70 Berdasarkan hasil wawacara di atas dapat dike-
tahui semua warga sekolah bersama dengan komite membuat draf perencanaan sekolah ramah anak yang
meliputi 12 indikator yang ingin dicapai sekolah.
4.2.2 Peran Orang Tua Siswa, Masyarakat dan
Komite Sekolah dalam Perencanaan Sekolah Ramah Anak SRA di SD Negeri Gebugan 01
Kecamatan Bergas
Orang tua siswa dan masyarakat di sekitar lingkungan sekolah juga diharapkan untuk berperan
serta aktif dalam kegiatan di sekolah. Tujuannya ada- lah agar orang tua dan masyarakat lebih mengetahui
apa yang terjadi di lingkungan sekolah. Dalam upaya menciptakan sekolah ramah anak di SD Negeri
Gebugan 01, pihak sekolah juga berusaha untuk mengikutsertakan orang tua siswa dan masyarakat.
Perencanaan sekolah ramah anak di SD Negeri Gebugan 01 dilakukan sebagai upaya sekolah untuk
menjadi sekolah yang ramah anak. Perencanaan ter- sebut diawali dengan melakukan EDS.
Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti dengan orang tua siswa yang menyatakan sebagai
berikut:
dalam perencanaan sekolah ramah anak, kami memang melibatkan semua anggota sekolah tak
terkecuali orang tua dan masyarakat yang ada di sekitar lingkungan sekolah. mereka berperan serta
dalam menjawab angket eds yang saya berikan
71
khususnya tentang standar pembiayaan. karena program sekolah ramah anak akan membutuhkan
dana yang cukup banyak. betul tidak bu.
Pernyataan di atas dibenarkan oleh komite sekolah sebagai berikut:
untuk memulai suatu program diperlukan adanya perencanaan yang matang agar program tersebut
dapat berjalan lancar. program sekolah untuk menjadi sekolah yang ramah anak dilakukan
perencanaan yang matang dengan melakukan eds oleh kepala sekolah. EDS tersebut dilakukan
terhadap 7 orang komite sekolah, 10 orang guru dan 60 orang siswa. dan angket eds untuk komite
sekolah adalah tentang standar pembiayaan.
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa orang tua dan masyarakat di sekitar
sekolah ikut serta dalam perencanaan sekolah ramah anak dengan mengisi angket Evaluasi Diri Sekolah
EDS. Orang tua siswa dan masyarakat di sekitar
lingkungan SD Negeri Gebugan 01 juga terlibat aktif dalam kegiatan analisis SWOT yang dilakukan oleh
kepala sekolah. Kondisi harmonis antara warga sekolah menjadi salah satu kekuatan yang dimiliki
sekolah khususnya dalam perencanaan sekolah yang ramah anak. Selain itu juga kepedulian orang tua dan
alumni terhadap sekolah menjadi salah satu peluang yang dimiliki sekolah.
Berdasarkan dokumentasi analisis SWOT yang diperoleh peneliti di lapangan menunjukkan bahwa
72 orang tua siswa dan masyarakat di sekitar lingkungan
sekolah berperan serta aktif dalam perencanaan sekolah ramah anak. Berikut ini adalah petikan
wawancara peneliti dengan salah satu orang tua siswa SD Negeri Gebugan 01.
“sebagai salah satu anggota sekolah kami sebagai orang tua siswa juga ikut beperan serta dalam
meningkatkan kualitas sekolah. bentuk kepeduli- an para orang tua dan masyarakat di sekitar
lingkungan sekolah antara lain tercipta hubungan yang harmonis antara warga sekolah, para orang
tua dan alumni juga memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kemajuan sekolah
.”
Pernyataan di atas dibenarkan oleh komite sekolah yang menyatakan sebagai berikut:
“sebagaimana telah saya kemukakan sebelumnya, bahwa dalam perencanaan sekolah ramah anak
kami melakukan analisis swot untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang
dihadapi sekolah. Nah, dari hasil analisis swot yang kami lakukan dapat diketahui bahwa terda-
pat hubungan yang harmonis di antara warga sekolah orang tua dan masyarakat serta adanya
kepedulian dari para orang tua dan alumni terha- dap perkemb
angan sekolah.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa orang tua dan masyarakat di sekitar
lingkungan SD Negeri Gebugan 01 ikut serta dalam melakukan analisis SWOT. Analisis SWOT dilakukan
untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi sekolah.
