63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
SD Negeri Gebugan 01 adalah Sekolah Dasar Negeri
dengan nomor
statistik sekolah
NSS 101032213001 dan NPSN 20320676 yang beralamat di
Jl. PTP XVIII Gebugan RT 01I, Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. SD Negeri Gebugan 01 berdiri
sejak tahun 1957 yang berada di tanah miliki desa seluas 1625 m
2
dengan luas bangunan 627 m
2
. Jarak sekolah dengan kantor kecamatan sekitar 3 km dan
jarak sekolah dengan pusat otonomi daerah 7 km. Visi dan Misi SD Negeri Gebugan 01 adalah
“luhur dalam pekerti, prima dalam prestasi, santun dalam berperilaku
”. Misi SD Negeri Gebugan 01 adalah:
1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan ke-
pada Tuhan YME; 2.
Meningkatkan Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
3. Membina dan mengembangkan minat dan
bakat untuk meraih prestasi baik akademik maupun non akademik;
4.
Membina dan mengembangkan budi pekerti luhur serta budaya bangsa menuju karakter
bangsa yang santun.
64 Sebagai sekolah yang telah lama berdiri kondisi
bangunan yang dimiliki SD Negeri Gebugan 01 masih banyak yang harus dibenahi. SDN Gebugan 01 memi-
liki 6 ruang kelas, 1 ruang kantor, 1 ruang guru, 1 ruang perpustakaan dan mushola, yang semuanya
dalam kondisi yang baik. Namun SD Negeri Gebugan 01 hanya memiliki 3 ruang WC untuk siswa dan 2
ruang WC untuk guru dan 1 gudang yang semuanya dalam kondisi rusak. Sekolah juga memiliki seperang-
kat gamelan dan alat rebana tetapi tidak memiliki ruang untuk latihan sehingga setiap latihan anak
harus membawa keluar masuk alat-alat tersebut karena harus bergantian dengan ruang kelas. Jumlah
guru dan karyawan di SD Negeri Gebugan 01 adalah 12 orang yang terdiri dari 8 orang guru negeri, 2 orang
guru Wiyata Bhakti dan 2 orang karyawan wiyata bhakti.
4.2 Hasil Penelitian
Hasil dalam penelitian ini sudah divalidasi oleh ahli atau orang yang kompeten di bidangnya. Untuk
peran guru dalam perencanaan sekolah ramah anak hasil wawancaranya sudah divalidasi oleh pengawas
sekolah. Untuk peran orang tua siswa, masyarakat dan komite dalam perencanaan sekolah ramah anak
hasil wawancarnya sudah divalidasi oleh ketua komite sekolah, dan untuk kegiatan menghasilkan sebuah
perencanaan yang partisipatif sudah divalidasi oleh
65 forum kelompok kerja kepala sekolah di tingkat
Kecamatan Bergas yang terdiri dari kepala sekolah negeri, swasta dan madrasah ibtidaiyah, baik sekolah
inti maupun sekolah imbas dan diuji keefektifannya melalui kegiatan Focus Group Discussion FGD.
4.2.1 Peran guru dalam perencanaan sekolah ramah
anak SRA di SD Negeri Gebugan 01 Keca- matan Bergas
Sekolah ramah anak adalah sekolah dimana siswa merasa aman dan nyaman berada di dalamnya
sehingga siswa tersebut dapat mengembangkan poten- sinya dengan baik. Kemampuan sekolah untuk menja-
di atau untuk menyebut dirinya „ramah anak‟ sangat ditentukan dengan tingkat dukungan, partisipasi, dan
kerjasama yang diperoleh dari keluarga. Oleh karena itu diperlukan adanya peran serta aktif dari semua
anggota sekolah. Berdasarkan data dokumentasi yang diperoleh
peneliti di lapangan menunjukkan bahwa SD Negeri Gebugan 01 sedang merencanakan diri untuk menjadi
sekolah ramah anak. Dalam mewujudkan rencana sekolah menjadi sekolah ramah anak, pihak sekolah
menjalin komunikasi aktif dengan guru. Keterlibatan guru dalam perencanaan sekolah ramah anak diawali
dengan merumuskan tujuan yang jelas atau operasi- onal dari program yang akan dilaksanakan sekolah
yaitu sekolah ramah anak.
66 Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti
dengan guru kelas I di SD Negeri Gebugan 01 tentang peranserta guru dalam merumuskan tujuan program
sekolah ramah anak.
