Enam Belas Prinsip Penelitian Aksi Partisipatif

daripada daging kerbau ataupun daging sapid an seratnya lebih halus sehingga relatif lebih disukai masyarakat. Kambing merupakan salah satu jenis ternak yang dipelihara oleh masyarakat, karena memiliki berbagai keunggulan, antara lain Sosroamidjojo dalam Kusumawardhani, 2004 : a. Sebagai tabungan, sewaktu-waktu mudah dijual jika perlu, b. lekas berkembang biak, karena beranak lebih dari satu ekor dalam satu kalimelahirkan dan dalam setahun dapat dua kali beranak, c. modal yang diperlukan relatif kecil d. kandang dan pemeliharaannya relatif sederhana, serta relatif tidak membutuhkan tempat dan tenaga yang besar.

2.3.1. Pakan Ternak

Menurut Sarwono 2002, jumlah pakan hijauan yang diberikan pada kambing dewasa adalah 10 dari bobot badannya. Sedangkan jumlah konsentrat yang diberikan adalah sebanyak 3 bobot badan. Sitorus dkk., 1998.

2.4. Penelitian Aksi Partisipatif

Penelitian aksi partisipatif Participatory Action Research atau PAR lebih merupakan pendekatan para aktivist, yang bekerja untuk memperkuat komunitas lokal, atau yang diwakilinya, untuk memanipulasi struktur kekuasaan yang lebih tinggi Bahan Pelatihan “Leadership Program for IPB Student”, Vila Parenca, Bogor, 13-16 Februari 2007.

2.4.1. Enam Belas Prinsip Penelitian Aksi Partisipatif

Enam belas prinsip Penelitian Aksi Partisipatif ini disusun untuk 3er Encuentro Mundial Investigation Participatva Pertemuan Negara Dunia Ketiga mengenai Penelitian Partisipatif, Managua, Nicaragua, 3-9 September 1989. Prinsip-prinsip tersebut merepresentasikan sebuah refleksi dan penyempurnaan penting dari praxis penelitian aksi partisipatif, oleh seorang praktisi terkemuka, selama tahun 80-an Robin McTaggart dalam bahan Pelatihan dan Lokakarya “Penelitian Aksi Partisipatif dalam Proses Kebijakan Pengelolaan dan Pengaturan Hutan”, Citeko, Bogor, 29 Juni – 2 Juli 2004 . Enam Belas Prinsip Penelitian Aksi Partisipatif: 1. Penelitian aksi partisipatif adalah sebuah pendekatan untuk memperbaiki praktek sosial dengan jalan merubahnya dan belajar dari konsekuensi perubahan tersebut. 2. Penelitian aksi partisipatif bergantung kepada partisipasi nyata yang dilakukan melalui sebuah tahapan berkesinambungan dari perencanaan, aksi implementasi rencana, pengamatan secara sistematis, refleksi dan kemudian menyusun rencana kembali dan seterusnya memutari lingkaran siklus kembali. 3. Penelitian aksi partisipatif adalah suatu bentuk kerjasama kolaborasi. 4. Penelitian aksi partisipatif membangun komunitas yang memiliki sikap kritis-diri dari orang-orang yang berpartisipasi dan berkolaborasi dalam proses penelitian yang meliputi perencanaan, aksi pengamatan dan refleksi. 5. Penelitian aksi partisipatif adalah sebuah proses belajar yang sistematis, dimana orang-orang bertindak secara terarah dengan tetap terbuka terhadap datangnya kejutan dan tanggap terhadap berbagai kesempatan. 6. Penelitian aksi partisipatif melibatkan orang-orang dalam membangun teori mengenai kebiasaan sendiri. Proses ini mendorong untuk memiliki sifat ingin tahu dan memahami hubungan antara situasi, aksi dan konsekuensi dalam kehidupan mereka sendiri. 7. Penelitian aksi partisipatif mengharuskan orang-orang menempatkan praktek, ide-ide dan asumsi mengenai institusi untuk diuji dengan mengumpulkan bukti yang meyakinkan sebagai bahan pembenaran. 8. Penelitian aksi partisipatif tidak hanya meliputi kegiatan membuat catatan yang mendeskripsikan apa yang terjadi se-akurat mungkin, tetapi juga mengumpulkan dan menganalisis sejumlah keputusanpenilaian, reaksi dan sikap terhadap apa yang terjadi. 9. Penelitian aksi partisipatif melibatkan partisipan dalam memahami pengalaman mereka sendiri secara obyektif. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat sebuah jurnal pribadi dimana partisipan mencatat kemajuan dan refleksinya terhadap dua rangkaian sejajar proses belajar: a mengenai praktek itu sendiri bagaimana praktek individu dan kolektif dibangun dan b mengenai peoses mempelajari suatu praktek bagaimana kegiatan penelitian aksi berjalan. 10. Penelitian aksi partisipatif adalah sebuah proses politik, karena melibatkan orang-orang dalam membuat perubahan yang akan mempengaruhi pihak lain. Karena alasan itu, terkadang muncul resistensi penolakan terhadap perubahan, baik itu oleh partisipan maupun pihak lain. 11. Penelitian aksi partisipatif menyangkut analisis kritis atau situasi yang terstruktur proyek, program, sistem. 12. Penelitian aksi partisipatif dimulai dengan hal kecil dengan melakukan perubahan-perubahan skala kecil yang dapat dikelola dan dikendalikan oleh individu, dan kemudian mengarah pada pola-pola yang lebih luas. 13. Penelitian aksi partisipatif dimulai dengan siklus kecil perencanaan, aksi, pengamatan dan refleksi yang dapat membantu menjelaskan isu-isu, ide- ide dan asumsi dengan lebih jelas sehingga terlibat untuk mengajukan pertanyaan yang lebih memiliki kekuatan seiring dengan berjalannya kegiatan. 14. Penelitian aksi partisipatif dimulai dengan kelompok kecil pihak-pihak yang berkolaborasi tetapi dengan memperluas komunitas peneliti aksi partisipatif, sehingga secara bertahap mengikutsertakan lebih banyak pihak yang terlibat dan yang mendapat dampak dari kegiatan yang dilakukan. 15. Penelitian aksi partisipatif memperbolahkan dan mengharuskan partisipan membuat catatan dari perubahan yang dicapai mengenai perubahan aktivitas dan praktek, bahasa dan wacana, hubungan sosial dan bentuk organisasi. 16. Penelitian aksi partisipatif memperbolehkan dan mengharuskan partisipan memberikan sebuah alasan yang memberikan justifikasi kerja sosial pendidikan mereka kepada yang lain.

2.4.2. Metode PAR