kelayakan usaha yang tepat untuk dijalankan oleh perusahaan. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan Software Microsoft Excel dan interprestasi data secara deskriptif.

Penulis menyadari, kemungkinan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan atau dari apa yang diharapkan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik serta saran yang dapat membangun demi kesempurnaan penulis di masa yang akan datang. semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Mei 2009


(19)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penulisan skripsi yang berjudul Analisis Kelayakan Usaha Death By Chocolate & Spageti Restaurant Kota Bogor Jawa Barat.Penulis mendapatkan banyak saran serta kritik demi perbaikan skripsi ini, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya sebagai salah satu syarat kelulusan.

Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT, karena atas segala izin, serta keridhaan–Nyalah penulis mampu menjalankan segala kegiatan dalam rangka penyusunan laporan. 2. Keluarga Bapak Endang Tachyat (Papa, Mama, Day F, serta adik-ku

Bani) terima kasih atas dukungan baik moril maupun materil, doa serta kasih sayang dan perhatian yang telah diberikan kepada penulis

3. Dr. Ir. Ratna Winandi, MS. Sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, masukan serta waktunya kepada penulis dalam penyusunan laporan.

4. Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS selaku dosen penguji pada ujian sidang penulis yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini.

5. Dra yusalina, Ms yang telah menjadi pembimbing akademik dan seluruh dosen dan staff Departemen agribisnis.

6. Bapak Harsono selaku Supervisor DBC & Spageti Restaurant, yang telah memberikan bimbingan, arahan serta nasehat-nasehat yang sangat bermanfaat kepada penulis selama berada di tempat praktek kerja. Beserta seluruh karyawan DBC & Spageti Restaurant.

7. Rekan-rekan AGB angkatan I serta semua pihak yang telah membantu dalam proses praktek kerja penulis, serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas bantuannya.

Bogor, Mei 2009


(20)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... . iii

DAFTAR GAMBAR ... . iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... . 1

1.2. Perumusan Masalah ... . 3

1.3. Tujuan ... . 7

1.4. Kegunaan Penelitian ... . 7

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... . 8

II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1. Definisi Restoran ... 9

2.1.1. Jenis-jenis Restoran ... . 10

2.1.2. Klasifikasi Restoran ... . 12

2.2. Cokelat ... 12

2.3. Spageti ... 14

2.4. Penelitian Terdahulu ... 14

2.5. Perbedaan dan Persamaan dengan Penelitian Sebelumnya ... 17

III KERANGKA PEMIKIRAN ... . 19

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ... . 19

3.1.1. Analisis Biaya Manfaat ... 19

3.1.2. Studi Kelayakan proyek ... 20

3.1.3. Aspek-aspek Kelayakan Usaha ... 21

3.1.3.1. Aspek Pasar ... 22

3.1.3.2. Aspek Teknis ... . 22

3.1.3.3. Aspek Manajemen ... . 22

3.1.3.4. Aspek Sosial ... . 23

3.1.3.5. Aspek Finansial ... . 23

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ... . 27

IV METODE PENELITIAN ... 30

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

4.2. Data dan Instrumentasi ... 30

4.3. Pengolahan dan analisis Data ... 31

4.3.1. Analisis Kelayakan Usaha ... 32

4.3.1.1. Analisis Aspek Pasar ... 33

4.3.1.2. Analisis Aspek Teknis ... 33

4.3.1.3. Analisis Aspek Manajemen ... 33

4.3.1.4. Analisis Aspek Sosial ... 34

4.3.1.5. Analisis Aspek Finansial ... 34

4.3.1.6. Analisis Sensitivitas ... 37


(21)

V DESKRIPSI PERUSAHAAN ... 39

5.1. Sejarah dan Perkembangan DBC & Spageti Restaurant ... 39

5.1.2. Tujuan Perusahaan ... 40

5.2. Sumber Daya Perusahaan ... ... 41

5.2.1. Sumber Daya Fisik ... 41

5.2.2. Sumber Daya Manusia ... 42

5.3. Permodalan ... ... 43

5.4. Bahan Baku ... 44

VI ANALISIS KELAYAKAN ASPEK PASAR, TEKNIS, MANAJEMEN DAN ASPEK SOSIAL ... 45

6.1. Aspek Pasar ... 45

6.1.2. permintaan ... ... 45

6.1.3. Penawaran .. ... 46

6.1.4. Strategi Pemasaran ... 47

6.2. Aspek Teknis ... 48

6.2.1. Lokasi Proyek ... 48

6.2.2. Proses Produksi ... 50

6.2.3. Hasil Analisis Aspek Teknis ... 52

6.3. Aspek Manajemen ... 53

6.3.1. Hasil Analisis Aspek Manajemen ... 55

6.4. Aspek Sosial... 55

6.4.1. Hasil Analisis Aspek Sosial ... 56

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL ... 57

7.1 Analisis Rugi-laba ... 57

7.2 Aspek Finansial Usaha DBC & Spageti Restaurant .. ... 58

7.2.1. Arus Tunai ... 59

7.2.1.1. Arus Penerimaan ... 59

7.2.1.2. Arus Pengeluaran ... 63

7.2.2. Analisis Kriteria Kelayakan Finansial... 68

7.2.3. Analisis Sensitivitas ... 69

VIII KESIMPULAN DAN SARAN ... 71

8.2. Kesimpulan ... 71

8.2. Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 73


(22)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Perkembangan Jumlah Restoran Di Kota Bogor Tahun

2004-2008.. ... 2 2. Data Penjualan produk DBC & SpagetiRestaurant (per bulan)

Tahun 2007-2008... ... 5 3. Jenis dan Sumber Data Penelitan ... 31 4. Karakteristik karyawan DBC & Spageti Restaurant berdasarkan

umur dan pendidikan terakhir tahun 2008... ... 42 5. Divisi dan Jumlah Karyawan DBC & Spageti Restaurant ... 49 6. Data Laporan Rugi-laba Perusahaan tahun 2007... 57 7. Data Laporan Rugi-laba Perusahaan tahun 2008... 58 8. Produksi Kelayakan Usaha DBC & SpagetiRestaurant... 60 9. Penjualan Kelayakan Usaha DBC & SpagetiRestaurant... 61 10. Komponen Biaya Investasi Kelayakan Usaha DBC & Spageti

Restaurant... 64 11. Biaya reinvestasi Usaha DBC & Spageti restaurant... 66 12. Biaya Operasional Usaha DBC & Spageti Restaurant... 67 13. Tarif Pajak Penghasilan Usaha... 68 14. Hasil kelayakan Finansial DBC & Spageti Restaurant... 68 15. Hasil Analisis Sensitivitas DBC & Spageti Restaurant... 70


(23)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Grafik Perkembangan Penjualan Satu Tahun Terakhir

Tahun 2008.. ... 6 2. Kerangka Pemikiran Operasional... 29 3. Data Potensi Permintaan Pasar Tahun 2007-2008... 45

