renja 2015 renja 2015

(1)

BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RISET

DAERAH PROVINSI GORONTALO

T

T

A

A

H

H

U

U

N

N

A

A

N

N

G

G

G

G

A

A

R

R

A

A

N

N

2

2

0

0

1

1

5

5

G

G

O

O

R

R

O

O

N

N

T

T

A

A

L

L

O

O

A


(2)

LAPORAN

RENCANA KERJA BLHRD PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015

Diterbitkan oleh:

Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo JL. Jamaluddin Malik No. 41 Kota Gorontalo

Telp/Fax: 0435-828626

Website: http://www.balihristigtlo.prov.co.id Email: [email protected]

Panggungjawab:

Ir. Nontje Lakadjo

Kepala BLHRD Provinsi Gorontalo

Pengarah/Ketua Pelaksana:

Aswan Paramani, S.Pd

Sekretaris BLHRD Provinsi Gorontalo

Tim Penyusun:

Ir. Rugaya Biki, M.Si

Hj. Meidy N. Silangen, S.Pi, M.Si Nasruddin, SKM, M.Si

Ivonela Reane Larekeng, S.Hut, M.Kes Fiskawaty Sidiki, SE

Sekretariat:


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas izin dan perkenan-Nya Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo dapat menyelesaikan dan menyajikan Dokumen Rencana Kerja (Renja) Tahun 2015

Tujuan penyusunan Renja ini adalah Sinkronisasi Tujuan, Sasaran, program dan kegiatan BLHRD dengan Rencana Strategis, RKPD dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Provinsi Gorontalo, meningkatkan pelaksanaan tugas dan fungsi BLHRD beserta seluruh unit kerjanya dalam pengkajian dan penataan lingkungan, pengembangan sistem informasi lingkungan, perlindungan dan konservasi SDA dan pengembangan riset daerah dengan menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, menyediakan suatu dokumen yang strategik dan komprehensif yang menjamin adanya konsistensi perumusan kondisi atau masalah daerah, perencanaan arah kebijaksanaan, pembuatan strategi hingga pemilihan program strategis yang sesuai dengan kebutuhan daerah.

Dokumen Renja ini bersifat jangka pendek (tahunan) namun tetap diletakkan pada jangkauan jangka panjang, dan mengacu kepada RKPD Provinsi Gorontalo Tahun 2015, Visi misi Gubernur Gorontalo sehingga rumusan visi, misi dan arah kebijakan pembangunan bidang pengkajian dan penataan lingkungan, pengembangan sistem informasi lingkungan, perlindungan dan konservasi SDA dan pengembangan riset daerah Provinsi Gorontalo untuk lima tahun mendatang dapat bersinergi dengan arah pembangunan Gubernur sebagai Kepala Daerah terpilih untuk periode 2012-2017 dan bersesuaian dengan RKPD tahun 2015.

Kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi pemikiran dalam rangka penyusunan Rencana Kerja (Renja) tahun 2015 ini diucapkan terima kasih.

Gorontalo, 11 April 2014 Kepala Badan,

Ir. Nontje Lakadjo


(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1..Latar Belakang Penyusunan Renja OPD 1

1.2..Landasan Hukum 2

1.3..Maksud dan Tujuan 5

1.4..Sistematika Penulisan 7

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA OPD TAHUN LALU

2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja OPD Tahun lalu dan 9 Capaian Renstra OPD

2.2 Analisis Kinerja Pelayanan OPD 30

2.3 Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi OPD 35

2.4 Review terhadap RKPD 47

2.5 Telaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat 53 BAB III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN

3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional 52

3.2 Tujuan dan Sasaran Renja OPD 55

3.3 Program dan Kegiatan 57

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan 67

4.2 Tindak Lanjut 68


(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penyusunan Renja OPD

Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENJA-OPD) Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Tahun 2015 merupakan pedoman pelaksanaan kegiatan pembangunan secara rinci dibidang pengkajian dan penaatan lingkungan, pengembangan sistem informasi lingkungan, perlindungan dan konservasi SDA dan pengembangan riset daerah agar terarah, efektif, efisien, terpadu dan terukur dalam rangka mewujudkan visi, misi, tujuan, sasaran, program dan kegiatan pembangunan yang telah ditetapkan serta tuntutan masyarakat.

Penyusunan Rencana Kerja tersebut mengacu kepada Rencana Strategis Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo tahun 2012-2017 dengan mengakomodasi aspirasi yang berkembang di masyarakat, serta disinergikan dengan program Nasional, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Gorontalo Tahun 2012-2017, Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun


(6)

2014 dan usulan program dan kegiatan Kabupaten/Kota pada saat Musrenbangda.

Rencana Kerja Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo Tahun 2015 ini selaras dengan 10 (sepuluh) arah Pembangunan Provinsi Gorontalo 2012–2017 khususnya dalam mengembangkan ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal dimasing-masing wilayah, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia, peningkatan integrasi manajemen pengelolaan lingkungan, khususnya tata kelola potensi sumber daya Kelautan, Hutan, Tanah, Air, dan Danau Limboto secara lebih baik dan peningkatan kualitas manajemen tata pemerintahan yang baik terhadap kualitas pelayanan publik

Selanjutnya Rencana Kerja Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo tahun 2015 ini dijadikan acuan dalam membuat Rencana Kerja Anggaran tahun 2015 untuk bahan penyusunan APBD Provinsi Gorontalo Tahun Anggaran 2015 dan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi yang penting agar pembangunan dapat berjalan secara lebih sistematis, komprehensif dan tetap fokus pada pemecahan masalah-masalah mendasar yang dihadapi Provinsi Gorontalo khususnya di bidang pengkajian dan penaatan lingkungan, pengembangan sistem informasi lingkungan, perlindungan dan konservasi SDA dan pengembangan riset daerah serta sebagai pedoman dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

1.2 Landasan Hukum

1. Undang - Undang No.38 tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Gorontalo (Lembaran Negara RI Tahun 2000 No.258, Tambahan Lembaran Negara RI No.4060);

2. Undang - Undang No.17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara RI tahun 2003 No.47, tambahan lembaran Negara RI No.4287);


(7)

3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4421); 4. Undang - Undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara RI tahun 2004 No.125, tambahan lembaran Negara RI No.4437) sebagaimana diubah dengan UU No.8 tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU No.5 tahun 2005 tentang Perubahan atas UU No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi UU No.8 tahun 2005 (Lembaran Negara RI tahun Undang - Undang No.26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara RI tahun 2007 No. 68, Tambahan Lembaran Negara RI No.4725);

5. Undang - Undang No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara RI tahun 2004 No.126, Tambahan Lembaran Negara RI No.4438);

6. Undang-undang No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara RI Tahun 2008 No. 61, Tambahan Lemabaran Negara RI No.4868),

7. Undang-Undang No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara RI tahun 2009 No.140, Tambahan Lembaran Negara RI No. 5059);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (Lembaran Negara RI tahun 2004 No. 34 Tambahan Lembaran Negara RI No. 3729);

9. Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara RI tahun 2007 No.82, Tambahan Lembaran Negara RI No.4737);


(8)

10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

12. Peraturan Daerah Nomor 07 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi Tata Kerja Lembaga-Lembaga Teknis Daerah Provinsi Gorontalo (Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah);

13. Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Provinsi Gorontalo;

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebgaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

15. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun 2008 tentang Standart Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Gorontalo dan Daerah Kabupaten/Kota ; 16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, tatat Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

17. Keputusan Gubernur Gorontalo Tanggal 16 Agustus 2012 Nomor:352/18/VIII/2012 tentang Pengesahan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (OPD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012-2017;


(9)

18. Surat Edaran Mendagri Nomor:050/2020/SJ Tanggal 11 Agustus 2005, tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah.

1.3 Maksud dan Tujuan

A. Maksud

Penyusunan dan Penerapan Rencana Kerja (RENJA) Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo tahun 2015 dimaksudkan untuk:

1. Sebagai acuan dalam merencanakan dan merumuskan rencana program dan kegiatan pembangunan di bidang pengkajian dan penaatan lingkungan, pengembangan sistem informasi lingkungan, perlindungan dan konservasi SDA dan pengembangan riset daerah

2. Program dan kegiatan tahun 2015 sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo tahun 2012-2017, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Gorontalo tahun 2014 dan Rencana Strategik BLHRD Provinsi Gorontalo Tahun 2012-2017.

3. Mendorong tercapainya sasaran pembangunan yang ditetapkan dalam 1 (satu) tahun kedepan

4. Sebagai penjabaran atau implementasi dari pernyataan Misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun.

5. Mengetahui apa yang menjadi kekuatan, kelemahan, potensi yang ada dan harus dilaksanakan oleh organisasi dalam memenuhi Visi dan Misinya untuk kurun waktu satu tahun kedepan

B. Tujuan

Rencana Kerja (RENJA) Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo tahun 2015 disusun untuk menentukan


(10)

arah dan tujuan dengan mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki, dan untuk tujuan strategisnya, sehingga setiap tujuan strategis yang ditetapkan akan memiliki indikator kinerja (performance indicator) yang terukur. Rumusan tujuan tersebut dapat diuraikan Sebagai berikut:

1. Sinkronisasi Tujuan, Sasaran, program dan kegiatan BLHRD dengan Rencana Strategis, RKPD dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Provinsi Gorontalo

2. Meningkatkan pelaksanaan tugas dan fungsi BLHRD beserta seluruh unit kerjanya dalam pengkajian dan penataan lingkungan, pengembangan sistem informasi lingkungan, perlindungan dan konservasi SDA dan pengembangan riset daerah dengan menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi.

3. Tersedianya suatu dokumen yang strategik dan komprehensif yang menjamin adanya konsistensi perumusan kondisi atau masalah daerah, perencanaan arah kebijaksanaan, pembuatan strategi hingga pemilihan program strategis yang sesuai dengan kebutuhan daerah dibidang pengkajian dan penataan lingkungan, pengembangan sistem informasi lingkungan, perlindungan dan konservasi SDA dan pengembangan riset daerah tahun 2015.

4. Mewujudkan efisiensi dan efektifitas dalam perencanaan alokasi sumber daya serta produktifitas dalam rangka peningkatan kinerja pengkajian dan penataan lingkungan, pengembangan sistem informasi lingkungan, perlindungan dan konservasi SDA dan pengembangan riset daerah


(11)

1.4 Sistematika Penulisan

Rencana Kerja (RENJA) Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo tahun 2015 disusun dengan sistematika sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Pada Bab ini diuraikan latar belakang penyusunan renja Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo tahun 2015, Landasan Hukum, Maksud dan Tujuan dan sistematika penulisan

Bab II Evaluasi Pelaksanaan Renja OPD

Pada Bab II diuraikan tentang Evaluasi pelaksanaan Renja OPD tahun lalu dan capaian renstra OPD, Analisis Kinerja Pelayanan OPD, Isu-isu penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi OPD, Review terhadap RKPD, dan Telaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat.