“dalam menyusun suatu program di sekolah, harus dirumuskan tujuannya terlebih dahulu.
Program sekolah ramah anak yang ingin dilak- sanakan di SD Negeri Gebugan 01 bertujuan
untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi siswa pada saat berada di lingkungan sekolah.Dan
saya bersama-sama dengan guru dan komite sekolah membuat rumusan tujuan dari program
sekolah ramah anak tersebut.”
Pernyataan di atas telah divalidasi oleh penga- was yang menyatakan sebagai berikut:
“saya bersama-sama dengan guru dan komite sekolah merumuskan tujuan dari program yang
ingin kami laksanakan yaitu sekolah ramah anak.Sebagai di ketahui bersama bahwa sekolah
ramah anak adalah sekolah yang memberikan rasa aman dan nyaman pada siswa pada saat
berada dilingkungan sekolah sehingga siswa
mampu berprestasi.”
Setelah tujuan dari program sekolah dirumus- kan maka dilanjutkan dengan mengidentifikasi dan
menganalisis data terkait dengan masalah yang ada. Kepala sekolah, guru, dan komite sekolah di SD
Negeri Gebugan 01 melakukan identifikasi terhadap kondisi sekolah. Identifikasi kondisi sekolah dilakukan
dengan cara Evaluasi Diri Sekolah EDS dan analisis SWOT. EDS dan analisis SWOT dilakukan untuk
mengetahui kondisi sekolah secara lebih mendalam.
67 Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti
dengan guru kelas V di SD Negeri Gebugan 01 yang menyatakan sebagai berikut:
“langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi dan menganalisis data yang dimiliki sekolah terkait
dengan program sekolah ramah anak. Kami, para guru bersama dengan kepala sekolah dan anggota
komite sekolah berusaha untuk mengidentifikasi data yang dimiliki sekolah melalui kegiatan EDS
dan analisis SWOT. Dari hasil EDS diperoleh kon- disi real sekolah dan dari analisis SWOT diketahui
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi oleh sekolah. Dan nantinya akan dilaku-
kan analisis
terhadap data tersebut.”
Pernyataan di atas dibenarkan pengawas seko- lah tentang peranserta guru dalam perencanaan SRA.
“Setelah tujuan program di buat, maka dilanjut- kan dengan mengidentifikasi data yang telah
diperoleh dari kegiatan EDS dan analisis SWOT yang dilaksanakan oleh guru, kepala sekolah dan
komite sekolah. Data tersebut nantinya akan dianalisa untuk diketahui faktor apa saja yang
natinya dapat menjadi faktor pendukung dan
faktor peghambat pelaksanaan SRA.”
Tahap selanjutnya membandingkan kondisi yang dimiliki sekolah dengan persyaratan yang harus
dimiliki sekolah untuk menjadi sekolah ramah anak. Untuk memberdayakan potensi anak, sekolah tentu-
nya harus memprogramkan sesuatu yang menyebab- kan potensi anak tumbuh dan berkembang. Konse-
kuensi menciptakan sekolah ramah anak tidaklah mudah karena sekolah di samping harus menciptakan
68 program sekolah yang memadai, sekolah juga harus
menciptakan lingkungan yang edukatif. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru
kelas VI di SD Negeri Gebugan 01 dapat diketahui bahwa kepala sekolah berusaha mencari alternatif
agar sekolah dapat menjadi sekolah ramah anak misalnya dengan melakukan kerjasama dengan DUDI
dan para orang tua siswa untuk menggalang dana. Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti dengan
guru:
“setelahdata yang dimiliki sekolah di identifikasi dan dianalisis kemudian dilanjutkan dengan
mencari alternatif apa yang dapat dilakukan oleh sekolah untuk mendukung program sekolah
ramah anak. Misalnya dari data yang ada sekolah kami belum memiliki pagar pelindung serta
kondisi lapangan yang masih tanah sehingga kami membutuhkan dana untuk membangun pagar dan
halaman sekolah. Alternative yang kami lakukan diantaranya adalah menjallin komunikasi dengan
DUDI dan para orang tua siswa untuk menggalang
dana.”
Pernyataan di atas dibenarkan oleh pengawas sekolah yang menyatakan sebagai berikut:
“bapak dan Ibu guru memang memiliki peran yang sangat besar Bu. Beliau-beliau ikut serta dalam
mencarikan alternatif bagi sekolah untuk dapat menjadi sekolah ramah anak.seperti misalnya
dengan menjalin komunikasi yang baik dengan orang tua siswa dan DUDI untuk menggalang
dana untuk pembenahan sekolah.”
