Unsur-unsur belajar Proses Pembelajaran

37

2.3.2 Unsur-unsur belajar

Belajar merupakan sebuah sistem yang didalamnya terdapat pelbagai unsur yang saling kait-mengait sehingga menghasilkan perubahan peilaku Gagne, 1977:4. Beberapa unsur yang dimaksud menurut Rifa’i dan Anni 2011:84 adalah sebagai berikut : a. Peserta didik Istilah peserta didik dapat diartikan sebagai peserta didik, warga belajar dan peserta pelatihan yang sedang melakukan kegiatan belajar. Peserta didik memiliki organ penginderaan yang digunakan untuk menangkap rangsangan; otak yang digunakan untuk mentransformasikan hasil penginderaan ke dalam memori yang kompleks; dan syaraf atau otot yang digunakan untuk menampilkan kinerja yang menunjukan apa yang telah dipelajari. Dalam proses belajar, rangsangan stimulus yang diterima oleh peserta didik diorganisir di dalam syaraf, dan ada beberapa rangsangan yang disimpan di dalam memori. Kemudian memori tersebut diterjemahkan ke dalam tindakan yang dapat diamati seperti gerakan syaraf atau otot dalam merespon stimulus. b. Rangsangan Stimulus Peristiwa yang merangsang penginderaan peserta didik disebut stimulus. Banyak stimulus yang berada di lingkungan seseorang. Suara, sinar, warna, panas, dingin, tanaman gedung, dan orang adalah stimulus yang selalu berada dilingkungan seseorang. Agar peserta didik mampu belajar optimal, ia harus memfokuskan pada stimulus tertentu ang diminati. 38 c. Memori Memori yang ada pada peserta didik berisi pelbagai kemampuan yang berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dihasilkan dari kegiatan belajar sebelumnya. d. Respon Tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi memori disebut respon. Peserta didik yang sedang mengamati stimulus akan mendorong memori memberikan respon terhadap stimulus tersebut. Respon dalam peserta didik diamati pada akhir proses belajar yang disebut dengan perubahan perilaku atau perubahan kinerja performance. Keempat unsur belajar tersebut dapat digambarkan sebagai berikut. Kegiatan belajar akan terjadi pada diri peserta didik apa bila terdapat interakasi antara stimulus dengan isi memori, sehingga perilakunya berubah dari waktu sebelum dan setelah adanya setelah adanya stimulus tersebut. Apabila terjadi perubahan perilaku, maka perubahan perilaku itu menjadi indikator bahwa peserta didik telah melakukan kegiatan belajar. Sedangkan Menurut Cronbach yang telah dikutip oleh Sukmadinata 2003:157, ada tujuh unsur utama dalam proses belajar, antara lain : a. Tujuan. Belajar dimulai adanya sesuatu tujuan yang ingin dicapai. Perbuatan belajar diarahkan kepada pencapaian sesuatu tujuan dan untuk memenuhi sesuatu kebutuhan; b. Kesiapan. Untuk dapat melakukan perbuatan belajar dengan baik anak atau individu perlu memiliki kesiapan, baik kesiapan fisik dan psikis, 39 kesiapan yang berupa kematangan untuk melakukan sesuatu, maupun penguasaan pengetahuan dan kecakapan-kecakapan yang mendasarinya; c. Situasi. Kegiatan belajar berlangsung dalam suatu situasi belajar. Dalam situasi belajar ini terlibat tempat, lingkungan sekitar, alat dan bahan yang dipelajari, orangorang yang turut tersangkut dalam kegiatan belajar serta kondisi peserta didik yang belajar; d. Interpretasi. Dalam menghadapi situasi, individu mengadakan interpretasi, yaitu melihat hubungan di antara komponen-komponen situasi belajar, melihat makna dari hubungan tersebut dan menghubungkannya dengan kemungkinan pencapaian tujuan; e. Respons. Respons ini mungkin berupa suatu usaha coba-coba trial and error, atau usaha yang penuh perhitungan dan perencanaan atau pun menghentikan usahanya untuk mencapai tujuan tersebut; f. Konsekuensi. Setiap usaha akan membawa hasil, akibat atau konsekuensi apakah itu keberhasilan atau pun kegagalan, demikian juga dengan respon atau usaha belajar. Apabila berhasil dalam belajarnya ia akan merasa senang, puas, dan akan lebih meningkatkan semangatnya untuk melakukan usahausaha belajar berikutnya; g. Reaksi terhadap kegagalan. Peristiwa ini akan menimbulkan perasaan sedih dan kecewa. Kegagalan bisa menurunkan semangat, dan memperkecil usaha-usaha belajar selanjutnya, tetapi bisa juga sebaliknya, kegagalan membangkitkan semangat yang berlipat ganda untuk menebus dan menutupi kegagalan tersebut. 40

2.3.3 Prinsip-prinsip Belajar