4. Proses Produksi Death by Chocolate ………. ... 51

5. Proses Produksi frittata dan Spageti ... 52 6. Struktur Organisasi dari DBC & Spageti Restaurant


(24)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Perhitungan Produksi Usaha DBC & Spageti Restaurant ... 75

2. Perhitungan penjualan……….. 78

3. Perbandingan GAP Total Produksi dengan penjualan

Tahun 2006-2007……….. 81

4. Target Penjualan Perusahaan Tahun 2007……… .. 82

5. Perhitungan Harga Rata-rata Produk……… 84

6. Perhitungan Biaya Operasional……… 88

7. Perhitungan Arus Tunai (cashflow) usaha

DBC & Spageti restaurant... ... 90 8. Perhitungan Analisis Sensitivitas Akibat Penurunan jumlah

Output sebesar 7 persen………... ... 92

9. Perhitungan Analisis Sensitivitas Akibat Kenaikan harga

Input sebesar 7 persen………... ... 94

10. Perhitungan Analisis Sensitivitas Akibat Penurunan harga

Output sebesar 5 persen……… 96

11. layout DBC & Spageti Restaurant……… 98

12. Gambar Produk-Produk Death By Chocolate

& Spageti Restaurant... 99

13. Daftar menu dan harga produk………. 100


(25)

I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Indonesia sebagai negara kepulauan berada didaerah iklim tropis yang kaya akan sumber daya alam, baik nabati maupun hewani. Pembangunan yang selama ini dilakukan oleh pemerintah Indonesia, menunjukan adanya pertumbuhan ekonomi nasional yang mencerminkan adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat sehingga dapat mempengaruhi pola konsumsi terhadap pemenuhan kebutuhan pangan.

Kebutuhan konsumsi pangan akan terus meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan pesatnya perkembangan pembangunan dan pertumbuhan jumlah penduduk, serta pada hakikatnya pangan merupakan kebutuhan dasar manusia. Faktor-faktor yang menyebabkan kebutuhan akan pangan meningkat antara lain seperti meningkatnya jumlah pendapatan, meningkatnya daya beli masyarakat dan kesadaran akan pentingnya nilai gizi suatu pangan yang dikonsumsi.

Bogor adalah salah satu tempat pariwisata atau transit bagi para wisatawan asing maupun lokal, kunjungan wisatawan dapat mendukung pertumbuhan usaha-usaha yang menunjang sektor pariwisata. Usaha yang dapat menunjang sektor pariwisata diantaranya hotel, pusat perbelanjaan, perawatan tubuh, restoran. Di daerah perkotaan, masyarakat banyak yang bekerja di perkantoran sehingga biasanya mereka tidak memiliki waktu yang cukup luang untuk menyiapkan makanan atau sekedar snack untuk sarapan, karena tingkat mobilitas mereka yang tinggi. Selain itu peningkatan pendapatan, pendidikan serta kemudahan dalam memperoleh informasi, menjadikan masyarakat yang hidup di daerah perkotaan menyukai segala sesuatu untuk dikonsumsi yang terbilang baru.

Masyarakat yang hidup di daerah perkotaan menganggap restoran bukan hanya sebagai tempat untuk makan saja, tetapi juga sebagai tempat berbincang dengan teman lama, bertemu dengan partner kerja dan tempat beristirahat Hal tersebut yang menyebabkan meningkatnya jumlah restoran di kota Bogor. Perkembangan jumlah restoran dapat dilihat pada Tabel 1.


(26)

Tabel 1. Perkembangan Jumlah Restoran dan Rumah Makan di Kota Bogor Tahun 2004-2008

Tahun Restoran Rumah Makan

2004 64 124

2005 86 136

2006 91 157

2007 93 176

2008 88 123

Sumber : Dinas Informasi Pariwisata & Kebudayaan Kota Bogor (2008)

Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa jumlah restoran di kota Bogor setiap tahunnya mengalami peningkatan. Namun pada tahun 2008 jumlah restoran dan rumah makan di kota Bogor mengalami penurunan, karena ada sebagian restoran dan rumah makan yang mengalami gulung tikar. Perkembangan yang terjadi beberapa tahun terakhir mengindikasikan bahwa berwirausaha di bidang makanan merupakan salah satu peluang bisnis yang cukup berpotensial dan memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan, terutama di kota Bogor.

Restoran pada umumnya sudah dikenal dan menjadi suatu hal yang biasa bagi masyarakat, biasanya menyediakan makanan siap santap dari mulai makanan pembuka hingga makanan penutup. Saat ini restoran yang menjual hanya makanan penutup (dessert) saja, merupakan suatu peluang baru dalam dunia bisnis makanan sehingga menjadi pusat perhatian bagi calon pembeli. Salah satu dessert yang menjadi perhatian konsumen dari mulai anak kecil hingga dewasa ialah produk olahan dari cokelat.

Keunikan yang terdapat pada restoran ini dikarenakan menawarkan menu (dessert) saja yang tidak biasa pada restoran-restoran lain, seperti adanya menu dengan berbahan dasar utama cokelat dan spageti yang menarik perhatian para konsumen walaupun ada beberapa menu lainnya seperti nasi goreng dan ketupat santan. Selain itu pangan yang berbahan dasar sebagian besar dari cokelat, memiliki kelebihan tidak cepat rusak awet untuk disimpan lama. Biji coklat mengandung lemak 31 persen, karbohidrat 14 persen dan protein 9 persen, protein cokelat kaya akan asam amino triptofan, fenilalanin, dan tyrosin. Meski coklat


(27)

mengandung lemak tinggi namun relatif tidak mudah tengik karena coklat juga mengandung polifenol 6 persen yang berfungsi sebagai antioksi dan pencegah ketengikan2.

Death by Chocolate & Spageti Restaurant merupakan jenis restoran yang menawarkan beraneka makanan dengan berbahan dasar cokelat dan spageti. Permasalahan yang dialami pada perusahaan adalah manajemen tidak memenuhi target penjualan yang ingin dicapai oleh perusahaan dan belum melakukan perhitungan keuangan pada nilai penjualan secara terperinci, tetapi perhitungan yang dilakukan perusahaan hingga saat ini hanya secara sederhana seperti perhitungan hasil pendapatan yang dilakukan setiap bulan saja tanpa memperhitungkan kelayakan dari usaha yang sedang dijalankan.

Selain itu masalah yang terjadi restoran ini memiliki pesaing lain yang serupa yaitu toko kue dan roti seperti rumah cokelat yang menghasilkan produk subtitusi dari produk-produk yang ditawarkan di Death By Chocolate & Spageti Restaurant dan restoran-restoran yang meyajikan menu spageti. Akan tetapi perbedaannya pada restoran DBC & Spageti ini tidak hanya menawarkan produk dengan berbahan baku cokelat saja tetapi banyak variasi produk lainnya untuk menambah daftar menu, berbeda dengan rumah cokelat yang hanya menyediakan kue-kue cokelat ataupun produk dengan olahan cokelat saja.

