KRISTAL PROTEIN -endotoksin Bacillus thuringiensis

Bacillus thuringiensis subsp. israelensis Bti pertama kali diisolasi dari genangan air di daerah israel. Aktivitas insektisida dari bakteri ini pertama kali di uji pada tahun 1976, dan dari pengujian ini diketahui bahwa bakteri ini efektif untuk membasmi lima spesies nyamuk yaitu Culex pipiens, Cx. unnivatus, Aedes aegypti, Uranotaenia unguiculata dan Anopheles sergentii Margalit, 1990. Contoh produk komersil berbahan aktif Bacillus thuringiensis subsp. israelensis Bti yang digunakan untuk membasmi nyamuk tersaji pada Tabel 2 diatas.

D. KRISTAL PROTEIN -endotoksin Bacillus thuringiensis

Menurut Aronson, et al., 1986 dan Gill et al., 1992, komponen utama penyusunan kristal protein pada sebagian besar Bacillus thuringiensis adalah polipeptida dengan berat molekul 130 sampai 140 kilodalton kDa. Polipeptida tersebut merupakan protoksin yang dapat diubah menjadi toksin dengan berat molekul yang bervariasi dari 30 sampai 80 kDa setelah mengalami hidrolisis dalam kondisi pH alkalin dan adanya protease dalam saluran pencernaan serangga. Aktivitas insektisida tersebut akan hilang jika berat molekulnya kurang dari 30 kDa. Berdasarkan analisa kuantitatif yang dilakukan terhadap kristal protein tersebut, diperoleh data bahwa kristal Bacillus thuringiensis tersusun atas 95 persen protein sebagai komponen utama, 5 persen karbohidrat Heimpel, 1967, serta tidak mengandung asam nukleat maupun asam lemak Fast, 1981. Protein yang menyusun kristal protein tersebut terdiri dari 18 asam amino. Kandungan asam amino yang terbesar adalah asam aspartat dan asam glutamat Fast, 1981. Kristal protein Bacillus thuringiensis mempunyai beberapa bentuk, diantaranya bentuk bulat pada subsp. israelensis yang toksik terhadap Diptera, bentuk kubus yang toksik terhadap Diptera tertentu dan Lepidoptera,bentuk pipih empat persegi panjang flat rectangular pada subsp. tenebriosis yang toksik terhadap Coleoptera, bentuk piramida pada subsp. kurstaki yang toksik terhadap Lepidoptera Shieh, 1994. Kristal protein ini dibentuk dalam tujuh tahap yang berlangsung selama 12 jam dari saat pertama sel vegetatif akan bersporulasi sampai spora dan kristal terbentuk sempurna. Kristal ini dibentuk di luar eksosporum selama masa sporulasi tahap III sampai IV Fast, 1981. Gen yang mengkode kristal protein yang dihasilkan oleh bakteri Bacillus thuringiensis telah diisolasi dan dikarakterisasi, dikenal dengan sebutan gen Cry yang berasal dari kata Crystal Bahagiawati, 2002. Terdiri dari 13 gen penyandi kristal protein yang dikenal dengan gen Cry kristal protein dan Cyt sitolitik Hofte dan Whiteley, 1989. Gen Cry adalah paraspora yang mengandung kristal protein dari Bacillus thuringiensis yang menghasilkan toksik terhadap organisme sasaran. Sedangkan Cyt adalah paraspora yang mengandung kristal protein dari Bacillus thuringiensis yang menghasilkan aktivitas hemolitik atau sitolitik Tabel 3. Tipe patogenitas dari Bacillus thuringiensis. Tipe patogenitas Contoh Jenis Gen Contoh Produk Spesifik untuk ordo Lepidoptera Contoh: • Moth • Kupu-kupu Bacillus thuringiensis subsp. kurstaki Cry I • Dipel Abbott • Bactospeine Philip Duphar • Thuricide, Javelin Sandoz Spesifik untuk ordo Diptera Contoh: • Two winged flies • Midges • Crane flies • Lalat rumah • Nyamuk Bacillus thuringiensis subsp. israelensis Cry III • Vectobac Abbott • Bactimos Philip Duphar • Teknar Sandoz Spesifik untuk ordo Coleoptera Contoh: • Bettles Bacillus thuringiensis subsp. san diego Cry IV • Trident Sandoz • M-One Mycogen Spesifik untuk ordo Lepidoptera dan Diptera Bacillus thuringiensis subsp. aizawai Cry II Certan Sandoz Sumber: Ellar et al., 1986 Berdasarkan kesamaan struktur asam-asam amino dan spektrum aktivitas insektisidanya, maka gen Cry dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas yaitu Cry I, Cry II, Cry III dan Cry IV. Jenis gen penyandi kristal protein yang dimilki sangat menentukan sifat toksik yang dihasilkan. Pengetahuan tentang mekanisme daya kerja dari endotoksin ini penting untuk menentukan proses kunci key process yang bertanggung jawab terhadap kespesifikan dari sebuah kristal protein. Faktor utama yang menentukan kisaran ruang host range dari kristal protein adalah perbedaan pada larva midgut yang mempengaruhi proses kelarutan solubilization dan proses kristal dari tidak aktif menjadi aktif, dan keberadaan dari spesifik binding-site protoksin di dalam gut dari spesies-spesies serangga Bahagiawati, 2002. Karena perbedaan dari gen penyandi kristal protein yang dimilki, maka berdasarkan tipe patogenitasnya Bacillus thuringiensis dapat dikelompokkan seperti terlihat pada Tabel 3 diatas.

E. PROSES TOKSISITAS DAN INFEKSI OLEH Bacillus thuringiensis