commit to user 57
3 lingkungan sekolah Lingkungan sekolah sangat berpengaruh pada perilaku siswa, dengan
ditegakkan sanksi yang tegas berupa hukuman pada siswa yang sering melanggar tata tertib akan membuat mereka jera. Jika toleransi berlebihan diberikan maka siswa akan
cenderung mengabaikan tata tertib yang berlaku disekolah misalnya hanya memberikan teguran lisan meskipun berulang kali siswa melakukan pelanggaran
terhadap tata tertib sekolah, seharusnya siswa dikenai hukuman ataupun sangsi jika lebih dari 3 kali melakukan pelanggaran.
3. Akibat Perilaku Tidak Disiplin
Hasil penelitian di SMP Negeri 2 Karanganom dapat diketahui bahwa seringnya ke dua subjek melakukan pelanggaran disiplin terhadap tata tertib yang
berlaku disekolah berakibat : a. Rendahnya prestasi disekolah, karena tidak dapat mengikuti pelajaran dengan baik,
ini dapat diketahui dari data-data dokumentasi seperti buku pribadi siswa dan raport.
b. Seringnya melanggar tata tertib sekolah membuat ke dua subjek mendapat teguran dari bapak ataupun ibu guru, contohnya ketika didalam kelas sering dimarahi guru
karena mengganggu kegiatan belajar mengajar dan tidak mengerjakan tugas. Kedua subjek juga sering dipanggil ke ruang BK karena sering melakukan
pelanggaran-pelanggaran lainnya. Keduanya mendapatkan arahan dan nasehat dari guru BK agar lebih disiplin. Orang tua kedua subjek juga sudah didatangkan di
sekolah perihal perilaku anak-anaknya yang sering melanggar tata tertib sekolah. Orang tua diharapkan dapat bekerja sama dengan pihak sekolah dalam menangani
perilaku anaknya, terutama dalam kedisiplinan dan pendidikannya. c. Tidak naik kelas
commit to user 58
4. Pandangan Pihak Terkait Tentang Pelanggaran Kedisiplinan Terhadap Tata Tertib Sekolah Oleh Subjek Penelitian Yaitu Agung Dan Novi di SMP Negeri
2 Karanganom.
Pandangan pihak terkait tentang pelanggaran kedisiplinan terhadap tata tertib sekolah yang dilakukan oleh Agung dan Novi merupakan bentuk pernyataan atau
ungkapan penilaian terhadap kasus yang terjadi, dalam hal ini adalah bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh Agung dan Novi terhadap tata tertib sekolah di SMP
negeri 2 Karanganom. Pihak terkait tersebut adalah pihak yang secara langsung mengetahui bagaimanakah perilaku pelanggaran yang dilakukan siswa terhadap
peraturan kedisiplinan yang berlaku di SMP Negeri 2 Karanganom. Pihak terkait tersebut meliputi: guru BK, wali kelas, orang tua siswa, dan warga di sekitar sekolah.
a. Guru bimbingan konseling BK Guru bimbingan konseling BK menjadi pihak sekolah yang secara langsung
menangani suatu permasalahan di sekolah, khususnya siswa yang melanggar peraturan tata tertib di sekolahnya. Pelanggaran terhadap tata tertib sekolah tidak
bisa dibiarkan berlarut-larut, jika tidak akan dapat menganggu proses belajar siswa sehingga siswa mempunyai prestasi yang jelek, kemudian mengganggu kegiatan
belajar dan mengajar disekolah dan mengakibatkan citra baik sekolah kurang baik. Penanganan oleh guru bimbingan konseling terhadap siswa yang dikategorikan
bermasalah, guru bimbingan konseling harus mengerti dan mengenal kepribadian siswa yang ditanganinya untuk dapat memberikan bimbingan yang sesuai. Khusus
kasus pelanggaran kedisiplinan oleh siswa terhadap tata tertib sekolah, memiliki banyak faktor yang menyebabkannya, yaitu dari diri sendiri dan lingkungan luar
yang mempengaruhinya, serta kesempatan yang ada pada diri siswa tersebut untuk melakukan suatu pelanggaran dari peraturan yang ada. Upaya membina siswa yang
bermasalah harus diketahui faktor penyebabnya, baik faktor intern maupun ekstern
commit to user 59
untuk kemudian diambil tindakan yang tepat dan sesuai dengan ukuran dari bentuk pelanggaran yang dilakukan sehingga dapat dilakukan tindakan yang tepat.