1.2. Perumusan Masalah

Restoran yang terletak di Jalan Ceremai No 22 kota Bogor, yaitu Death by Chocolate & Spageti menawarkan berbagai menu dengan berbahan dasar cokelat dan spageti. Restoran ini bisa dikatakan terbilang baru karena didirikan pada tanggal 18 Agustus 2006. Restoran ini merupakan salah satu unit bisnis usaha yang dimiliki oleh Apple Pie Group (APG) seperti Pia Apple Pie (PAP), Macaroni Panggang (MP) yang diprakarsai oleh Ibu Baby Ahnan, Ibu Tintin Kuraesin dan Ibu Susi Gunadi.

Salah satu keunggulan dari DBC & Spageti Restaurant adalah salah satu produk yang bernama Death by Chocolate (DBC), jenis pangan tersebut berupa


(28)

kue yang sebagian besar berbahan dasar cokelat dengan berbentuk kuburan oval. Meskipun produk cokelat tergolong ke dalam makanan yang cukup mahal, namun orang tetap mengkonsumsi produk olahan cokelat karena rasanya yang lezat dan bergizi, sehingga produk olahan cokelat ini masih sangat diminati oleh masyarakat.

Pasar sasaran yang diterapkan oleh restoran ini memilih pasar dengan golongan ekonomi menengah-atas. Untuk produk DBC & Spageti Restaurant terdapat tiga menu utama yang diminati yaitu DBC, Frittata dan spageti, ditunjukan dengan harga yang ditetapkan untuk produk DBC Rp 35.000,00; untuk Frittata Rp 24.000,00; sedangkan Spageti Rp 33.000,00; Selain itu DBC memiliki produk lain seperti Flower by Chocolate, Chocolate Stick dan cokelat berbentuk telur khusus untuk Hari Raya Paskah.

Tabel 2. Data Penjualan Produk DBC & Spagheti Restaurant (per bulan) Tahun 2007-2008

No Bulan Penjualan

Tahun 2007

Penjualan Tahun 2008

1 Januari 28,000,200 44,000,000

2 Februari 32,000,200 46,020,000

3 Maret 31,050,000 43,020,000

4 April 25,360,000 38,050,000

5 Mei 30,000,000 42,020,000

6 Juni 29,050,000 41,000,650

7 Juli 31,033,000 43,032,000

8 Agustus 28,000,020 40,020,000

9 September 30,066,000 43,016,000

10 Oktober 31,055,000 44,050,600

11 November 32,020,000 45,036,600

12 Desember 33,080,000 46,106,600

Rata-rata Penjualan per bulan 30,059,535 42,947,704

Sumber : DBC & SpagetiRestaurant (2007-2008)

Death by Chocolate & Spageti Restaurant adalah usaha yang sudah berjalan sekitar dua tahun, merupakan jenis restoran yang menawarkan beraneka pangan dengan berbahan dasar cokelat dan spageti. Hingga saat ini data pada


(29)

Tabel 2 yang terjadi yaitu mengalami keadaan penjualan yang meningkat dua tahun terakhir dari tahun 2007-2008.

Tabel 2 menunjukan bahwa penjualan DBC & SpagetiRestaurant dengan nilai rata-rata penjualan tahun 2008 Rp 42.947.704,00. Data perkembangan penjualan dapat dilihat adanya penjualan produk yang fluktuatif dari awal Januari 2008 hingga periode akhir Desember 2008 berdasarkan data produksi satu tahun terakhir tercantum pada Lampiran 2. Keadaan yang terlihat dari data penjualan terjadi kenaikan penjualan jika di hari raya seperti di bulan Desember dan Februari. Akan tetapi pada bulan biasa dengan tidak adanya perayaan hari raya atau hari libur panjang penjualan usaha ini cenderung menurun, seperti terlihat pada bulan April 2008 penjualan hanya sebesar Rp 38.050.000,00. Grafik perkembangan penjualan dapat dilihat pada Gambar 1.

0 5000000 10000000 15000000 20000000 25000000 30000000 35000000 40000000 45000000 50000000

Penjualan (Rp)

2008 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Gambar 1. Grafik Perkembangan Penjualan Satu Tahun Terakhir

Sumber: DBC & SpagetiRestaurant 2008

Gambar 1 mengenai grafik perkembangan mengacu pada data di Tabel 3. Terlihat bagaimana perusahaan ini mengalami grafik yang fluktuatif, terlihat pada bulan Februari penjulan naik dikarenakan para remaja atau anak muda yang


(30)

merayakan valentine yang biasanya memberi kepada pasangannya hadiah yaitu cokelat, selain itu terlihat pada bulan Desember perayaan natal sehingga usaha DBC & Spageti restaurant mengalami nilai penjualan yang meningkat. Berbeda jika dibandingkan dengan bulan biasa tanpa adanya hari raya atau perayaan seperti bulan April terlihat penjualan yang menurun, sehingga dapat dikatakan penjualan DBC & Spageti restaurant sangat tergantung kepada hari raya besar atau perayaan.

Permasalahan yang terjadi pada DBC & Spageti restaurant walaupun terjadinya peningkatan penjualan dari tahun 2007-2008 yang cukup baik, tetapi manajemen perusahaan belum memenuhi target penjualan optimal yang ingin dicapai oleh perusahaan. Pendapatan pada tahun 2008 dalam setahun hanya mencapai penjualan sebesar Rp 515.376.000,00 seharusnya target yang ingin dicapai oleh perusahaan sebesar Rp 667.200.000,00. Target penjualan perusahaan DBC dapat dilihat pada Lampiran 4.

Melihat kondisi yang telah dijelaskan, yaitu usaha yang belum mencapai target penjualan yang ditetapkan oleh manajemen perusahaan dan faktor lainnya dengan kondisi adanya persaingan dengan jenis restoran yang sama. Penelitian ini diarahkan untuk menganalisis mengevaluasi analisis kelayakan usaha yang belum mencapai target penjualan apakah menguntungkan dan layak untuk diteruskan. Dengan demikian pihak manajemen perusahaan dapat mengambil segala keputusan yang tepat.

Berdasarkan uraian di atas, perumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana perhitungan laporan rugi-laba perusahaan ?

2. Bagaimana mengevaluasi usaha dengan melihat Aspek-aspek non finansial seperti Aspek Pasar, Teknis, Manajemen dan Sosial?


(31)

4. Bagaimana perubahan-perubahan yang terjadi pada biaya dan penjualan terhadap kelayakan usaha DBC & Spageti Restaurant dengan menggunakan analisis sensitivitas?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah :

1. Menganalisis Laporan rugi-laba perusahaan.

2. Menganalisis Aspek-aspek non finansial seperti Aspek Pasar, Teknis, Manajemen dan Sosial.

3. Menganalisis kelayakan usaha DBC & Spageti Restaurant dilihat dari aspek finansial.

4. Menganalisis tingkat kepekaan kondisi kelayakan usaha terhadap perubahan-perubahan harga pada biaya dan penjualan yang akan dilakukan.

