commit to user 23
6. Terapi realitas; sekolah harus berupaya mengurangi kegagalan dan
meningkatkan keterlibatan. Guru perlu bersikap positif dan bertanggung jawab
7. Disiplin yang terintegrasi; metode ini menekankan pengendalian penuh oleh guru untuk mengembangkan dan mempertahankan peraturan
8. Modifikasi perilaku; perilaku salah disebabkan oleh lingkungan. Oleh karena itu, dalam pembelajaran perlu diciptakan lingkungan yang kondusif
9. Tantangan bagi disiplin; guru diharapkan cekatan, sangat terorganisasi, dan dalam pengendalian yang tegas.
Diatas merupakan strategi umum merancang disiplin yang diharapkan dapat memberikan gambaran bagi guru untuk meningkat disiplin pada siswa.
C. Kerangka Pemikiran
Guru BK sebagai pembimbing dituntut memiliki kemampuan dan
keterampilan dalam memberikan bimbingan terhadap siswa yang bermasalah, agar siswa yang bermasalah dapat mencapai prestasi belajar dengan baik.
Siswa yang tidak disiplin dapat dikategorikan siswa yang bermasalah, karena dapat menghambat prestasi siswa itu sendiri dan menghambat pencapaian tujuan
pendidikan nasional . Tata tertib di ciptakan dalam rangka membetuk peserta didik yang berkepribadian mantap, bertanggung jawab dan mandiri. Di sekolah peranan
guru dan guru BK sebagai pembimbing sangat diperlukan, karena bimbingan sebagai bagian yang integral dari sistem pendidikan nasional. Terjadinya ketidakdisiplinan
pada diri anak dilatarbelakangi oleh berbagai sebab dan dapat berdampak negatif sebagai akibat dari ketidakdisiplinan tersebut.
Penyebab ketidakdisiplinan pada diri anak itu ada beberapa faktor antara lain pola asuh orang tua yang kurang benar, keadaan lingkungan anak yang memang
sudah menunjukan kurang disiplin, kurang adanya keteladanan dari orang-orang dekat yang lebih dewasa, sikap anak itu sendiri yang tidak mau melatih atau
commit to user 24
membiasakan diri disiplin dan kurangnya kontrol dari orang tua. Akibat yang mungkin timbul sebagai dampak ketidakdisiplinan antara lain: prestasi belajar anak
itu sendiri tidak optimal, teman-teman yang lain dapat terpengaruh, kegiatan belajar mengajar dapat terganggu dan situasi kelas maupun sekolah menjadi tidak kondusif.
Berdasarkan uraian di atas dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut : lihat halaman 25
7
Bagan I : Kerangka Pemikiran
25 Siswa tidak
disiplin terhadap tata
tertib sekolah Latar Belakang
sebab Tidak disiplin
dalam berpakaian
Tidak disiplin dalam kegiatan
belajar mengajar
Tidak disiplin dalam mengikuti
kegiatan di sekolah
Bentuk perilaku
19 Merusak
nama baik sekolah
PBM terganggu
Prestasi belajar tidak
optimal
Tidak naik kelas
Dikeluarkan Akibat
commit to user 26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Karanganom, yang terletak di desa Jurang Jero, kecamatan Karanganom, kabupaten Klaten. Lokasi SMP Negeri 2
Karanganom cukup strategis, dekat dengan kota kecamatan yaitu Karanganom, dekat dengan prasarana umum dan tempat rekreasi. Ekonomi orang tua siswa SMP Negeri
2 Karanganom rata-rata tergolong menengah ke bawah. Kebanyakan bekerja sebagai petani dan buruh yang kurang mempunyai kesadaran dan kepedulian terhadap
pendidikan. Alasan dipilihnya lokasi ini sebagai tempat penelitian adalah :
a. Banyak terjadi siswa-siwa yang tidakdisiplin terhadap tata tertib sekolah. b. Prestasi belajar siswa tidak optimal dimungkinkan sebagai dampak dari
ketidakdisiplinan terhadap tata tertib sekolah. c. Penelitian dimaksudkan untuk meningkatkan kedisiplinan siswa terhadap tata
tertib sekolah.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dimulai sejak pengajuan judul proposal, pengurusan ijin
penelitian, pelaksanaan penelitian, pengumpulan data, analisis data dan penyusunan
laporan hasil penelitian, tepatnya dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2009 2010.