Beberapa Hambatan dalam Manajemen Persediaan

mengharapkan informasi yang mutakhir tentang perkembangan pesanan mereka dari waktu ke waktu. Namun sangat sering terjadi supplier tidak mampu memberikan informasi tentang status pengiriman yang akurat. Akibatnya, pesanan ketidakpastian tinggi dan mendorong pelanggan untuk menyimpan cadangan persediaan yang lebih layak. 3 Sistem informasi tidak handal Perusahaan tidak akan bisa memberikan status pesanan kalau sistem informasi antar bagian di dalam perusahaan maupun sistem yang bisa menghubungkan perusahaan dengan pelangga tidak handal. Sering kali tiap bagian dalam perusahaan tidak memiliki informasi yang sama tentang persediaan. Catatan di gudang berbedda dengan catatan yang dimiliki oleh bagian perencanaan produksi. 4 Kebijakan persediaan terlalu sederhana dan mengabaikan ketidakpastian. Di literature kita banyak menjumpai model-model persediaan. Model-model tersebut biasanya sederhana dan menggunakan berbagai asumsi yang sering tidak berlaku di lapangan. Dasar-dasar tersebut memang sangat penting sebagai landasan, namun dalam kenyataannya staf dan manajer perlu pemahaman situasi lapangan dengan banyak melakukan analisis data seperti lead time, permintaan, akurasi catatan persediaan, persentaasi kerusakan reject defect rate, dan sebagainya. 5 Biaya-biaya persediaan tidak ditaksir dengan benar. Ketika perusahaan mencari solusi terhadap lead time, pengiriman yang panjang dan tidak pasti, transportasi udara biasanya tidak masuk sebagai pertimbangan. Banyak orang sejak awal mengambil keputusan tanpa analisis bahwa pengiriman lewat udara pasti tidak layak. Tentu ini tidak selalu benar. Ada perusahaan yang telah melakukan analisis transportasi ternyata bisa merealisasikan penghematan luar biasa karena pindah dari transportasi laut ke transportasi udara. 6 Keputusan supply chain yang tidak terintegrasi. Implikasi dan keputusan suatu supply chain terhadap persediaan sering tidak dipahami dengan baik. Sebelum dilakukan perubahan pada proses perakitan dan distribusi, sebuah perusahaan printer di Amerika menerima pesanan dari pusat- pusat penjualan merek di seluruh dunia. Tiap Negara biasanya memiliki kebutuhan yang berbeda terutama karen perbedaan bahasa yang akan digunakan pada buku petunjuk serta perbedaan sistem sumber daya listrik power supply.

2.7 Database

2.7.1 Konsep Sistem Database

Keberhasilan suatu sistem informasi manajemen SIM sangat dipengaruhi oleh sistem database yang merupakan salah satu elemen penyusun sistem tersebut. Semakin lengkap, akurat, dan mudah dalam menampilkan kembali data-data yang termuat di dalam database, akan semakin meningkatkan kualitas SIM tersebut. Oleh karena itu, sangatlah penting menyusun sistem database yang baik, yang mampu memenuhi segala kebutuhan data atau informasi pemakainya. Manajemen database merupakan bagian dari manajemen sumber daya informasi serta memastikan bahwa sumber daya data perusahaan mencerminkan secara akurat sistem fisik yang di wakilinya Sutabri, 2005. Sumber daya data disimpan dalam media penyimpanan sekunder yang dapat mengambil bentuk berurutan sequential atau akses langsung direct access. Tujuan sistem database meliputi penyediaan sarana akses yang fleksibel, pemeliharaan integritas data, proteksi data dari kerusakan, dan penggunaan yang tidak baik, serta penyediaan sarana untuk pengurangan atau meminimalkan kerangkapan data redundancy, menghilangkan ketergantungan data pada program- program aplikasi, menstandarkan definisi elemen data, dan meningkatkan produktifitas personil sistem informasi Sutabri, 2005.

2.7.2 Pengertian Sistem Database