adalah sulitnya menyamakan waktu antara ketua kelompok dan juga kepada anggota-anggota kelompok yang ada akibat kesibukannya di sawah untuk
bertani. Oleh karena itu untuk mengatasinya selama di lapangan lebih banyak proses wawancara dilakukan secara individu dibandingkan secara
berkelompok. Pembelajaran yang diperoleh dalam proses ini adalah mahasiswa belajar untuk melakukan wawancara ataupun FGD untuk
memperoleh data guna keperluan analisis kelayakan. Proses terakhir dalam penelitian ini adalah secara bersama-sama
dengan masyarakat menyusun suatu analisis kelayakan usaha untuk dapat mengukur kelayakan atau tidak layaknya usaha yang didampingi untuk proses
pengembangan lebih lanjut. Selain itu, hal ini berguna untuk menarik investor mau mendanai usaha ternak kambing pada Kelompok Tani Harapan Mekar
tersebut. Akan tetapi ada beberapa analisis yang dilakukan individu oleh peneliti seperti analisis kelayakan finansial. Walaupun demikian hasil dari
pengolahan yang ada akan diberitahukan kepada petani, sehingga dapat juga menjadi bahan perbaikan untuk menjalankan usaha ternak kambing Kelompok
Tani Harapan Mekar. Secara lebih jelas proses dari penelitian aksi pertisipatif ini dapat dilihat dalam Lampiran 1.
4.2. Gambaran Umum Usaha 4.2.1. Lokasi Usaha
Usaha ternak kambing Kelompok Tani Harapan Mekar ini didirikan di Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.
Lokasi ini dipilih kerena kondisi sumber daya alam di wilayah Situgede mendukung kelompok untuk melakukan usaha ternak kambing.
a. Letak dan Batas-batas Kelurahan
Usaha Ternak Kambing Kelompok Tani Harapan Mekar ini terletak pada Batas wilayah Kelurahan Situgede di sebelah utara adalah
Kecamatan Kemang, sebelah selatan adalah Desa Balumbang Jaya, sebelah barat adalah Desa Cikarawang, dan sebelah timur adalah
Kelurahan Bubulak.
Jarak dari Kelurahan ke Ibukota Kecamatan adalah 4 km yang dapat ditempuh dalam waktu 15 menit, sedangkan jarak dari Kelurahan ke
Ibukota Kota Bogor adalah 8 km yang dapat ditempuh dalam waktu 30 menit, dan jarak dari Kelurahan ke ibukota Propinsi adalah 250 km.
Kondisi jalan yang menghubungkan Kelurahan dengan Kecamatan lain maupun dengan Ibukota Kota Bogor cukup baik. Alat transportasi yang
dapat digunakan berupa kendaraan roda empat baik berupa mobil, mini bus maupun truk, dan kendaraan roda dua. Kendaraan umum roda empat
yang melintas di Kelurahan Situgede setiap hari dan menghubungkan Kelurahan dengan pusat Kota Bogor adalah Angkutan Perkotaan angkot
dengan biaya Rp. 2.000,00. Dengan melihat jarak, kondisi jalan, alat dan biaya transportasi, akses untuk ke luar dari Kelurahan menuju pusat Kota
Bogor dan akses informasi termasuk mudah dijangkau.
b. Keadaan Geografis
Topografi Kelurahan Situgede didominasi oleh dataran yaitu seluas 232,47 ha. Letak ketinggian Kelurahan dari permukaan laut adalah
250 m dpl. Kondisi lahan tergolong subur dan hampir tidak ada erosi pada lahan. Curah hujan rata-rata 3219-4671 mmtahun dan suhu rata-rata 24,9-
25,8ºC. Luas Kelurahan Situgede adalah 232,47 ha. Berdasarkan
pengalokasiannya, lahan tersebut digunakan untuk bermacam kepentingan yang sebagian besar atau bahkan hampir setengahnya 45,31 digunakan
untuk persawahan
Monografi Desa Situgede tahun 2004 dalam Herdiansyah, 2005
.
4.2.2. Sejarah Usaha
Penelusuran sejarah usaha dalam penelitian aksi partisipatif ini dilakukan dalam rangka untuk mengetahui latar belakang pembentukan
usaha ternak kambing, perubahan-perubahan yang terjadi selama usaha berjalan, kegiatan apa yang telah dan belum dilakukan kelompok dalam
menjalankan usaha ternak dan permasalahan yang terjadi selama kegiatan usaha ini berlangsung.
Dari hasil teknik penelusuran sejarah usaha dalam diskusi anggota kelompok diperoleh bahwa berdirinya usaha ternak kambing pada
Kelompok Tani Harapan Mekar ini diawali oleh adanya pemberian hibah oleh pemerintah kepada kelompok berupa empat ekor sapi seharga Rp
12.800.000,- juta pada tahun 2003. Karena ketidakjelasan dalam proses pengelolaan yang ada di lapangan, maka bukan keuntungan yang didapat
melainkan kerugian Rp 9.600.000,-. Jumlah sapi yang ada tinggal dua ekor. Berdasarkan pengalaman tersebut maka ketua kelompok
mengambil keputusan untuk menggunakan dana yang tersisa tersebut Rp 9.600.000,- untuk dijadikan sebuah usaha ternak kambing pada tahun 2005.
Dari dana yang ada tersebut, dana Rp 2.600.000,- dialokasikan untuk pembuatan kandang dan sisanya dialokasikan untuk pembelian bakalan
sebanyak 20 ekor dan perawatan kandang selama usaha berjalan.
4.2.3. Karakteristik Responden
Jumlah anggota yang dijadikan responden adalah tiga orang. Orang-orang tersebut mengerti secara rinci sejarah usaha ternak kambing
Kelompok Tani Harapan Mekar dan memiliki pengetahuan yang baik tentang beternak kambing yang diperoleh melalui pengalaman selama
beternak Tabel 2. Tabel 2. Profil Responden
No. Nama Umur
Pendidikan Keterangan
1 Iwan setiawan
61 Sarjana
Ketua Kelompok 2 Adi
55 SD
Pengelola 3 Jai
48 SD
Pengelola Sumber : Data Primer, 2007
4.3. Analisis Kelayakan Usaha 4.3.1. Aspek Pemasaran
a. Lokasi dan Sasaran Konsumen
Karena sifat usaha selama ini yang hanya sebagai usaha sampingan maka yang menjadi lokasi dan target pemasaran dari usaha ini
masih terbatas pada sekitar pada lingkungan kelurahan Situgede dan sekitar daerah di Kota Bogor. Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua
kelompok yaitu Pak Encep, selama ini kegiatan pemasaran hanya dilakukan pada saat hari raya Idul adha.
Kegiatan pemasaran yang dilakukan adalah menjual kambing langsung ditempat usaha. Konsumen yang ingin membeli kambing dapat
langsung datang ke tempat usaha, dikarenakan tempat usaha yang strategis dan mudah dijangkau.
b. Peluang Pasar