18 anggota organisasi yang lain diberi kesempatan yang luas untuk
memberikan pertimbangan kepada manajer.
d. Champions juara Saatnya mencari anggota organisasi dari berbagai area dan tingkat
yang memiliki potensi lebih serta tertarik untuk ikut memberi masukan dalam penyusunan kode etik.
e. International internasional Organisasi
harus memperhatikan
pandangan anggota-anggota
organisasi yang berasal dari setiap negara daerah di mana organisasi itu beroperasi. Lalu mempertimbangkan apakah organisasi akan
mengembangkan common values atau menetapkan standar praktek. Penerapan kode etik harus mempertimbangkan budaya setempat dan
mungkin akan berbeda di antara satu daerah dengan yang lain. f. Alternative style gaya alternatif
Organisasi dapat memilih apakah akan membutuhkan semacam buku pedoman yang berisi prinsip-prinsip umum yang penting atau sesuatu
yang dapat menjawab masalah-masalah aktual dan dilema yang dihadapi anggota organisasi.
B. Komitmen Organisasional
1. Definisi Komitmen Organisasional
19 Komitmen organisasi adalah suatu keadaan di mana seorang
karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi itu Robbins, 2001
: 92. Robbins memandang komitmen terhadap organisasi merupakan sebuah sikap kerja. Karena ia merefleksikan perasaan seseorang suka atau
tidak suka di dalam organisasi dimana mereka bekerja. Robbins 2001 : 92 mendefinisikannya sebagai suatu orientasi individu terhadap
organisasi yang mencakup loyalitas, identifikasi dan keterlibatan. Sedangkan menurut Steers 1977 komitmen organisasional adalah
kekuatan relatif dari proses identifikasi dan keterlibatan seseorang dalam sebuah organisasi.
Luthan 1998 : 148 mendefinisikan komitmen organisasional sebagai sikap yang berkaitan dengan loyalitas pekerja terhadap organisasi
dan merupakan proses yang berkelanjutan pada anggota untuk mengungkapkan perhatiannya pada organisasi dan hal tersebut berlanjut
pada kesuksesan dan kesejahteraan. Dari definisi Luthans 1998 : 148, ada beberapa definisi atau ukuran komitmen sebagai suatu sikap, yaitu :
a. Suatu keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota suatu organisasi tertentu.
b. Keinginan untuk mencapai tingkat tertinggi demi organisasi. c. Suatu kepercayaan dan komitmen tertentu terhadap penerimaan nilai-
nilai dan tujuan organisasi.
20 Menurut Porter et al. 1974 komitmen organisasional dapat dibagi
menjadi: a. Sebuah kepercayaan dan penerimaan yang kuat terhadap tujuan dan
nilai-nilai organisasi. b. Sebuah keinginan untuk mengeluarkan segenap usaha bagi kemajuan
perusahaan. c. Sebuah keinginan yang kuat untuk tetap menjadi bagian dari
organisasi.
2. Dimensi Komitmen Organisasional
Meyer Allen 1990 menjelaskan tiga dimensi komitmen organisasional, yang terdiri atas:
a. Komitmen afektif menunjukkan adanya keterikatan emosional anggota, identifikasi dan keterlibatan anggota pada organisasi. Dapat
dijelaskan bahwa kemauan anggota untuk tetap bekerja timbul dari pribadinya dan bukan karena pertimbangan ekonomis. Komitmen ini
dikembangkan berdasarkan pertimbangan yang bersifat psikologis karena melibatkan aspek afeksi.
b. Komitmen continuance menunjuk pada adanya pertimbangan untung rugi dalam diri anggota, berkaitan dengan keinginan untuk tetap
bekerja atau dengan kata lain, komitmen lebih didasarkan pada pertimbangan–pertimbangan ekonomis. Anggota terutama bekerja
berdasarkan komitmen bersinambung ini bertahan dalam organisasi karena mereka tidak ada pilihan lain. Adanya pertimbangan rasional
21 mengenai untung rugi antara bertahan atau meninggalkan organisasi,
maka komitmen bersinambung sering disebut sebagai komitmen rasional.
c. Komitmen normatif merefleksikan adanya perasaan wajib untuk tetap bekerja dalam organisasi. Ini berarti, bahwa anggota yang memiliki
sikap normatif tinggi merasa bahwa mereka wajib bertahan dalam organisasi.
C. Kinerja