Persepsi tentang Hambatan Melakukan Pengobatan

4.2.11. Persepsi tentang Hambatan Melakukan Pengobatan

Berdasarkan wawancara terhadap narasumber, 1 orang mengaku yang menghambat dalam pengobatan TB karena diminta untuk ikut ke Jakarta oleh suaminya, seperti uraiannya berikut: Disamping itu, 3 orang mengaku hambatan dalam pengobatan karena narasumber sudah merasa sembuh, berikut hasil wawancaranya: Terdapat juga alasan yang menghambat pengobatan TB karena jarak tempat tinggal ke BP4 yang jauh membuatnya malas untuk berobat, yaitu 1 narasumber. Berikut jawaban dari narasumber: “sembuh sakite” Narasumber 1 “saged mantun saking TBC trus mboten nular malih” Narasumber 3 “TBC bisa sembuh” Narasumber 4 “sudah sembuh ya badan enak” Narasumber 6 “disuruh ikut suami ke Jakarta” Narasumber 1 “sudah normal lagi” Narasumber 2 “waktunya lama sih, antrinya lama, trus kadang pas ga Ada biaya, saya sudah sembuh” Narasumber 4 “yakan sudah sembuh, berangkat lagi ke Jakarta” Narasumber 8 “mboten wonten sing ngater sih, dadi males wong template adoh” Narasumber 3 Ada juga responden yang mengaku hambatan dalam pengobatan TB adalah pembiayaan, 3 narasumber mengaku demikian, seperti uraian di bawah: Terdapat 3 narasumber juga yang beralasan bahwa hambatan melakukan pengobatan karena antrian yang lama untuk berobat di BP4, selain itu salah satu narasumber tersebut mengaku tidak dapat mengambil obat setiap bulan karena harus bekerja, berikut uraiannya: Ada 1 narasumber yang mengaku hambatan melakukan pengoabatan TB alasanya karena efek samping obat yang dirasakannya, berikut uraianya: “pembiayaan terutama dari angkot trus obatnya, belum kalo ngantrinya lama kan laper, ya kudu makan disana. Saya juga kerja sih mas, gak bisa setiap bulan ambil obat” Narasumber 5 “terutama biaya” Narasumber 6 “waktunya lama sih, antrinya lama, trus kadang pas ga Ada biaya, saya sudah sembuh” Narasumber 4 “pembiayaan terutama dari angkot trus obatnya, belum kalo ngantrinya lama kan laper, ya kudu makan disana. Saya juga kerja sih mas, gak bisa setiap bulan ambil obat” Narasumber 5 “harus sabar, harus berangkat jam 7, kalo sudah siang antrinya lama soalnya ada pasien dari Losari, Pemalang, Pekalongan, semua kesitu. Habis minum obat kakine bengkak panas itu sih” Narasumber 6 “harus sabar, harus berangkat jam 7, kalo sudah siang antrinya lama soalnya ada pasien dari Losari, Pemalang, Pekalongan, semua kesitu. Habis minum obat kakine bengkak panas itu sih” Narasumber 6 Dari hambatan-hambatan tersebut dapat memberikan gambaran mengenai alasan narasumber melakukan drop out dari pengobatan TB. Jika narasumber merasa hambatan lebih besar dari manfaat melakukan pengobatan maka narasumber akan berhenti dari pengobatan. 84

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Pembahasan Hasil Penelitian 5.1.1. Karakteristik Narasumber