Tahapan terakhir dari proses perencanaan adalah menyusun rencana kegiatan. Rencana kegiatan
69 yang disusun oleh SD Negeri Gebugan 01 tertuang
dalam draf perencanaan sekolah ramah anak yang meliputi 12 indikator yaitu letak lokasi sekolah, ada-
nya kurikulum yang ramah anak, pengunaan metode PAIKEM, pembelajaran yang melayani kebutuhan
anak, kondisi sekolah yang sesuai untuk kondisi anak, adanya sarana penunjang pendidikan, halaman seko-
lah yang luas, hijau dan ramah, ketersediaan sumber belajar, tenaga pendidik dan kependidikan yang sesuai
dengan bidangnya, pengelolaan sekolah yang transpa- ran dan strategi sekolah yang tepat. Rencana kegiatan
di susun oleh semua anggota sekolah. Hasil wawancara peneliti dengan ketua komite
tentang penyusunan perencanaan sekolah ramah anak di SD Negeri Gebugan 01 yang bersifat partisipatif.
“agar diperoleh perencanaan yang partisipatif, kami memang melibatkan semua anggota sekolah
dan unsur-unsur yang lain. Kami membuat bebe- rapa perencanaan yang disesuaikan dengan indi-
kator yang ingin dicapai kurang lebih ada 12 indikator seperti ini Bu sambil menunjukkan draf
perencanaan sekolah ramah anak.”
Penjelasan ketua komite di atas dibenarkan oleh pengawas sekolah yang menyatakan sebagai berikut:
“kepala sekolah bersama dengan anggota sekolah lainnya membuat
sebuah draf perencanaan
sekolah ramah anak. Draf tersebut meliputi 12 indikator yang ingin di capai sekolah dalam peren-
canaan sekolah ramah anak dan dalam pelaksa- naannya tentunya perlu dukungan dari berbagai
pihak.”
70 Berdasarkan hasil wawacara di atas dapat dike-
tahui semua warga sekolah bersama dengan komite membuat draf perencanaan sekolah ramah anak yang
meliputi 12 indikator yang ingin dicapai sekolah.
4.2.2 Peran Orang Tua Siswa, Masyarakat dan
Komite Sekolah dalam Perencanaan Sekolah Ramah Anak SRA di SD Negeri Gebugan 01
Kecamatan Bergas
Orang tua siswa dan masyarakat di sekitar lingkungan sekolah juga diharapkan untuk berperan
serta aktif dalam kegiatan di sekolah. Tujuannya ada- lah agar orang tua dan masyarakat lebih mengetahui
apa yang terjadi di lingkungan sekolah. Dalam upaya menciptakan sekolah ramah anak di SD Negeri
Gebugan 01, pihak sekolah juga berusaha untuk mengikutsertakan orang tua siswa dan masyarakat.
Perencanaan sekolah ramah anak di SD Negeri Gebugan 01 dilakukan sebagai upaya sekolah untuk
menjadi sekolah yang ramah anak. Perencanaan ter- sebut diawali dengan melakukan EDS.
Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti dengan orang tua siswa yang menyatakan sebagai
berikut:
dalam perencanaan sekolah ramah anak, kami memang melibatkan semua anggota sekolah tak
terkecuali orang tua dan masyarakat yang ada di sekitar lingkungan sekolah. mereka berperan serta
dalam menjawab angket eds yang saya berikan
71
khususnya tentang standar pembiayaan. karena program sekolah ramah anak akan membutuhkan
dana yang cukup banyak. betul tidak bu.
Pernyataan di atas dibenarkan oleh komite sekolah sebagai berikut:
untuk memulai suatu program diperlukan adanya perencanaan yang matang agar program tersebut
dapat berjalan lancar. program sekolah untuk menjadi sekolah yang ramah anak dilakukan
perencanaan yang matang dengan melakukan eds oleh kepala sekolah. EDS tersebut dilakukan
terhadap 7 orang komite sekolah, 10 orang guru dan 60 orang siswa. dan angket eds untuk komite
sekolah adalah tentang standar pembiayaan.
