55 BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan, yaitu : 6.1.1 Proporsi prevalensikejadian karies gigi pada anak SD kelas V-VI di
Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda Medan tahun 2016 adalah 80,7.
6.1.2 Distribusi proporsi anak SD kelas V-VI berdasarkan umur paling banyak adalah pada umur 11 tahun 52,6.
6.1.3 Distribusi proporsi anak SD kelas V-VI berdasarkan jenis kelamin yang tertinggi adalah jenis kelamin perempuan 53,5.
6.1.4 Distribusi proporsi anak SD kelas V-VI berdasarkan kebiasaan menggosok gigi yang tertinggi adalah kebiasaan menggosok gigi cukup
44,8. 6.1.5 Distribusi proporsi anak SD kelas V-VI berdasarkan penggunaan pasta
gigi yang mengandung fluor adalah 100,0. 6.1.6 Distribusi proporsi anak SD kelas V-VI berdasarkan kebiasaan makan
makanan kariogenik yang tertinggi adalah anak yang memiliki kebiasaan sedang 71,0.
6.1.7 Terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan menggosok gigi yang kurang dengan kejadian karies gigi pada anak SD kelas V-VI di Yayasan
Perguruan Sultan Iskandar Muda Medan.
Universitas Sumatera Utara
6.1.8 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dan kebiasaan makan makanan kariogenik dengan kejadian karies gigi pada
anak SD kelas V-VI di Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda Medan tahun 2016.
6.2 Saran
Berdasarkan hasil
penelitian terdapat
beberapa saran
yang direkomendasikan, yaitu:
6.2.1 Disarankan kepada anak SD di Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda Medan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan cara menggosok
gigi setiap hari sesuai dengan waktu yang benar dan mengonsumsi makanan yang sehat.
6.2.2 Disarankan kepada pihak sekolah untuk bekerja sama dengan petugas kesehatan untuk memberikan pendidikan kesehatan gigi melalui upaya
promotif dan preventif serta menempelkanposter tentang kesehatan gigi dan mulut di setiap kelas anak SD di Yayasan Perguruan Sultan Iskandar
Muda Medan. 6.2.3 Disarankan kepada pihak sekolah agar memberikan pengawasan makanan
yang dijual di kantin sekolah agar terhindar dari makanan yang mengakibatkan karies gigi.
Universitas Sumatera Utara
6 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi
2.1.1 Pengertian Karies Gigi
Karies merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan sementum yang disebabkan aktivitas jasad renik yang ada dalam suatu
karbohidrat yang diragikan. Hal ini ditandai dengan demineralisasi jaringan keras gigi diikuti oleh kerusakan bahan organiknya yang mengakibatkan terjadinya
invasi bakteri dan kematian pulpa serta penyebaran infeksinya ke jaringan periapeks yang dapat menyebabnya nyeri Kidd, 1991.
Tanda-tanda karies biasanya gigi terlihat berwarna coklat kehitaman atau noda-noda putih, yang bila diraba dengan sonde email belum tersangkut. Lama-
kelamaan bagian karies ini akan terasa kasar serta diikuti dengan tertahannya sonde. Karies yang berwarna coklat kehitaman lebih lama menimbulkan lubang
pada gigi, sedangkan noda yang berwarna putih lebih cepat Nurhaliza, 2015. Pada umumnya karies gigi pada anak terjadi pada saat adanya gigi
campuran.Pertumbuhan gigi campuran ditunjukkan dengan pertumbuhan dan perkembangan gigi susu yang diikuti dengan tumbuhnya gigi tetap di dalam
rongga mulut anak. Artinya di dalam rongga mulut anak terdapat dua macam gigi yang sedang mengalami pertumbuhan, yaitu gigi susu dan gigi tetap Paramita,
2000. Karies gigi dapat dialami oleh setiap orang karena adanya faktor-faktor
yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Faktor-faktor tersebut meliputi faktor gigi, mikroorganisme, substrat dan waktu Tarigan, 2013.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Klasifikasi Karies Gigi 2.2.1
Berdasarkan Stadium Karies
Pada klasifikasi ini, karies dibagi menurut dalamnya Tarigan, 2013: a.
