Kuman Tuberkulosis Paru Cara Penularan Patogenesis

10

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Definisi Tuberkulosis Paru Tuberkulosis TB adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis Umar Fahmi, 2010, 328. Kuman mycobacterium tuberculosis menyerang beberapa organ tubuh manusia, dari seluruh kasus tuberkulosis 85 merupakan tuberkulosis paru, sisanya 15 menyerang organ lain mulai dari kulit, tulang, organ dalam seperti ginjal, usus, otak, dan lainnya Aziza Icksan dan Reny Luhur, 2008:2.

2.1.2 Kuman Tuberkulosis Paru

Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang lurus dan bengkok, dengan panjang 1-4 mikron dan lebar 0,2-0,8 mikron. Ciri-ciri lain bakteri ini adalah tidak bergerak, tidak berspora, dan tidak bersimpai. Bakteri ini merupakan bakteri gram positif yang bersifat tahan asam karena memiliki asam mikolat. Mycobacterium tuberculosis merupakan aerob obligat yang dapat tumbuh dengan baik dalam jaringan yang memiliki kadar oksigen yang tinggi seperti paru-paru. Pertumbuhan bakteri Mycobacterium tuberculosis berlangsung cukup lambat dengan waktu generasi 12-18 jam Maksum Radji, 2009:165.

2.1.3 Cara Penularan

Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif. Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak droplet nuclei. Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3.000 percikan dahak. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan, sementara sinar matahari langsung dapat membunuh kuman. Percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan lembab. Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil pemeriksaan dahak, makin menular pasien tersebut. Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB ditentukan oleh konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut Depkes RI, 2008:5. Droplet nuclei yang jatuh ke tanah, lantai, atau tempat lainnya kemudian menguap karena suhu udara yang panas. Menguapnya droplet tersebut dapat membuat bakteri yang terkandung dalam droplet melayang ke udara karena dibantu pergerakan angin. Apabila bakteri ini terhirup oleh orang sehat, maka orang tersebut berpotensi terinfeksi bakteri tuberkulosis Arif Muttaqin, 2008, 73.

2.1.4 Patogenesis

2.1.4.1 Tuberkulosis Primer Setelah tertular 6-8 minggu, kemudian mulai membentuk imunitas dalam tubuh, sehingga tes tuberkulin menjadi positif. Di dalam alveoli yang kemasukan kuman terjadi penghancuran bakteri yang dilakukan oleh makrofag dan dengan terdapatnya sel langhans, yaitu makrofag yang mempunyai inti di perifer, maka mulailah terjadi pembentukan granulasi. Keadaan ini disertai pula dengan fibrosis yang terjadi di lobus bawah paru yang disertai dengan pembesaran dari kelenjar limfe hilus. Kuman tuberkulosis mengalami penyebaran secara hematogen ke apeks paru yang kaya dengan oksigen dan kemudian berdiam diri dorman untuk menunggu reaksi yang selanjutnya Tabrani, 2010:158. Kebanyakan kasus TB primer sembuh secara spontan tanpa pengobatan, sekitar 15 pasien TB primer yang tidak diobati berkembang menjadi pnemonia, dan terkadang TB primer bisa menjadi empiema TB, efusi pleura, atau pleuritis TB Aziza dan Reny, 2008:9. 2.1.4.2 Tuberkulosis Paska Primer Pada 10 dari tuberkulosis primer akan mengalami reaktifasi, terutama setelah 2 tahun dari infeksi primer. Reaktifasi ini disebut juga dengan tuberkulosis postprimer. Kuman akan menyebar melalui hematogen ke bagian segmen apikal posterior. Reaktifasi dapat juga terjadi melalui metastasis hematogen ke berbagai jaringan tubuh Tabrani, 2010:158. Reinfeksi baik secara endogen maupun eksogen dapat terjadi setiap saat setelah terjadi infeksi primer. Jika tuan rumah sangat hipersensitif, maka reaksi deposisi basil tuberkulosis akan berlangsung cepat dengan proses pengujian yang ekstesif caseous pnemonia. Dikenal 2 golongan tuberkulosis paska primer, yaitu tuberkulosis sekunder dan tuberkulosis tertier. Tuberkulosis sekunder berjalan akut dengan manifestasi alergi yang lebih berat, sedangkan tuberkulosis tertier berjalan kronik dan produktif. Tuberkulosis pada organ urogenital dan tulang serta lupus vaginalis termasuk golongan tuberkulosis tertier, sedangkan meningistis tuberkulosis, tuberkulosis milier, pleuritis eksudatif, dan peritonitis tuberkulosis termasuk golongan tuberkulosis sekunder Maksum, 2011:167.

2.1.5 Gambaran Klinik