Bab III Tujuan, Sasaran, Program dan Kegiatan

Pada Bab ini diuraikan tentang Telaahan terhadap Kebijakan Nasional, Tujuan dan Sasaran Renja OPD dan Usulan Program dan Kegiatan BLHRD Tahun 2015

Bab VII Penutup

Pada Bab Penutup diuraikan Catatan penting yang mendapatkan perhatian, baik dalam rangka pelaksanaan maupun rencana tindak lanjutnya.


(12)

BAB II

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA OPD

Badan Lingkungan Hidup, Riset dan Teknologi Informasi (Balihristi) Provinsi Gorontalo telah dilakukan perubahan nama organisasi menjadi Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo yang disingkat BLHRD sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 13 tahun 2013 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Provinsi Gorontalo. Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah (BLHRD) Provinsi Gorontalo adalah salah satu OPD yang membantu tugas Gubernur dalam bidang pengkajian dan penaatan lingkungan, pengembangan sistem informasi lingkungan, perlindungan dan konservasi SDA dan pengembangan riset daerah.

Dalam rangka mewujudkan visi misi yang diembannya, telah banyak program dan kegiatan dibidang pengkajian dan penaatan lingkungan, pengembangan sistem informasi lingkungan, perlindungan dan konservasi SDA dan pengembangan riset daerah yang telah dilaksanakan, namun diakui hasilnya belum optimal, hal ini terjadi sebagai akibat dari kondisi


(13)

BLHRD Provinsi Gorontalo dewasa ini, yang secara umum dapat dikemukakan dalam uraian beberapa point sebagai berikut:

2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja OPD Tahun lalu dan Capaian Renstra OPD

Sebagaimana amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, setiap dokumen perencanaan harus dievaluasi dalam pelaksanaannya, maka Rencana Kerja Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo Tahun 2015 harus dilakukan evaluasi. Evaluasi terhadap Renja tersebut meliputi 3 (tiga) hal, yaitu kebijakan perencanaan program dan kegiatan, pelaksanaan rencana program dan kegiatan serta hasil rencana program dan kegiatan.

Dalam penyusunan Rencana Kerja Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo Tahun 2015 harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

1. Masalah yang dihadapi dan sumber daya yang akan digunakan serta pengalokasiannya

2. Tujuan yang dikehendaki

3. Sasaran–sasaran dan prioritas untuk mewujudkannya 4. Kebijakan–kebijakan dalam pelaksanaannya

Evaluasi pelaksanaan Rencana Kerja Badan Lingkungan Hidup, Riset dan Teknologi Informasi Provinsi Gorontalo yang telah mengalami

perubahan menjadi Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah tahun 2013 sebagaimana tercantum dalam Tabel 2.1. Rekapitulasi evaluasi hasil pelaksanaan renja OPD dan pencapaian renstra OPD sampai dengan Tahun 2013 sebagai berikut:


(14)

Tabel. 2.1. Rekapitulasi evaluasi hasil pelaksanaan renja OPD dan pencapaian renstra OPD sampai dengan Tahun 2013


(15)

(16)

(17)

(18)

Dari tabel 2.1 tersebut, terlihat bahwa beberapa sasaran program kegiatan yang ditargetkan oleh Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo belum dapat tercapai seutuhnya. Sasaran tersebut merupakan sasaran untuk mengukur peningkatan program instansi pemerintah, baik di Provinsi Kabupaten dan Kota yang menerapkan kegiatan dengan baik. Sasaran tersebut di atas menjadi salah satu prioritas yang ditetapkan dalam Rencana Strategis dan Rencana Kinerja Tahunan Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo. Realisasi fisik pelaksanaan kegiatan sudah mencapai 100% dan realisasi keuangan sudah mencapai 97,31%, namun demikian pencapaian program sebagai bentuk realisasi outcome belum tercapai 100% yang pencapaiannya akan diprogramkan pada tahun-tahun berikutnya. Analisis capaian kinerja yang telah dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup, Riset dan Teknologi Informasi yang mengalami perubahan organisasi menjadi Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah pada tahun 2013, adalah sebagai berikut:

Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup 1. Pemantauan Kualitas Lingkungan

Tujuan kegiatan ini adalah untuk mendapatkan database dan trend data kualitas air sungai dan udara ambient di Provinsi Gorontalo. Hasil yang telah dicapai adalah tersedianya Laporan Status Lingkungan Hidup Gorontalo (SLHD) tahun 2013, Laporan Environment Quality Index (EQI) dan tersusunnya laporan SPM bidang LH tahun 2013, kondisi kualitas udara ambiet di Kab/Kota masih baik, gambaran Status Mutu air Sungai yaitu Sungai Bone:

Cemar Ringan – sedang, sungai, Biyonga: cemar ringan-sedang,

sungai Paguyaman: cemar ringan-sedang, sungai Buladu: cemar sedang-berat, sungai Taluduyunu: cemar ringan-sedang, sungai Andagile Atinggola: cemar ringan-sedang, sungai Randangan pohuwato: cemar ringan-sedang. Dana yang dialokasikan untuk


(19)

kegiatan ini sebesar Rp. 338.000.000,-. Realisasi fisik kegiatan sebesar 100 % sedangkan realisasi keuangan sebesar 97,09%.

Permasalahan:

- Keterlambatan penyampaian SLHD dan SPM dari Kab/Kota

- Peralatan untuk sampling kualitas air sungai masih terbatas

- Bahan untuk pengawetan sample pada saat sampling kualitas

air

- BLH Kab/Kota belum mengalokasikan anggaran untuk

pemantauan sungai dan udara.

Solusi

- SLHD disusun dengan melakukan pendataan langsung kabupaten/ kota tanpa menunggu laporan dari Kab/Kota

- Menganggarkan Belanja modal peralatan untuk sampling

- Melakukan pemantauan bersama dengan Kab/ Kota

2. Peningkatan Kinerja Kab/Kota dan masyarakat dalam Pengelolaan SDA dan LH

Tujuan kegiatan ini adalah

untuk meningkatkan

kualitas Lingkungan dan

mendorong keterlibatan

semua pihak (Pemerintah, legislatif, masyarakat, dunia

usaha, Media massa dan LSM) dalam pelestarian lingkungan hidup di Provinsi Gorontalo. Hasil yang telah dicapai adalah terwujudnya kota Adipura 2012-2013 yaitu Kota Limboto, Kota Suwawa dan Kota Marisa dan terlaksananya kegiatan pemantauan tahap I dan ekspose untuk penilaian Adipura tahun 2014. Dana yang dialokasikan untuk kegiatan ini sebesar Rp. 250.000.000,-. Realisasi fisik kegiatan sebesar 100 % sedangkan realisasi keuangan sebesar 93,50%.


(20)

Permasalahan:

Dalam pelaksanan kegiatan dilapangan diperhadapkan beberapa permasalahan, seperti beberapa Kabupaten sudah mentargetkan untuk memperoleh ADIPURA tetapi belum didukung ketersediaan sarana dan prasarana pendukung seperti sarana pengolahan sampah, penambahan ruang terbuka hijau dan fasilitas lainnya.

Solusi

Penguatan kelembagaan LH dan instansi terkait di Kabupaten dan Kota dan penyediaan sarana dan prasarana lingkungan.

2. Program Peningkatan Pengelolaan Lingkungan bagi Usaha atau Kegiatan

2.1. Pengawasan Kegiatan/usaha yang berdampak terhadap pencemaran dan kerusakan lingkungan

Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan komitmen para Pemrakarsa kegiatan atau stakeholders dalam upaya pengelolaan lingkungan (AMDAL dan UKL/UPL). Hasil kegiatan ini adalah meningkatnya komitmen para Pemrakarsa atau stakeholders dalam upaya pengelolaan lingkungan (AMDAL dan UKL/UPL, tersedianya data dan informasi kualitas limbah yang dihasilkan usaha atau kegiatan 5 Rumah Sakit daerah Se Provinsi Gorontalo (RSUD Aloe saboe, RSUD Tani nelayan, RSUD Pohuwato, RSUD Dunda, Rumah Sakit Totok ) dan terlaksananya sosialisasi hasil pengawasan. Dana yang dialokasikan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp. 69.900.000,- Realisasi fisik kegiatan sebesar 100 % sedangkan realisasi keuangan sebesar 97,87%

Permasalahan:

 Belum semua parameter untuk penilaian kualitas limbah

dapat dipantau

 Semua Lokasi pemantauan belum taat dalam pengelolaan

limbah medis


(21)

 Pemrakarsa dimintakan untuk melakukan pengelolaan limbah medis sesuai dengan peraturan perundangan.

3. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya aparatur dalam pengelolaan lingkungan hidup

3.1. Pemberdayaan masyarakat diwilayah pesisir Danau Limboto

 Tujuan kegiatan ini adalah untuk Peningkatan ketrampilan

masyarakat dipesisir danau dan aparat BLH Kab Gorontalo dan Kota Gorontalo dalam membuat sedimen danau limboto menjadi batu bata. Hasil yang telah dicapai adalah Meningkatnya ketrampilan masyarakat pada pesisir danau limboto sebanyak 100 orang peserta dalam pemanfaatan sedimen danau limboto menjadi batu bata Dana yang dialokasikan untuk kegiatan ini sebesar Rp. 130.122.000,-. Realisasi fisik kegiatan sebesar 100 % sedangkan realisasi keuangan sebesar 98,00%.

Permasalahan:

 Belum tersedianya alokasi anggaran untuk modal usaha dan

peralatan untuk pembuatan batu bata  Solusi:

 Direkomendasikan kepada Pemda Kabupaten/ Kota dan dinas

terkait provinsi dalam pengembangan usaha dan ketrampilan masyarakat

3.2. Pembinaan Model Sekolah Adiwiyata

Tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk mewujudkan sekolah peduli dan berbudaya Linkungan Hidup di Provinsi Gorontalo. Hasil pelaksanaan kegiatan ini adalah Meningkatnya jumlah sekolah Adiwiyata tingkat Provinsi menjadi 21 dan sekolah Adiwiyata tingkat Nasional menjadi 6 sekolah (SDN 7 Tabongo, SMP 1 Telaga, SDN 2 Botubilotahu Pohuwato, SMP 1 Pohuwato, SDN 7 Kabila Bone, SDN Kabila) Dana yang dialokasikan untuk kegiatan ini sebesar Rp. 148.100.000,-. Realisasi fisik kegiatan sebesar 100 % sedangkan realisasi keuangan sebesar 97,92%.


(22)

Permasalahan

- Belum optimalnya pelaksanaan Adiwiyata di BLH/KLH dan

Diknas Kabupaten/ Kota

- Belum tersediannya anggaran yang memadai untuk

peningkatan fisik dan data non fisik Sekolah Adiwiyata.

Solusi

Koordinasi dengan BLH/KLH dan Diknas serta peningkatan alokasi anggaran tahun 2014.

