Mekanisme antioksidan pada konstipasi

Stres oksidasi adalah kondisi berbahaya yang terjadi ketika ada kelebihan ROS dan atau penurunan kadar antioksidan, ini mungkin disebabkan oleh kerusakan jaringan fisik, kimia, faktor psikologis yang menyebabkan cedera jaringan dan menimbulkan penyakit yang berbeda-beda. 28 Dalam proses penuaan keseimbangan ini mengarah pada stres oksidasi. Karenanya menjaga keseimbangan antara prooksidan dan antioksidan merupakan hal yang sangat penting dalam hal menjaga kesehatan bahkan kalau perlu diberikan sebagai suplemen. 2 Adanya revolusi sistem pertahanan makhluk hidup yang sangat rumit dan perlawanan tubuh terhadap radikal bebas yang disebabkan stres oksidasi melibatkan mekanisme pertahanan yang berbeda seperti mekanisme pencegahan, mekanisme perbaikan, pertahanan fisik dan pertahanan antioksidan. 28

2.3.4 Mekanisme antioksidan pada konstipasi

Telah diketahui bahwa konstipasi dapat menyebabkan perubahan pada permeabilitas usus. Disamping respon imunitas sistemik, konstipasi mempengaruhi sebahagian besar imunitas lokal pada usus. Hal ini membuktikan bahwa konstipasi kronik dapat menyebabkan stress oksidasi potensial dan kerusakan radikal bebas. Pada stress oksidatif, antioxidase- superoxide dismutase SOD menurun dan produk oksidasi yaitu malondialdehyde mengalami penumpukan. 31 Universitas Sumatera Utara Secara klinis konstipasi dibagi dalam 4 tipe patogenesis yaitu tipe slow transit, tipe outlet obstruction, tipe slow transit dengan outlet obstruction, dan irritable bowel syndrome. 32 Slow transit constipation STC ditandai dengan gangguan motilitas total dalam usus besar. Dalam studi histologis, usus besar dengan STC terkait dengan perubahan tidak hanya dalam struktur sistem saraf enterik, seperti adrenergik dan saraf kolinergik, tetapi juga isi dan reseptor neurotransmitter. 32,33 Beberapa penulis melaporkan penurunan aktivitas saraf kolinergik dan peningkatan nonadrenergic noncholinergic NANC pada aktivitas saraf inhibitor memainkan peran penting dalam dismotilitas yang diamati pada kolon pasien dengan STC. Selama dekade terakhir, dengan kemajuan dalam farmakologi, elektrofisiologi, dan immunohistokimia, telah menyatakan bahwa sistem saraf NANC, memiliki peran penting dalam pengaturan motilitas usus. Juga diketahui bahwa saraf penghambat NANC bertindak lebih dominan dari saraf perangsang NANC dalam pengaturan saraf enterik pada usus normal. Beberapa laporan bahwa usus dengan STC lebih kuat diinervasi oleh saraf penghambat, kususnya saraf penghambat NANC dibandingkan kolon normal. Baru-baru ini nitrit oksida NO telah dilaporkan menjadi neurotransmitter saraf penghambat NANC pada saluran pencernaan manusia. 33 33 Bult dkk, melaporkan bahwa produksi berlebihan NO dapat menyebabkan penghambatan yang menetap motilitas kolon pasien dengan STC. 34 Oleh Universitas Sumatera Utara karena itu, peningkatan NO mungkin berkaitan dengan gangguan motilitas diamati dalam usus besar STC. 33 Mekanisme patofisiologis konstipasi sering melibatkan aktivitas pendorong kolon yang jelek, gangguan kolon, atau gangguan motorik kolon. Oleh karena itu, selain faktor psikologis dan fisiologis, transit kolon teratur dan fungsi anorektal mungkin memainkan peran penting dalam gangguan ini. Kelainan ini secara bertahap akan menyebabkan penyerapan air meningkat dan konsistensi tinja padat. Pada saat yang sama, zat toksik pada tinja seperti amonia, hidrogen sulfida, dan indole, sebagian besar diserap oleh saluran usus pada anak-anak dengan konstipasi kronis, dan masuk ke dalam sirkulasi darah. Selain itu, gangguan ini akan menyebabkan flora usus tidak seimbang, sehingga terjadi pengeringan tinja dan memperberat konstipasi. 3 Banyaknya radikal bebas dan reaktif oksigen spesies ROS dapat dihasilkan oleh kelebihan amonia dalam saluran usus dan darah, dan ketidakseimbangan flora usus. Kelebihan ini dapat berinteraksi langsung dengan DNA Deoxyribo Nucleic Acid, sehingga menyebabkan kerusakan DNA, menghambat atau menekan replikasi DNA, dan juga dapat menyerang situs aktif dan kelompok dalam struktur molekul dari vitamin C, vitamin E, SOD, dan CAT. Akibatnya, tingkat vitamin C dan vitamin E maupun aktivitas SOD dan CAT pada pasien konstipasi kronis menurun secara signifikan. Selain itu, radikal bebas dan ROS berlebihan , serta penurunan level plasma Universitas Sumatera Utara vitamin E dapat mempercepat reaksi lipoperoxidative , yang ditunjukkan oleh p eningkatan lipoperoksida pada anak dengan konstipasi kronis . 4

2.4 Kerangka Konseptual