2. Teknik pengumpulan data sekunder, yaitu kegiatan penelitian yang dilakukan dengan menelaah sejumlah buku, karya ilmiah, dan
dokumenarsip yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. a. Studi dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan
menggunakan catatan-catatan atau dokumen-dokumen yang ada di lokasi penelitian atau sumber-sumber lain yang terkait dengan objek
penelitian. b. Studi kepustakaan yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-
buku, literatur, internet, dan lain-lain yang berpotensi dan memiliki keterkaitan dengan masalah penelitian.
2.5 Teknik Pengukuran Skor
Dalam penelitian ini, teknik pengukuran skor yang digunakan adalah teknik skala likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat
dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban dari setiap item instrumen mempunya gradasi dari sangat positif sampai sangat
negatif Sugiyono, 2003: 107. Adapun skor pada setiap pertanyaan yang ditentukan adalah sebagai berikut:
1. Untuk pilihan jawaban ke-1 diberi nilaiskor 1 2. Untuk pilihan jawaban ke-2 diberi nilaiskor 2
3. Untuk pilihan jawaban ke-3 diberi nilaiskor 3 4. Untuk pilihan jawaban ke-4 diberi nilaiskor 4
5. Untuk pilihan jawaban ke-5 diberi nilaiskor 5
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengetahui atau menentukan kategori jawaban responden dari masing-masing variabel apakah tergolong tinggi, sedang, rendah, maka ditentukan
skala intervalnya dengan cara sebagai berikut: Skor tertinggi – Skor terendah
Banyaknya bilangan Maka diperoleh angka
= 0,8 Sehingga dengan demikian dapat diketahui kategori jawaban responden
masing-masing variabel, yaitu: a. Skor untuk kategori sangat tinggi
= 4,21 - 5,00 b. Skor untuk kategori tinggi
= 3,41 - 4,20 c. Skor untuk kategori sedang
= 2,61 - 3,40 d. Skor untuk rendah
= 1,81 - 2,60 e. Skor untuk kategori sangat rendah
= 1,00 - 1,80
2.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan penulis adalah teknik analisis data kuantitatif, yaitu analisis yang digunakan untuk menguji hubungan variabel bebas
x dan varibel terikat y, yaitu dengan menggunakan instrumen. 1. Untuk mengetahui koefisien korelasi variabel X terhadap variabel Y
digunakan rumus korelasi product moment Sugiyono, 2003: 182. r
xy
= n
∑XY – ∑X ∑Y
Keterangan: r
xy
: angka indeks koefisien r product moment n
: jumlah sampel
Universitas Sumatera Utara
∑X : jumlah pengamatan variabel x
∑Y : jumlah pengamatan variabel y
∑X
2
: jumlah kuadrat pengamatan variabel x ∑Y
2
: jumlah kuadrat pengamatan variabel y ∑X
2
: kuadrat jumlah pengamatan variabel x ∑Y
2
: kuadrat jumlah pengamatan variabel y ∑XY : jumlah hasil kali variabel x dan y
Dari hasil perhitungan tersebut akan memperlihatkan tiga kemungkinan yaitu:
a. Koefisien relasi yang diperoleh sama dengan nol r = 0, berarti hubungan kedua variabel yang diuji tidak ada.
b. Koefisen relasi yang diperoleh positif r = +, artinya kenaikan nilai variabel yang satu diikuti nilai variabel yang lain dan kedua variabel
memiliki hubungan positif. c. Koefisien relasi yang diperoleh negatif r = -, artinya kedua variabel
negatif dan menunjukkan meningkatnya variabel yang satu diikuiti menurunnya variabel yang lain.
Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi, sedang, atau rendah antara kedua variabel berdasarkan nilai r koefisien korelasi digunakan penafsiran
atau interpretasi angka sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1. Interpretasi Koefisien Korelasi Product Moment Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Tinggi
0,80 – 1,000 Sangat Tinggi
2. Untuk menguji hipotesis, Pelaksanaan Manajemen Pemasaran Syariah X terhadap Kepuasan Nasabah Y maka diadakan pengujian dengan
menggunakan rumus “t”, yaitu: Sugiyono, 2003: 214 t = r
3. Koefisien Determinan Teknik ini digunakan untuk mengetahui berapa besarnya pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan nilai koefisien product moment pearson rxy
2
x 100 D = r
xy
2
x 100 Keterangan:
D : koefisien determinan
r
xy
: koefisien korelasi moment antara x dan y
Universitas Sumatera Utara
BAB III DESKRIPSI LOKASI
3.1 Sejarah BNI Syariah
Tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan ketangguhan sistem perbankan syariah. Prinsip Syariah dengan 3 tiga pilarnya yaitu adil, transparan
dan maslahat mampu menjawab kebutuhan masyarakat terhadap sistem perbankan yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undang-undang No.10 Tahun 1998,
pada tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah UUS BNI dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin.
Selanjutnya UUS BNI terus berkembang menjadi 28 Kantor Cabang dan 31 Kantor Cabang Pembantu.
Disamping itu nasabah juga dapat menikmati layanan syariah di Kantor Cabang BNI Konvensional office channelling dengan lebih kurang 1500 outlet
yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Di dalam pelaksanaan operasional perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah.
Dengan Dewan Pengawas Syariah DPS yang saat ini diketuai oleh KH.Ma’ruf Amin, semua produk BNI Syariah telah melalui pengujian dari DPS sehingga
telah memenuhi aturan syariah. Di dalam Corporate Plan UUS BNI tahun 2000 ditetapkan bahwa status
UUS bersifat temporer dan akan dilakukan spin off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana pada tanggal 19 Juni 2010 dengan beroperasinya BNI Syariah sebagai
Bank Umum Syariah BUS. Realisasi waktu spin off bulan Juni 2010 tidak terlepas dari faktor eksternal berupa aspek regulasi yang kondusif yaitu dengan
Universitas Sumatera Utara