4. Program Pengembangan Teknologi Tepat Guna 4.1. Pengembangan Desa dan Sekolah Mandiri Energi

Kegiatan ini bertujuan

untuk merumuskan

kebutuhan energi listrik

dan bahan bakar untuk pihak sekolah di lokasi

sasaran, membuat

rumusan kesiapan

pembangunan

laboratorium dan SME

(Sekolah Mandiri Energi) energi utamanya yang berbasis limbah bio,

dengan juga memperhatikan kemungkinan pengembangan

pemanfaatan energi matahari dan air dan merumuskan kesiapan jejaring pendukung SME. Hasil pelaksanaan kegiatan ini adalah tersedianya data potensi jejaring pendukung untuk lokasi sekolah Mandiri Energi, tersusunnya strategi pengembangan jejaring pendukung SME, tersedianya 1 model biogas Digester di Sekolah SMA Wira Bakti Kabupaten Bone Bolango. Dana yang digunakan dalam kegiatan ini sebesar Rp. 150.840.000,-. Realisasi fisik kegiatan sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 99,35%


(23)

5. Program Pengembangan Kerjasama Penelitian

5.1. Pengembangan Kreativitas Ilmiah dan Kerjasama Penelitian

Kegiatan ini bertujuan untuk peningkatan kerjasama penelitian antara lembaga peneliti dengan lembaga penelitian lainnya. Hasilnya

adalah Terwujudnya Pengembangan IPTEK dan Penguatan

Kerjasama Penelitian dengan lembaga terkait baik kabupaten/kota maupun Pusat dan Daerah dan tersosialisasinya hasil penelitian melalui media Jurnal Inovasi gorontalo yang terbitnya 3 (tiga) kali dalam setahun serta terselenggarannya Seminar Proposal Penelitian. Dana yang digunakan dalam kegiatan ini sebesar Rp. 139.950,000,-. Realisasi fisik kegiatan sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 99,74%.

5.2. Rakor Forum Komunikasi Penelitian dan Pengembangan Daerah Regional Timur

Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi Untuk membangun

jejaring penelitian dengan lembaga penelitian (Kementerian

Perguruan Tinggi, Lembaga Non Departemen serta BPP se Indonesia). Hasil pelaksanaan kegiatan ini adalah terbangunnya jejaring Penelitian dengan lembaga penelitian yang meliputi Kementerian, Lembaga Non Departemen Badan penelitian dan Pengembangan Daerah se-Wilayah Timur Indonesia, Perguruan Tinggi, Dewan Riset Daerah (DRD), serta stacholder lainnya yang


(24)

Rp. 155.700.000,-. Realisasi fisik kegiatan sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 99,95%.

5.3. Workshop Sistem Inovasi Daerah (SIDa)

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pemerintah daerah, daya saing daerah dan pelaksanaan masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi indonesia 2011-2015 secara terarah dan berkesinambungan. Hasil pelaksanaan kegiatan ini Meningkatnya kapasitas Pemerintah Daerah, daya saing daerah dan

pelaksanaan MP3EI 2012-2015 secara terarah dan

berkesinambungan.

Dana yang digunakan dalam kegiatan ini sebesar Rp. 214.100.000,-. Realisasi fisik kegiatan sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 99,90%.

5.4. Kajian percepatan pelaksanaan Standar Pelayanan Minimum (SPM) di Provinsi Gorontalo

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan rekomendasi kebijakan dan strategi kepada pemerintah daerah dalam percepatan pelaksanaan SPM di Provinsi Gorontalo. Hasil pelaksanaan kegiatan ini adalah:

 Sebagian besar SKPD yang menjadi objek kajian ini belum

melakukan penyusunan rencana pencapaian SPM dan target tahunan pencapaian SPM


(25)

 Masih perlunya langkah-langkah untuk meningkatkan

pemahaman secara mendalam tentang SPM. Realitas

menunjukkan

sebagian besar

para staf masih mengalami

kendala dalam

melakukan

penjabaran pada indikator kinerja sebagaimana

yang dipersyaratkan dalam peraturan Menteri terkait. Dengan keterbatasan ini pula menyebabkan laporan rencana dan target tahunan pencapaian SPM pada sebagian besar SKPD yang menjadi objek kajian ini belum disusun dengan baik.

 Perlu menambah atau memaksimalkan peran konsultan

pendamping, terutama dalam melakukan pendampingan pada penyusunan laporan rencana dan target tahunan pencapaian SPM dan sedapat mungkin agar setiap SKPD didampingi oleh satu tenaga konsultan, karena yang terjadi selama ini satu tenaga konsultan menangani beberapa SKPD, sehingga perannya dinilai belum optimal.

 Perlu dilakukan bimbingan teknis (Bimtek) yang “lebih teknis”

dan berbasis SKPD. Hal ini dipandang perlu, karena sebagian staf SKPD menganggap standar teknis yang ditetapkan dalam peraturan Kementerian/Lembaga teknis sangat tinggi, sehingga

umumnya mereka mengalami kesulitan dalam

mensinkronisasaikan dengan kondisi riil di instansi masing-masing.

Dana yang digunakan dalam kegiatan ini sebesar Rp. 185.350.000,-. Realisasi fisik kegiatan sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 98,55%.


(26)

6.1. Studi persepsi masyarakat tentang kinerja Pemerintah Provinsi Gorontalo

Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat persepsi masyarakat tentang kinerja pemerintah Provinsi Gorontalo. Hasil kegiatan tersebut menghasilkan beberapa rekomendasi, yaitu :

 Instansi pemerintah

yang paling sering

dikunjungi warga

dalam setahun

terakhir yaitu Kantor Kecamatan,

Puskesmas, Kantor

Desa/Kelurahan,

Rumah Sakit Umum dan Sekolah Negeri. Sangat mendasar, oleh karena jika layanan yang diharapkan semakin kompleks maka kemungkinan munculnya ketidakpuasan dikalangan warga akan semakin besar.

 Secara umum hasil kerja pemerintah Provinsi Gorontalo hingga

saat ini belum dinilai baik, gap antara rata-rata indeks kinerja dengan rata-rata indeks harapan negatif. Artinya secara umum kinerja pemerintah melalui 15 bidang kerja yang diukur secara rata-rata belum memenuhi harapan warga.

Dana yang digunakan dalam kegiatan ini sebesar Rp. 200.000.000,-. Realisasi fisik kegiatan sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 99,99%.

6.2 Model rehabilitasi lahan dalam rangka manajemen lahan pertanian

Kegiatan ini bertujuan untuk membangun suatu model rehabilitasi lahan dalam rangka manejemen lahan pertanian untuk menunjang

pemanfaatan lahan pada pembangunan pertanian secara

berkelanjutan di DAS Bone. Hasilnya penelitian tersebut


(27)

 Klasifikasi kemampuan lahan di DAS Bone diperoleh dari hasil analisa perangkat software LCLP (Land Cladification and Land Use Planning) diperoleh kemampuan lahan kelas II-VIII. Faktor kendala penggunaan lahan meliputi bentuk lahan dominan perbukitan dan pegunungan, lereng dominan >30%, penggunaan

lahan dominan kawasan

hutan lindung.

 Faktor penyebab lahan

kritis meliputi factor fisik

lahan (bentuk lahan,

topografi dan penggunaan

lahan). Faktor social

ekonomi dan budaya

menjadi factor terjadinya lahan kritis, ditemukan luas

kepemilikan lahan rata-rata 0,73 ha dengan beban keluarga 4-8 orang/RT, tingkat pendidikan rata-rata rendah serta kebiasaan dalam pengelolaan lahan belum menerapkan teknis konservasi tanah, sehingga tekanan penduduk terhadap lahan cukup tinggi dan daya dukung lahan pertanian rata-rata rendah.

 Zonasi lahan kritis tersebar di kawasan lindung di dalam

kawasan hutan, kawasan lindung luar kawasan hutan dan kawasan budidaya.

Dana yang digunakan dalam kegiatan ini sebesar Rp. 200.000.000,-. Realisasi fisik kegiatan sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 99,44%.

7. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa 7.1. Peningkatan Infrastruktur Jaringan E-Government

Kegiatan ini bertujuan untuk memfungsikan jaringan sistem informasi dan komunikasi yang terpusat di Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo secara online dengan belanja Koneksi Internet dan kemudian disalurkan ke SKPD-SKPD dilingkungan Pemerintah Provinsi Gorontalo. Hasil dari pelaksanaan kegiatan ini adalah Penambahan bandwith sebesar 40 mbps, terintegrasinya jaringan antar SKPD di lingkungan


(28)

Pemerintah Provinsi Gorontalo, terlayaninya akses internet 34 SKPD ke Jaringan internet global. Manfaat pelaksanaan kegiatan ini adalah

tersedianya sarana informasi terpadu dan terintegrasi dalam

penyebarluasan kegiatan maupun kebijakan inovatif Pemerintah Provinsi Gorontalo. Dana yang digunakan dalam kegiatan ini sebesar Rp. 1.218.722.000,-. Realisasi fisik kegiatan sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 99,33%.

7.2. Peningkatan layanan media informasi publik di Provinsi Gorontalo

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan informasi kegiatan pembangunan di Provinsi Gorontalo ke publik. Hasil dari pelaksanaan kegiatan ini adalah terpublikasinya beberapa kegiatan pembangunan di provinsi gorontalo pada publik. Dana yang digunakan dalam kegiatan ini sebesar Rp. 183.468.000,-. Realisasi fisik kegiatan sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 99,11%.

Permasalahan:

Updating data Portal Provinsi Gorontalo belum optimal karena kurangnya operator yang handal

Solusi:

Meningkatkan kapasitas aparatur yang bertugas untuk updating data dan lebih proaktif, dan merekrut tenaga operator dari kalangan profesional.

7.3. Pengembangan Aplikasi dan Website seluruh SKPD

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dalam kegiatan pembangunan melalui pengembangan website pemda dan aplikasi e-gov lainnya. Hasil dari pelaksanaan kegiatan ini adalah terlaksananya pengembangan portal yang dapat dimanfaatkan oleh Pemprov dan Pemkab/Kota dan terintegrasinya seluruh website pemda ke portal pemprov dan serta terlaksannya mobile school di kalangan pelajar didaerah terpencil di Provinsi Gorontalo. Dana yang digunakan dalam kegiatan ini sebesar Rp. 257.560.000,-. Realisasi fisik kegiatan sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 99,98%.

8. Program Peningkatan Kapasitas SDM dalam Pengembangan Teknologi Informasi


(29)

8.1. Peningkatan Kapasitas Tenaga Sandi

Kegiatan ini bertujuan untuk peningkatan Kualitas dan Kuantitas SDM dibidang Sandi dan Telekomunikasi, mengamankan infrastruktur Komunikasi dan telekomunikasi berupa jaringan internet, intranet dan telekomunikasi mobile. Hasil dari pelaksanaan kegiatan ini adalah terjadinya peningkatan kualitas SDM Sandi sebanyak 5 orang dan Bantuan Peralatan Sandi berupa Kryptofax dan Kryptophone dari Lembaga Sandi Negara untuk Seluruh Daerah di Provinsi Gorontalo. Manfaat pelaksanaan kegiatan ini adalah amannya informasi strategi pemerintah. Dana yang digunakan dalam kegiatan ini sebesar Rp. 135.250.000,-. Realisasi fisik kegiatan sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 94,84%.