1.4. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi DBC & Spageti Restaurant sebagai bahan pertimbangan dalam pengusahaan restoran cokelat dan Spageti. Manfaat bagi peneliti yaitu dapat memberikan kesempatan untuk belajar dan menambah pengalaman serta media penerapan ilmu yang didapatkan di bangku kuliah. Bagi pembaca, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan informasi mengenai studi kelayakan usaha restoran dan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

DBC & SpagetiRestaurant memproduksi berbagai menu dengan berbahan dasar cokelat. Penelitian ini terbatas kepada bagaimana usaha DBC & Spageti Restaurant yang sekarang sedang berjalan dua tahun apakah sudah layak untuk diusahakan. Kriteria kelayakan usaha yang digunakan hanya Net Present Value (NPV), Internal Rata Return (IRR), Gross Benefit-Cost Ratio (Gross B/C), Payback Period (PBP) atau masa pengembalian Investasi (MPI) dan analisis


(32)

sensitivitas. Kelima kriteria tersebut lebih umum dipakai dan dapat dipertanggungjawabkan untuk penggunaan tertentu (Kadariah et.al,1976).


(33)

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi restoran

Asal kata restoran adalah restaurer dari bahasa perancis yang berarti ”tempat untuk menyediakan makanan”. Ragam makanan yang lengkap mencakup makanan pembuka, utama dan makanan penutup atau sering disebut dengan makanan pencuci mulut. Jenis usaha restoran merupakan penyedia ragam makanan yang lengkap serta merupakan kegiatan yang berskala besar dan kompleks, biasanya memiliki jenis makanan yang dihidangkan lebih bervariasi sehingga pelanggan dapat dengan leluasa memilih dan menikmati makanan yang dikehendakinya (Moehyi, 1992).

Restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang terorganisasi secara komersil, yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua tamunya baik berupa makanan maupun minuman (Marsum, 2003). Restoran berarti suatu usaha untuk mendapatkan penghasilan, maka disini peran pengelola harus dapat membuat semua para pengunjung senang dan puas sehingga mereka selalu berkeinginan untuk menjadi pelanggan restoran. Tujuan operasi restoran adalah untuk mencari keuntungan dan membuat pus para tamu yang berkunjung (Atmodjo, 2005).

Restoran merupakan industri pangan yang bergerak dalam pengolahan dan penyajian makanan siap santap, menempati sebagian atau seluruh bangunan permanen yang dilengkapi peralatan dan perlengkapan proses pembuatan, penyimpanan, penyajian dan penjualan bagi umum (Simatupang, 2004). Definisi lain mengenai restoran mencakup kegiatan usaha yang menyediakan makanan dan minuman jadi, pada umumnya dikonsumsi di tempat penjualan. Kegiatan yang termasuk ke dalam restoran seperti bar, kantin warung, rumah makan, katering dan lain-lain3.


(34)

2.1.1 Jenis- jenis Restoran

Torsina (2000) membagi sepuluh jenis restoran orisinil3. Terbagi ke dalam beberapa jenis yang disesuaikan dengan target segmen pasar sasaran, tujuan utama, dekorasi tempat, lokasi, serta jenis makanan maupun minuman yang ditawarkan yaitu :

1) FamilyConventional

Restoran tradisi untuk keluarga yang lebih mementingkan rasa makanan, suasana dan harga yang bersahabat. Restoran ini menyediakan pelayanan dan dekorasi yang terlihat biasa-biasa saja tidak terlalu ramai.

2) FastFood

Restoran jenis ini erat kaitannya dengan eat-in (makan di restoran) dan take-out (dibungkus untuk makan di luar restoran). Restoran ini lebih mengutamakan menu siap atau segera tersedia, jenis menu yang ditawarkan relatif terbatas, dekorasi tempat dengan warna-warna utama dan terang, harga yang ditawarkan relatif tidak mahal dan lebih mengutamakan banyak pelanggan.

3) Kafetaria

Restoran jenis ini terdapat di dalam gedung-gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, sekolah dan pabrik-pabrik. Menu seperti di rumah yang agak terbatas dan biasa berganti-ganti menurut hari, harga murah sesuai dengan target konsumen di lingkungan berada.

4) Gourment

Restoran yang berkelas dengan suasana yang sangat nyaman dan dekorasi ruangan yang artistik. Ditujukan pada mereka yang menuntut standar penyajian yang tinggi dan bergengsi, disamping menyajikan makanan restoran ini juga menyediakan minuman seperti wines dan liquors, biasanya restoran ini membidik target pasar dengan standar prestice yang tinggi.


(35)

3

www. Google. Com. Torsina 2000. Jenis restoran. 11 Agustus 2008

5) Etnic

Menyajikan masakan dari daerah (suku atau negara) yang spesifik, misalnya masakan Jawa Timur,Padang, Manado, India, Cina dan lain-lain. Dekorasi biasanya disesuaikan etnik yang bersangkutan bahkan termasuk seragam para karyawannya.

6) Buffet

Ciri utamanya adalah berlaku satu harga untuk makan sepuasnya berbagai jenis menu makanan yang disajkan oleh buffet tersebut. Peragaan dan display makanan sangat penting untuk promosi, karena langsung menjual produk makanannya.

7) CoffeeShop

Jenis ini ditandai dengan pelayanan secara cepat pergantian tempat duduk. Pelayanan pesanan makanan yang cepat, lokasi dan tempat utama di gedung perkantoran, pabrik-pabrik dan pusat perbelanjaan. Banyak seating menempati counter service untuk menekan suasana informal

8) Snack Bar

Restoran ini ditunjukan untuk orang-orang yang ingin jajanan dan makanan kecil. Banyak menawarkan pesanan take-out. Dekorasi tempat sederhana serta ukuran kecil hanya untuk beberapa orang.

9) Drive indrive thru or parking

Para pembeli yang memakai mobil dan tidak perlu turun dari mobilnya. Pesanan diantar hingga ke mobil untuk konsumen ’eat-in’ dan ’take away’ (sementara parkir). Jenis makanan harus bisa dikemas secara praktis. Restoran harus menyediakan tempat parkir mobil atau motor.

10) Speciality Restaurants

Jenis restoran yang terletak jauh dari keramaian, tetapi menyajikan menu yang khas, berkualitas dan menarik perhatian. Harga yang relatif mahal, tempat dan lokasi biasanya jauh dari pusat keramaian dan ditujukan untuk turis, teman atau keluarga dalam suasana yang khas lain daripada yang lain. Disini terdapat keuntungan ekstra bahwa pemilik restoran tidak perlu melakukan investasi berlebihan untuk sewa tempat dilokasi komersial.


