2.4 Epidemiologi 2.4.1 Distribusi Frekuensi
Berdasarkan data World Health Organization WHO, 60-90 anak sekolah di dunia mengalami karies gigi WHO, 2012. Pada tahun 2011-2012
prevalensi karies gigi pada anak-anak berusia 5-19 tahun di Amerika Serikat adalah 17,5 dan pada usia 20-44 tahun adalah 27,4 CDC, 2015.Prevalensi
karies gigi anak sekolah usia 12-14 tahun di Qatar adalah 85 Al-Darwish, dkk, 2015.
Prevalensi karies aktifdi Indonesia adalah 53,2. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 status karies gigi penduduk Indonesia berdasarkan indeks
D-T adalah: a.
Berdasarkan jenis kelamin:laki-laki 1,58 dan perempuan 1,59
b. Berdasarkan umur : 12 tahun 1,02, 15 tahun 1,07, 18 tahun 1,14, 35-
44 tahun 2,0, 45-54 tahun 2,13, 55-64 tahun 2,15, 65 tahun ke atas 1,84
c. Berdasarkan provinsi : Kalimantan Barat 3,2 dan Bangka Belitung 3,0,
Sumatera Utara 1,3. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Meishi 2011 terhadap anak sekolah
dasar swasta di Medan ditemukan prevalensi karies gigi sebesar 94,10.
2.4.2 Determinan a.
Umur
Sepanjang hidup dikenal 3 fase umur dilihat dari sudut gigi geligi
Nurhaliza, 2015.
Universitas Sumatera Utara
1.
Periode gigi campuran, di sini molar 1 paling sering terkena karies.
Anak usia 6-12 tahun masih kurang mengetahui dan mengerti bagaimanacara memelihara kebersihan gigi dan mulut.
2. Periode pubertas remaja usia antara 14-20 tahun.
Pada masa pubertas terjadi perubahan hormonal yang dapat menimbulkan pembengkakan gusi, sehingga kebersihan mulut menjadi kurang terjaga.Hal
inilah yang menyebabkan persentase karies lebih tinggi. 3.
Usia antara 40-50 tahun. Pada usia ini sudah terjadi retraksi atau menurunnya gusi dan papil
sehingga sisa-sisa makanan sering lebih sukar dibersihkan.
b. Jenis Kelamin
Menurut Tarigan 2013 yang mengutip pendapat Milhahn-Turkeheim, karies gigi yang dialami oleh perempuan lebih tinggi daripada laki-laki.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak sekolah berjenis kelamin laki- laki memiliki rata-rata DMF-T lebih tinggi daripada anak berjenis kelamin
perempuan. Hal ini disebabkan karena lebih banyak anak perempuan yang memiliki kebiasaan menyikat gigi sebelum tidur Worotitjan, dkk, 2013.
c. Kebiasaan Menggosok gigi
Menggosok gigi adalah bagian penting dari rutinitas kebersihan mulutdari berbagai kotoran yang melekat pada permukaan gigi dan gusi ADA, 2016.
Insiden karies dapat dikurangi dengan melakukan penyingkiran plak secara mekanis dari permukaan gigi, namun banyak pasien tidak melakukannya
secara efektif. Peningkatan oral higiene dapat dilakukan dengan menggunakan
Universitas Sumatera Utara
alat pembersih interdental yang dikombinasi dengan pemeriksaan gigi secara teratur. Pemeriksaan gigi rutin ini dapat membantu mendeteksi dan memonitor
masalah gigi yang berpotensi menjadi karies Pintauli dan Hamada, 2008. Menggosok gigi dengan cara yang baik dan benar juga mampu
mengurangi plak di permukaan gigi sehingga dapat menurunkan angka kejadian karies gigi. Hal ini dilihat dari frekuensi, waktu dan teknik menggosok gigi
Andlaw, dkk, 1992
c.1Frekuensi dan waktu menggosok gigi