Permasalahan

Kurangnya SDM Sandi baik di Provinsi maupun di Kabupaten/Kota

Solusi

Mengikut sertakan PNS pada Diklat yang diselenggarakan oleh Lembaga Sandi Negara

9. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 9.1. Pelayanan Administrasi Perkantoran

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas Pelayanan Adminstrasi Perkantoran di Balihristi Provinsi Gorontalo. Hasil dari pelaksanaan kegiatan ini adalah terlaksananya pelayanan administrasi perkantoran dengan baik dalam mendukung seluruh pelaksanaan program dan kegiatan di Balihristi Provinsi Gorontalo pada tahun 2013. Dana yang digunakan dalam kegiatan ini sebesar Rp. 375.490.000,-. Realisasi fisik kegiatan sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 97,05%.

10. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 10.1.Peningkatan Sarana dan Prasarana Perkantoran

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas Pelayanan Perkantoran di Balihristi Provinsi Gorontalo. Hasil dari pelaksanaan kegiatan ini adalah terlaksananya pelayanan perkantoran dengan baik dalam mendukung seluruh pelaksanaan program dan kegiatan di


(30)

Balihristi Provinsi Gorontalo pada tahun 2013. Dana yang digunakan dalam kegiatan ini sebesar Rp. 387.000.000,-. Realisasi fisik kegiatan sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 99,50%.

11. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

11.1.Penyusunan Anggaran dan laporan Keuangan SKPD

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas Pelayanan keuangan di Balihristi Provinsi Gorontalo. Hasil dari pelaksanaan kegiatan ini adalah terlaksananya pelayanan keuangan dengan baik dalam mendukung seluruh pelaksanaan program dan kegiatan di Balihristi Provinsi Gorontalo pada tahun 2013. Dana yang digunakan dalam kegiatan ini sebesar Rp. 122.000.000,-. Realisasi fisik kegiatan sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 99,09%.

12. Program Peningkatan perencanaan, monitoring dan evaluasi 12.1.Perencanaan, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas Pelayanan keuangan di Balihristi Provinsi Gorontalo. Hasil dari pelaksanaan kegiatan ini adalah sinkronisasi program dan kegiatan antara provinsi

dan Kabupaten/Kota serta terlaksananya kegiatan evaluasi

pelaksanaan kegiatan tahun 2013. Dana yang digunakan dalam kegiatan ini sebesar Rp. 187.760.000,-. Realisasi fisik kegiatan sebesar 100% dan realisasi keuangan sebesar 96,29%.

Dan pada tahun 2012 dengan dana Rp. 207.842.500,- realisasi fisik 100% dan realisasi keuangan 98,36%

Walaupun capaian pelaksanaan kegiatan secara fisik pada tahun 2013 sudah mencapai 100%, namun demikian masih ada beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian target outcome, yaitu sebagai berikut:


(31)

1. Aspek Perencanaan

 Belum lengkapnya data base yang dapat menangani seluruh kegiatan perencanaan dalam pengelolaan dan pengendalian dampak lingkungan, pengembangan teknologi informasi dan komunikasi

2. Aspek Pengorganisasian

 Terbatasnya personil yang telah mengikuti kursus menguasai proses pengadaan barang/jasa, terutama yang bersertifikat. Di BLHRD baru tersedia 1 (satu) orang yang sudah bersertifikat untuk pengadaan barang dan jasa.

 Terbatasnya SDM baik dari aspek kuantitas maupun dari segi kualitas. Hal ini akan mempengaruhi kinerja secara keseluruhan BLHRD Provinsi Gorontalo khususnya dalam melakukan pembinaan dan pengawasan lapangan

 Tenaga PPLHD dan PPNS Lingkungan masih kurang. Hal ini akan mempengaruhi tupoksi bidang lingkungan hidup dalam melakukan pengawasan tingkat ketaatan pemrakarsa kegiatan dalam pelaksanaan RKL dan RPL. Jumlah PPLHD yang ada sebanyak 7 (tujuh) orang sedangkan PPNS belum tersedia.

 Belum tersedianya tenaga fungsional peneliti yang bekerja di BLHRD Provinsi Gorontalo sehingga kajian atau penelitian semuanya masih dikerjasamakan dengan pihak perguruan tinggi.

3. Aspek Pelaksanaan

 Sarana dan parasarana penelitian serta tenaga laboratorium belum tersedia dalam melakukan analisis kualitas udara, air dan tanah. Hal ini sangat mempengaruhi kinerja BLHRD provinsi Gorontalo dalam melakukan pengawasan kegiatan dilapangan khususnya apabila terjadi permasalahan yang terkait dengan kualitas air, kualitas udara maupun pengembangan teknologi tepat guna yang memerlukan beberapa kegiatan eksperimen. Hal


(32)

ini juga akan mempengaruhi efesiensi penggunaan anggaran yang apabila laboratirum tersebut tersedia maka dapat melakukan penghematan anggaran untuk kegiatan pemantauan dan pengawasan sebesar 50%.

 Dalam pelaksanan kegiatan dilapangan diperhadapkan beberapa permasalahan, seperti beberapa Kabupaten sudah mentargetkan untuk memperoleh ADIPURA tetapi belum didukung ketersediaan sarana dan prasarana pendukung seperti TPA, fasilitas lainnya.

 Lemahnya budaya IPTEK

 Masih lemahnya sosialisasi regulasi yang telah ada

 Belum tersedianya peneliti dibidang riset

 Lemahnya sinergitas kebijakan IPTEK

 Lemahnya koordinasi dan sinergi diantara pemangku kepentingan pembangunan IPTEK

 Tata hubungan koordinasi dengan Instansi terkait belum optimal.

4. Aspek Monev

 Masih kurang tertib dalam penyelesaian laporan kegiatan

 Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan dilapangan belum optimal

Sehubungan dengan hal diatas, maka dilakukan upaya-upaya untuk mengantisipasi beberapa permasalahan yang akan diterjemahkan dalam bentuk program dan kegiatan pada tahun 2015, seperti peningkatan kapasitas aparatur dalam pengelolaan lingkungan hidup dan pelaksanaan penelitian, melakukan kerjasama dengan pihak laboratorium yaitu sebagai berikut:

1. Aspek Perencanaan

Kelengkapan data telah diupayakan untuk lebih baik, antara lain dengan penyusunan data base melalui SLHD pada Tahun Anggaran 2013 dan akan ditindaklanjuti pada tahun 2015 yang dapat bermanfaat sebagai salah satu bahan dalam penyusunan rencana


(33)

pengelolaan dan pengendalian dampak lingkungan, membangun koordinasi perencanaan kelitbangan antara OPD, forum komunikasi penelitian dan pengembangan daerah wilayah timur serta litbang kementerian dalam menyediakan solusi-solusi bidang riset dan teknologi.

2. Aspek Pengorganisasian

 Mengikutsertakan SDM dalam Diklat Pengadaan Barang Jasa

 Mengikutsertakan SDM dalam kursus PPLHD dan PPNS Lingkungan

 Melalui media peningkatan kegiatan Pengembangan Kapasitas SDM, personil sharing informasi, baik teknis maupun non teknis, sehingga diharapkan semua personil memperoleh masukan yang sama terkait perkembangan tugas-tugas Institusi.

 Akan mengikutsertakan personil dalam mengikuti kursus jabatan fungsional

 Optimalisasi sarana dan prasarana penelitian, mempercepat kemampuan SDM melalui Diklat Peneliti untuk mengisi formasi peneliti di Provinsi Gorontalo

3. Aspek Pelaksanaan

 Melakukan kerjasama melalui MOU dengan Laboratorium lingkungan di Manado dan Makassar, perguruan tinggi antar Gorontalo daerah, badan litbang maupun kementerian terkait

 Melakukan pembinaan bagi sekolah-sekolah yang belum memahami arti pentingnya program Adiwiyata

 Melakukan sosialisasi secara kontinyu agar pemerintah Kabupaten/Kota melakukan penyediaan sarana dan prasarana dalam mendukung ADIPURA seperti TPA


(34)

 Melakukan sosialisasi hasil-hasil penelitian kepada instansi terkait dan masyarakat melalui media massa maupun melalui Jurnal Inovasi Gorontalo

 Melalui kegiatan perjalanan dinas koordinasi ke wilayah kerja, diharapkan tata hubungan koordinasi dengan Instansi terkait akan menjadi optimal.

 Mempertahankan hubungan kerjasama dan silatuhrahmi antara semua bidang dan pegawai di BLHRD Provinsi Gorontalo

4. Aspek Monev

 Menyusun mekanisme penyelesaian/penyusunan laporan kegiatan dan laporan indeks kepuasan masyarakat yang diharapkan dengan mekanisme tersebut, penyelesaian laporan kegiatan menjadi lebih tertib.

 Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan dilapangan dilakukan setiap triwulan

 Pelibatan tim peneliti dalam melakukan monev agar dapat mengevaluasi manfaat dari penelitian yang dilaksanakan

2.2 Analisis Kinerja Pelayanan OPD

Indikator yang digunakan untuk menganalisis kinerja pelayanan OPD adalah Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM), Indikator Kinerja Kunci (IKK) dan Indikator lainnya berdasarkan kebutuhan. Analisis kinerja pelayanan BLHRD Provinsi Gorontalo berdasarkan Tabel 2.2

tentang Pencapaian Kinerja Pelayanan OPD BLHRD Provinsi Gorontalo sebagai berikut:


(35)

Tabel 2.2 Pencapaian Kinerja Pelayanan OPD BLHRD Provinsi Gorontalo


(36)

Berdasarkan tabel 2.2 tersebut diatas, beberapa indikator Kinerja Utama yang akan digunakan untuk meningkatkan tingkat kinerja pelayanan Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo yang nantinya akan menjadi bahan atau acuan untuk penyusunan program dan kegiatan tahun 2015, yaitu sebagai berikut:

1) Peningkatan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH)

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) merupakan alat untuk mengukur kinerja setiap daerah dalam melakukan pengelolaan lingkungan. Kriteria penilaian didasarkan pada 3 (tiga) bagian yaitu pemantauan kualitas air, udara, dan tutupan lahan. Perhitungan indeks untuk indikator kualitas air sungai dilakukan berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air. Pengukuran dilakukan dengan mengambil sampel air sungai pada masing-masing provinsi. Penghitungan indeks untuk kualitas udara dihitung berdasarkan Keputusan Kepala Bapedal No. 107 Tahun 1997 tentang Pedoman Perhitungan dan Pelaporan serta Informasi Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU). Pengukuran dilakukan di ibukota masing-masing provinsi dengan memperhitungkan tingkat sulfur dioksida (SO2), dan nitrogen dioksida (NO2) di udara. Pengukuran dilakukan setiap tahun dengan mengambil sampel pada 3 lokasi yang mewakili lokasi padat transportasi, wilayah pemukiman, dan wilayah industri.

Indeks tutupan hutan (lahan) dihitung berdasarkan jumlah hutan primer dan sekunder dibagi luas kawasan hutan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan di provinsi tersebut.