(36)

2.1.2 Klasifikasi Restoran

Death by Chocolate & Spageti Restaurant termasuk ke dalam restoran jenis Speciality Restaurants, karena memiliki ciri-ciri seperti produk yang unik dengan penyajian yang unik juga (menu dengan sensasi cokelat), selain itu dengan pangsa pasar untuk menengah ke atas. Sebagian besar konsumen adalah para remaja dan keluarga yang ingin menyantap menu yang disajikan sekaligus untuk berkumpul dan bersantai, menawarkan harga yang relatif mahal karena produk yang dihasilkan berkualitas, unik dan bergizi. Konsumen yang berkunjung ke restoran ini selain berasal dari Bogor ternyata banyak yang berasal dari luar kota Bogor seperti Jakarta, Bandung, Cianjur, Sukabumi dan lain-lain.

2.2. Cokelat

Tumbuhan cokelat (Theobrama cocoa. L) berasal dari hutan di selatan Amerika (Mexico). Tumbuhan ini kepemilikan keluarga Sterculiaceae yang biasanya ditanam oleh orang Indian suku Aztec, kata cokelat berasal dari xocoatl (bahasa suku Aztec) yang berarti minuman pahit, kemudian membawanya ke Spanyol antara tahun 1502-1528, dan oleh orang-orang Spanyol minuman pahit tersebut dicampur gula sehingga rasanya lebih enak, cokelat kemudian menyebar ke Perancis, Belanda dan Inggris. Pada tahun 1560 cokelat dikenalkan ke Sulawesi Indonesia oleh orang Spanyol dan tahun 1765 didirikan pabrik cokelat di Massachusetts AS (Khomsan, 2002).

Produk Cocoa atau Kakao biasa disebut tanaman cokelat dalam bentuk masih utuh atau berbentuk tepung cokelat atau bentuk mentega (Cocoa butter), termasuk komoditi ekspor yang berkembang cukup pesat di Indonesia terutama di pulau Sulawesi, Sumatra, Jawa dan irian sebagai tanaman perkebunan dan rakyat. Akan tetapi proses diproduksi menjadi sebuah cokelat berasal dari negara Eropa dan Amerika Serikat3.

Manfaat cokelat untuk kesehatan tidak hanya menjadi minuman tetapi juga menjadi snack yang disukai oleh semua golongan umur dikarenakan rasanya yang

3


(37)

enak. Katekin adalah antioksidan kuat yang terkandung dalam cokelat, salah satu fungsi antioksidan adalah mencegah penuaan dini yang bisa terjadi karena polusi ataupun radiasi. Menurut peneliti dari Heinrich-Heine University cokelat mengandung epicathecin flavonol yang bermanfaat untuk kesehatan jantung.

Penelitian lainnya juga dilakukan pada suku Indian kuno yang tinggal di pulau San Blas, dekat pantai Panama. Penduduk suku tersebut jarang memiliki tekanan darah yang tinggi maupun tanda-tanda lainnya dari penyakit jantung cukup jarang ditemui pada kaum mereka karena mereka mengonsumsi flavonol yang terkandung dalam cokelat, sebanyak 3 sampai dengan 4 gelas setiap hari. Pada sisi lain, orang-orang Kuna di kota Panama hanya mengonsumsi cokelat 4 gelas per minggu, memiliki kandungan nitrogen oksida dua kali lebih besar dari mereka yang tinggal di Pulau San Blas.

Nitrogen oksida adalah kandungan kimia yang berperan untuk aliran darah dalam arteri, penelitian itu menunjukkan bahwa epicathecin mempengaruhi sirkulasi dalam kesehatan jantung4. Dalam penelitian yang melibatkan subyek

manusia, ditemukan bahwa konsumsi lemak cokelat (Cocoa butter)menghasilkan

kolesterol total dan kolesterol LDL yang lebih rendah dibandingkan konsumsi mentega ataupun lemak sapi. Walaupun sama-sama mengandung lemak jenuh tetapi ternyata efek kolesterol yang dihasilkan berbeda.

Kandungan stearat yang tinggi pada cokelat menjadi penyebab mengapa lemak cokelat tidak sejahat lemak hewan, sepertiga lemak yang terdapat dalam cokelat adalah asam oleat yaitu asam lemak tak jenuh, asam oleat ini juga dominan ditemukan pada minyak zaitun.

Studi epidemiologis pada penduduk Mediterania yang banyak mengkonsumsi asam oleat dari minyak zaitun menyimpulkan efek positif oleat bagi kesehatan jantung. Coklat juga mengandung theobromine dan kafein, kedua substansi ini telah dikenal memberikan efek baik bagi yang mengkonsumsinya, oleh karena itu ketika kita merasa lelah atau mengantuk, dengan makan cokelat akan membuat tubuh kita kembali merasa segar.

4


(38)

2.3. Spageti

Spageti adalah mie ala Italia yang berbentuk panjang seperti lidi. Pada umumnya spageti dimasak selama 9-12 menit didalam air mendidih hingga al dente. Al dente artinya tidak lengket di gigi, tidak terlalu mentah atau terlalu matang. Cara memakannya bervariasi tetapi yang sangat dikenal adalah spaghetti alla bolognese yaitu dengan saus daging cincang lalu di taburi keju parmesan parut.

Spageti merupakan salah satu jenis pasta yang dikenal oleh bangsa Italia sejak zaman manusia bercocok tanam kira-kira 10.000 tahun yang lalu. Spageti terbuat dari tepung yang dihasilkan oleh mereka pada saat itu lalu di olah dengan sedikit air dan telur menjadi sebuah adonan yang disebut pasta. Setelah itu, pasta di giling tipis menjadi lembaran-lembaran, yang merupakan induk pasta yang dikenal sebagai Lasagna. Saat ini telah berkembang jenis-jenis pasta lainnya seperti Fusili, Penne, Tagliatelle.

Frittata yaitu menu lain dari spageti, merupakan salah satu menu yang di sajikan atau di tawarkan di Death By Chocolate & Spageti Restaurant. Berbahan dasar spageti di campur dengan daging, sayuran, keju dan susu yang kemudian di bakar. Menu frittata ini lebih di kenal dengan sebutan spageti bakar. Itu yang membedakan antara frittata dengan spageti pada umumnya.

2.4. Penelitian Terdahulu

Purihito (2005) Analisis Pengembangan Usahatani Sayuran di Sentul Farm bertujuan untuk menganalisis usahatani sayuran dengan menghitung besarnya nilai NPV, IRR, Net B/C dan Payback Period.

Berdasarkan kriteria analisia kelayakan finansial dengan menggunakan tingkat diskonto sebesar 16 persen diperoleh bahwa pengusahaan sayuran (kyuri, horenso, caisim, pakcoy, dan selada keriting hijau) di Sentul Farm layak untuk diusahakan. Nilai NPV yang dihasilkan adalah positif sebesar Rp 24.977.446,89. nilai IRR sebesar 49 persen. Nilai Net B/C Ratio yang dihasilkan sebesar 1.76

berdasarkan payback period pengusahaan sayuran akan mencapai titik


(39)

Analisis sensitivitas dilakukan dengan menguji perubahan pada penurunan produksi sayuran sebesar 20 persen. Kenaikan harga input produksi mencapai 7.7 persen dan penurunan harga jual output sebesar 30 persen. Dari hasil analisis sensitivitas maka proyek layak untuk dilaksanakan hanya pada saat terjadi kenaikan harga input produksi 7.7 persen sedangkan pada dua kondisi yang lainnya proyek tidak layak dilakukan.

