profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi atau kesenian.
Jenjang tersebut adalah jenjang pendidikan yang secara resmi dan wajib diikuti oleh setiap peserta didik dalam jalur pendidikan formal, tetapi ada tahap
pendidikan yang tidak wajib dilaksanakan yaitu pendidikan anak usia dini sebelum mengikuti pendidikan dasar. Pendidikan anak usia dini adalah upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan Anak Usia Dini antara lain
adalah Taman Kanak-kanak TK dan Raudatful Atfal RA yang berada di bawah naungan Deprtemen Agama.
D. Prestasi Kerja Karyawan
1. Pengertian Prestasi Kerja
Prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Mangkunegara, 2000: 67. Lower dan Porter 1968 dalam Indra Wijaya 1989 menyebutkan bahwa prestasi kerja
merupakan perpaduan antara motivasi dan kemampuan dalam menyelesaikan pekerjaan atau prestasi seseorang tergantung kepada keinginan untuk berprestasi
dan kemampuan yang bersangkutan untuk melakukannya. Motif berprestasi merupakan salah satu dari tiga motif pada diri manusia
dan secara lengkap menurut Robbins 2007, adalah motif berprestasi, motif untuk
Universitas Sumatera Utara
berafiliasi, dan motif untuk berkuasa. Disebutkan pula bahwa motif berprestasi tercermin pada orientasinya terhadap tujuan dan pengabdian demi tercapainya
tujuan dengan sebaik-baiknya. Setiap pencapaian prestasi diikuti perolehan yang mempunyai nilai bagi
karyawan yang bersangkutan, baik berupa upah, promosi, teguran, maupun atau pekerjaan yang lebih baik. Hal ini tentunya memiliki nilai yang berbeda bagi
orang yang berbeda. Masalahnya adalah bagaimana atasan menghargai prestasi kerja para karyawan sehingga dapat memotivasi. Hal yang tidak kalah pentingnya
terkait dengan prestasi kerja adalah siapa yang menilai sebab hasil penilaian yang tidak benar atau kesalahan dalam menilai akan menimbulkan masalah serius. Di
samping itu, dampaknya tidak memotivasi, tetapi justru akan menurunkan prestasi kerja karyawan. Untuk dapat meningkatkan prestasi kerja perlu diperhatikan
faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu motivasi, kepuasan kerja, tingkat stres, kondisi fisik pekerjaan, sistem kompensasi, aspek-aspek ekonomi, aspek-
aspek teknis, dan perilaku lainnya Martoyo, 2000.
2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Kerja
Faktor yang mempengaruhi prestasi kerja karyawan adalah: a.
Faktor kemampuan Menurut Zainun 2001, kemampuan ability dimaksudkan sebagai
kesanggupan capacity karyawan untuk melaksanakan pekerjaannya. Kemampuan mengandung berbagai unsur seperti keterampilan manual dan
intelektual, bahkan sampai kepada sifat-sifat pribadi yang dimiliki. Unsur-unsur ini juga mencerminkan pendidikan, pelatihan, dan pengalaman yang dituntut
sesuai dengan rincian kerja. Kemampuan sesungguhnya merupakan suatu unsur
Universitas Sumatera Utara
pelaksanaan kerja yang diperlukan untuk memungkinkan para karyawan bekerja dengan cara tertentu.
Pencapaian prestasi berkaitan dengan kemampuan menyelesaikan tujuan yang menantang challenging goal. Sebagian orang menyenangi tujuan-tujuan
yang menantang tujuan yang cukup berat, tetapi masih mungkin dicapai dan sebagian lagi menyenangi tujuan yang moderat dan rendah.
Menurut Lock dalam teori motivasi bahwa penetapan tujuan yang menantang dapat meningkatkan prestasi kerja. Untuk itu, program pencapaian
prestasi yang dilakukan oleh organisasi harus mempertimbangkan perbedaan komponen karyawan. Kemampuan seseorang diperlukan untuk menyelesaikan
suatu pekerjaan. Ini berarti bahwa dalam penyelesaikan suatu pekerjaan selalu masih tersedia suatu tingkat kemampuan yang belum digunakan oleh seseorang
Gito Sudarmo dan Sudita, 1997. Kemampuan intelektual memainkan peran yang lebih besar dalam
pekerjaan-pekerjaan rumit yang menuntut persyaratan pemrosesan informasi. Kemampuan fisik yang khusus memiliki makna penting untuk melakukan
pekerjaan-pekerjaan yang kurang menuntut keterampilan dan yang lebih terbakukan dengan sukses. Misalnya pekerjaan yang keberhasilannya menuntut
stamina, kecekatan tangan, kekuatan tungkai, atau bakat-bakat serupa menuntut manajemen untuk mengenali kapabilitas fisik seorang karyawan.
Terdapat sembilan kemampuan fisik dasar yang dilibatkan dalam melakukan tugas-tugas jasmani, yaitu kekuatan dinamis, kekuatan tubuh, kekuatan
statis , kekuatan, keluwesan eksten, keluwesan dinamis, koordinasi tubuh, keseimbangan, dan stamina. Individu-individu berbeda dalam hal sejauh mana
Universitas Sumatera Utara
mempunyai tiap-tiap kemampuan tersebut. Skor yang tinggi pada satu kemampuan bukanlah jaminan skor yang tinggi pada kemampuan yang lain.
Kemampuan intelektual atau fisik khusus yang diperlukan untuk kinerja yang memadai pada suatu pekerjaan tergantung pada persyaratan yang diminta
pekerjaan itu. b.
Faktor motivasi Motivasi didefinisikan sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang
mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Jadi, motivasi seseorang akan mewujudkan suatu perilaku
yang diarahkan pada pencapaian tujuan mencapai sasaran kepuasan Sukanto Reksohadiprojo dan Handoko, 1986. Pada dasarnya ada tiga karakteristik pokok
dari motivasi, yaitu 1 usaha, 2 kemauan yang kuat, dan 3 arah atau tujuan. Usaha menunjukkan kekuatan perilaku kerja atau jumlah usaha yang
diperlihatkan oleh karyawan dalam pekerjaannya. Tegasnya, hal ini melibatkan berbagai macam kegiatan. Kemauan keras menunjukkan kemauan keras yang
didemonstrasikan oleh karyawan dalam menerapkan usahanya terhadap tugas- tugas dan pekerjaannya. Arah atau tujuan merupakan karakteristik motivasi yang
ketiga dan bersangkutan dengan arah yang berorientasi pada usaha dan kemauan keras yang dimiliki oleh karyawan dan pada dasarnya berupa hal-hal yang
menguntungkan. Menurut Lyman Porter dan Raymond Miles 1974 Stonner dan Freeman, 1989 motivasi yang merupakan suatu sistem dipengaruhi oleh tiga
faktor, yaitu karakteristik individu, karakteristik pekerjaan, dan karakteristik situasi kerja.
Universitas Sumatera Utara
E. Kepuasan Kerja Karyawan