Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 41
Sungai Paguyaman cemar RINGAN sampai cemar SEDANG, Sungai Bone masih tergolong cemar RINGAN, Sungai Taluduyunu
cemar SEDANG, Sungai Buladu cemar RINGAN sampai cemar SEDANG, dan Sungai Bionga masih tergolong cemar RINGAN
Diproyeksikan untuk 5 tahun ke depan jumlah sungai yang akan menurun kualitasnya akan meningkat 75.
4. Penurunan Kualitas Udara
Berdasarkan hasil pemantauan kualitas udara di Provinsi Gorontalo pada tahun 2007-2011 menunjukkan bahwa kualitas udara di
Provinsi Gorontalo pada umumnya masih dalam kategori baik, namun
mengalami penurunan kualitas dari tahun ketahun, kecuali beberapa
lokasi yang sudah melebihi baku mutu seperti di depan hasrat Kota
Gorontalo dan hasrat di Kabupaten Pohuwato. Hal tersebut disebabkan karena laju pertumbuhan
kendaraan beroda empat maupun beroda dua dan pertumbuhan industri sangat cepat. Apabila hal tersebut tidak diantisipasi maka 5
lima tahun kedepan kualitas udara ambient akan mengalami penurunan sampai dibawah baku mutu yang dipersyaratkan. Dalam
mencapai kualitas udara yang diinginkan, maka perlu dilakukan upaya-upaya pengendalian pencemaran udara. Salah satu kegiatan
pengendalian pencemaran
udara adalah
pengukuran dan
pemantauan terhadap kualitas udara tersebut.
5. Kerusakan Mangrove dan Terumbu Karang
Salah satu potensi pesisir di Provinsi Gorontalo adalah terumbu karang dan hutan mangrove. Sumberdaya pesisir ini diperkirakan
telah berada dalam ambang kerusakan. Tingkat kerusakan diperkirakan rata-rata mencapai 40-65. Apabila tidak dilakukan
Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 42
tindakan konservasi secepatnya, maka 5 lima tahun ke depan kerusakan akan semakin meluas hingga mencapai 60-75 .
6. Pertambangan Emas Tanpa Ijin PETI
Kegiatan pertambangan sangat potensial menimbulkan degradasi lingkungan hidup jika tidak dilakukan secara hati-hati. Kegiatan
pertambangan emas di Provinsi Gorontalo tersebar di beberapa wilayah yaitu Wilayah Marisa Kabupaten Pohuwato, wilayah Pasolo
Desa Buladu, Kecamatan Sumalata dan wilayah tambang Mopuya Desa
Kaidundu, Kecamatan Bone Pantai Kabupaten Bone Bolango, wilayah
Suwawa Kabupaten Bone Bolango, dan wilayah Boliohuto Kabupaten
Boalemo. Permasalahan
yang terjadi
akibat kegiatan
pertambangan emas adalah pencemaran logam berat Hg pada badan air sungai. Kandungan merkuri pada air sungai tersebut kemudiaan
akan mengalir menuju ke muara dan akhirnya akan masuk ke perairan laut. Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan BLHRD tahun
2010 menunjukkan bahwa penambangan emas di Desa Buladu dan Desa Kaidundu telah menyebabkan kandungan logam berat Hg
merkuri pada badan air sungai Dubalango dan Sungai Mopuya telah melewati ambang batas baku mutu 0,001 mgl. Kadar Hg
pada badan air dan sedimen sungai dubalango sungai sekitar penambangan pasolo adalah masing-masing berkisar antara 0,0002
– 0,016038 mgl dan 104,2172 – 927,2519 mgl, sedang konsentrasi Hg pada badan air dan sedimen Sungai Mopuya sungai sekitar
penambangan Mopuya adalah masing-masing berkisar antara 0,0002-0,2457 mgl dan 22,7798
– 53,1579 mgl.
Renja BLHRD Provinsi Gorontalo 2015 43
7. Tingkat Ketaatan Pemrakarsa Kegiatan dalam Pengelolaan