18
Anak senang berekplorasi pada lingkungan, senang menjajaki lingkungan yang ada di sekitarnya. Anak usia prasekolah lebih senang berekplorasi pada
lingkungan, karena rasa keingintahuan yang besar. Senang melakukan kegiatan yang bersifat spontan, dan mencoba-coba hal yang dianggap baru. Memilki daya
imajinasi yang tinggi dalam menuangkan ide atau gagasan, dan jarang merasa bosan saat melakukan kegiatan yang berkaitan dengan bermain.
Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa karakterisik anak usia dini sangat penting digunakan dalam membuat program pembelajaran, agar
mencapai hasil yang sesuai harapan. Karakteristik anak usia dini antara lain yaitu; senang meniru apa yang dilihat oleh anak, senang bermain, masa paling baik
untuk mengembangkan potensi, merupakan pribadi yang unik karena satu anak dengan yang akan berbeda, rasa keingintahuan yang besar terhadap apa saja yang
dilihat.
F. Hakikat Belajar Pada Anak Usia Dini
Menurut Slamet Suyanto 2005: 81 belajar adalah perubahan perilaku dari individu yang relatif permanen yang diperoleh melalui pengalaman, meliputi
cara berpikir, pengetahuan dan perilaku. Teori belajar pada anak usia dini digunakan sebagai kepentingan, seperti; 1 untuk menyusun kegiatan
pembelajaran; 2 untuk mendiagnosa problem yang muncul di kelas; 3 untuk mengevaluasi hasil belajar; 4 sebagai kerangka penelitian. Setiap anak memiliki
cara dan hasil belajar yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Dari latar belakang budaya, masyarakat dan negara yang berbeda, mempengaruhi perkembangan yang
berbeda dalam kehidupan setiap anak. Berbagai aspek yang dipelajari anak dalam
19
kehidupan, sangat dipengaruhi oleh minat, kecerdasan, bakat dan budaya. Kegiatan pembelajaran pada anak usia dini sebaiknya didasarkan atas teori belajar
pada anak. Menurut Sofia Hartati 2005: 23 pembelajaran anak usia dini dilandasi
oleh dua teori belajar, yaitu : a
behaviorisme
, b
konstruktivisme
. Dari kedua aliran tersebut memiliki karakteristik yang berbeda, yaitu pada aliran
behaviorisme
menekankan pada hasil dari proses belajar dan aliran
konstruktivisme
menekankan pada proses belajar. Berikut penjelasan dari paparan
diatas.
Behaviorisme
adalah aliran psikologi yang memandang bahwa manusia belajar dipengaruhi oleh lingkungan. Belajar menurut teori ini merupakan
perubahan tingkah laku yang terjadi melalui proses stimulus dan respon yang bersifat mekanis dalam lingkungan yang terencana, sistematis dan teratur yang
dapat memberikan pengaruh stimulus yang baik, sehingga manusia bereaksi terhadap stimulus yang diterima dengan respon yang sesuai. Beberapa ahli yang
menganut aliran ini antara lain Thorndike 1911, Pavlov 1845-1936, dan Skinner 1968 dalam Sofia Hartati 2005:23-27. Thorndike mengemukakan
bahwa belajar merupakan proses interaksi dan respon. Dari proses belajar ini dapat berupa perasaan, gerakan, pikiran yang mampu diamati atau pun tidak dapat
diamati. Pavlov mengemukakan teori
classical conditioning
bahwa hampir semua organisme perilakunya terjadi secara rileks dan dibatasi oleh rangsangan
sederhana. Dalam teori belajar ini stimulus dipersyaratkan untuk memberikan respon yang diharapkan oleh lingkungan sesuai dengan tuntutan lingkungan.