73 Bentuk peranserta orang tua siswa dan masya-
rakat terhadap sekolah yang lainnya adalah dengan menciptakan lingkungan inklusif dan ramah bagi
pembelajaran anak di rumah. Hal itu merupakan salah satu aspek pengembangan sekolah ramah anak
dimana suasana lingkungan rumah menjadi tempat yang aman bagi anak untuk belajar. Karena dengan
adanya lingkungan yang aman anak menjadi lebih berkonsentarsi dalam belajar sehingga prestasi yang
diperoleh juga akan semakin meningkat. Penjelasan dari salah satu tokoh masyarakat
yang kebetulan sebagai orang tua siswa di sekolah berikut ini memperkuat informasi di atas.
“sebagai orang tua kami selalu beruasaha untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi anak
untuk belajar ketika berada di rumah. misalnya ruang belajar yang terang, suasana yang sepi,
sarana belajar pendukung lain yang dibutuhkan oleh anak. ya, pokoknya agar anak merasa
nyaman untuk belajar sehingga apa yang mereka pelajari dapat cepat ditangkap oleh otak. Betul
tidak bu.”
Pernyataan di atas dibenarkan oleh komite sekolah yang menyatakan sebagai berikut:
“sesuai dengan artinya bahwa sekolah ramah anak adalah sekalah yang mampu memberikan rasa
aman dan nyaman bagi siswa untuk belajar. Kami bekerjasama dengan orang tua siswa berusaha
untuk menciptakan lingkungan sekolah dan ling- kungan rumah yang kondusif untuk belajar bagi
siswa. Dengan adanya lingkungan yang kondusif siswa akan belajar dengan senang tanpa merasa
ada paksaan dari guru dan orang tua. Oleh karena itu peranserta orang tua dan masyarakat di sekitar
74
lingkungan sekolah sangat penting dalam upaya menciptakan sekolah ramah anak di SD Negeri
Gebugan 01 ini. K urang lebihnya begitu bu.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa peranserta orang tua dan masyarakat
di sekitar lingkungan sekolah sangat penting dalam upaya menciptakan sekolah ramah anak di SD Negeri
Gebugan 01. Peranserta orang tua dan masyarakat dalam perencanaan sekolah ramah anak di SD Negeri
Gebugan 01 adalah dengan memberikan dukungan dalam menciptakan lingkungan inklusif dan ramah
bagi pembelajaran anak di rumah dalam pengembang- an kurikulum Sekolah Ramah Anak SRA. Orang tua
siswa dan masyarakat bersama-sama dengan sekolah membuat rencana strategis untuk menciptakan seko-
lah ramah anak. Berdasarkan hasil wawancara peneliti komite sekolah tentang keterlibatan orang tua dan
masyarakat dalam pembuatan rencana strategis sebagai upaya sekolah untuk menciptakan sekolah
ramah anak. Rencana strategis tersebut tertuang dalam rencana kerja sekolah.
Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti dengan orang tua siswa tentang pembuatan rencana
strategis dalam upaya menciptakan sekolah ramah anak di SD Negeri Gebugan 01.
“peranserta yang lainnya adalah keikutsertaan kami dalam pembuatan rencana strategis bersa-
ma-sama dengan kepala sekolah dan guru. Rencana yang kami buat untuk menjadi sekolah
ramah anak, kami tuangkan dalam rencana kerja
75
sekolah seperti ini Bu sambil menunjukkan doku- men rencana Kerja sekolah, data terlampir.”
Pernyataan di atas diperkuat oleh komite seko- lah tentang peran serta orang tua siswa dan masya-
rakat dalam pembuatan rencana strategis sekolah.
“peranserta orang tua siswa dan masyarakat yang lainnya adalah keterlibatan mereka dalam pem-
buatan rencana kerja sekolah. Di dalam RKS tersebut dijelaskan rencana apa saja yang akan
dilakukan sekolah selama 8, 4 atau 1 tahun yang akan datang. Dalam kaitannya dengan perencana-
an sekolah untuk menciptakan sekolah ramah anak, rencana yang kami buat seperti ini Bu
sambil menunjukkan dokumen RKS SD Negeri
Gebugan 01.”
Berdasarkan hasil wawancara dan dokumen di atas dapat diketahui bahwa orang tua siswa dan
masyarakat di sekitar lingkungan SD Negeri Gebugan 01 ikut berpartisipasi aktif dalam perencanaan
sekolah dalam upaya menciptakan sekolah ramah anak. Keikutsertaan orang tua siswa dan masyarakat
antara lain kepedulian orang tua dan alumni dalam membantu pengembangan sekolah, dan keikutsertaan
orang tua dan masyarakat dalam pembuatan rencana kerja sekolah RKS.
4.2.3 Menghasilkan Sebuah Draf Perencanaan