Indonesia BPOM RI logo yang terdapat pada produk Styrofoam yang dianjurkan adalah logo segitiga dengan arah panah yang saling berhubungan dengan angka enam
di tengahnya serta tulisan PS di bawah segitiga tersebut Republika Newsroom, 2009.
2.2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Migrasi Monomer Wadah Styrofoam
Terjadinya migrasi monomer styrene dari wadah Styrofoam ke dalam pangan dapat menimbulkan resiko bagi kesehatan. Migrasi dipengaruhi oleh suhu, lama
kontak, tipe makanan. Semakin tinggi suhu, lama kontak, dan kadar lemak suatu makanan, semakin besar migrasinya Info POM, 2008.
Styrofoam dapat digunakan untuk mengemas makanan pada rentang suhu yang bervariasi. Hal ini disebabkan karena polystyrene sebagai bahan dasar
pembuatan Styrofoam tidak tahan terhadap suhu dan sudah melembek pada suhu 77°C Hartomo,1992. Menurut Ismariny, Kepala Bidang Polimer Rekayasa Pusat
Teknologi Material Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi BPPT dalam Ariyanto 2009, penggunaan kemasan plastik dan Styrofoam untuk makanan
minuman dengan suhu lebih dari 60ºC sebaiknya dihindari untuk mencegah terjadinya migrasi ke dalam makanan. Semakin tinggi suhu makanan, semakin
banyak komponen yang mengalami migrasi, masuk, dan bercampur dengan makanan sehingga setiap kita mengkonsumsi makanan tersebut kita secara tidak sadar
mengkonsumsi zat-zat yang termigrasi itu Sulchan Endang, 2007. Makanan yang mengandung vitamin A tinggi bila dipanaskan dalam wadah
Styrofoam akan melarutkan styrene yang ada di dalamnya. Pemanasan akan memecah
Universitas Sumatera Utara
vitamin A menjadi toluene, dan toluene ini adalah pelarut styrene. Styrene kemudian akan termigrasi ke dalam makanan Khomsan, 2003.
Semakin lama produk disimpan, batas maksimum komponen-komponen yang bermigrasi semakin terlampaui. Apalagi bila makanan atau minuman tersebut banyak
mengandung lemak dan minyak. Perpindahan akan semakin cepat jika kadar lemak dalam makanan atau minuman makin tinggi. Makanan dan minuman yang
mengandung alkohol atau asam juga mempercepat perpindahan zat kimia. Styrene yang menjadi bahan dasar Styrofoam bersifat larut dalam lemak,
alkohol maupun asam Yuliarti, 2007. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa berat cup Styrofoam paling banyak berkurang bila digunakan untuk minuman lemon
tea. Bila Styrofoam dibasahi dengan aseton alkohol, maka Styrofoam tersebut akan mengkerut dan lumer. Sifat larut lemak menyebabkan Styrofoam tidak cocok untuk
wadah minuman susu atau yogurt karena kedua jenis minuman ini mengandung lemak relatif tinggi. Demikian pula minuman kopi dengan cmpuran krim tidak
dianjurkan menggunakan Styrofoam Khomsan, 2003.
2.2.4. Batas Migrasi Monomer Styrene Pada Wadah Styrofoam