44
Gambar di atas mengarahkan pemahaman akan makna simbolik gerga pada rumah adat. Berdasarkan motif dan penempatan gerga maka dapat
diidentifikasi, bahwa gerga yang berada di bagian melmelen atau di bawah adalah kategori profan, motif yang digunakan sebagian besar stilasi
tumbuhan dan berfungsi sebagai hiasan rumah. Motif pengretret berupa pola geometrik menempati ruang tengah, yaitu ruang yang tidak tampak,
manusia sulit memasuki tempat ini, karenanya orang Batak Karo menjadikan pengretret sebagai penguasa dunia tengah. Pengretret adalah
personifikasi dukun yang mampu melindungi mereka. Kemudian pada jenjang yang lebih tinggi, adalah kepala kerbau sebagai simbol yang sakral
dan pemujaan Erdansyah, 2011.
2.2.2. Aksara Karo
Menurut Purba, 2011, Aksara Karo adalah aksara kuno yang dipergunakan oleh masyarakat Karo, akan tetapi pada saat ini penggunaannya
sangat terbatas sekali bahkan hampir tidak pernah digunakan lagi.
Gambar 2.16 Aksara Karo
Sumber : Buku Raibnya Para Dewa-Kajian Arsitektur Karo dalam Purba, 2011.
2.3 Jenis Rumah Adat Karo
M. Nawawiy 2004 dalam Sembiring 2015 mengatakan, menurut bentuk atap terdapat dua tipologi rumah karo yaitu rumah biasa dan rumah Raja.
45
Pembagian lain adalah rumah dengan atap Tersek tak bertingkat Rumah Kurung Manik, rumah beratap satu tingkat Sada Tersek, dan rumah dengan atap
bertingkat dua dilengkapi dengan menara Anjung-anjung. Secara umum Rumah Karo berbentuk empat persegi panjang dengan dua buah teras ture sebagai pintu
utama, yaitu pintu yang menuju hulu Ture Julu dan pintu yang menuju hilir Ture Jahe sebagai pintu kedua. Bagian-bagian atapnya berbentuk perpaduan
trapesium dimana bagian depan atap berbentuk segi tiga yang disebut dengan wajah rumah ayo atau lambe-lambe, dan bagian dinding yang juga berbentuk
trapesium yang ditopang oleh dinding papan berbentuk lunas perahu dapur- dapur yang terletak diatas beberapa tiang.
Rumah adat karo dapat dibedakan menjadi beberapa jenis dan ditinjau dari dua hal, yaitu
a. Bentuk Atapnya
b. Binangunnya rangka
Si waluh jabu Berdasarkan bentuk atap, rumah adat karo dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1 Rumah Sianjung-anjung
Rumah sianjung-anjung adalah rumah bermuka empat atau lebih, yang dapat juga terdiri atas satu atau dua tersek dan diberi bertanduk.
46
Gambar 2.17 Rumah Sianjung-anjung
Sumber : karo.or.id
2 Rumah Mecu
Rumah mecu adalah rumah yang bentuknya sederhana, bermuka dua mempunyai sepasang tanduk.
Gambar 2.18 Jenis Atap Rumah Mecu
Sumber : sorasirulo.net
47
Sementara menurut binangun, rumah adat Karo juga dibagi atas dua yaitu:
1 Rumah Sangka Manuk
Rumah sangka manuk yaitu rumah yang binangunnya dibuat dari balok tindih-menindih.
Gambar 2.19 Rumah Sangka Manuk
Sumber : karo.or.id
2 Rumah Sendi
Rumah sendi adalah rumah yang tiang rumahnya dibuat berdiri dan satu sama lain dihubungkan dengan balok-balok sehingga bangunan menjadi
sendi dan kokoh.
Gambar 2.20 Rumah Sendi
Sumber : karo.or.id
48
2.4. Arsitektur Gereja 2.4.1. Ruang Sakral dalam Fungsi dan Bentuk Arsitektur Gereja Katolik