b. Wali kelas Wali kelas menjadi salah satu pihak yang mengerti secara langsung bentuk
perilaku melanggar kedisiplinan, karena wali kelas difungsikan menjadi pengganti orang tua di sekolah. Segala bentuk pelanggaran ketidakdisiplinan siswa
dilaporkan oleh pihak lain kepada wali kelas, kemudian bekerja sama dengan guru BK menangani permasalahan tersebut. Seperti halnya orang tua wali kelas
berusaha agar siswa yang diampunya menjadi lebih disiplin dan baik dengan mengadakan pendekatan, memberikan nasehat saran dan motivasi. Penanganan
masalah ini diperlukan suatu ketegasan dalam upaya penegakkan kedisiplinan dari peraturan yang berlaku, salah satunya dengan memberikan sanksi yang diharapkan
akan memberikan efek jera dan dapat mengubah perilaku siswa untuk lebih baik dari sebelumnya. Sanksi itu bisa berupa hukuman skors tidak diperbolehkan
mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam waktu tertentu, diberikan tugas yang berkaitan dengan materi pelajarannya dan membersihkan kelas atau kamar mandi
dalam beberapa hari. Semua hukuman hendaklah diberikan sesuai dengan pelanggarannya dan tentu saja bersifat mendidik
c. Orang tua siswa. Peran orang tua menjadi faktor yang paling penting dalam perkembangan
mental anak-anaknya, termasuk dalam proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah. Perhatian, didikan dan kasih sayang yang diberikan orang tua kepada
anak-anaknya dirumah sangatlah diperlukan dan penting karena mempengaruhi perilaku yang dilakukan anaknya pada saat di sekolah, meskipun pada saat berada
di sekolah para orang tua tidak melihat atau mengawasi secara langsung perilaku yang dilakukan oleh anak-anaknya. Khusus masalah siswa pelanggar kedisiplinan
terhadap tata tertib di sekolah, mayoritas siswa tersebut memiliki latar belakang
commit to user 60
keluarga yang memang memiliki masalah, seperti orang tua kurang dalam memberikan perhatian, anak terlalu dimanja dan kurangnya kepedulian orang tua
terhadap pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya. Perilaku anak yang sering melanggar tata tertib khususnya disekolah perlu mendapatkan perhatian lebih dari
orang tua untuk menanganinya, dengan memberikan teguran, arahan, pangawasan dan hukuman sesuai diharapkan dapat mengubah perilakunya menjadi lebih
disiplin.
d. Warga sekitar sekolah Warga sekitar sekolah menjadi pihak yang secara langsung melihat perilaku
para siswa, khususnya pada saat berada di luar sekolah. Perilaku pelanggaran yang dilakukan siswa tidak hanya terjadi di dalam sekolah, akan tetapi juga terjadi pada
saat diluar sekolah, bahkan bentuk pelanggaran dapat lebih banyak terjadi di luar sekolah. Hal ini terjadi karena tidak adanya pengawasan secara langsung yang
dilakukan oleh pihak sekolah. Pelanggaran kedisiplinan banyak terjadi pada saat siswa pulang sekolah. Bentuk pelanggaran yang biasa dan sering terjadi seperti,
merokok, berkelahi dan membolos. Pernyataan salah seorang warga sekitar sekolah tersebut yang memiliki usaha
warung yang tempatnya sering dijadikan tempat berkumpul para siswa sehingga warga sekitar sekolah sering kali melihat pelanggaran yang dilakukan siswa
tersebut. Sebagian dari para siswa pada saat jam pulang sekolah tidak langsung pulang, melainkan nongkrong diwarung bercanda dengan teman-teman yang
lainnya, begitu juga dengan siswa yang membolos, pada umumnya mereka nongkrong di warung atau main di tempat persewaan PS. Kurangnya kepedulian
pemilik warung atau persewaan PS ketika melihat pelanggaran yang dilakukan oleh siswa berakibat siswa makin leluasa dan bebas dalam berperilaku tidak
disiplin.
commit to user 61
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pada bab IV telah dipaparkan tenemuan hasil penelitian di SMP Negeri 2 Karanganom. Pada bab V ini akan disampaikan kesimpulan dari penelitian. Penelitian
ini adalah penelitian yang difokuskan kepada pelanggaran disiplin terhadap tata tertib sekolah oleh kedua orang siswa. Ketidakdisiplinan siswa dalam melaksanakan tata
tertib sekolah dapat berdampak negatif pada pencapaian prestasi belajar siswa. Penelitian ini mengkaji secara mendalam tentang bentuk perilaku tidak disiplin, faktor
penyebab ketidakdisiplinan dan akibat dari ketidakdisiplinan siswa terutama yang berkaitan dengan pendidikan.
Hasil penelitian ini dapat diperoleh suatu kesimpulan kedua orang subjek, Agung Wibowo dan Novi Tri Hantoro dalah siswa yang tidak disiplin terhadap tata
tertib sekolah dengan bentuk perilaku sering membolos, terlambat masuk kelas, tidak mengikuti kegiatan extra disekolah tanpa ijin, tidak memperhatikan saat guru
menyampaikan materi
tiduran dan
bercanda sendiri,
mencontek, tidak
mengumpulkan tugas atau PR, tidak memakai seragam sesuai yang ditetapkan sekolah dan memakai sepatu dan ikat pinggang selain warna hitam.
Latar belakang penyebab munculnya ketidakdisiplinan itu ada dua, yaitu faktor internal yang merupakan faktor dari dalam diri individusiswa itu sendiri yang berupa
kurangnya rasa tanggung jawab, rasa malas yang berlebihan, kurangnya kesadaran dan kemauan untuk berperilaku disiplin serta rasa ingin diperhatikan. Kedua adalah faktor
eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar individu atau siswa yaitu lingkungan keluarga khususnya orang tua yang berupa faktor ajar atau pola asuh orang tua,
kebiasaan dan keteladanan dalam keluarga, perhatian dan kontrol dari orang tua. Lingkungan masyarakat, teman bermain, lingkungan sekolah dan tayangan di telivisi
juga sangat mempengaruhi subjek dalam berperilaku.
61