Pelaksanaan Gondang Naposo Mekanisme Pelaksanaan Gondang Naposo di Simpang Desa Gajah 1. Persiapan Gondang Naposo

Artinya: “Wahai musisi kami, Sudah musisi mainkan gondang pasu-pasu itu, Sekarang musisi mainkanlah dulu gondang hasahatan itu, Biar resmi acara gondang naposo ini dibuka”. Musik dimainkankan dan peminta gondang manortor. Tortor hasahatan merupakan tortor penghujung suatu upacara ritual Batak Toba. Hasahatan berasal dari kata “sahat” artinya sampai. Hasahatan berarti keseluruhan permintaan dan keinginan telah disampaikan kepada Tuhan dengan harapan bahwa permintaan tersebut akan dikabulkan. Pada akhir sesi ini ditutup dengan mengatakan ‘horas’ atau selamat 3 kali sambil mengangkat ujung ulosnya ke atas.

3. Pelaksanaan Gondang Naposo

Setelah membuat tua ni gondang atau gondang pembuka, acara diserahkan sepenuhnya kepada muda-mudi. Para orang tua tetap melakukan pemantauan, agar tidak melenceng dari aturan etika kesopanan dan ketertiban. Di sini kesempatan khusus bagi para orang tua memberi berkat kepada anak-anaknya, mereka bergembira menari dengan tata kesopanan yang sudah baku. Pada kesempatan ini juga muda-mudi dimatangkan “manortor” yang baik” meminta” gondang yang runtut. Oppung Helen Gultom dan rombongan orang tua lainnya mau manortor. Seksi ulos memberikan “pinggan” atau piring berisi beras kepada mereka. Piring Universitas Sumatera Utara diisi dengan uang yang disusun melingkar dan agar uang silua tersebut tidak terbang maka ditindih dengan beras atau batu kerikil. Kemudian Oppung Helen meminta gondang mula-mula. “ Ale amang pargonsi nami, Dison hami ro natua-tua ni huta laho manortor, Jadi bahen amang majo gondang mula-mula i, Ai marmula do sude na adong di tano on”. Artinya: “Wahai musisi kami, Disini kami datang orang tua di kampung ini mau menari, Jadi musisi mainkanlah dulu gondang mula-mula itu, Karena semua yang ada di dunia ini memiliki asal mula”. Musik dimainkan rombongan orang tua manortor. Usai gondang mula- mula Oppung Helen selaku ketua rombongan meminta gondang liat-liat: “ Ale amang pargonsi nami, Nungga dibahen amang gondang mula-mula i, Saonari bahen amang majo gondang liat i, Laguna anakhon ki do hamoraon diau”. Artinya: “Wahai musisi kami, Sudah musisi mainkan gondang mula-mula itu, Sekarang musisi mainkanlah dulu gondang liat-liat itu, Lagunya anakku itu adalah harta yang paling berharga bagiku”. Universitas Sumatera Utara Musik dimainkan rombongan orang tua pun manortor sambil mangaliat menggitari lokasi gondang sebanyak 3 kali yang dipandu oleh 2 orang anggota PERMUSIMDES. Pada saat inilah ketua rombongan atau siapapun yang mau menyumbang mulai mengeluarkan uangnya untuk menyumbang rombongan yang sedang manortor. Setelah mangaliat rombongan yang manortor kembali kebarisan semula. Ketua rombongan kemudian meminta gondang sappe-sappe atau gondang untuk menyampaikan silua atau uang kepada pelaksana gondang suhut. Sumbangan berupa uang tersebut merupakan wujud sikat tolong-menolong yang semakin mempererat ikatan kekerabatan dan persaudaraan sesama orang Batak Toba yang ada di Desa Gajah. Sebelum musik gondang dimainkan Oppung Helen Gultom mengatakan: “Ale amang pargonsi nami, Nungga dibahen amang gondang liat-liat i, Saonari bahen amang majolo gondang sappe-sappe i, Asa ipasahat hami silua nami on, ia laguna Anak Medan”. Artinya: “Wahai musisi kami, Sudah musisi mainkan gondang liat-liat itu, Sekarang musisi mainkanlah dulu gondang sappe-sappe itu, Biar kami sampaikan uangsumbangan kami ini, lagunya Anak Medan”. Musik dimainkan rombongan mulai manortor ke tengah lapangan