Hendratno (2006) dalam penelitiannya mengenai Kelayakan Finansial Pengembangan usahatani Salak lokal menjadi salak pondoh, menyimpulkan bahwa investasi pengusahaan pengembangan usahatani salak pondoh menunjukan bahwa salak pondoh tidaklah layak untuk dikembangkan di Waringinkurung. Hal ini ditunjukan dengan nilai NPV, IRR, dan Net B/C secara berturut-turut adalah Rp 43.818.375,00. 15.72 persen dan 1.7566. Melihat dari hasil analisis tersebut pengembangan usahatani salak pondoh di Waringinkurung dapat menutupi biaya investasi tetapi selama kurun waktu sepuluh tahun, sehingga dirasa tidak layak dilaksanakan.

Dari hasil penggembangan yang telah dilakukan dilihat nilai kelayakan finansial menunjukan bahwa proyek ini tidak memberikan keuntungan seperti salak yang telah ada, sehingga ada baiknya salak lokal lebih dioptimalkan kembali dalam pengusahaanya. Proyek ini dapat dilanjutkan bila prasarana pendukung telah tersedia terutama pasar dan harga input yang bersaing.

Tresnawati (2005) dalam penelitiannya tentang Analisis Kelayakan Usaha Industri Kerajinan Sepatu Sandal pada CV Semart Bogor, bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan usaha industri kerajinan sepatu sandal CV Semart dari aspek pasar, teknis, manajemen dan sosial. Selain itu dilihat dari kriteria NPV, IRR, Net B/C, payback period dan analisis sensitivitas jika terjadi perubahan biaya bahan baku.

Berdasarkan uji kelayakan, kegiatan pembuatan sepatu sandal pada perusahaan pengrajin sepatu sandal CV Semart masih layak untuk dilaksanakan pada tingkat diskonto 10 persen dengan nilai NPV sebesar Rp 478.099.157,9. IRR sebesar 62.68 persen nilai Net B/C yang diperoleh sebesar 3.25 sedangkan periode pengembalian usaha pembuatan sepatu sandal CV Semart adalah satu tahun sembilan bulan. Berdasarkan hasil analisis switching value menunjukan


(40)

bahwa pada umumnya usaha pembuatan sepatu sandal CV Semart layak dilaksanakan apabila terjadi peningkatan harga bahan baku sebesar 16 persen.

Abriyanti (2007) mengenai Analisis Kelayakan Pengusahaan Sayuran Organik dengan Membuka Lahan Baru untuk Menambah Greenhouse (kasus di Matahari Farm, Kecamatan Cisarua. Kabupaten Bogor). Bertujuan menganalisis rencana biaya investasi yang besar sehingga matahari farm mengahadapi pilihan dalam penggunaan modal sendiri atau dari luar (Bank dan perorangan) dengan menghitung besarnya nilai NPV, IRR, Net B/C dan payback period.

Penelitian yang dilakukan menggunakan tiga skenario modal untuk investasi. Skenario pertama yaitu dengan modal yang digunakan sendiri, kedua modal yang berasal dari pinjaman bank dan skenario ketiga kombinasi antara skenario pertama dan kedua dengan asumsi perbandingan 50 persen untuk modal sendiri dan 50 persen untuk modal pinjaman.

Berdasarkan kriteria analisis kelayakan finansial dengan menggunakan tingkat diskonto 9,75 persen pada skenario pertama dengan modal sendiri, maka pengusahaan sayuran organik (caisim, pakcoy, kalian dan kangkung) kasus di matahari farm, kecamatan cisarua. Kab Bogor layak untuk diusahakan. Melihat nilai NPV yang dihasilkan sebesar Rp 430.587.215,00. nilai Gross benefit cost-ratio (Net B/C) diperoleh sebesar 1.89 dan nilai IRR yang diperoleh sebesar 797 persen. Nilai payback period (PBP) lebih kecil dari umur proyek yaitu tiga tahun enam bulan.

Analisis kelayakan finansial dengan menggunakan tingkat diskonto (suku bunga) 14 persen pada skenario kedua berasal dari pinjaman bank, layak untuk diusahakan melihat nilai NPV yang dihasilkan sebesar Rp 77.739.717,00. nilai Gross benefit cost-ratio (Net B/C) diperoleh sebesar 1.23 dan nilai IRR yang diperoleh sebesar 36 persen. Nilai payback period (PBP) lebih kecil dari umur proyek yaitu sembilan tahun lima bulan.

Analisis kelayakan finansial dengan menggunakan tingkat diskonto (suku bunga) 12 persen pada skenario ketiga berasal dari dengan asumsi perbandingan 50 persen untuk modal sendiri dan 50 persen untuk modal pinjaman layak untuk diusahakan, melihat nilai NPV yang dihasilkan sebesar Rp 241.985.717,00 nilai Gross benefit cost-ratio (Net B/C) diperoleh sebesar 1.51 dan nilai IRR yang


(41)

diperoleh sebesar 135 persen. Nilai payback period (PBP) lebih kecil dari umur proyek yaitu lima tahun dua bulan. Maka dapat disimpulkan dengan melihat ketiga skenario yang dianalisis maka usaha ini layak untuk dijalankan.

Widianthi (2007) mengenai Analisis Kelayakan Finansial penambahan Mesin Vacuum Frying Usaha Pengolahan Kacang pada PD. Barokah Cikijing. Majalengka, Jawa barat. Penelitian ini diarahkan untuk mengetahui kelayakan finansial kelayakan usaha dan aspek finansial kelayakan investasi jika terjadi penambahan mesin vacuum frying dilihat dari aspek teknis, pasar dan finansial.

Secara finansial kelayakan usaha mulai tahun ke nol dan belum memiliki asset sama sekali dinyatakan layak, hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan analisis kelayakan finansial usaha pada tingkat diskonto (suku bunga) 12 persen diperoleh nilai NPV sebesar Rp 1.405.678.570,00. Gross benefit cost-ratio (Net B/C) diperoleh sebesar 1.98 nilai IRR yang diperoleh sebesar 32.22 persen dan nilai payback period (PBP) yaitu tiga tahun sepuluh bulan.

Aspek finansial kelayakan investasi penambahan mesin vacuum frying menunjukan bahwa usaha lebih layak lagi jika dibandingkan analisa kelayakan usaha yang dimulai dari nol dan belum memiliki asset sama sekali, hal ini dapat dilihat dengan nilai NPV yaitu sebesar Rp 553.843.037,00. Gross benefit cost-ratio (Net B/C) diperoleh sebesar 2.76 dan nilai IRR yang diperoleh sebesar 47.70 persen. Nilai payback period (PBP) yaitu dua tahun enam bulan.

