BAB IV KEGIATAN INVESTASI SURAT BERHARGA NEGARA OLEH LEMBAGA
JASA KEUANGAN NON-BANK BERDASARKAN POJK NO .1POJK.52016
G. Pengertian dan Unsur-Unsur Surat Berharga Negara
Surat berharga Negara SBN adalah surat berharga yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia termasuk surat utang negara sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara selanjutnya disebut UU SUN dan surat berharga syariah negara sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara selanjutnya disebut UU SBSN.
119
1. Surat Utang Negara
Surat utang negara adalah surat berharga yang berupa surat pengakuan utang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan
pokoknya oleh Negara Republik Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya.
120
Setiap surat utang negara mencantumkan sekurang-kurangnya:
121
a. nilai nominal;
b. tanggal jatuh tempo;
c. tanggal pembayaran bunga;
d. tingkat bunga kupon;
119
Pasal 1 angka 2 POJK No. 1 pojk.0520162015 tentang Investasi Surat Berharga Negara Bagi Lembaga Jasa Keuangan non-Bank
120
Pasal 1 angka 1 UU Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara
121
Pasal 11 angka 1 UU Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara
Universitas Sumatera Utara
e. frekuensi pembayaran bunga;
f. cara perhitungan pembayaran bunga;
g. ketentuan tentang hak untuk membeli kembali Surat Utang Negara sebelum
jatuh tempo; h.
ketentuan tentang pengalihan kepemilikan; Kemudian pembagian SUN terdiri dari:
122
a. Surat perbendaharaan negara
Surat perbendaharaan negara berjangka waktu sampai dengan 12 dua belas bulan dengan pembayaran bunga secara diskonto.
123
Dalam prakteknya pelelangan surat perbendaharaan negara jarang dilakukan.Sehingga pada kenyataanya yang sering
dilelang oleh pemerintah adalah obligasi negara.
124
b. Obligasi Negara.
Obligasi Negara berjangka waktu lebih dari 12 dua belas bulan dengan kupon danatau dengan pembayaran bunga secara diskontobunga.
125
Obligasi negara dengan kupon adalah surat utang negara yang pembayaran bunganya dihitung dengan
persentase tertentu atas nilai nominal dan dibayarkan secara berkala. Obligasi negara dengan pembayaran bunga secara diskonto adalah surat utang negara yang berjangka
waktu lebih dari 12 dua belas bulan dan pembayaran bunganya tercermin secara implisit di dalam selisih antara harga pada saat penerbitan dan nilai nominal yang
diterima pada saat jatuh tempo.
126
122
Pasal 3 angka 1 UU Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara
123
Pembayaran bunga secara diskonto adalah pembayaran bunganya tercermin secara implisit di dalam selisih antara harga pada saat penerbitan dan nilai nominal yang diterima pada saat jatuh tempo.
124
Pasal 3 angka 2 UU Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara
125
Pasal 3 angka 2 UU Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara
126
Penjelasan Pasal 3 angka 2 UU Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara
Universitas Sumatera Utara
Menurut denominasi mata uangnya, obligasi negara yang telah diterbitkan pemerintah dapat dikelompokkan kedalam dua kelompok, yaitu obligasi negara
berdenominasi rupiah dan obligasi negara berdenominasi valuta asing. Obligasi negara dapat dikelompokkan ke dalam tingkat bunga yang tetap dan mengambang. Jenis-jenis
obligasi negara adalah sebagai berikut:
127
a.
Obligasi negara berdenominasi mata uang asing Tahun 2006, pemerintah menerbitkan obligasi negara berdenominasi dolar
Amerika Serikat USD.
b.
Obligasi negara berdenominasi rupiah, terdiri dari beberapa jenis, yakni: 1
Obligasi berbunga tetap fixed rate bonds : Fixed RateFR dan Obligasi Retail IndonesiaORI.
Obligasi berbunga tetap memiliki tingkat kupon yang ditetapkan pada saat penerbitan, dan dibayarkan secara periodik. Sebelum tahun 2006, Obligasi
yang berbunga tetap hanya didominasi oleh seri FR dimana pembayaran kuponya pada setiap enam bulan sekali. Namun setelah tahun 2006, untuk
pertama kalinya pemerintah menerbitkan obligasi berbunga tetap untuk investor retail atau yang disebut sebagai ORI.
128
2 Obligasi berbunga mengambang variables rate bonds:VR Obligasi
berbunga mengambang memiliki tingkat bunga yang ditetapkan secara periodik berdasarkan tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia SBI yang
berjangka 3 bulan.
127
Cahyana, “Kajian tentang Manajemen Surat Utang Negara SUN dan Pengaruhnya terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN”. JURNAL
EKONOMI BISNIS. 2004. Hlm. 5.
128
Departemen Keuangan, Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan Surat Utang Negara Tahun 2004-2009.
