Analisis Kinerja Pelayanan OPD

Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 30  Melakukan sosialisasi hasil-hasil penelitian kepada instansi terkait dan masyarakat melalui media massa maupun melalui Jurnal Inovasi Gorontalo  Melalui kegiatan perjalanan dinas koordinasi ke wilayah kerja, diharapkan tata hubungan koordinasi dengan Instansi terkait akan menjadi optimal.  Mempertahankan hubungan kerjasama dan silatuhrahmi antara semua bidang dan pegawai di BLHRD Provinsi Gorontalo

4. Aspek Monev

 Menyusun mekanisme penyelesaianpenyusunan laporan kegiatan dan laporan indeks kepuasan masyarakat yang diharapkan dengan mekanisme tersebut, penyelesaian laporan kegiatan menjadi lebih tertib.  Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan dilapangan dilakukan setiap triwulan  Pelibatan tim peneliti dalam melakukan monev agar dapat mengevaluasi manfaat dari penelitian yang dilaksanakan

2.2 Analisis Kinerja Pelayanan OPD

Indikator yang digunakan untuk menganalisis kinerja pelayanan OPD adalah Indikator Standar Pelayanan Minimal SPM, Indikator Kinerja Kunci IKK dan Indikator lainnya berdasarkan kebutuhan. Analisis kinerja pelayanan BLHRD Provinsi Gorontalo berdasarkan Tabel 2.2 tentang Pencapaian Kinerja Pelayanan OPD BLHRD Provinsi Gorontalo sebagai berikut: Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 31 Tabel 2.2 Pencapaian Kinerja Pelayanan OPD BLHRD Provinsi Gorontalo Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 32 Berdasarkan tabel 2.2 tersebut diatas, beberapa indikator Kinerja Utama yang akan digunakan untuk meningkatkan tingkat kinerja pelayanan Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo yang nantinya akan menjadi bahan atau acuan untuk penyusunan program dan kegiatan tahun 2015, yaitu sebagai berikut: 1 Peningkatan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup IKLH Indeks Kualitas Lingkungan Hidup IKLH merupakan alat untuk mengukur kinerja setiap daerah dalam melakukan pengelolaan lingkungan. Kriteria penilaian didasarkan pada 3 tiga bagian yaitu pemantauan kualitas air, udara, dan tutupan lahan. Perhitungan indeks untuk indikator kualitas air sungai dilakukan berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air. Pengukuran dilakukan dengan mengambil sampel air sungai pada masing-masing provinsi. Penghitungan indeks untuk kualitas udara dihitung berdasarkan Keputusan Kepala Bapedal No. 107 Tahun 1997 tentang Pedoman Perhitungan dan Pelaporan serta Informasi Indeks Standar Pencemar Udara ISPU. Pengukuran dilakukan di ibukota masing-masing provinsi dengan memperhitungkan tingkat sulfur dioksida SO2, dan nitrogen dioksida NO2 di udara. Pengukuran dilakukan setiap tahun dengan mengambil sampel pada 3 lokasi yang mewakili lokasi padat transportasi, wilayah pemukiman, dan wilayah industri. Indeks tutupan hutan lahan dihitung berdasarkan jumlah hutan primer dan sekunder dibagi luas kawasan hutan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan di provinsi tersebut. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup IKLH Provinsi Gorontalo sampai tahun 2011 sebesar 76 dan target capaian sampai tahun 2017 sebesar 90. Target capaian tersebut akan terus ditingkatkan dengan tingkat capaian sampai akhir renstra OPD 2017 sebesar 90. Hal ini dapat tercapai dengan meningkatkan tingkat kinerja BLHRD dan koordinasi antara Provinsi dan KabupatenKota. Beberapa kendala yang dihadapi Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 33 dalam peningkatan indeks kualitas lingkungan hidup tersebut adalah ketersediaan sumberdaya manusia baik dari segi kuantitas maupun kualitas, sarana dan prasarana pendukung seperti laboratirum lingkungan yang belum tersedia serta anggaran yang sifatnya masih terbatas. 