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Provinsi Gorontalo sampai tahun 2011 sebesar 76 dan target capaian sampai tahun 2017 sebesar 90. Target capaian tersebut akan terus ditingkatkan dengan tingkat capaian sampai akhir renstra OPD (2017) sebesar 90. Hal ini dapat tercapai dengan meningkatkan tingkat kinerja BLHRD dan koordinasi antara Provinsi dan Kabupaten/Kota. Beberapa kendala yang dihadapi


(37)

dalam peningkatan indeks kualitas lingkungan hidup tersebut adalah ketersediaan sumberdaya manusia baik dari segi kuantitas maupun kualitas, sarana dan prasarana pendukung seperti laboratirum lingkungan yang belum tersedia serta anggaran yang sifatnya masih terbatas.

2) Persentase Tingkat Ketaatan Pemrakarsa terhadap Pelaksanaan Dokumen Lingkungan

Tingkat ketaatan pemrakarsa kegiatan dalam pengelolaan data lingkungan masih rendah. Berdasarkan hasil pemantauan pada tahun 2012 menunjukkan bahwa tingkat ketaatan pemrakarsa kegiatan dalam pengelolaan lingkungan baru mencapai 35%. Kondisi tersebut sangat berpengaruh terhadap perubahan kualitas lingkungan seperti perubahan kualitas air permukaan, perubahan kualitas udara, dan pencemaran tanah. Peningkatan tingkat ketaatan pemrakarsa kegiatan dalam pengelolaan lingkungan akan terus ditingkatkan melalui sosialisasi, pelatihan maupun kegiatan monitoring dan evaluasi. Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam peningkatan tingkat ketaatan pemrakarsa kegiatan terhadap dokumen lingkungan antara lain, sebagai berikut:

 Kurangnya tingkat ketaatan pemrakarsa kegiatan/usaha baik di sektor swasta maupun pemerintah untuk menyusun dokumen AMDAL dan UKL-UPL .

 Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap pelaksanaan AMDAL dan UKL-UPL

 Belum terbentuknya Komisi AMDAL yang berlisensi di kabupaten/kota dan Provinsi Gorontalo.

 Rendahnya kuantitas dan kompetensi Komisi Penilai AMDAL Kabupaten/Kota dalam melakukan penilaian dokumen AMDAL yang menjadi kewenangannya.


(38)

 Rendahnya kuantitas dan kompetensi kelembagaan yang mempunyai kewenangan menangani AMDAL di Kabupaten/Kota dan Provinsi.

Berdasarkan tersebut, maka akan dilakukan beberapa upaya dan akan direkomendasikan sampai ditingkat pemerintahan yang ada di Kabupaten/Kota, yaitu sebagai berikut:

 Dalam pemberian izin kegiatan dan/usaha, Gubernur dan Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya wajib memasukkan persyaratan izin lingkungan hidup.

 Pemberian izin lingkungan diterbitkan berdasarkan keputusan kelayakan lingkungan hidup dan rekomendasi UKL-UPL.

 Bagi kegiatan dan/atau usaha yang sudah lebih dulu dilaksanakan tanpa dilengkapi dokumen lingkungan, maka terhadap kegiatan tersebut akan dikenakan Audit Lingkungan.

 Pelaksanaan pembangunan di daerah wajib dilengkapi dengan kajian kelayakan lingkungan sebagai bentuk kriteria pemerintahan yang baik dan berwawasan lingkungan (Good Environmental Governance).

3) Kebijakan Pemerintah daerah berbasis Penelitian

Dalam rangka mendukung program unggulan di Provinsi Gorontalo maka beberapa point penting untuk difokuskan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

 Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan litbang dan lembaga pendukung (Dewan Riset Daerah, Perguruan Tinggi) untuk mendukung proses transfer dari ide menjadi prototip industri daerah untuk penguatan system inovasi daerah

 Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya penelitian untuk menghasilkan produktivitas litbang yang berdaya guna serta meningkatkan budaya riset dalam setiap kebijakan pemerintah daerah


(39)

 Mengembangkan dan memperkuat jejaring kelembagaan baik peneliti dilingkup daerah, nasional maupun internasional untuk mendukung peningkatan produktivitas litbang

 Meningkatkan kreativitas dan produktivitas litbang untuk ketersediaan teknologi maupun kebijakan program unggulan daerah dibidang :

- Bidang penelitian dan pengembangan ekonomi, social, budaya dan kesehatan

- Bidang penelitian pengembangan infrastruktur dan tata ruang dan sumberdaya alam

- Bidang penelitian pemerintahan dan sumberdaya manusia

- Bidang penelitian pertanian, perkebunan, perikanan kelautan dan kehutanan

2.3 Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi OPD

A. Tingkat kinerja pelayanan OPD dan hal kritis yang terkait dengan pelayanan OPD

Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Negara Lingkungan Hidup seiring dengan dengan tujuan yang dicapai Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo yaitu fokus pada upaya pengendalian pencemaran lingkungan, pengendalian kerusakan lingkungan dan peningkatan kapasitas dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Dan juga penyusunan renja tersebut telah mengakomodir usulan program dan kegiatan yang tidak terakomodir dalam renja Kabupaten/Kota berdasarkan kewenangan.

Beberapa permasalahan yang akan dihadapi dalam menunjang pencapaian Indikator Kinerja Utama Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Kementerian Riset dan Teknologi dan kabupaten/Kota adalah:


(40)

 Masih kurangnya tenaga PPNS dan PPLHD sebagai instrumen pengawasan terhadap pelaku pencemaran.

 Belum tersedianya laboratorium lingkungan sebagai alat pemantauan kualitas lingkungan.

 Belum tersedianya tenaga fungsional dalam mendukung kegiatan penelitian

 Belum tersedianya sarana dan prasarana penelitian

 Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh BLHRD Masih kurang memadai untuk menunjang pelaksanaan tugas;

 Manajemen anggaran yang tidak tepat guna dalam rangka peningkatan SDM;

Beberapa Pendorong yang akan akan menunjang pencapaian Indikator Kinerja Utama Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Kementerian Riset dan Teknologi dan Kabupaten/Kota adalah:

 Visi dan Misi serta Sturuktur Organisasi yang jelas

 Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo akan mendapatkan anggaran yang semakin meningkat melalui pendanaan Dana dekonsentrasi, Tugas pembantuan dan Dana Alokasi Khusus dari kementerian Lingkungan Hidup

 Adanya peraturan perundangan dibidang lingkungan hidup baik ditingkat Pusat, Provinsi, maupun Kabupaten Kota

 Dukungan kebijakan dan regulasi dibidang Lingkungan Hidup, penelitian baik dari Pemerintah Pusat, Provinsi maupun Kabupaten/Kota.

 Adanya motivasi, keyakinan dan komitmen yang terus tumbuh berkembang dari aparatur pengelola lingkungan hidup untuk meningkatkan kinerjanya dalam mendukung pelaksanaan pembangunan berkelanjutan yang lebih mengedepankan aspek dan penyelamatan fungsi lingkungan hidup

 Adanya sektor perbankan yang dapat mendukung program pengendalian pencemaran lingkungan seperti adanya bunga


(41)

lunak dan pembebasan biaya bea cukai untuk import peralatan pengendalian pencemaran serta pengendalian pengeluaran kredit terhadap industri yang tidak ramah lingkungan

 Tersedianya akademisi dari berbagai perguruan tinggi yang dapat memberikan solusi ilmiah untuk mengatasi pencemaran lingkungan

 Adanya tuntutan global terhadap pelaku usaha untuk menerapkan teknologi ramah lingkungan

 Adanya Dewan Riset Daerah (DRD) yang akan memberikan pertimbangan kegiatan penelitian di Provinsi Gorontalo

 Adanya dukungan dari pemerintah pusat khususnya dari Kementerian Riset dan Teknologi dalam pengembangan penelitian di Provinsi Gorontalo

Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian kinerja utama penelitian adalah:

 Belum optimalnya pelaksanaan peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penelitian dan Pengembangan dilingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah

 Belum optimalnya pelaksanaan peraturan bersama Menristek RI dan Mendagri RI Nomor 03 dan Nomor 36 Tahun 2012 tentang Sistem Penguatan Inovasi Daerah

 Belum optimalnya sinergitas program kelitbangan antara pusat dan daerah termasuk sinergitas peningkatan kapasitas pemerintah daerah, daya saing daerah dalam pelaksanaan MP3Ei pada pilar SDM dan IPTEK

 Belum terlaksananya keputusan Undang-Undang yang dibuat Mendagri dan Otonomi Daerah Nomor 40 Tahun 2000 yang menyatakan alokasi anggaran lembaga litbang didaerah minimal 1% dari APBD


(42)

B. Permasalahan dan Hambatan yang dihadapi dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi OPD

Beberapa permasalahan dan hambatan yang terkait dengan tugas dan fungsi Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo adalah, sebagai berikut:

1. Belum optimalnya pelaksanaan koordinasi antara pemerintah provinsi dengan pemerintah pusat maupun pemerintah Kabupaten/Kota dalam pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dan pelaksanaan penelitian

2. Pelaksanaan pengawasan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan belum maksimal karena masih kurangnya tenaga PPNS, Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah (PPLHD) dan belum laboratorium lingkungan

3. Sumber daya manusia dalam penanganan masalah lingkungan dan pengembangan penelitian masih sangat kurang

4. Belum optimalnya penyelenggaraan Sistem Informasi Lingkungan (SIL), pengelolaan dan analisis data informasi lingkungan;

5. Belum optimalnya diseminasi hasil-hasil penelitian di Provinsi Gorontalo

6. Belum optimalnya pelaksanaan kegiatan peningkatan kapasitas aparatur, dan masyarakat dalam pelestarian lingkungan hidup dan pelaksanaan penelitian

7. Belum tersedianya sumberdaya kelitbangan di Pemerintahan Daerah seperti peneliti, perekayasa dan tenaga lainnya.

8. Belum terbentuknya Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah setara Eselon II (sesuai Permendagri Nomor 20 Tahun 2011 Pasal 60) menyebabkan koordinasi penelitian tidak optimal karena itu sebaiknya dapat dibentuk Badan Penelitian Pengembangan Daerah (BPP) atau Penelitian dapat dilekatkan di Bappeda untuk mempermudah koordinasi lintas OPD.


(43)

9. Belum optimal kemampuan SDM Litbang sebagai pedia solusi riset di daerah.

10. Belum terciptanya budaya riset dalam pengambilan keputusan kebijakan di daerah.

C. Isu-isu Strategis untuk ditindaklanjuti dalam Perumusan Program dan Kegiatan

A. Lingkungan Hidup

1. Kerusakan Danau Limboto

Masalah utama yang dihadapi adalah penyusutan luas dan pendangkalan danau. Pada tahun 1932, rata-rata kedalaman Danau Limboto 30 meter dengan luas areal 7.000 Ha, pada tahun 1961 rata-rata

kedalaman Danau Limboto berkurang menjadi 10 meter dan luas areal menjadi 4.250 Ha. Pada tahun 1990-2011 kedalaman Danau Limboto tinggal rata-rata 2 meter dan luasnya sisa 2.537,5 Ha. Diproyeksikan bahwa Danau Limboto 5 tahun kedepan tingkat kedalamannya tinggal 1 meter dan luasnya sisa 1.500 Ha.