disambut anggota PERMUSIMDES. Semua anggota PERMUSIMDES meminta- Universitas Sumatera Utara minta uang manjalo-jalo silua kepada semua rombongan yang manortor. Usai gondang sappe-sappe silua pun diserahkan oleh orang tua kepada PERMUSIMDES akan tetapi ada juga orang tua yang memberikan siluannya sebelum usai gondangnya. Setelah itu Oppung Helen Gultom menyampaikan permintaan gondang kepada pargonsi: “ Ale amang pargonsi nami, Nungga dipasahat hami silua nami, Saonari bahen amang majolo gondang, Ia laguna Gadis Melayu, las disima hasahatanna”. Artinya: “Wahai musisi kami, Sudah kami berikan siluasumbangan kami, Sekarang musisi mainkanlah dulu gondang, Lagunya Gadis Melayu, sekalian dengan gondang hasahatan”. Musik dimainkan, rombongan orang tua manortor ke tengah lapangan bersama semua anggota PERMUSIMDES. Pada saat inilah orang tua dan anggota PERMUSIMDES dapat menari sepuasnya. Ada yang melompat marebbas ada yang berpegangan tangan membentuk lingkaran dimana di dalam lingkaran tersebut ada juga yang menari. Usai gondang dengan lagu Gadis Melayu dimainkan, pargonsi langsung memainkan gondang hasahatan sehingga semua yang manortor berhenti manortor dan kembali ke barisannya semula. Pada akhir Universitas Sumatera Utara gondang hasahatan ditutup dengan mengatakan ‘horas’ sebanyak 3 kali sambil mengangkat ujung ulosnya ke atas. Setelah rombongan orang tua selesai manortor seksi ulos langsung meminta ulos dari para orang tua tersebut. Kemudian K.Sinambela memanggil rombongan anak sekolah minggu untuk berbaris di lapangan. Seksi ulos langsung memberikan ulos kepada anak-anak tersebut. Melalui mickropon K.Sinambela memanggil orang tua dari anak-anak sekolah tersebut agar datang ke lokasi gondang menyaksikan serta menyumbang anak-anaknya yang sedang manortor. K.Sinambela mengambil alih untuk meminta gondang kepada pargonsi yaitu gondang mula-mula. Cara meminta gondang mula-mula sama seperti yang telah dijelaskan sebelumnya akan tetapi pada saat meminta gondang mula-mula ketua rombongan yang manortor harus menyampaikan mereka dari rombongan mana agar semua yang ada di lokasi gondang tahu. Hal ini berlaku untuk semua rombongan yang mau manortor. Musik dimainkan dan rombongan anak sekolah minggu pun manortor. Usai gondang mula-mula K.Sinambela kemudian meminta gondang liat-liat kepada pargonsi dengan lagunya Siantar Man. Cara meminta gondang liat-liat juga sama seperti yang telah dijelaskan sebelumnya akan tetapi bedanya hanya pada lagu yang diminta oleh setiap ketua rombongan yang manortor. Musisi memainkan musik dan anak sekolah minggu mulai manortor menggitari manggaliat di sepanjang lokasi gondang sebanyak 3 kali putaran. Pada saat sesi ini, selalu ada 2 atau 3 orang dari anggota PERMUSIMDES yang memandu di depan. Hal ini tergantung dari jumlah barisan dari rombongan yang Universitas Sumatera Utara manortor. Pada saat inilah para orang tua dan penyumbang lainnya mulai menyumbang anak sekolah minggu yang sedang manortor tersebut. Usai gondang liat-liat kemudian dilanjutkan dengan gondang sappe- sappe. Anak sekolah minggu meminta gondang dengan lagu Cinderella. K.Sinambela menyampaikan permintaan gondang tersebut kepada pargonsi dan pargonsi mulai memainkan musik. Anak-anak sekolah minggu berhamburan ke tengah lapangan sambil menari dan melompat-lompat kegirangan. Anggota PERMUSIMDES kemudian meminta-minta uangsilua dari anak-anak sekolah minggu tersebut. Anggota PERMUSIMDES harus sabar meminta silua dari anak-anak sekolah minggu karena mereka agak sulit memberikan siluanya jadi harus dibujuk-bujuk. Di samping itu, ada juga