Gambaran Klinik Diagnosis Tuberkulosis

tuberkulosis, tuberkulosis milier, pleuritis eksudatif, dan peritonitis tuberkulosis termasuk golongan tuberkulosis sekunder Maksum, 2011:167.

2.1.5 Gambaran Klinik

2.1.5.1 Gejala Sistemik Secara sistemik pada umumnya penderita akan mengalami demam. Demam berlangsung pada waktu sore dan malam hari, disertai keringat dingin meskipun tanpa kegiatan, kemudian kadang hilang. Gejala ini akan timbul lagi beberapa bulan seperti demam influenza biasa dan kemudian juga seolah-olah “sembuh” tidak ada demam. Gejala lain adalah malaise seperti perasaan lesu bersifat kepanjangan kronik, disertai rasa tidak fit, tidak enak badan, lemah lesu, pegal-pegal, nafsu makan berkurang, badan semakin kurus, pusing, serta mudah lelah. Gejala sistemik ini terdapat baik pada TB paru maupun TB yang menyerang organ lain Umar Fachmi, 2010: 334. 2.1.5.2 Gejala Respiratorik Adapun gejala respiratorik atau gejala saluran pernafasan adalah batuk. Batuk bisa berlangsung terus-menerus selama 2-3 minggu atau lebih. Hal ini terjadi apabila sudah melibatkan bronkus. Gajala respiratorik lainnya adalah batuk produktif sebagai upaya untuk membuang ekskresi peradangan berupa dahak atau sputum. Dahak ini kadang bersifat mukoid atau purulent. Kadang gejala respiratorik ini ditandai dengan batuk darah. Hal ini disebabkan karena pembuluh darah pecah, akibat luka dalam alveoli yang sudah lanjut. Batuk darah inilah yang sering membawa penderita datang ke dokter. Apabila kerusakan sudah meluas, timbul sesak nafas dan apabila pleura sudah terkena, maka disertai juga dengan ras nyeri dada Umar Fachmi, 2010: 334.

2.1.6 Diagnosis Tuberkulosis

2.1.6.1 Diagnosis TB Paru pada Orang Dewasa Penyebab TBC adalah Mycobacterium tuberkulosis, basil atau kuman yang berbentuk batang dan mempunyai sifat terhadap penghilangan warna yang bersifat asam dan alkohol kuman tetap bewarna kemerahan, karena itu disebut basil tahan asan BTA. Menemukan BTA ini merupakan dasar penting dalam penegakan diagnosis Umar Fachmi, 2010:334. Oleh karena itu, semua suspek TB diperiksa 3 spesimen dahak dalam waktu 2 hari, yaitu : sewaktu - pagi - sewaktu SPS. Diagnosis TB paru pada orang dewasa ditegakkan dengan ditemukannya kuman TB BTA melalui pemeriksaan dahak mikroskopis yang merupakan diagnosis utama. Pemeriksaan lain seperti foto toraks, biakan, dan uji kepekaan dapat digunakan sebagai penunjang diagnosis sepanjang sesuai dengan indikasinya Depkes RI, 2008:14. 2.1.6.2 Diagnosis TB Ekstra Paru Gejala dan keluhan tergantung organ yang terkena, misalnya kaku kuduk pada meningitis TB, nyeri dada pada TB pleura pleuritis, pembesaran kelenjar limfe superfisialis pada limfadenitis TB, deformitas tulang belakang gibbus pada spondilitis TB, dan lain-lainnya. Diagnosis pasti sering sulit ditegakkan, sedangkan diagnosis kerja dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis TB yang kuat presumtif dengan menyingkirkan kemungkinan penyakit lain. Ketepatan diagnosis tergantung pada metode pengambilan bahan pemeriksaan dan ketersediaan alat-alat diagnostik, misalnya uji mikrobiologi, patologi anatomi, serologi, foto toraks, dan lain-lain Depkes RI, 2008: 15. Alur diagnosis TB paru adalah sebagai berikut : Gambar 2.1. Alur Diagnosis TB Paru Sumber : Depkes RI, 2008

2.1.7 Klasifikasi Tuberkulosis