2. Penurunan Kualitas Air Danau Limboto

Berbagai aktivitas masyarakat di sekitar dan di dalam kawasan danau juga mengancam dan memperburuk kelestarian fungsi danau. Saat ini kualitas air Danau Limboto mengalami penurunan akibat limbah domestik, aktivitas budidaya yang dilakukan di dalam danau, dan sedimentasi danau akibat erosi di daerah hulu sungai. Monitoring kualitas air danau menunjukkan beban pencemaran organik yang tinggi dari sumber aliran yang melalui kawasan perkotaan tersebut, seperti terlihat pada kandungan oksigen terlarut


(44)

di Sungai Alo 0,77 mg/l, Sungai Biyonga 0,94 mg/l, dan kandungan total nitrogennya adalah 2,69 mg/l, sementara total fosfornya 1,44 mg/l. Akibat eutrofikasi berbagai

tanaman pengganggu tumbuh subur yang banyak menyerap air dan dapat mempercepat pendangkalan danau. Eceng gondok di Danau Limboto tumbuh meluas. Luas sebaran eceng gondok mencapai sekitar 30 % dari luasan danau.

3. Pencemaran Air Sungai

Kualitas air di beberapa sungai di Provinsi Gorontalo cemar ringan sampai dengan cemar sedang. Hasil pemantauan kualitas air sungai yang dilakukan oleh BLHRD bekerjasama dengan Kementerian Negara Lingkungan Hidup serta Balai Teknologi Kesehatan Lingkungan (BTKL) Manado pada tahun 2011 menunjukkan beberapa parameter sudah melebih nilai ambang batas yang dipersyaratkan, seperti:

 Sungai Andagile secara umum tergolong BURUK atau CEMAR

BERAT (Kelas D) dengan uraian bahwa di bagian hulu kisaran

nilai skor – 29 (CEMAR SEDANG), bagian tengah kisaran nilai skor – 55 (CEMAR BERAT) dan di bagian hilir kisaran nilai skor – 71 (CEMAR BERAT). Di bagian hulu terdapat tiga parameter yang menjadi polutan atau melebihi baku mutu, yaitu BOD, Coliform dan E.Coli, di bagian tengah terdapat tiga parameter yang menjadi polutan atau melebihi baku mutu yaitu BOD, Nitrit, dan Coliform, sedangkan di bagian hilir terdapat empat parameter yang menjadi polutan atau melebihi baku mutu, yaitu BOD, Nitrit, Coliform dan E.Coli.


(45)

 Sungai Paguyaman cemar RINGAN sampai cemar SEDANG, Sungai Bone masih tergolong cemar RINGAN, Sungai Taluduyunu cemar SEDANG, Sungai Buladu cemar RINGAN sampai cemar SEDANG, dan Sungai Bionga masih tergolong cemar RINGAN Diproyeksikan untuk 5 tahun ke depan jumlah sungai yang akan menurun kualitasnya akan meningkat 75%.

4. Penurunan Kualitas Udara

Berdasarkan hasil pemantauan kualitas udara di Provinsi Gorontalo pada tahun 2007-2011 menunjukkan bahwa kualitas udara di Provinsi Gorontalo pada umumnya

masih dalam kategori baik, namun mengalami penurunan kualitas dari tahun ketahun, kecuali beberapa lokasi yang sudah melebihi baku mutu seperti di depan hasrat Kota Gorontalo dan hasrat di Kabupaten

Pohuwato. Hal tersebut disebabkan karena laju pertumbuhan kendaraan beroda empat maupun beroda dua dan pertumbuhan industri sangat cepat. Apabila hal tersebut tidak diantisipasi maka 5 (lima) tahun kedepan kualitas udara ambient akan mengalami penurunan sampai dibawah baku mutu yang dipersyaratkan. Dalam mencapai kualitas udara yang diinginkan, maka perlu dilakukan upaya-upaya pengendalian pencemaran udara. Salah satu kegiatan pengendalian pencemaran udara adalah pengukuran dan pemantauan terhadap kualitas udara tersebut.

5. Kerusakan Mangrove dan Terumbu Karang

Salah satu potensi pesisir di Provinsi Gorontalo adalah terumbu karang dan hutan mangrove. Sumberdaya pesisir ini diperkirakan telah berada dalam ambang kerusakan. Tingkat kerusakan diperkirakan rata-rata mencapai 40-65%. Apabila tidak dilakukan


(46)

tindakan konservasi secepatnya, maka 5 (lima) tahun ke depan kerusakan akan semakin meluas hingga mencapai 60-75 %.

6. Pertambangan Emas Tanpa Ijin (PETI)

Kegiatan pertambangan sangat potensial menimbulkan degradasi lingkungan hidup jika tidak dilakukan secara hati-hati. Kegiatan pertambangan emas di Provinsi Gorontalo tersebar di beberapa wilayah yaitu Wilayah Marisa Kabupaten Pohuwato, wilayah Pasolo Desa Buladu, Kecamatan Sumalata dan wilayah tambang Mopuya Desa Kaidundu, Kecamatan Bone Pantai Kabupaten Bone Bolango, wilayah Suwawa Kabupaten Bone Bolango, dan wilayah Boliohuto Kabupaten Boalemo. Permasalahan yang terjadi akibat kegiatan pertambangan emas adalah pencemaran logam berat Hg pada badan air sungai. Kandungan merkuri pada air sungai tersebut kemudiaan akan mengalir menuju ke muara dan akhirnya akan masuk ke perairan laut. Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan BLHRD tahun 2010 menunjukkan bahwa penambangan emas di Desa Buladu dan Desa Kaidundu telah menyebabkan kandungan logam berat Hg (merkuri) pada badan air sungai Dubalango dan Sungai Mopuya telah melewati ambang batas baku mutu (0,001 mg/l). Kadar Hg pada badan air dan sedimen sungai dubalango (sungai sekitar penambangan pasolo) adalah masing-masing berkisar antara 0,0002

– 0,016038 mg/l dan 104,2172 – 927,2519 mg/l, sedang konsentrasi Hg pada badan air dan sedimen Sungai Mopuya (sungai sekitar penambangan Mopuya) adalah masing-masing berkisar antara 0,0002-0,2457 mg/l dan 22,7798 – 53,1579 mg/l.


(47)

7. Tingkat Ketaatan Pemrakarsa Kegiatan dalam Pengelolaan Lingkungan

Tingkat ketaatan pemrakarsa kegiatan dalam pengelolaan data lingkungan masih rendah. Berdasarkan hasil pemantauan pada tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat ketaatan pemrakarsa kegiatan dalam pengelolaan lingkungan baru mencapai 35%. Kondisi tersebut sangat berpengaruh terhadap perubahan kualitas lingkungan seperti perubahan kualitas air permukaan, perubahan kualitas udara, dan pencemaran tanah. Kebersihan dan Kehijauan Kota (Clean and Green City)

Perkembangan penduduk yang pesat terutama karena urbanisasi telah menimbulkan masalah meningkatnya jumlah sampah yang dihasilkan dan menyempitnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) akibat pesatnya pembangunan

perumahan dan sarana umum lainnya. Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang pesat, meningkatkan resiko polusi udara. Pemerintah Pusat melaksanakan Program Adipura dalam upaya peningkatan

kebersihan dan kehijauan kota. Masalah-masalah yang dihadapi dalam mewujudkan Clean and Green City adalah:

 Kesenjangan antara jumlah sampah yang dihasilkan dan yang terangkut. Di Kota Gorontalo jumlah sampah sebanyak 683 m3/hari, sedangkan yang terangkut hanya sebanyak 383 m3/hari atau 56 %. Hal ini disebabkan kurangnya prasarana dan sarana pengangkut. Selain itu, Tempat Pembuangan Akhir Sampah yang tersedia belum representatif.

 Kurangnya komitmen pemerintah kabupaten dalam pengelolaan lingkungan umumnya dan dalam mewujudkan kebersihan dan


(48)

kehijauan kota yang tercermin dari kesiapan institusi lingkungan hidup dan dana yang dialokasikan untuk pengelolaan lingkungan hidup.

 Rendahnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan.

8. Kurangnya Pemahaman dan Aksesibiltas masyarakat terhadap Informasi Lingkungan

Hasil penelitian terdapat partisipasi masyarakat terhadap kelestarian lingkungan hidup menunjukkan hal-hal sebagai berikut:

 Pemahaman dan wawasan masyarakat pedesaan, pesisir laut, dan perkotaan terhadap pengelolaan lingkungan perumahan dan sekitarnya cukup baik. Namun demikian, penggunaan zat sintetis yang berpotensi untuk pencemaran lingkungan sebagian besar masyarakat beranggapan tidak berbahaya. Sekitar 39% masyarakat menggunakan sungai sebagai tempat buang air besar, 31% masyarakat pesisir buang air besar di pantai dan 19 % masyarakat pesisir buang air di sungai.

 Hampir 40% laki-laki dan 48% perempuan di pedesaan menyadari akan bahaya penggunaan pestisida terhadap lingkungan.

 Sebagian besar masyarakat pedesaan (40%) belum menyadari bahaya erosi dan banjir jika berkebun di lahan miring tanpa teras.

 Lebih dari 25% responden menyatakan setuju untuk membuka lahan baru bagi usaha pertanian.

 Sekitar 30% masyarakat laki-laki dan perempuan menyatakan setuju pemanfaatan kayu hutan untuk pembangunan rumah dan diperdagangkan.

 Sebagian besar responden laki-laki (57.4%) dan perempuan (78.1%) menyatakan setuju memanfaatkan kayu mangrove untuk kepentingan ekonomi (tambak dan kayu bakar).

 Keterlibatan masyarakat pesisir laut dalam memanfaatkan terumbu karang untuk hiasan, pondasi rumah dan kepentingan


(49)

lainnya cukup tinggi. Sebanyak 78.6% laki-laki dan 53.3% perempuan terlibat dalam pengambilan terumbu karang.

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup baru berkisar 25-30%, dan apabila tidak dilakukan upaya peningkatan partisipasi masyarakat maka diproyeksikan untuk 5 tahun ke depan partisipasi masyarakat tidak akan meningkat secara signifikan.

9. Nilai tambah produk Perikanan

Potensi perikanan di Provinsi Gorontalo relatif besar yaitu potensi perikanan darat, payau dan perikanan laut. Potensi perikanan Gorontalo berada di Perairan Teluk Tomini dan Laut Sulawesi. Potensi perikanan di Teluk Tomini sebesar 595.620 ton dan yang dimanfaatkan 33.2 %, sedangkan di Laut Sulawesi sebesar 630.470 ton tetapi yang dimanfaatkan sebesar 37.6 %.