dari anak-anak tersebut yang mengambil siluanya jadi harus diperhatikan. Setelah gondang berakhir anak-anak kembali ke barisannya. K.Sinambela menanyakan anak-anak tersebut lagu apa yang akan mereka minta. Anak-anak meneriakkan ‘ Bis Kota’ dan K.Sinambela pun menyampaikan permintaan tersebut kepada pargonsi. Pargonsi mulai memainkan musik dan anak-anak dan anggota PERMUSIMDES pun menari ke tengah lapangan. Sambil menari anggota PERMUSIMDES pun harus memperhatiakan anak-anak tersebut agar tidak saling dorong dan tidak saling injak. Pada saat anak-anak menari suasana pasti ramai karena tingkah anak-anak sekolah minggu tersebut sangat lucu sehingga para penonton tertawa. Para orang tua juga sangat senang melihat anak-anaknya manortor atau menari sehingga masing-masing mereka meyumbang anaknya. Universitas Sumatera Utara Setelah anak-anak sekolah minggu manortor kira-kira pukul 18:10 Wib hujan pun turun. Semua orang khususnya PERMUSIMDES kecewa karena acara harus dihentikan dulu sampai hujan reda. Hujan yang turun sangat lebat sehingga lokasi gondang digenangi air. Anggota PERMUSIMDES khususnya laki-laki sibuk membuat jalan air dengan mencangkol pinggir lapangan. Tepat pukul 19:25 Wib hujan pun reda sehingga lapangan langsung ditimbun dengan pasir milik Oppung Engel yang kebetulan tidak dipakai. Setelah itu semua anggota PERMUSIMDES dan pembina kembali ke rumahnya masing-masing. Tepat pukul 20: 15 Wib sebagian anggota PERMUSIMDES telah tiba di lokasi gondang dan sambil menunggu anggota yang lain gondang pun dimulai. Hal ini dikarenakan sudah ada 3 rombongan yang sudah mendaftar ke meja panitia, yaitu rombongan anak sekolah minggu, rombongan orang tua PERMUSIMDES dan rombongan muda-mudi dari Sei Balai. Peneliti langsung menjelaskan tortor dari rombongan muda-mudi Se Balai karena di atas peneliti telah menjelaskan tortor dari rombongan orang tua dan anak sekolah minggu. Ketua rombongan Muda-mudi Sei Balai menukar uangnya ke meja panitia untuk silua mereka. Silua atau uang disusun di atas piring berisi beras sebagai pemberat. Rombongan Muda-mudi Sei Balai berbaris di lokasi gondang dan seksi ulos kemudian memberikan ulos untuk mereka pakai. Ketua rombongan menyampaikan permintaan gondang kepeda pargonsi yakni: “ Ale amang pargonsi nami, Dison rodo hami muda-mudi sian Sei Balai laho manortor, Jadi bahen amang majolo gondang mula-mula i Ai marmula do sude na adong di tanoon”. Universitas Sumatera Utara Artinya: “Wahai musisi kami, Disini kami datang muda-mudi dari Sei Balai mau menari, Jadi musisi mainkanlah dulu gondang mula-mula itu Karena semua yang ada di tanahbumi ini memiliki asal mula”. Musik dimainkan oleh pargonsi dan rombongan muda-mudi Sei Balai mulai manortor. Usai gondang mula-mula ketua rombongan muda-mudi Sei Balai kembali meminta gondang liat-liat. “Ale amang pargonsi nami, Nungga dibahen amang gondang mula-mula i, Saonari bahen amang majolo gondang liat-liat i, Luguna Tolu Sahaundulan”. Artinya: “Wahai misisi kami, Sudah musisi mainkan gondang mula-mula itu, Sekarang musisi mainkanlah dulu gondang liat-liat itu, Lagunya Tolu Sahundulan”. Musik dimainkan dan peminta gondang mulai manortor menggitari lapangan sebanyak 3 putaran yang dipandu oleh 2 orang anggota PERMUSIMDES. Pada saat sesi inilah ketua rombongan memberikan sumbangan kepada anggota rombongannya. Usai menggitari lapangan sebanyak 3 putaran Universitas Sumatera Utara ketua rombongan muda-mudi Sei Balai kembali meminta pargonsi memainkan gondang sappe-sappe. “Ale amang pargonsi nami, Nungga dibahen amang gondang liat-liat i , Saonari bahen amang