Pengertian dan Unsur-Unsur Surat Berharga

BAB II SURAT BERHARGA DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA

A. Pengertian dan Unsur-Unsur Surat Berharga

Dikenal bermacam-macam surat yang pada umumnya orang mengatakan itu sebagai surat berharga di dalam dunia perusahaan dan perdagangan,. Orang mengatakan itu surat berharga berdasarkan kenyataan bahwa surat itu mempunyai nilai uang atau dapat ditukar dengan sejumlah uang atau apa yang tersebut dalam surat itu dapat dinilai atau ditukar dengan uang. Surat-surat itu berupa wesel, aksep, cek, saham, obligasi, konosemen, ceel, karcis kereta api, surat penitipan barang, dan lain-lain. 21 Terdapat beberapa istilah yang identik dengan surat berharga yaitu negotiable instruments, negotiable papers, transferable papers, commercial papers dan waardepapieren. 22 Istilah surat berharga ini dapat dijumpai dalam berbagai perundang-undangan Indonesia. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang KUHD tidak membataskan ruang lingkup surat berharga, namun ditinjau dari sudut tujuan penerbitannya, surat berharga digunakan sebagai alat pembayaran giral dalam lalu lintas pembayaran, di antaranyaada yangdapatatau tidak dapat dialihkan, atau diperdagangkan kepada orang lain, sehingga 21 Abdulkadir Muhammad, Hukum Dagang Tentang Surat-Surat Berharga Bandung: Citra Aditya Bakti,1998, Hlm. 4. 22 Djoni S. Gazali dan Rachmadi Usman, Hukum Perbankan Jakarta: Sinar Grafika, 2010, hlm. 444. Universitas Sumatera Utara ada yang membedakannya atas surat berharga dan surat yang mempunyai harga atau nilai. 23 Menurut Wirjono Prodjodikoro, bahwa istilah surat-surat berharga itu terpakai untuk surat-surat yang bersifat seperti uang tunai, jadi yang dapat dipakai untuk melakukan pembayaran. Ini berarti pula bahwa surat-surat itu dapatdiperdagangkan, agar sewaktu-waktu dapat ditukar dengan uang tunai atau negotiable instruments. 24 Sementara itu Abdulkadir Muhammad membedakan atas surat berharga dan surat yang mempunyai harga. Surat berharga adalah surat yang oleh penerbitnya sengaja diterbitkan sebagai pelaksanaan pemenuhan suatu prestasi, yang berupa pembayaran sejumlah uang. Tetapi pembayaran itu tidak dilakukan dengan menggunakan mata uang, melainkan dengan menggunakan alat bayar lain. Alat bayar itu berupa surat yang di dalamnya mengandung suatu perintah kepada pihak ketiga, atau pernyataan sanggup untuk membayar sejumlah uang kepada pemegang surat tersebut. Adapun surat yang mempunyai harga atau nilai, bukan alat pembayaran, penerbitannya tidak untuk diperjualbelikan, melainkan sekedar sebagai alat bukti diri bagi pemegang bahwa dia sebagai orang yang berhak atas apa yang disebutkan atau untuk menikmati hak yang disebutkan di dalam surat itu. Bahkan bagi yang berhak, apabila surat bukti itu lepas dari penguasaannya, ia masih dapat memperoleh barang atau haknya itu dengan menggunakan alat bukti lain. 25 Demikian pula M. N Purwosutjipto membedakan antara surat berharga dan surat yang berharga. Dikatakan bahwa surat berharga itu surat tuntutan utang, pembawa hak 23 Ibid. 24 Wirjono Prodjodikoro, Hukum Wesel, Cek dan Aksep di Indonesia, Bandung: Sumur, 1992,hlm. 34. 25 Abdulkadir Muhammad, Hukum Dagang Tentang Surat-Surat Berharga, Bandung Citra Aditya Bakti,1998,hlm. 5. Universitas Sumatera Utara dan mudah diperjualbelikan. Untuk surat yang berharga adalah surat bukti tuntutan utang yang sukar diperjualbelikan. 26 Pengertian lain dari Munir Fuady menyatakan, bahwa surat berharga adalah sebuah dokumen yang diterbitkan oleh penerbitnya sebagai pemenuhan suatu prestasi berupa pembayaran sejumlah uang, sehingga berfungsi sebagai alat bayar yang di dalamnya berisikan suatu perintah untuk membayar kepada pihak-pihak yang memegang surat tersebut, baik pihak yang diberikan surat berharga oleh penerbitnya ataupun pihak ketiga kepada siapa surat berharga tersebut telah dialihkan. 27 Perundang-undangan merumuskan pengertiannya dalam artian yang luas dan sempit. Dalam artian luas, di mana mencakup pula derivatif atau turunan dari surat berharga yang bersangkutan, sedangkan dalam artian sempit, terbatas pada surat berharga yang diperjualbelikan atau diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar uang. Perundang-undangan memberikan pengertian istilah surat berharga dengan cara menyebutkan, menunjuk, atau merinci bentuk-bentuk surat atau warkat yang termasuk dalam kategori surat berharga. 28 Ketentuan dalam Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 merumuskan pengertian surat berharga dengan cara memerinci yaitu “Surat Berharga adalah surat pengakuan hutang, wesel, saham, obligasi, sekuritas kredit, atau setiap derivatifnya, atau kepentingan lain, atau suatu kewajiban dari penerbit, dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar uang”. Sedangkan dalam Pasal ketentuan 26 H.M.N Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia jilid 7 Bandung: Djambatan, 1990, Hlm. 6. 27 Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis : Menata Bisnis Modern di Era Global Bandung: Citra Aditya Bakti, 2008, Hlm. 163. 28 Djoni S. Gazali dan Rachmadi Usman,Op.cit . Hlm. 446. Universitas Sumatera Utara Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal merumuskan pengertian istilah efek sebagai surat berharga yaitu “ Efek adalah surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek”. 29 a. Hanyalah surat-surat yang lazim diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar uang, yaitu surat-surat berharga yang sering diperjualbelikan pada bursa efek dan lembaga bank. b. Bentuknya berupa surat tagihan utang, tanda keanggotaanpenyertaan dari suatu perusahaan dan surat yang berdaya hukum kebendaan zakenrechtelijke papieren. c. Dibatasi pada surat-surat yang lazim diperdagangkan, yaitu surat-surat yang hak-haknya dapat dengan mudah dialihkan kepada pihak lain. d. Bentuknya tidak terbatas pada apa yang disebutkan atau dirinci oleh Undang- Undang, melainkan berkembang termasuk setiap derivative securities dari surat berharga yang bersangkutan. Jadi, secara sederhana surat berharga dapat diartikan sebagai suatu dokumen atau surat yang di dalamnya memuat suatu kesanggupan, janji, atau perintah tidak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu pada waktu tertentu pula, yang diperuntukkan sebagai alat pembayaran atau jaminan dan serta yang dibuat dengan sengaja untuk dapat diperjualbelikan atau diperdagangkan. Secara yuridis suatu surat berharga mempunyai fungsi sebagai berikut: 29 Ibid. Hlm. 446-447. Universitas Sumatera Utara a. Sebagai alat pembayaran alat tukar. b. Sebagai alat pemindahan hak tagih karena dapat diperjualbelikan. c. Sebagai surat legitimasi surat bukti tagih. Kemudian yang menjadi unsur-unsur dari surat berharga tersebut adalah: 30 a. Berbentuk tertulis. b. Memiliki nama. c. Adanya jumlah tertentu yang tertulis. d. Adanya perintahjanji tanpa syarat. e. Nama orang yang harus membayar. f. Hari pembayaran.