B. Penelitian

Isu strategis dalam pengembangan penelitian di Provinsi Gorontalo adalah bagaimana mewujudkan kebijakan Kelitbangan dilingkungan Pemerintah Daerah diarahkan untuk :

1. Mewujudkan visi dan misi Pemerintah Daerah maupun Kepala Daerah.

2. Memberikan penguatan kebijakan penelitian dalam penyelenggaraan pemerintah

3. Memberikan penguatan kelembagaan, ketatalaksanaan, pembiayaan, sarana dan prasarana dan SDM Kelitbangan

4. Memberikan penguatan Sistem Inovasi Daerah

Dalam mewujudkan visi dan misi Pemerintahan Daerah isu-isu strategis kelitbangan terkait dengan kebutuhan masyarakat dan sesuai dengan prioritas daerah adalah diarahkan pada 4 (empat) program strategis yaitu :


(50)

- Kesehatan Gratis

- Pembangunan Infrastruktur serta

- Ekonomi Kerakyatan

Peran Litbang sangat strategis dalam merumuskan agenda kebijakan daerah bersama dengan OPD lainnya dalam menganalisa regulasi dan atau kebijakan serta mengevaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah untuk pengambilan keputusan pimpinan

Melalui Litbang perlu dilakukan kegiatan untuk 4 (empat) program strategis tersebut diatas untuk policy paper bersamaOPD lainnya berdasarkan hasil kelitbangan dan dilaporkan kepada Kepala Daerah. Untuk mengoptimalkan hasil-hasil penelitan tersebut perlu dilakukan diseminasi melalui kegiatan/diskusi/seminar dan hasil-hasil kelitbangan.

Isu strategis lainnya yaitu membaiknya penguatan kebijakan penelitian dalam penyelenggaraan pemerintahan melalui budaya riset dalam setiap pengambilan keputusan terkait kebijakan berkala dari kesuksesan riset di negara-negara maju dalam mengembangkan dan menerapkan sistem inovasi telah berhasil meningkatkan kemampuan IPTEK dalam meningkatan pertumbuhan ekonomi.

Oleh karena itu dalam rangka upaya meningkatan pemanfaatan hasil litbang, kegiatan pengembangan Pusat Unggulan IPTEK menekankan pada kriteria kemampuan lembaga dalam mendiseminasikan atau mengkomersilkan hasil riset selama aspek kemampuan dalam menyerap informasi, kemampuan riset dan kemampuan memberdayakan potensi sumberdaya lokal.

Dengan kriteria tersebut diharapkan kontribusi lembaga litbang yang telah ditetapkan sebagai pusat unggulan dapat menggerakan sektor industri/UMK/ekonomi dalam meningkatkan pendapatan masyarakat. Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2011 perlu penguatan kelembagaan bagi Litbang dalam membentuk Badan Penelitian dan Pengkajian di Provinsi/Kab/Kota.


(51)

Peran Penelitian dan Pengkajian sangat diperlukan untuk dapat mengkoordinir isu-isu strategis disetiap OPD dan masyarakat untuk diangkat dan akhirnya menjadi kebijakan pemerintah daerah.

Pengembangan Pusat Unggulan Daerah melalui Sistem Inovasi Daerah diprioritaskan pada 7 (tujuh) bidang fokus yaitu Ketahanan Pangan, Energi, Teknologi Informasi, Hankam, Kesehatan dan obat, transportasi dengan isu-isu strategis setiap bidang fokus dan sesuai dengan Agenda Riset Daerah.

Sistem Inovasi Daerah (SIDA) adalah interaksi secara koheren dalam suatu sistem menumbuhkembangkan inovasi yang dilakukan antara institusi pemerintah, pemerintahan daerah, lembaga kelitbangan, lembaga penunjang inovasi, dunia usaha dan masyarakat lainnya di daerah. Sistem Inovasi Daerah di Provinsi Gorontalo diarahkan untuk menunjang 7 (tujuh) bidang fokus tersebut diatas yang dikembangkan oleh Kementerian Riset dan Teknologi serta mununjang Program Strategis Pemerintah Daerah. Melalui SIDA diharapkan akan berkembang jaringan kerjasama dengan Kementerian terkait untuk pengembangan daerah dalam menunjang ekonomi kerakyatan.

2.4 Review terhadap RKPD

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Gorontalo Tahun 2015 merupakan formulasi kebijakan dari penjabaran RPJMD Tahun 2012-2017, dan mengacu pada RKP Nasional. RKPD ini memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja, dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh permerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Sehingga, RKPD 2015 menjadi sangat penting karena menjadi dasar dan acuan pelaksanaan program/kegiatan untuk tahun 2015 dalam pencapaian agenda dan sasaran dalam RPJMD. Berdasarkan hasil review terhadap RKPD terdapat beberapa kegiatan


(52)

yang tidak diakomodir karena akan diakomodir dalam anggaran dekonsentrasi bidang lingkungan hidup tahun 2015 dan adanya kesepakatan penanganan permasalahan lingkungan, serta terdapat beberapa kegiatan yang tidak terdapat di RKPD namun diusulkan pada tahun 2015 karena kegiatan tersebut merupakan usulan dari masyarakat pada saat monitoring lapangan, tawaran dari pihak perbankkan untuk melakukan kerjasama, dan kegiatan untuk mendukung program Nasional dari kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Ristek


(53)

(54)

(55)

(1)

No Lokasi Indikator Kinerja Program/Kegiatan Target Capaian Kinerja

Kebutuhan Dana/Pagu Indikatif

Sumber Dana

1.3 Kota Gorontalo dan kab. Gorontalo Meningkatnya kapasitas aparatur dan Masyarakat dalam

pengendalian pencemaranLingkungan dan kerusakan Lingkungan

30 orang aparatur/ 300 orang masyarakat

650,000,000 APBD

1.3.1 Pemberdayaan Masyarakat dalam pengelolaan sampah melalui program 3R dan bank sampah

Kota Gorontalo dan kab. Gorontalo Meningkatnya kapasitas aparatur dan masyarakat dalam pengelolaan sampah melalui program 3R dan bank sampah

200 orang selama 3 hari yang terbagi dalam 2 tahapan

150,000,000 APBD

1.3.3 Pendidikan dan latihan Penilai Amdal Kota Gorontalo Jumlah aparatur yang mempunyai sertifikasi Penilai Amdal 30 orang aparatur

325,000,000 APBD 1.3.4 Bimtek Penyusunan Peraturan

Perundangan Bidang LH

Kota Gorontalo Meningkatnya kapasitas aparatur dalam menyusun dan memahami regulasi dibidang lingkungan di Prov. Gorontalo

35 Aparatur dan unsur PSL yang mampu menyusun dan memahami

90,000,000 APBD

1.3.5 Penyusunan Naskah Akademis dan draf Perda RPPLH

Provinsi Gorontalo Terumuskannya Draf Ranperda RPPLH Provinsi Gorontalo 1 dokumen 85,000,000 APBD

1.4 Kab/Kota seProvinsi Gorontalo Tersedianya 75% data dan informasi LH yang Valid dan

mutakhir yang dapat di akses secara online

100% 750,000,000 APBD

1.4.1 Pengembangan SIL Berbasis GIS Kab/Kota se Provinsi Gorontalo Jumlah Kab/Kota yang menerapkan Aplikasi SIL yang berbasis GIS

6 Kab/Kota 350,000,000 APBD 1.4.4 Penetapan Status Mutu Air laut Laut Sulawesi Kab. Gorut Tersedianya Informasi Kualitas Air laut sebagai Muara Air

sungai Buladu yang merupakan outlet Pembuangan Tailing Aktifitas Pertambangan Tanpa Izin (PETI)

1 dokumen 150,000,000 APBD

1.4.5 Penyusunan dan Pelaporan SLHD, IKLH dan SPM

Provinsi Gorontalo Tersedianya Data dan Informasi SLHD 3 dokumen 250,000,000 APBD

Penelitian 1,230,000,000 APBD

1.1 Provinsi Gorontalo Tersedianya Model pengembangan TTG di provinsi

Gorontalo

5 model 475,000,000 APBD 1.1.4 Lomba Kreatifitas Ilmiah Teknologi Tepat

Guna Tingkat SMA/SMK, Yantek

Provinsi Gorontalo Peningkatan Pengembangan karya Tulis Ilmiah bagi siswa SMA/SMK, Yantek

1 kegiatan 150,000,000 APBD 1.1.5 Diseminasi hasil - hasil penelitian Provinsi Gorontalo Publikasi hasil TTG dan Penelitian 1 rekomendasi 125,000,000 APBD 1.1.6 Uji Pengembangan pakan ternak Ikan

Murah

Provinsi Gorontalo Tersedianya Pakan Ternak Ikan Murah bagi peternak ikan sebagai alternatif pakan

1 rekomendasi 200,000,000 APBD Program dan Kegiatan

Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya aparatur dan Masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup

Program Peningkatan Data dan Informasi Sumber Daya Alam Dan LH


(2)

1.2 Provinsi Gorontalo Terwujudnya Peningkatan kualitas Pembagunan di Provinsi Gorontalo berbasis Penelitian

6 kajian 755,000,000 APBD 1.2.1 Studi Persepsi Masyarakat tentang

kinerja Pemprov. Gorontalo

Provinsi Gorontalo Tersediannya informasi tentang persepsi masyarakat terhadap kinerja pemerinta Provinsi Gorontalo

1 dokumen 150,000,000 APBD 1.2.2 Kajian Terhadap optimalisasi produksi

Tanaman kelapa, jagungdan ternak sapi yang terintegrasi

Kab. Gorontalo, Kab. Boalemo dan Kab. Pohuwato

Tersediannya pola pengelolaan usaha diversifikasi kelapa, jagung dan ternak sapi yang terintegrasi Gorontalo dan Boalemo

1 dokumen 175,000,000 APBD

1.2.3 Pengembangan kreatifitas ilmiah dan kerja sama penelitian

Provinsi Gorontalo Tersosialisasinya hasil - hasil penelitian inovatif kepada masyarakat melalui media informasi dalam bentuk jurnal inovasi Gorontalo

1 dokumen 130,000,000 APBD

1.2.4 Pembentukan Konsorsium pusat unggulan Iptek

Provinsi Gorontalo Terbentuknya konsorsium Pusat unggulan Iptek di Provinsi Gorontalo berbasis inovasi dan investasi

1 dokumen 150,000,000 APBD

1.2.5 Kajian Dampak pertanaman Kelapa bagi masyarakat petani di Provinsi Gorontalo

Provinsi Gorontalo 1 dokumen 150,000,000 APBD

No Lokasi Indikator Kinerja Program/Kegiatan Target Capaian

Kinerja

Kebutuhan Dana/Pagu Indikatif

Sumber Dana

Sekretariat 1,150,000,000

2.1 Provinsi Gorontalo Sinkronisasi program dan kegiatan antara provinsi dan

Kabupaten/Kota serta terlaksananya kegiatan evaluasi pelaksanaan kegiatan tahun 2014

