Kepemimpinan KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR

6

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR

A. Kepemimpinan

1 Pengertian Kepemimpinan Pengertian kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, berkaitan dengan proses yang mempengaruhi orang sehingga mereka mencapai sasaran dalam keadaan tertentu. 1 Penggunaan istilah lain seperti kekuasaan, wewenang, manajemen, adminstrasi, pengendalian, dan supervisor yang juga menjelaskan hal yang sama dengan kepemimpinan 2 Leadership atau kepemimpinan dalam pengertian umum menunjukkan suatu proses kegiatan dalam hal memimpin, membimbing, mengontrol perilaku, perasaan serta tingkah laku terhadap orang lain yang ada dibawah pengawasannya. Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang menggerakkan, mengarahkan, sekaligus mempengaruhi pola fikir, cara kerja setiap anggota agar bersikap mandiri dalam bekerja terutama dalam mengambil keputusan untuk kepentingan percepatan tujuan yang telah ditetapkan 3 . Kepemimpinan berusaha untuk membuat perubahan dalam organisasi dengan 1 menyusun visi masa depan dan strategi untuk membuat perubahan yang dibutuhkan, 2 mengkomunikasikan dan menjelaskan visi 3 memotivasi dan memberi inspirasi kepada orang lain untuk mencapai visi itu 4 . 1 Abdul Rahman Shaleh, P sikologi Industri dan Organisasi. Jakarta. Lembaga Penelitian UIN. 2006. Hal. 110 2 Gary Yukl, Kepemimpinan Dalam Organisasi Edisi Kelima Jakarta. 2005 Hal. 3 3 Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajar. Bandung. 2009. Alfabeta. Hal. 119 4 Gary Yukl, Op.Cit 2005. Hal. 7 Kata “memimpin” mempunyai arti memberikan bimbingan, menuntun, mengarahkan dan berjalan di depan Precede. Pemimpin berprilaku untuk membantu organisasi dengan kemampuan maksimal dalam mencapai tujuan 5 Berdasarkan dari beberapa definisi yang dikemukakan para ahli kepemimpinan tersebut, dapat digaris bawahi bahwa kepemimpinan kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai peranan yang sangat besar dalam mengembangkan mutu pendidikan di sekolah, dengan Melalui proses menggerakkan mempengaruhi dan membimbing orang lain dalam rangka mencapai tujuan organisasi. kepala sekolah sebagai pemimpin tertinggi di sekolah. Pola kepemimpinannya akan sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan kamajuan sekolah. Oleh karena itu dalam pendidikan modern kepemimpinan kepala sekolah merupakan jabatan strategis dalam mencapai tujuan pendidikan. Bagaimana kepala sekolah untuk membuat orang lain bekerja untuk mencapai tujuan sekolah. 2 Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah sebagai seorang pemimpin dalam praktik sehari- hari harus selalu berusaha memperhatikan dan mempraktikkan delapan fungsi kepemimpinan didalam kehidupan sekolah 6 : a Menciptakan kebersamaan diantara guru dan orang-orang yang menjadi bawahannya. b Menciptakan rasa aman didalam lingkungan sekolah sehingga para guru dan orang-orang yang menjadi bawahan dalam melaksanakan tugasnya mereka merasa aman, bebas dari segala perasaan gelisah, kekhawatiran serta memperoleh jaminan keamanan providing security. 5 Wahyosumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta PT. Raja Grafindo Persada. 2007. Hal. 104 6 Wahyosumidjo. Ibid. Hal. 106 c Memberikan saran, anjuran dan sugesti untuk memelihara serta meningkatan semangat para guru staff dan siswa, rela berkorban demi menumbuhkan rasa kebersamaan dalam melaksanakan tugas masing-masing. d Bertanggung jawab memenuhi dan menyediakan dukungan yang diperlukan oleh para guru. e Sebagai motivator, dalam arti mampu menimbulkan dan menggerakkan semangat para guru, staf dan para siswa dalam pencapaian tujuan yang telah di tetapkan. f Selalu menjaga penampilan dan integritas sebagai kepala sekolah, selalu terpercaya, di hormati baik sikap, prilaku maupun perbuatannya. g Membangkitkan semangat, percaya diri terhadap para guru sehingga mereka menerima dan memahami tujuan sekolah secara antusias, bekerja secara bertanggung jawab kearah tercapainya tujuan sekolah inspiring. h Selalu dapat memperhatikan, menghargai apapun yang dihasilkan oleh para mereka yang menjadi tanggung jawabnya. 7 Keberadaan pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi di sekolah dengan menetapkan tujuan secara utuh firm and purposeful, mendayagunakan bawahan melalui pendekatan partisipatif a parcipte approach , dan didasari oleh kemampuan kepemimpinan secara professional the leading professional 8 . Sebagai seorang pemimpin kepala sekolah harus memiliki sikap professional serta mampu mendayagunakan sumberdaya sekolah dan memiliki harapan yang tinggi terhadap kemajuan sekolah. Pemimpin organisasi sekolah dalam hal ini kepala sekolah sebagai aktifitas pendidikan setidaknya mempunyai ciri-ciri : mampu mengambil 7 Wahyosumodjo. Ibid. Hal.106 8 Aan Komariah. Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif. Jakarta. PT. Bumi Aksara. 2005.Hal.40 keputusan, mempunyai kemampuan hubungan interaksi sesama, mempunyai keahlian dalam berkomunikasi, mampu memberikan motivasi kerja kepada bawahan 9 . 3 Gaya kepemimpinan Gaya kepemimpinan adalah bagian dari pendekatan prilaku pemimpin yang memusatkan perhatian pada proses dinamika kepemimpinan dalam usaha mempengaruhi aktifitas individu untuk mencapai suatu tujuan dalam situasi tertentu, yaitu sebagai berikut: a Perilaku Kepemimpinan Perilaku kepemimpinan cenderung diekspresikan dalam dua gaya kepemimpinan yang berbeda. Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas Task Oriented dan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada karyawan Employee oriented. 10 Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas menekankan pada pengawasan yang ketat. Dengan pengawasan yang ketat dapat dipastikan bahwa tugas yang diberikan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada karyawan mengutamakan untuk memotivasi dan mengontrol bawahan, dan bahkan dalam beberapa hal bawahan ikut berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang terkait dengan bawahan. b Pendekatan Situasional Pendekatan situasional berpandangan bahwa keefektifan kepemimpinan bergantung pada kecocokan antar pribadi, tugas kekuasaan, sikap dan persepsi 11 . Pelakasanaan gaya kepemimpinan situasional sangat tergantung dengan kematangan bawahan, sehingga perlakuan terhadap bawahan tidak akan sama dilihat dari umur atau masa kerja. c Gaya Kepemimpinan Kontingensi menurut Fiedler 9 Wahyudi, Op.Cit. Hal. 63 10 T.Hani Handoko, Manajemen. Yogyakarta. BPFE., hal. 299 11 Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan Bandung.PT. Remaja Rosda Karya. 2006. hal. 95 Disini Fiedler mengembangkan suatu model yang dinamakan model kontingensi kepemimpinan yang efektif A Contingency Model of Leadership Eff ectiveness berhubungan antara gaya kepemimpinan dengan situasi yang menyenangkan itu diterangkan dalam hubungannya dengan dimensi-dimensi sebagai berikut: 1 Derajat situasi dimana pemimpin menguasai, mengendalikan dan mempengaruhi situasi. 2 Derajat situasi yang menghadapkan manajer dengan tidak kepastian. 12 d Gaya Kepemimpinan Kontinum Tannenbaun dan Smith mengusulkan bahwa, seorang manajer perlu mempertimbangkan tiga perangkat kekuatan sebelum memilih gaya kepemimpinan yaitu: kekuatan yang ada dalam diri manajer sendiri, kekuatan yang ada pada bawahan, dan kekuatan yang ada dalam situasi. Sehubungan dengan teori tersebut terdapat tujuh tingkat hubungan pemimpin dengan bawahan yaitu: 1 Manajer mengambil keputusan dan mengumumkannya 2 Manajer menjual keputusan 3 Manajer menyajikan gagasan dan mengundang pertanyaan 4 Manajer menawarkan keputusan sementara yang masih diubah 5 Manajer menyajikan masalah, menerima saran, membuat keputusan 6 Manajer menentukan batas-batas, meminta kelompok untuk mengambil keputusan. 7 Manajer membolehkan bawahan dalam batas yang ditetapkan atasan. 13 a. Gaya Kepemimpinan Partisipatif menurut Likert Menurur Likert, bahwa pemimpin itu dapat berhasil jika bergaya Particip active management, yaitu keberhasilan pemimpin adalah jika berorientasi pada bawahan, dan mendasarkan komunikasi. Selanjutnya ada empat sistem kepemimpinan dalam manajemen yaitu sebagai berikut 14 : 12 T.Hani Handoko, Op.Cit. Hal 311 13 T.Hani Handoko, Ibid. Hal . 320 A. Sistem 1 : membuat semua keputusan yang berhubungan dengan pekerjaan dan memerintahkan bawahan untuk melaksanakannya B. Sistem 2 : masih memberi perintah-perintah, tetapi bawahan masih mempunyai kebebasan tertentu untuk mengomentari perintah. C. Sistem 3 : menetapkan tujuan dan memberi perintah umum setelah dibahas bersama bawahan. D. Sistem 4 : tujuan ditetapkan dan keputusan dibuat oleh kelompok sistem ideal Berdasarkan teori yang telah dikemukan di atas, maka yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan adalah penilaian karyawan terhadap gaya pemimpin atau atasan dalam mempengaruhi bawahan untuk mencapai tujuan organisasi. 