B. Jenis-Jenis Surat Berharga

Dokumen yang terkait

Analisis Yuridis Terhadap Pengurangan Pungutan Oleh Otoritas Jasa Keuangan Sebagai Akibat dari Kepailitan

3 95 116

Pengaruh Kredit, Surat-Surat Berharga, Penempatan Dana Pada Bank Lain, Penyertaan Modal Pada Lembaga Keuangan Non Bank Terhadap Profitabilitas Pada Bank Umum Yang Terdaftar Di Bei Periode 2008-2010

0 42 88

nalisis Hukum Terhadap Penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (Sukuk) Berdasarkan Undang-Undang No.19 Tahun 2008 Tentang Surat Berharga Syariah Negara

4 56 136

Analisis Yuridis Terhadap Pengurangan Pungutan Oleh Otoritas Jasa Keuangan Sebagai Akibat Dari Kepailitan

1 48 116

Analisis Pembiayaan Defisit APBN : Peranan Surat Berharga Negara (SBN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).

0 0 6

Pertanggungjawaban Hukum Pihak Bank atas Hilangnya Dokumen Agunan Nasabah Ditinjau dari Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan.

1 4 41

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KEDUDUKAN BARANG MILIK NEGARA (BMN) DALAM PENERBITAN SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA IJARAH DALAM ANALISIS UNDANG-UNDANG NO.19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA.

0 1 1

Analisis Yuridis Kegiatan Investasi Surat Berharga Negara Oleh Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank Ditinjau Dari POJK No.1 POJK.5 2016

0 2 9

Analisis Yuridis Kegiatan Investasi Surat Berharga Negara Oleh Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank Ditinjau Dari POJK No.1 POJK.5 2016

0 0 1

Analisis Yuridis Kegiatan Investasi Surat Berharga Negara Oleh Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank Ditinjau Dari POJK No.1 POJK.5 2016

0 0 6