majolo gondang sappe-sappe, Asa ipasahat hami silua nami on, Ia laguna EGP atau Emang Gue Pikirin”. Artinya: “Wahai musisi kami, Sudah musisi mainkan gondang mula-mula itu, Sekarang musisi mainkanlah dulu gondang liat-liat itu, Lagunya EGP atau Emang Gue Pikirin”. Musik dimainkan muda-mudi Sei Balai mulai menari di tengah lapangan. Anggota PERMUSIMDES pun ikut bergabung untuk meminta-minta silua uang mereka. Biasanya apabila anak laki-laki yang manortor maka anak perempuanlah yang meminta siluannya dan demikian sebaliknya. Setelah selesai gondang sappe- sappe muda-mudi Sei Balai kembali meminta gondang. “Ale amang pargonsi nami, Nungga dipasahat hami silua nami, Saonari bahen amang majo gondang, Ia laguna espos, las disi ma hasahatanna”. Universitas Sumatera Utara Artinya: “Wahai musisi kami, Sudah kami sampaikan sumbangan kami, Sekarang musisi mainkanlah dulu gondang, Lagunya espos, sekalian dengan gondang hasahatan”. Musik dimainkan muda-mudi Sei Balai pun manortor ke tengah lapangan. Pada saat seperti ini anggota PERMUSIMDES tidak diharuskan ikut manortor karena jenis musiknya agak keras dan tariannya juga bebas. Oleh karena itu, anggota PERMUSIMDES memberikan kesempatan kepada muda-mudi Sei Balai untuk menari sepuasnya. Usai lagu ekspos pargonsi langsung memainkan gondang hasahatan sehingga muda-mudi Sei Balai berhenti menari dan kembali kebarisan. Pada saat gondang hasahatan dimainkan semua yang manortor menutup sesi itu dengan mengatakan ‘horas’ sebanyak 3 kali sambil mengangkat ujung ulosnya ke atas. Usai muda-mudi Sei Balai manortor seksi ulos langsung meminta ulosnya kepada mereka agar tidak terbawa mereka. K.Sinambela menyampaikan terima kasih kepada muda-mudi Sei Balai karena telah datang dan manortor pada perayaan ulang tahun PERMUSIMDES tersebut. Demikian seterusnya sampai pada undangan yang terakhir. Untuk lebih jelas dipaparkan daftar undangan yang manortor pada hari Sabtu 21 Juni 2008 beserta jumlah siluannya lihat lampiran 4. Universitas Sumatera Utara Pada saat acara gondang semua anggota PERMUSIMDES, pembina dan pemain musik diberikan minum Aqua. Namun, mulai pukul 23:00 Wib semua anggota PERMUSIMDES diberikan minum Aqua gelas dicampur dengan Estra Joss saset. Sedangkan, untuk pembina dan pemain musik masing-masing diberikan Aqua botol ukuran sedang ditambah Bir dicampur dengan M 150 botolan. Hal ini dilakukan agar semua anggota PERMUSIMDES khususnya semua pemain musik tetap vit atau segar karena acara gondang berakhir sampai pagi. Tepat pukul 04:15 Wib semua rombongan yang datang telah selesai manortor atau menari. Setelah itu, semua anggota PERMUSIMDES, pembina maupun pemain musiknya terlihat sangat lelah. Akhirnya P.Surbakti mengumumkan kepada semua anggota PERMUSIMDES supaya besok siang tepat pukul 14:00Wib semua harus sudah tiba di lokasi gondang. Usai pengumuman semua anggota PERMUSIMDES membenahi semua barang-barang yang perlu dibawa pulang agar tidak hilang. Misalnya ulos, Aqua, M 150, penghapus, piring, beras, baskom dan kursi. Di samping itu, Donal Simanjuntak membawa semua rombongan pemain musik untuk istirahat di rumahnya. Sedangkan, yang lainnya pulang ke rumahnya masing-masing untuk istirahat. Keesokan harinya tepat pukul 13:50 Wib, sebagian anggota PERMUSIMDES telah tiba di lokasi gondang. Sebelum gondang dilajutkan lokasi gondang dibersihkan terlebih dahulu. Saat membersihkan lokasi gondang anggota PERMUSIMDES dihibur oleh rombongan pemain musiknya dengan lagu-lagu batak. Setelah itu gondang pun dilanjutkan kembali karena sudah ada Universitas Sumatera Utara rombongan yang telah