4 Tipe Kepemimpinan a. Tipe kepemimpinan otokratis: “otokratis pemerasan dan otokratis bijak” Otokratik pemerasan adalah kepemimpinan diktator atau direktif. Orang yang menganut pendekatan ini biasanya ia mengambil suatu keputusan tanpa berkonsultasi kepada anggotanya dan mereka harus memenuhi keputusan tersebut. Musyawarah tidak diperlukan, sedang rapat-rapat diadakan hanya untuk menyampaikan intstruksi-instruksi atau perintah yang harus dilaksanakan. Otokratik bijak kurang lebih sama dengan otokratis pemerasan yaitu keputusan tetap ditangan pemimpin, hanya saja disini pemimpin memberikan sedikit kesempatan kepada anggota dalam memberikan komentar serta diberi sedikit kelonggoran untuk melaksanakan tugasnya dengan batas-batas yang telah ditentukan. b. Tipe Kepemimpinan Konsultasi Tipe ini merupakan gaya kepemimpinan yang menunjukan bahwa dalam menetapkan tujuan, memberikan perintah-perintah, dan membuat keputusan setelah berkonsultasi dengan bawahannya. Pemimpin memiliki 14 Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan Bandung.PT. Remaja Rosda Karya. 2006. hal.95 kepercayaan kepada bawahan sehingga setiap keputusan yang menyangkut dengan tugas anggota, pemimpin memberikan kepercayaan untuk menentukan keputusan tersebut. Dan untuk keputusan-keputusan penting tetap berada di tangan pemimpin. Misalnya, kepala sekolah memberikan kebebasan kepada guru dalam menentukan metode mengajar. Pemimpin gaya ini lebih mengutamakan imbalan atau hadiah daripada ancaman atau hukuman. Misalnya, setiap guru yang bersungguh-sungguh atau bekerja dengan baik akan diberikan hadiah. Pemimpin dengan gaya ini juga memberikan kebebasan kepada anggota untuk berdiskusi dengan atasan. c. Kepemimpinan Peran Serta Kelompok Gaya kepemimpinan ini menunjukkan bahwa semua masalah yang timbul dalam organisasi dalam organisasi dipecahkan bersama-sama. Pemimpin dengan gaya ini sangat mempercayai bawahan, menciptakan suasana kerja yang kondusif yaitu saling tolong menolong, menghargai dan menghormati. Dalam komunikasi saling berlangsung, baik keatas, bawah, juga kesamping.. pemimpin lebih mengutamakan persahabatan atau menganggap bahwa anggota adalah partner dalam kerja. 15 d. Kepemimpinan Demokratis 16 Kepemimpinan ini dikenal dengan istilah kepemimpinan konsultatif atau konsesus. Orang yang menganut pendekatan ini melibatkan para karyawan yang harus melaksanakan keputusan dalam proses pembuatannya. Pemimpin yang demokratis diperlukan dalam setiap intitusi, dimana pemimpin tersebut dapat mengkordinasikan pekerjaan anggotanya dengan menekankan rasa tanggung jawab bersama dan menganggap organisasi bukan milik pribadi atau kelompok. Pemimpin demokratis selalu mendengarkan nasehat dan saran setiap anggotanya. 15 Sutarto, Dasar-dasar Kepemimpinan Adminisisrasi, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1991, Cet. Ke-3, h. 91-92. 16 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT. RosdaKarya, 2005 Cet. Ke- 15, hal.50. Pemimpin demokratis biasanya berfungsi sebagai katalisator dalam proses pencapaian tujuan. Dalam melakukan aktivitas selalu berpegang teguh kepada asas atau ideology negaranya. Hal ini penting agar setiap kebijakan yang dibuat searah dengan ideology negaranya. Begitu juga dengan para birokrat Indonesia tentunya dalam menjalankan kepemimpinan demokratis harus berlandaskan pada nilai-nilai pancasila. e. Tipe kepemimpinan Laissez Faire 17 Pada tipe kepemimpinan Laissez faire ini sang pemimpin praktis tidak memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semuanya sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikitpun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahan sendiri. Dia merupakan pemimpin simbol, dan biasanya tidak memiliki keterampilan teknis. Sebab duduknya sebagai Pemimpin biasanya diperolehnya melalui penyogokan, suapan atau system nepotisme. Dia tidak mempunyai kewibawaan, dan tidak bisa mengontrol anak buahnya. Tidak mampu melaksanakan koordinasi kerja, dan tidak berdaya sama sekali menciptakan suasana kerja yang kooperatif. Sehingga organisasi atau perusahaan yang dipimpinnya menjadi kacau-balau, morat- marit, dan pada hakikatnya mirip satu firma tanpa kepala. f. Tipe kepemimpinan Pseudo Demokratis Tipe kepemimpinan yang dimaksudkan adalah demokrasi yang semu, artinya seorang pemimpin yang mempunyai sifat pseudo demokratis hanya menampakan sikapnya saja yang demokratis, dibalik kata-katanya yang penuh tanggung jawab ada siasat yang sebenarnya merupakan tindakan yang absolute. Pemimpin yang pseudo demokratis penuh dengan manipulasi sehingga pendapatnya sendiri yang harus disetujui. 17 Kartini Kartono, Pemimipin dan Kepemimpinan,Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2001 Cet. Ke- 9 hal. 71-73

B. Kepala Sekolah

Dokumen yang terkait

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN KINERJA GURU.

0 2 2

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI KERJA, DAN BUDAYA SEKOLAH DENGAN EFEKTIVITAS KERJA GURU DI SD NEGERI KECAMATAN PADANG TUALANG.

0 11 40

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU MELALUI PROGRAM Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Disiplin Kerja Guru Melalui Program Workshop Motivasi Kerja Di Mts Muhammadiyah Surakarta.

0 4 18

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU MELALUI PROGRAM Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Disiplin Kerja Guru Melalui Program Workshop Motivasi Kerja Di Mts Muhammadiyah Surakarta.

0 3 14

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DAN DAMPAKNYA Kontribusi Kepemimpinan Dan Komunikasi Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Dan Dampaknya Pada Kinerja Guru Sd Di Uptd Dikpora Kecamatan Jebres Kota S

0 1 20

PERAN GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PRESTASI KERJA GURU Peran Gaya Kepemimpinan Dan Motivasi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Prestasi Kerja Guru Di Smp Negeri I Eromoko Kabupaten Wonogiri.

0 3 15

PERAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PROFESIONALISME GURU SD NEGERI Peran Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi Terhadap Profesionalisme Guru SD Negeri Se-Kecamata

0 1 11

Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja dengan Disiplin Kerja pada Guru SD di Kecamatan Bantul.

0 0 2

2 1 kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan motivasi kerja guru

0 0 16

GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA GURU DI SMP NEGERI 3 SEPONTI

1 1 14