20
Universitas Sumatera Utara
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Paradigma Kajian
Istilah konstruksi sosial atas realitas menjadi terkenal sejak diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann melalui bukunya yang berjudul “The
Social Constuction of Reality, a Treatise in The Sociological of Knowledge” Bungin, 2006 : 189. Lalu ia kemudian menggambarkan proses sosial memalui
tindakan dan interaksinya, yang mana individu menciptakan secara terus menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif.
Dalam aliran filsafat, konstruktivisme muncul sejak Socrates menemukan jiwa dan tubuh manysia dan sejak Plato menemukan akal budi dan ide. Gagasan
tersebut lebih konkret lagi setelah Aristoteles mengenalkan istilah informasi, relasi, individu, substansi, materi, esensi dan sebagainya. Ia juga mengatakan
bahwa manusia adalah makhluk sosial, setiap pernyataan harus dibuktikan kebenarannya, bahwa kunci pengetahuan adalah logika dan dasar pengetahuan
adalah fakta Bungin, 2006 : 189. Asumsi dasar dalam pendekatan konstruktivisme adalah realitas tidak dapat
dibentuk seecara ilmiah, namun juga, turun karena campur tangan Tuhan. Tapi sebaliknya, ia dibentuk dan dikonstruksi. Pandangan konstruktivisme memandang
realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural, tetapi terbentuk dari hasil konstruksi. Sehingga realitas yang sama bisa ditanggapi, dimaknai dan
dikonstruksi secara berbeda-beda oleh setiap orang karena setiap orang mempunyai pengalaman, pendidikan dan lingkungan sosial yang berbeda-beda.
Selain itu, paradigma konstruktivisme juga memandang realitas sebagai suatu bentukan secara simbolik melalui interaksi sosial. Keberadaan simbol
ataupun bahasa menjadi penting dalam membentuk realitas. Dalam artian hanya melihat bagaimana bahasa dan simbol diproduksi dan direproduksi lewat berbagai
hubungan yang terbatas antara sumber dan narasumber yang menyertai proses hubungan tersebut. Dalam bahasa sederhanya, hanya menyentuh level mikro
konsep diri sumber dan level meso lingkungan dimana sumber itu berada dan
Universitas Sumatera utara
21
Universitas Sumatera Utara
tidak menyentuh hingga level makro sistem politik, budaya, ekonomi, dan lain- lain.
Konsentrasi analisis pada paradigma ini adalah menemukan bagaimana suatu peristiwa ataupun realitas dikonstruksi, dan dengan cara apa konstruksi itu
dibentuk.
2.2 Kajian Pustaka 2.2.1 Komunikasi Antar Pribadi