mendaftar ke meja panitia. Berikut daftar undangan beserta jumlah siluanya lihat lampiran 5. Usai rombongan anak sekolah minggu manortor hujan kembali turun. Hal ini membuat suasana menjadi sepi dan semua orang kecewa khususnya anggota PERMUSIMDES karena acara harus dihentikan dan tentunya akan membuat kerugian besar bagi PERMUSIMDES. Dua ahli pawang telah disewa untuk memawang agar hujan tidak turun namun hujan tetap turun juga. Setelah hujan reda lokasi gondang kembali ditimbun dengan pasir Oppung Engel dan usai gondang pasir tersebut harus diganti. Setelah itu anggota PERMUSIMDES pulang ke rumahnya masing-masing. Tepat pukul 20:05 Wib anggota PERMUSIMDES telah tiba dilokasi gondang. Sepuluh menit kemudian acara gondang kembali dimulai. Rombongan pertama yang manortor adalah anak sekolah minggu dan silua dari rombongan anak sekolah minggu tersebut sekitar RP. 140.000. Setelah itu dilanjutkan dengan rombongan Esmar Siagian. Esmar Siagian adalah wartawan SIB Sinar Indonesia Baru dan rencananya beliau mau mencalonkan diri sebagai Legislatif atau anggota DPR tingkat II di Kabupaten Asahan. Rombongan Esmar disambut dengan hangat oleh para orang tua, pembina maupun semua anggota PERMUSIMDES. Rombongan Esmar dipandu oleh pemerintah setempat kepala desa, dan beberapa orang dari orang tua menuju lokasi gondang. Salah satu anggota rombongan Esmar menukarkan uang ke meja panitia dan menaruhnya di atas piring berisi beras. Seksi ulos langsung Universitas Sumatera Utara memberikan ulos kepada rombongan Esmar. Sebelum meminta gondang Esmar Siagian menyampaikan pidatonya yakni: “ Terima kasih saya ucapkan kepada Tuhan atas kesempatan yang telah diberikan sehingga kita semua dapat bertemu pada malam hari ini. Selanjutnya saya ucapkan terima kasih kepada pemerintah setempat, tokoh-tokoh masyarakat, kepada para orang tua dan kepada muda-mudi Simpang Desa Gajah atas undangan dan sambutan yang telah diberikan kepada saya beserta rombongan. Adapun tujuan dari kedatangan saya dan rombongan ke acara ini adalah untuk mendukung acara gondang naposo ini baik secara moral maupun financial. Namun, secara khusus saya juga memohon dukungan dari seluruh masyarakat Simpang Desa Gajah untuk memilih saya sebagai calon anggota Legislatif atau anggota DPR Tingkat II di Kabupaten Asahan ini. Demikian pidato singkat ini saya sampaikan sekian dan terima kasih”. Pidato Esmar Siagian ditutup dengan mengucapkan ‘horas’ sebanyak 3 kali kemudian semua bertepuk tangan. Selanjutnya Maknal Simangunsong selaku pemerintah setempat meminta gondang kepada pargonsi. “ Ale amang pargonsi nami, Bahen amang majolo gondang mula-mula i, Ai marmula do sude na adong di tano on”. Artinya: “Wahai musisi kami, Musisi mainkanlah dulu gondang mula-mulai itu, Karena semua yang ada di dunia ini memiliki asal mula”. Universitas Sumatera Utara Musik dimainkan dan rombongan Esmar Siagian pun manortor. Usai gondang mula-mula Maknal Simangunsong kemudian meminta gondang lita-liat, gondang sappe-sappe dan yang terakhir adalah gondang hasahatan. Gondang hasahatan ditutup dengan mengucapkan kata ‘horas’ sebanyak 3 kali sambil mengangkat ujung ulosnya ke atas. Hasil silua dari rombongan Esmar Siagian dan rombongan berkisar Rp. 1.374.000. Usai rombongan Esmar Siagian manortor seksi ulos meminta ulos dan K.Sinambela mengucapkan banyak terima kasih dan menyalam Esmar Siagian dan rombongan. Setelah rombongan Esmar Siagian manortor masih banyak lagi undangan yang mendaftar ke meja panitia. Daftar undangan berikut jumlah siluanya dapat dilihat pada lampiran 6.

3. Penutupan Gondang Naposo