Universitas Sumatera Utara
3 Surat utang kepada Bank Indonesia SU
Dalam rangka program penjaminan perbankan dan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia BLBI, pada tahun 1998 dan 1999 pemerintah
menerbitkan empat seri pada Surat Utang yakni SU-001, 002, 003, dan 004.
4 Special Rate Bank Indonesia SRBI
SRBI merupakan surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah pada tahun 2003, sebagai pengganti SU-001 dan 003 dalam rangka penyelesaian
bantuan likuiditas BI. 2.
Surat Berharga Syariah Negara SBSN atau Sukuk Surat Berharga Syariah Negara SBSN atau sukuk adalah merupakan suatu
instrumen utang piutang tanpa riba sebagaimana dalam obligasi, dimana sukuk ini diterbitkan berdasarkan suatu aset acuan yang sesuai dengan prinsip syariah.
129
Sukuk adalah istilah dalam bahasa Arab yang digunakan untuk obligasi yang berdasarkan prinsip syariah. Sukuk dapat pula diartikan dengan Efek Syariah berupa
sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian penyertaan yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas:
130
a. Kepemilikan aset berwujud tertentu.
b. Nilai manfaat dan jasa atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu.
c. Kepemilikan atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu.
129
Inggrid Tan, Bisnis dan Investasi Sistem SyariahYogyakarta: Universitas Atma Jaya, 2009, hlm.119.
130
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
SukukSBSN wajib mencantumkan ketentuan dan syarat yang mengatur,antara lain mengenai:
131
a. Penerbit.
b. Nilai nominal.
c. Tanggal penerbit.
d. Tanggal jatuh tempo.
e. Tanggal pembayaran Imbalan.
f. Besaran atau nisbah Imbalan.
g. Frekuensi pembayaran Imbalan.
h. Cara perhitungan pembayaran Imbalan.
i. Jenis mata uang atau denominasi.
j. Jenis Barang Milik Negara yang dijadikan Aset SBSN.
k. Penggunaan ketentuan hukum yang berlaku.
l. Ketentuan tentang hak untuk membeli kembali SBSN sebelum jatuh tempo.
m. Ketentuan tentang pengalihan kepemilikan.
Jenis- jenis SBSN adalah sebagai berikut:
132
a. Surat Berharga Syariah NegaraIjarah, yang diterbitkan berdasarkan akad
ijarah. Ijarah adalah akad yang satu pihak bertindak sendiri atau melalui wakilnya menyewakan hak atas suatu aset kepada pihak lain berdasarkan harga
sewa dan periode sewa yang disepakati. b.
Surat Berharga Syariah NegaraMudarabah, yang diterbitkan berdasarkan Akad Mudarabah. Mudarabah adalah Akad kerjasama antara dua pihak atau lebih,
131
Pasal 20 Undang-Undang No.19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara
132
Adrian sutedi, Segi-Segi Hukum Pasar Modal Bogor: Ghalia Indonesia, 2009, hlm. 153.
Universitas Sumatera Utara
yaitu satu pihak sebagai penyedia modal dan pihak lain sebagai penyedia tenaga dan keahlian, keuntungan dari kerja sama tersebut akan dibagi
berdasarkan nisbah yang telah disetujui sebelumnya, sedangkan kerugian yang terjadi akan ditanggung sepenuhnya oleh pihak penyedia modal, kecuali
kerugian disebabkan oleh kelalaian penyedia tenaga dan keahlian. c.
Surat Berharga Syariah NegaraMusyarakah, yang diterbitkan berdasarkan akad musyarakah. Musyarakah adalah Akad kerjasama antara dua pihak atau
lebih untuk menggabungkan modal, baik dalam bentuk uang maupun bentuk lainnya, dengan tujuan memperoleh keuntungan, yang akan dibagikan sesuai
dengan nisbah yang telah disepakati sebelumnya, sedangkan kerugian yang timbul akan ditanggung bersama sesuai dengan jumlah partisipasi modal
masing-masing pihak. d.
Surat Berharga Syariah NegaraIstishna’, yang diterbitkan berdasarkan akad istishna’. Istishna’ adalah akad jual beli aset berupa objek pembiayaan antara
para pihak dimana spesifikasi, cara dan jangka waktu penyerahan, serta harga aset tersebut ditentukan berdasarkan kesepakatan para pihak.
e. Surat Berharga Syariah Negara yang diterbitkan berdasarkan akad lainnya
sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. f.
Surat Berharga Syariah Negara yang diterbitkan berdasarkan kombinasi dari dua atau lebih dari Akad sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai dengan
huruf e. Kombinasi akad SBSN antara lain dapat dilakukan antara mudharabah dengan ijarah, musyarakah dengan ijarah, dan istishna’ dengan ijarah.
Universitas Sumatera Utara
B. Pihak-Pihak dalam Penerbitan Surat Berharga Negara