100% 300,000,000 APBD

2.1.1 Perencanaan, Monitoring, evaluasi dan pelaporan

Provinsi Gorontalo Tersusunya laporan perencanaan, monitoring dan evaluasi dan laporan keuangan (Renja, LKIP, LPPD, LKPJ)

100% 200,000,000 APBD 2.1.2 Penyusunan anggaran, penatausahaan

dan laporan keuangan SKPD

Provinsi Gorontalo Tertibnya administrasi pengelolaan keuangan 100% 100,000,000 APBD

2.2 Provinsi Gorontalo Terselenggaranya pelayanan administrasi perkantoran yang

baik

100% 850,000,000 APBD 2.2.1 Pelayanan Jasa Administrasi

Perkantoran

Provinsi Gorontalo Tertibnya administrasi perkantoran dalam mendukung pelaksanaan kegiatan BLHRD tahun 2015

100% 300,000,000 APBD 2.2.2 Peningkatan sarana dan prasarana

Perkantoran

Provinsi Gorontalo Tersedianya sarana dan prasarana perkantoran dalam mendukung pelaksanaan kegiatan tahun 2015

100% 550,000,000 APBD 4,630,000,000

Program Peningkatan perencanaan, Monitoring,

evaluasi dan pelaporan

Peningkatan Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur

JUMLAH ANGGARAN Program Pengembangan Riset daerah


(3)

No Lokasi Indikator Kinerja Program/Kegiatan Target Capaian Kinerja

Kebutuhan Dana/Pagu

Indikatif Sumber Dana

1 3 4 5 6 7

Lingkungan Hidup 2,250,000,000

1.1 Provinsi Gorontalo Meningkatnya Indeks Kualitas Lingkungan

84 500,000,000 APBD 1.1.1 Peningkatan peran serta masyarakat

dalam restorasi mangrove

Kec. Anggrek dan Kec. Dulupi Perbaikan kerusakan manggrove di kab. Pohuwato

750 pohon

200,000,000 APBD

1.1.2 Pemantauan kualitas lingkungan di Provinsi Gorontalo (Air sungai, udara, air laut)

air (Sungai Biyonga, sungai taluduyunu, sungai Buladu, sungai Bone dan sungai paguyaman) udara ( wilayah transportasi, perkantoran, pemukiman dan perdagangan di kab/Kota) air laut (Teluk tomini diwilayah Kab/Kota)

Tersedianya data base kualitas air sungai, air laut dan udara di Prov. Gorontalo

5 sungai, 2 kali pemantauan pada 3

titik pantau (hulu, Tengah, hilir)

300,000,000 APBD

1.2 Kab/Kota se Provinsi Gorontalo Persentase peningkatan tingkat ketaatan pemrakarsa

terhadap pelaksanaan dokumen lingkungan 20 kegiatan

350,000,000 APBD

1.2.1 Pembinaan dan pengawasan kegiatan atau usaha dalam peningkatan penilaian kinerja (Proper)

Provinsi Gorontalo Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah cair bagi usaha atau kegiatan di Provinsi Gorontali

10 keg/usaha

150,000,000 APBD

1.2.2 Pengawasan terhadap pelaksanaan izin lingkungan pada kegiatan/usaha yang berdampak terhadap

pencemaran/kerusakan lingkungan

Kab/Kota se Provinsi Gorontalo Meningkatnya ketaatan penaggung jawab kegiatan dalam melaksanakan rekomendasi & ketentuan izin lingkungan

50 kegiatan dan kegiatan yang

dipantau ketaatannya

200,000,000 APBD

Rumusan Kebutuhan Program dan Kegiatan Tahun 2015

Hasil Review terhadap Rancangan Awal RKPD Provinsi Gorontalo

Program dan Kegiatan

2

Program pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan

Program peningkatan pengelolaan lingkungan bagi usaha atau kegiatan


(4)

No Lokasi Indikator Kinerja Program/Kegiatan Target Capaian Kinerja

Kebutuhan Dana/Pagu

Indikatif Sumber Dana

1.3 Kota Gorontalo dan kab. Gorontalo Meningkatnya kapasitas aparatur dan Masyarakat dalam

pengendalian pencemaranLingkungan dan kerusakan Lingkungan

30 orang aparatur/ 300 orang masyarakat

650,000,000 APBD

1.3.1 Pemberdayaan Masyarakat dalam pengelolaan sampah melalui program 3R dan bank sampah

Kota Gorontalo dan kab. Gorontalo Meningkatnya kapasitas aparatur dan masyarakat dalam

pengelolaan sampah melalui program 3R dan bank sampah 200 orang selama 3 hari yang terbagi dalam 2 tahapan

150,000,000 APBD

1.3.3 Pendidikan dan latihan Penilai Amdal Kota Gorontalo Jumlah aparatur yang mempunyai sertifikasi Penilai Amdal

30 orang aparatur

325,000,000 APBD

1.3.4 Bimtek Penyusunan Peraturan Perundangan Bidang LH

Kota Gorontalo Meningkatnya kapasitas aparatur dalam menyusun dan memahami regulasi dibidang lingkungan di Prov. Gorontalo

35 Aparatur dan unsur PSL yang mampu menyusun

dan memahami peraturan Perundangan di

bidangLH

90,000,000 APBD

1.3.5 Penyusunan Naskah Akademis dan draf Perda RPPLH

Provinsi Gorontalo Terumuskannya Draf Ranperda RPPLH Provinsi Gorontalo

1 dokumen

85,000,000 APBD

1.4 Kab/Kota seProvinsi Gorontalo Tersedianya 75% data dan informasi LH yang Valid dan

mutakhir yang dapat di akses secara online

100%

750,000,000 APBD

1.4.1 Pengembangan SIL Berbasis GIS Kab/Kota se Provinsi Gorontalo Jumlah Kab/Kota yang menerapkan Aplikasi SIL yang

berbasis GIS 6 Kab/Kota

350,000,000 APBD

No Lokasi Indikator Kinerja Program/Kegiatan Target Capaian

Kinerja

Kebutuhan Dana/Pagu

Indikatif Sumber Dana

Program dan Kegiatan

Program Peningkatan Data dan Informasi Sumber Daya Alam Dan LH

Program dan Kegiatan Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya aparatur dan Masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup


(5)

1.4.4 Penetapan Status Mutu Air laut Laut Sulawesi Kab. Gorut Tersedianya Informasi Kualitas Air laut sebagai Muara Air sungai Buladu yang merupakan outlet Pembuangan Tailing

Aktifitas Pertambangan Tanpa Izin (PETI) 1 dokumen

150,000,000 APBD

1.4.5 Penyusunan dan Pelaporan SLHD, IKLH dan SPM

Provinsi Gorontalo Tersedianya Data dan Informasi SLHD

3 dokumen

250,000,000 APBD

Penelitian 1,230,000,000 APBD

1.1 Provinsi Gorontalo Tersedianya Model pengembangan TTG di provinsi

Gorontalo 5 model

475,000,000 APBD

1.1.4 Lomba Kreatifitas Ilmiah Teknologi Tepat Guna Tingkat SMA/SMK, Yantek

Provinsi Gorontalo Peningkatan Pengembangan karya Tulis Ilmiah bagi siswa

SMA/SMK, Yantek 1 kegiatan

150,000,000 APBD

1.1.5 Diseminasi hasil - hasil penelitian Provinsi Gorontalo Publikasi hasil TTG dan Penelitian

1 rekomendasi

125,000,000 APBD

1.1.6 Uji Pengembangan pakan ternak Ikan Murah

Provinsi Gorontalo Tersedianya Pakan Ternak Ikan Murah bagi peternak ikan sebagai alternatif pakan

1 rekomendasi

200,000,000 APBD

1.2 Provinsi Gorontalo Terwujudnya Peningkatan kualitas Pembagunan di Provinsi

Gorontalo berbasis Penelitian 6 kajian

755,000,000 APBD

1.2.1 Studi Persepsi Masyarakat tentang kinerja Pemprov. Gorontalo

Provinsi Gorontalo Tersediannya informasi tentang persepsi masyarakat terhadap kinerja pemerinta Provinsi Gorontalo

1 dokumen

150,000,000 APBD

1.2.2 Kajian Terhadap optimalisasi produksi Tanaman kelapa, jagungdan ternak sapi yang terintegrasi

Kab. Gorontalo & Kab. Boalemo Tersediannya pola pengelolaan usaha diversifikasi kelapa, jagung dan ternak sapi yang terintegrasi Gorontalo dan

Boalemo 1 dokumen

175,000,000 APBD

No Lokasi Indikator Kinerja Program/Kegiatan Target Capaian

Kinerja

Kebutuhan Dana/Pagu

Indikatif Sumber Dana

1.2.3 Pengembangan kreatifitas ilmiah dan kerja sama penelitian

Provinsi Gorontalo Tersosialisasinya hasil - hasil penelitian inovatif kepada masyarakat melalui media informasi dalam bentuk jurnal

inovasi Gorontalo 1 dokumen

130,000,000 APBD Program dan Kegiatan

Program Pengembangan teknologi tepat guna


(6)

1.2.4 Pembentukan Konsorsium pusat unggulan Iptek

Provinsi Gorontalo Terbentuknya konsorsium Pusat unggulan Iptek di Provinsi

Gorontalo berbasis inovasi dan investasi 1 dokumen

150,000,000 APBD

1.2.5 Kajian Dampak pertanaman Kelapa bagi masyarakat petani di Provinsi Gorontalo

Provinsi Gorontalo

1 dokumen

150,000,000 APBD

Sekretariat

1,150,000,000

2.1 Provinsi Gorontalo Sinkronisasi program dan kegiatan antara provinsi dan

Kabupaten/Kota serta terlaksananya kegiatan evaluasi

pelaksanaan kegiatan tahun 2014 100%

300,000,000 APBD

2.1.1 Perencanaan, Monitoring, evaluasi dan pelaporan

Provinsi Gorontalo Tersusunya laporan perencanaan, monitoring dan evaluasi

dan laporan keuangan (Renja, LKIP, LPPD, LKPJ) 100%

200,000,000 APBD

2.1.2 Penyusunan anggaran, penatausahaan dan laporan keuangan SKPD

Provinsi Gorontalo Tertibnya administrasi pengelolaan keuangan

100%

100,000,000 APBD

2.2 Provinsi Gorontalo Terselenggaranya pelayanan administrasi perkantoran yang

baik 100%

850,000,000 APBD

2.2.1 Pelayanan Jasa Administrasi Perkantoran

Provinsi Gorontalo Tertibnya administrasi perkantoran dalam mendukung

pelaksanaan kegiatan BLHRD tahun 2015 100%

300,000,000 APBD

2.2.2 Peningkatan sarana dan prasarana Perkantoran

Provinsi Gorontalo Tersedianya sarana dan prasarana perkantoran dalam

mendukung pelaksanaan kegiatan tahun 2015 100%

550,000,000 APBD

4,630,000,000

JUMLAH ANGGARAN Program Peningkatan perencanaan, Monitoring,

evaluasi dan pelaporan

Peningkatan Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur