81
4.3.3. Gereja Katolik St. Yohannes Don Bosco
Pada Gereja Katolik St. Yohannes Don Bosco juga memiliki sistem fisik yaitu, atap, dinding, lantaielevasi, dan kolom.
4.3.3.1. Atap
Gereja ini menggunakan atap yang beradaptasi dari rumah sianjung anjung. Jika pada rumah adat biasanya menggunakan material ijuk namun pada
gereja ini menggunakan material genteng sebagai penutup atap. Jika pada Gereja Katolik Inkulturatif St. Fransiskus Assisi bagian ujung atap telah diganti dengan
patung malaikat namun pada Gereja Katolik St. Yohannes Don Bosco tetap menggunakan kepala kerbau sebagai ornamen.
Gambar 4.21 Penggunaan atap rumah sianjung-anjung pada gereja Katolik St. Yohannes Don
Bosco Sumber: Dokumentasi Pribadi
4.3.3.2. Dinding
Gereja ini juga menggunakan material batu bata pada dindingnya. Dapat dilihat bahwa konsep adaptasi dinding tersebut ditandai dengan adanya bagian
dinding yang sengaja dibuat miring karena mengikuti rumah adat Karo.
82
Gambar 4.22 Dinding gereja yang miring sama dengan rumah adat karo
Sumber: Dokumentasi Pribadi
4.3.3.3. Lantai
Lantai termasuk kedalam sistem fisik dalam wujud arsitektur, berikut ini adalah gambar tangga dan lantai di
Gereja Katolik st. Yohannes Don Bosco
Gambar 4.23 Tangga Pada Entrance Gereja Katolik st. Yohannes Don Bosco
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 4.23 menunjukkan pemakain tangga pada entrance gereja yang juga merupakan adaptasi dari rumah Siwaluh Jabu. Dengan adanya tangga
tersebut dapat membuat perbedaan antara tanah dan lantai. Bahan penutup lantai
yang digunakan adalah keramik seperti pada gambar 4.24.
83
Gambar 4.24 Lantai keramik pada gereja
Sumber: Dokumentasi Pribadi
4.3.3.4. Kolom
Sama halnya dengan gereja Katolik Santa Perawan Maria, gereja ini juga menggunakan kolom konvensional yang sering digunakan gereja pada umumnya.
Gereja ini tidak mengadaptasi pada bagian kolom rumah adat Karo.
Gambar 4.25 Penggunaan Kolom Pada Gereja Katolik St. Yohannes Don Bosco
Sumber: Dokumentasi Pribadi
84
Penjelasan sistem fisik pada tiga gereja tersebut dirangkum dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.2 Pengelompokan Sistem Fisik
Sistem Fisik
Elemen fisik
Gambar Keterangan
Gereja Katolik
Inkulturatif St.
Fransiskus
Assisi
Atap Gereja ini
menggunakan atap rumah
sianjung-anjung yang pada
beberapa bagian ujung atap telah
diganti menjadi patung malaikat.
Dinding Dinding gereja
yang sama dengan dinding
rumah Siwaluh Jabu
Lantai Tangga yang
digunakan merupakan
adaptasi dari rumah Siwaluh
Jabu
Kolom Kolom pada
gereja yang beradaptasi.
Kolom tersebut dibuat
85
menyerupai kolom pada
rumah Siwaluh Jabu
Gereja Katolik
Santa Perawan
Maria
Atap Atap yang
digunakan adalah atap
rumah adat karo tetapi tidak
bertingkat.
Dinding Penggunaan
dinding seperti gereja pada
umumnya
Lantai Entrance yang
melalu tangga terlebih dahulu
Tabel 4.2, sambungan
86
Kolom Kolom yang
digunakan gereja pada umumnya
Gereja Katolik St.
Yohannes
Don Bosco
Atap Atap gereja
mengadaptasi dari rumah
sianjung-anjung dan pada ujung
atap masih menggunakan
kepala kerbau sebagai ornamen
atap
Dinding Bagian dinding
yang dibuat miring
diadaptasi dari rumah Siwaluh
Jabu
Lantai Seperti pada dua
gereja sebelumnya,
gereja ini juga menggunakan
tangga sebelum mencapai
entrance
Tabel 4.2, sambungan
87
Kolom Penggunaan
kolom juga merupakan
kolom pada gereja umumnya
Sumber: Analisa Penulis
4.4. Sistem Model Tampilan
Dalam sistem ini mencakup beberapa elemen fasad yaitu, pintu, jendela dan ventilasi, serta ornamen.
4.4.1. Gereja Katolik Inkulturatif St. Fransiskus Assisi 4.4.1.1. Pintu
Pintu pada gereja ini tidak beradaptasi yang dapat dilihat pada gambar 4.25. jika pada rumah Siwaluh Jabu pintu dibuat pendek agar orang yang akan
masuk menghormati yang berada di dalam dengan cara menunduk. Namun dari material, pintu pada gereja ini sama dengan rumah Siwaluh Jabu yaitu kayu.
Gambar 4.26 Pintu Kayu Pada Gereja Katolik Inkulturatif St. Fransiskus Assisi
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Tabel 4.2, sambungan