2 Persentase Tingkat Ketaatan Pemrakarsa terhadap Pelaksanaan Dokumen Lingkungan Tingkat ketaatan pemrakarsa kegiatan dalam pengelolaan data lingkungan masih rendah. Berdasarkan hasil pemantauan pada tahun 2012 menunjukkan bahwa tingkat ketaatan pemrakarsa kegiatan dalam pengelolaan lingkungan baru mencapai 35. Kondisi tersebut sangat berpengaruh terhadap perubahan kualitas lingkungan seperti perubahan kualitas air permukaan, perubahan kualitas udara, dan pencemaran tanah. Peningkatan tingkat ketaatan pemrakarsa kegiatan dalam pengelolaan lingkungan akan terus ditingkatkan melalui sosialisasi, pelatihan maupun kegiatan monitoring dan evaluasi. Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam peningkatan tingkat ketaatan pemrakarsa kegiatan terhadap dokumen lingkungan antara lain, sebagai berikut:  Kurangnya tingkat ketaatan pemrakarsa kegiatanusaha baik di sektor swasta maupun pemerintah untuk menyusun dokumen AMDAL dan UKL-UPL .  Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap pelaksanaan AMDAL dan UKL-UPL  Belum terbentuknya Komisi AMDAL yang berlisensi di kabupatenkota dan Provinsi Gorontalo.  Rendahnya kuantitas dan kompetensi Komisi Penilai AMDAL KabupatenKota dalam melakukan penilaian dokumen AMDAL yang menjadi kewenangannya. Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 34  Rendahnya kuantitas dan kompetensi kelembagaan yang mempunyai kewenangan menangani AMDAL di KabupatenKota dan Provinsi. Berdasarkan tersebut, maka akan dilakukan beberapa upaya dan akan direkomendasikan sampai ditingkat pemerintahan yang ada di KabupatenKota, yaitu sebagai berikut:  Dalam pemberian izin kegiatan danusaha, Gubernur dan BupatiWalikota sesuai dengan kewenangannya wajib memasukkan persyaratan izin lingkungan hidup.  Pemberian izin lingkungan diterbitkan berdasarkan keputusan kelayakan lingkungan hidup dan rekomendasi UKL-UPL.  Bagi kegiatan danatau usaha yang sudah lebih dulu dilaksanakan tanpa dilengkapi dokumen lingkungan, maka terhadap kegiatan tersebut akan dikenakan Audit Lingkungan.  Pelaksanaan pembangunan di daerah wajib dilengkapi dengan kajian kelayakan lingkungan sebagai bentuk kriteria pemerintahan yang baik dan berwawasan lingkungan Good Environmental Governance. 3 Kebijakan Pemerintah daerah berbasis Penelitian Dalam rangka mendukung program unggulan di Provinsi Gorontalo maka beberapa point penting untuk difokuskan dalam penelitian adalah sebagai berikut :  Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan litbang dan lembaga pendukung Dewan Riset Daerah, Perguruan Tinggi untuk mendukung proses transfer dari ide menjadi prototip industri daerah untuk penguatan system inovasi daerah  Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya penelitian untuk menghasilkan produktivitas litbang yang berdaya guna serta meningkatkan budaya riset dalam setiap kebijakan pemerintah daerah Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 35  Mengembangkan dan memperkuat jejaring kelembagaan baik peneliti dilingkup daerah, nasional maupun internasional untuk mendukung peningkatan produktivitas litbang  Meningkatkan kreativitas dan produktivitas litbang untuk ketersediaan teknologi maupun kebijakan program unggulan daerah dibidang : - Bidang penelitian dan pengembangan ekonomi, social, budaya dan kesehatan - Bidang penelitian pengembangan infrastruktur dan tata ruang dan sumberdaya alam - Bidang penelitian pemerintahan dan sumberdaya manusia - Bidang penelitian pertanian, perkebunan, perikanan kelautan dan kehutanan

2.3 Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi OPD