Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 39
9. Belum optimal kemampuan SDM Litbang sebagai pedia solusi
riset di daerah. 10. Belum terciptanya budaya riset dalam pengambilan keputusan
kebijakan di daerah.
C. Isu-isu Strategis untuk ditindaklanjuti dalam Perumusan Program dan Kegiatan
A. Lingkungan Hidup 1.
Kerusakan Danau Limboto
Masalah utama yang dihadapi adalah penyusutan luas dan
pendangkalan danau.
Pada tahun
1932, rata-rata
kedalaman Danau Limboto 30 meter dengan luas areal 7.000
Ha, pada tahun 1961 rata-rata kedalaman Danau Limboto berkurang menjadi 10 meter dan luas
areal menjadi 4.250 Ha. Pada tahun 1990-2011 kedalaman Danau Limboto tinggal rata-rata 2 meter dan luasnya sisa 2.537,5 Ha.
Diproyeksikan bahwa Danau Limboto 5 tahun kedepan tingkat kedalamannya tinggal 1 meter dan luasnya sisa 1.500 Ha.
2. Penurunan Kualitas Air Danau Limboto
Berbagai aktivitas masyarakat di sekitar dan di dalam kawasan danau juga mengancam dan memperburuk kelestarian fungsi danau.
Saat ini kualitas air Danau Limboto mengalami penurunan akibat limbah domestik, aktivitas budidaya yang dilakukan di dalam danau,
dan sedimentasi danau akibat erosi di daerah hulu sungai. Monitoring kualitas air danau menunjukkan beban pencemaran
organik yang tinggi dari sumber aliran yang melalui kawasan perkotaan tersebut, seperti terlihat pada kandungan oksigen terlarut
Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 40
di Sungai Alo 0,77 mgl, Sungai Biyonga 0,94 mgl, dan kandungan total nitrogennya adalah 2,69 mgl, sementara total fosfornya 1,44
mgl. Akibat eutrofikasi berbagai tanaman pengganggu tumbuh
subur yang banyak menyerap air dan
dapat mempercepat
pendangkalan danau.
Eceng gondok
di Danau
Limboto tumbuh meluas. Luas sebaran
eceng gondok mencapai sekitar 30 dari luasan danau.
3. Pencemaran Air Sungai
Kualitas air di beberapa sungai di Provinsi Gorontalo cemar ringan sampai dengan cemar sedang. Hasil pemantauan kualitas air sungai
yang dilakukan oleh BLHRD bekerjasama dengan Kementerian Negara Lingkungan Hidup serta Balai Teknologi Kesehatan
Lingkungan BTKL Manado pada tahun 2011 menunjukkan beberapa parameter sudah melebih nilai ambang batas yang
dipersyaratkan, seperti: Sungai Andagile secara umum tergolong BURUK atau CEMAR
BERAT Kelas D dengan uraian bahwa di bagian hulu kisaran
nilai skor
– 29 CEMAR SEDANG, bagian tengah kisaran nilai
skor – 55 CEMAR BERAT dan di bagian hilir kisaran nilai
skor
– 71 CEMAR BERAT. Di bagian hulu terdapat tiga
parameter yang menjadi polutan atau melebihi baku mutu, yaitu BOD, Coliform dan E.Coli, di bagian tengah terdapat tiga
parameter yang menjadi polutan atau melebihi baku mutu yaitu BOD, Nitrit, dan Coliform, sedangkan di bagian hilir terdapat
empat parameter yang menjadi polutan atau melebihi baku mutu, yaitu BOD, Nitrit, Coliform dan E.Coli.
Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 41
Sungai Paguyaman cemar RINGAN sampai cemar SEDANG, Sungai Bone masih tergolong cemar RINGAN, Sungai Taluduyunu
cemar SEDANG, Sungai Buladu cemar RINGAN sampai cemar SEDANG, dan Sungai Bionga masih tergolong cemar RINGAN
Diproyeksikan untuk 5 tahun ke depan jumlah sungai yang akan menurun kualitasnya akan meningkat 75.
4. Penurunan Kualitas Udara