2.5. Perbedaan dan Persamaan Penelitian Sebelumnya

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, persamaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian sebelumnya yaitu terletak pada kriteria analisis kelayakan usaha yaitu menggunakan alat analisis data yang serupa seperti metode NPV, IRR, Gross B/C, Payback Period atau Masa Pengembalian Investasi dan analisis sensitivitas.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah mengambil topik yang berbeda mengenai analisis kelayakan usaha Death by Chocolate & Spageti Restaurant kota Bogor, Jawa Barat. Selain itu, perusahaan yang diteliti merupakan restoran produk olahan cokelat. Data diolah dengan Software


(42)

Microsoft Excel dan interprestasi data secara deskriptif untuk melihat apakah usaha ini nantinya akan layak untuk terus dijalankan atau tidak.


(43)

III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Analisis Biaya Manfaat

Kebutuhan biaya, adalah besarnya biaya yang akan dikeluarkan suatu perusahaan untuk menjalankan suatu bisnis, seperti biaya yang diperkirakan pada awal pelaksanaan suatu usaha. Tujuan analisis dalam suatu proyek harus disertai dengan definisi mengenai biaya dan manfaat. Secara sederhana biaya adalah sesuatu yang membantu tujuan (Gittinger, 1986). Biaya yang umumnya dimasukan dalam analisis proyek adalah biaya-biaya yang langsung berpengaruh terhadap suatu investasi, antara lain seperti biaya investasi dan biaya operasional.

Biaya investasi adalah biaya yang pada umumya dikeluarkan pada awal kegiatan proyek dalam jumlah yang cukup besar, berupa pengeluaran untuk pembangunan, kendaraan operasional, pembelian mesin, peralatan dan biaya untuk menggantikannya yang mengubah sumber-sumber finansial menjadi barang kapital yang dapat menghasilkan keuntungan atau manfaat setelah beberapa periode tahun yang akan datang. Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan perusahaan secara rutin dalam setiap tahun selama umur proyek (Gittinger , 1986).

1) Biaya (Cost)

Biaya proyek adalah apa saja yang mengurai persediaan barang-barang atau jasa-jasa konsumsi baik secara langsung maupun tidak langsung sehubungan dengan proyek, biaya yang dimasukan dalam perhitungan umumnya biaya-biaya yang dapat dikuantifikasi. Biaya proyek terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi umumnya dikeluarkan pada awal kegiatan proyek dalam jumlah yang cukup besar sedangkan biaya operasional adalah biaya yang rutin dikeluarakan setiap tahun pada umur proyek.

Biaya operasional terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variabel cost). Biaya tetap adalah banyaknya biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan produksi yang jumlah totalnya tidak berubah atau tetap pada volume kegiatan tertentu, meliputi sewa, penyusutan, pajak dan sebagainya. Sedangkan


(44)

biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan cenderung berubah sesuai dengan bertambahnya volume produksi, meliputi biaya-biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan sebagainya.

2) Manfaat atau penerimaan (Benefit)

Secara ekonomis, manfaat atau benefit diartikan sebagai hasil kali total kualitas output dari suatu proses produksi dengan harga yang dibentuk di pasar yang dinyatakan dalam satuan mata uang tertentu (Sukirno, 2003). Manfaat proyek dapat dibagi ke dalam tiga bagian yaitu : Direct benefits, Indirect benefits, dan Intangible benefits. Direct benefits berupa kenaikan dalam output fisik atau kenaikan nilai output yang disebabkan diantaranya oleh adanya perbaikan kualitas, perubahan lokasi, perubahan dalam waktu penjualan, penurunan kerugian dan penurunan biaya. Indirect benefits adalah benefit yang timbul atau dirasakan di luar proyek karena adanya realisasi suatu proyek. Sedangkan Intangible benefits yaitu benefit yang sulit dinilai dengan uang, diantaranya adalah seperti perbaikan hidup, perbaikan pemandangan karena adanya suatu taman, perbaikan distribusi pendapatan,integrasi nasional dan pertahanan nasional.

3.1.2. Studi Kelayakan Proyek

Menurut Gittinger (1986), proyek merupakan suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biaya-biaya dengan harapan akan memperoleh hasil dan secara logika merupakan wadah untuk melakukan kegiatan-kegiatan perencanaan, pembiayaan dan pelaksanaan dalam satu unit. Rangkaian dasar dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek adalah siklus proyek yang terdiri dari tahap-tahap identifikasi, persiapan dan analisis penelitian, pelaksanaan dan evaluasi. Evaluasi proyek sangat penting, evaluasi ini dapat dilakukan beberapa kali selama pelaksanaan proyek.

Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil (Husnan dan Suwarsono). Menurut Nitisumito dalam Permatasuri (2004), evaluasi proyek identik dengan studi kelayakan (feasible study), karena di antara keduanya terdapat faktor kesamaan pokok yaitu bertujuan untuk menilai kelayakan suatu


(1)

55,000 55,000 55,000 55,000 AC 2,500,000 2,500,000 komputer 4,500,000 4,500,000 kalkulator 170,000 170,000 170,000 170,000 meja 3,400,000 3,400,000 kursi 5,500,000 5,500,000 mobil 95,000,000 motor 8,500,000 perlengkapan makan 5,238,000 5,238,000

Total Biaya Investasi

345,449,000 - 3,376,000 6,081,000 3,376,000 3,376,000 51,949,000 3,376,000 3,376,000 6,081,000 3,376,000 Biaya Operasional Biaya Variabel bahan baku 47,040,000 53,760,000 53,760,000 53,760,000 53,760,000 53,760,000 53,760,000 53,760,000 53,760,000 53,760,000 alumunium foil 1,140,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 gaji karyawan 211,199,904 239,999,904 239,999,904 239,999,904 239,999,904 239,999,904 239,999,904 239,999,904 239,999,904 239,999,904 biaya telepon 1,560,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 biaya listrik 3,480,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000

Total Biaya variabel

264,419,904 306,359,904 306,359,904 306,359,904 306,359,904 306,359,904 306,359,904 306,359,904 306,359,904 306,359,904 Biaya Tetap transport 2,688,000 3,360,000 3,360,000 3,360,000 3,360,000 3,360,000 3,360,000 3,360,000 3,360,000 3,360,000 keamanan 660,000 1,080,000 1,080,000 1,080,000 1,080,000 1,080,000 1,080,000 1,080,000 1,080,000 1,080,000 perawatan, kebersihan 1,200,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000 pam 3,120,000 4,740,000 4,740,000 4,740,000 4,740,000 4,740,000 4,740,000 4,740,000 4,740,000 4,740,000 biaya tak terduga

1,800,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 website 3,360,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 promosi 1,440,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000


(2)