Karies Superfisialis
Karies baru mengenai email saja, sedang dentin belum terkena. b.
Karies Media Karies sudah mengenai dentin, tetapi belum melebihi setengah dentin.
c. Karies Profunda
Karies sudah mengenai lebih dari setengah dentin dan kadang-kadang sudah mengenai pulpa. Karies profunda ini dapat kita bagi lagi menjadi:
1. Karies profunda stadium I : Karies telah melewati setengah dentin,
biasanya belum dijumpai radang pulpa. 2.
Karies profunda stadium II : Masih dijumpai lapisan tipis yang membatasi karies dengan pulpa. Biasanya disini telah terjadi radang pulpa.
3. Karies profunda stadium III : Pulpa telah terbuka dan dijumpai
bermacam-macam radang pulpa.
2.2.2 Berdasarkan Cara Meluasnya Karies
a. Karies Berpenetrasi Karies yang meluas dari email ke dentin dalam bentuk kerucut.
Perluasannya secara penetrasi, yaitu merembes ke arah dalam. b. Karies Nonpenetrasi
Karies yang meluas dari email ke dentin dengan jalan meluas ke arah samping sehingga menyebabkan bentuk seperti periuk.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3 Berdasarkan Lokasi Karies
Menurut G.V. Black dalam Tarigan 2013 kavitas atas 5 bagian diberi tanda dengan nomor Romawi, dimana kavitas diklasifikasikan berdasarkan
permukaan gigi yang terkena karies. Pembagian tersebut adalah: a.
Klas I Karies yang terdapat pada bagian oklusal ceruk dan fisura dari gigi
premolar dan molar gigi posterior. Dapat juga terdapat pada gigi anterior di foramen caecum.
b. Klas II
Karies yang terdapat pada bagian aproksimal gigi-gigi molar atau premolar yang umumnya meluas sampai ke bagian oklusal.
c. Klas III
Karies yang terdapat pada bagian aproksimal dari gigi depan, tetapi belum mencapai margo-inisisalis belum mencapai sepertiga insisal gigi.
d. Klas IV
Karies yang terdapat pada bagian aproksimal dari gigi-geligi depan dan sudah mencapai mango-insialis telah mencapai sepertiga insisal dari gigi.
e. Klas V
Karies yang terdapat pada bagian sepertiga leher dari gigi-geligi depan maupun gigi belakang pada permukaan labial, lingual, palatal, ataupun bukal dari
gigi.
Universitas Sumatera Utara
2.2.4 Berdasarkan Banyaknya Permukaan Gigi yang Terkena Karies
a. Karies Simpel Karies yang dijumpai pada satu permukaan saja, misalnya labial, bukal,
lingual, mesial, distal dan oklusal. b. Karies Kompleks
Karies yang sudah luas dan mengenai lebih dari satu bidang permukaan gigi. Misalnya, mesio-, distoinsial, mesio-oklusal.
2.3 Faktor Yang Memengaruhi Karies Gigi
Karies terjadi bukan disebabkan karena satu faktor saja, melainkan disebabkan oleh banyak faktor multifaktoral. Hal itu berarti banyak sekali
faktor yang yang menjadi penyebab timbulnya kejadian karies gigi.Dari beberapa pengamatan terlihat jelas bahwa semakin dekat manusia tersebut hidup dengan
alam semakin sedikit dijumpai karies pada giginya. Dengan semakin cangihnya pabrik makanan, semakin tinggi juga persentase karies pada masyarakat yang
mengonsumsi makanan hasil pabrik tersebut Tarigan, 2013. Ada tiga faktor utama yang menjadi penyebab karies gigi yaitu faktor host
gigi, mikroorganisme, substrat dan ditambah faktor waktu. Karies bisa terjadi hanya kalau keempat faktor tersebut ada Nurhaliza, 2015.
Universitas Sumatera Utara
Gambar2.1: Skema terjadinya karies gigi
a. Faktor Host Gigi