PBB

-

3,180,000

3,180,000

3,180,000

3,180,000

3,180,000

3,180,000

3,180,000

3,180,000

3,180,000

Total Biaya Tetap

14,268,000

24,360,000

24,360,000

24,360,000

24,360,000

24,360,000

24,360,000

24,360,000

24,360,000

24,360,000 Total Biaya Operasional

298,196,057

353,870,297

353,870,297

353,870,297

353,870,297

353,870,297

353,870,297

353,870,297

353,870,297

353,870,297 Total Outflow

345,449,000

298,196,057

357,246,297

359,951,297

357,246,297

357,246,297

405,819,297

357,246,297

357,246,297

359,951,297

357,246,297 Benefit sebelum pajak -345,449,000 62,523,943

158,129,703

155,424,703

158,129,703

158,129,703

109,556,703

158,129,703

158,129,703

155,424,703

158,129,703

pajak 0

-

27,321,199

27,321,199

27,321,199

27,321,199

27,321,199

27,321,199

27,321,199

27,321,199

27,321,199

net benefit -345,449,000 62,523,943

130,808,504

128,103,504

130,808,504

130,808,504 82,235,504

130,808,504

130,808,504

128,103,504

130,808,504

DISCOUNT FACTOR 7% 1

0.935

0.873

0.816

0.763

0.713

0.666

0.623

0.582

0.544

0.508

PRESENT VALUE -345,449,000 58,433,591

114,253,213

104,570,618 99,793,181

93,264,655

54,796,989

81,460,962

76,131,740

69,679,818

66,496,410

NPV 7% 473,432,179

IRR 21%

NET B/C 2.4


(3)

Lampiran 10. Analisis Sensitivitas akibat Penurunan Harga

Output 5%

Tahun

INFLOW 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1. Pendapatan usaha

342,684,000

489,607,200

489,607,200

489,607,200

489,607,200

489,607,200

489,607,200

489,607,200

489,607,200

489,607,200

Total Inflow

342,684,000

489,607,200

489,607,200

489,607,200

489,607,200

489,607,200

489,607,200

489,607,200

489,607,200

489,607,200

OUTFLOW

Biaya Investasi

Bangunan

80,000,000

Mesin spagheti

30,000,000

cool storage

25,000,000

oven (gas)

10,500,000 10,500,000

oven listrik

350,000

350,000

350,000

350,000 microwave

750,000

750,000

750,000

750,000 kompor gas

1,380,000

1,380,000

1,380,000

1,380,000 panggangan fritatta

6,240,000

6,240,000

loyang DBC

990,000

990,000

panci besar

360,000

360,000

360,000

360,000

360,000

360,000

360,000

360,000

360,000

360,000 panci kecil

150,000

150,000

150,000

150,000

150,000

150,000

150,000

150,000

150,000

150,000 teflon sedang

216,000

216,000

216,000

216,000

216,000

216,000

216,000

216,000

216,000

216,000 kuali sedang

250,000

250,000

250,000

250,000

250,000

250,000

250,000

250,000

250,000

250,000 mixer besar

25,000,000

mixer kecil

600,000

600,000

600,000

600,000

600,000

600,000

600,000

600,000

600,000

600,000 blender

1,800,000

1,800,000

1,800,000

1,800,000

1,800,000

1,800,000

1,800,000

1,800,000

1,800,000

1,800,000 mesin granitta

30,000,000

kulkas besar

7,000,000

7,000,000


(4)

55,000 55,000 55,000 55,000 AC 2,500,000 2,500,000 komputer 4,500,000 4,500,000 kalkulator 170,000 170,000 170,000 meja 3,400,000 3,400,000 kursi 5,500,000 5,500,000 mobil 95,000,000 motor 8,500,000 perlengkapan makan 5,238,000 5,238,000

Total Biaya Investasi

345,449,000 - 3,376,000 5,911,000 3,376,000 3,376,000 51,949,000 3,376,000 3,376,000 6,081,000 3,376,000 Biaya Operasional Biaya Variabel bahan baku 47,040,000 53,760,000 53,760,000 53,760,000 53,760,000 53,760,000 53,760,000 53,760,000 53,760,000 53,760,000 alumunium foil 1,140,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 gaji karyawan 211,199,904 239,999,904 239,999,904 239,999,904 239,999,904 239,999,904 239,999,904 239,999,904 239,999,904 239,999,904 biaya telepon 1,560,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 biaya listrik 3,480,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000

Total Biaya variabel

264,419,904 306,359,904 306,359,904 306,359,904 306,359,904 306,359,904 306,359,904 306,359,904 306,359,904 306,359,904 Biaya Tetap transport 2,688,000 3,360,000 3,360,000 3,360,000 3,360,000 3,360,000 3,360,000 3,360,000 3,360,000 3,360,000 keamanan 660,000 1,080,000 1,080,000 1,080,000 1,080,000 1,080,000 1,080,000 1,080,000 1,080,000 1,080,000 perawatan, kebersihan 1,200,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000 pam 3,120,000 4,740,000 4,740,000 4,740,000 4,740,000 4,740,000 4,740,000 4,740,000 4,740,000 4,740,000 biaya tak terduga

1,800,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 website 3,360,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 4,200,000 promosi 1,440,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000 2,400,000


(5)

PBB

-

3,180,000

3,180,000

3,180,000

3,180,000

3,180,000

3,180,000

3,180,000

3,180,000

3,180,000

Total Biaya Tetap

14,268,000

24,360,000

24,360,000

24,360,000

24,360,000

24,360,000

24,360,000

24,360,000

24,360,000

24,360,000 Total Biaya Operasional

278,687,904

330,719,904

330,719,904

330,719,904

330,719,904

330,719,904

330,719,904

330,719,904

330,719,904

330,719,904 Total Outflow

345,449,000

278,687,904

334,095,904

336,630,904

334,095,904

334,095,904

382,668,904

334,095,904

334,095,904

336,800,904

334,095,904 Benefit sebelum pajak -345,449,000 63,996,096

155,511,296

152,976,296

155,511,296

155,511,296

106,938,296

155,511,296

155,511,296

152,806,296

155,511,296

pajak 0

-

27,321,199

27,321,199

27,321,199

27,321,199

27,321,199

27,321,199

27,321,199

27,321,199

27,321,199

net benefit -345,449,000 63,996,096

128,190,097

125,655,097

128,190,097

128,190,097 79,617,097

128,190,097

128,190,097

125,485,097

128,190,097

DISCOUNT FACTOR 7% 1

0.935

0.873

0.816

0.763

0.713

0.666

0.623

0.582

0.544

0.508

PRESENT VALUE -345,449,000 59,809,436

111,966,195

102,571,989 97,795,611

91,397,768

53,052,234

79,830,350

74,607,804

68,255,579

65,165,345

NPV 7% 459,003,310

IRR 21%

NET B/C 2.3


(6)

Taman

Lampiran 11.

Layout DBC & Spageti Restaurant

Ket :

1.

meja makan

2.

Kursi

Pintu masuk

Dapur

WC

WC

Gudang

Sensasi

Death By

Chocolate

Mini Bar

Mesin

Granitta

2

1

kasir

Etalase

cokelat

Jendela

Jendela