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa orang tua dan masyarakat di sekitar
sekolah ikut serta dalam perencanaan sekolah ramah anak dengan mengisi angket Evaluasi Diri Sekolah
EDS. Orang tua siswa dan masyarakat di sekitar
lingkungan SD Negeri Gebugan 01 juga terlibat aktif dalam kegiatan analisis SWOT yang dilakukan oleh
kepala sekolah. Kondisi harmonis antara warga sekolah menjadi salah satu kekuatan yang dimiliki
sekolah khususnya dalam perencanaan sekolah yang ramah anak. Selain itu juga kepedulian orang tua dan
alumni terhadap sekolah menjadi salah satu peluang yang dimiliki sekolah.
Berdasarkan dokumentasi analisis SWOT yang diperoleh peneliti di lapangan menunjukkan bahwa
72 orang tua siswa dan masyarakat di sekitar lingkungan
sekolah berperan serta aktif dalam perencanaan sekolah ramah anak. Berikut ini adalah petikan
wawancara peneliti dengan salah satu orang tua siswa SD Negeri Gebugan 01.
“sebagai salah satu anggota sekolah kami sebagai orang tua siswa juga ikut beperan serta dalam
meningkatkan kualitas sekolah. bentuk kepeduli- an para orang tua dan masyarakat di sekitar
lingkungan sekolah antara lain tercipta hubungan yang harmonis antara warga sekolah, para orang
tua dan alumni juga memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kemajuan sekolah
.”
Pernyataan di atas dibenarkan oleh komite sekolah yang menyatakan sebagai berikut:
“sebagaimana telah saya kemukakan sebelumnya, bahwa dalam perencanaan sekolah ramah anak
kami melakukan analisis swot untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang
dihadapi sekolah. Nah, dari hasil analisis swot yang kami lakukan dapat diketahui bahwa terda-
pat hubungan yang harmonis di antara warga sekolah orang tua dan masyarakat serta adanya
kepedulian dari para orang tua dan alumni terha- dap perkemb
angan sekolah.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa orang tua dan masyarakat di sekitar
lingkungan SD Negeri Gebugan 01 ikut serta dalam melakukan analisis SWOT. Analisis SWOT dilakukan
untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi sekolah.
73 Bentuk peranserta orang tua siswa dan masya-
rakat terhadap sekolah yang lainnya adalah dengan menciptakan lingkungan inklusif dan ramah bagi
pembelajaran anak di rumah. Hal itu merupakan salah satu aspek pengembangan sekolah ramah anak
dimana suasana lingkungan rumah menjadi tempat yang aman bagi anak untuk belajar. Karena dengan
adanya lingkungan yang aman anak menjadi lebih berkonsentarsi dalam belajar sehingga prestasi yang
diperoleh juga akan semakin meningkat. Penjelasan dari salah satu tokoh masyarakat
yang kebetulan sebagai orang tua siswa di sekolah berikut ini memperkuat informasi di atas.
“sebagai orang tua kami selalu beruasaha untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi anak
untuk belajar ketika berada di rumah. misalnya ruang belajar yang terang, suasana yang sepi,
sarana belajar pendukung lain yang dibutuhkan oleh anak. ya, pokoknya agar anak merasa
nyaman untuk belajar sehingga apa yang mereka pelajari dapat cepat ditangkap oleh otak. Betul
tidak bu.”
Pernyataan di atas dibenarkan oleh komite sekolah yang menyatakan sebagai berikut:
“sesuai dengan artinya bahwa sekolah ramah anak adalah sekalah yang mampu memberikan rasa
aman dan nyaman bagi siswa untuk belajar. Kami bekerjasama dengan orang tua siswa berusaha
untuk menciptakan lingkungan sekolah dan ling- kungan rumah yang kondusif untuk belajar bagi
siswa. Dengan adanya lingkungan yang kondusif siswa akan belajar dengan senang tanpa merasa
ada paksaan dari guru dan orang tua. Oleh karena itu peranserta orang tua dan masyarakat di sekitar
74
lingkungan sekolah sangat penting dalam upaya menciptakan sekolah ramah anak di SD Negeri
Gebugan 01 ini. K urang lebihnya begitu bu.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa peranserta orang tua dan masyarakat
di sekitar lingkungan sekolah sangat penting dalam upaya menciptakan sekolah ramah anak di SD Negeri
Gebugan 01. Peranserta orang tua dan masyarakat dalam perencanaan sekolah ramah anak di SD Negeri
Gebugan 01 adalah dengan memberikan dukungan dalam menciptakan lingkungan inklusif dan ramah
bagi pembelajaran anak di rumah dalam pengembang- an kurikulum Sekolah Ramah Anak SRA. Orang tua
siswa dan masyarakat bersama-sama dengan sekolah membuat rencana strategis untuk menciptakan seko-
lah ramah anak. Berdasarkan hasil wawancara peneliti komite sekolah tentang keterlibatan orang tua dan
masyarakat dalam pembuatan rencana strategis sebagai upaya sekolah untuk menciptakan sekolah
ramah anak. Rencana strategis tersebut tertuang dalam rencana kerja sekolah.
Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti dengan orang tua siswa tentang pembuatan rencana
strategis dalam upaya menciptakan sekolah ramah anak di SD Negeri Gebugan 01.
“peranserta yang lainnya adalah keikutsertaan kami dalam pembuatan rencana strategis bersa-
ma-sama dengan kepala sekolah dan guru. Rencana yang kami buat untuk menjadi sekolah
ramah anak, kami tuangkan dalam rencana kerja
75
sekolah seperti ini Bu sambil menunjukkan doku- men rencana Kerja sekolah, data terlampir.”
Pernyataan di atas diperkuat oleh komite seko- lah tentang peran serta orang tua siswa dan masya-
rakat dalam pembuatan rencana strategis sekolah.
“peranserta orang tua siswa dan masyarakat yang lainnya adalah keterlibatan mereka dalam pem-
buatan rencana kerja sekolah. Di dalam RKS tersebut dijelaskan rencana apa saja yang akan
dilakukan sekolah selama 8, 4 atau 1 tahun yang akan datang. Dalam kaitannya dengan perencana-
an sekolah untuk menciptakan sekolah ramah anak, rencana yang kami buat seperti ini Bu
sambil menunjukkan dokumen RKS SD Negeri
Gebugan 01.”
Berdasarkan hasil wawancara dan dokumen di atas dapat diketahui bahwa orang tua siswa dan
masyarakat di sekitar lingkungan SD Negeri Gebugan 01 ikut berpartisipasi aktif dalam perencanaan
sekolah dalam upaya menciptakan sekolah ramah anak. Keikutsertaan orang tua siswa dan masyarakat
antara lain kepedulian orang tua dan alumni dalam membantu pengembangan sekolah, dan keikutsertaan
orang tua dan masyarakat dalam pembuatan rencana kerja sekolah RKS.
4.2.3 Menghasilkan Sebuah Draf Perencanaan
Sekolah Ramah Anak SRA yang Partisipatif di SD Negeri Gebugan 01 Kecamatan Bergas
Untuk menghasilkan sebuah perencanaan diper- lukan persiapan dan koordinasi yang matang sehingga
76 desain produk perencanaan yang dihasilkan benar-
benar dapat dilaksanakan di sekolah. Persiapan yang diperlukan dalam perencanaan meliputi langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Desain Awal Perencanaan
Sebagai langkah awal sebelum peneliti membuat sebuah draf perencanaan terlebih dahulu melakukan
kegiatan Evaluasi Diri SekolahEDS yang meliputi 8 standar. Dari hasil EDS disesuaikan dengan visi misi
dan tujuan sekolah yang ada tentunya visi misi dan tujuan sekolah belum mengalami perubahan karena
baru beberapa tahun dirumuskan. Oleh karena itu peneliti langsung melakukan kegiatan analisis swot.
Dari hasil analisis swot yang dilakukan diperoleh data kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman seperti
yang digambarkan dalam tabel terlampir. Berdasarkan diagram kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
peneliti menyusun rencana strategis untuk menentu- kan langkah pengembangan yang akan dilakukan
yaitu dengan strategi S-O dimana untuk menekan atau menutup kelemahan yang dimiliki sekolah me-
manfaat kekuatan yang ada dengan menangkap setiap potensi dan peluang yang dimiliki. Hal ini dengan
adanya beberapa alumni sekolah yang mapan dan peduli terhadap perkembangan pendidikan serta ada-
nya kegiatan infaq Jumat yang dapat digunakan seba- gai antisipasi penggalangan dana sehingga perenca-
77 naan yang disusun tidak mengalami hambatan dalam
pelaksanaanya nanti. Setelah kegiatan awal diperoleh data yang
otentik, peneliti membuat rancangan atau desain draf perencanaan awal yang terdiri dari 12 indikator di
antaranya adalah: 1 letak lokasi sekolah; 2 adanya kurikulum yang ramah anak; 3 penggunaan metode
PAIKEM dalam proses pembelajaran; 4 pelayanan pembelajaran kepada siswa dengan sistem pola penga-
suhan; 5 bangunan ruang kelas yang kokoh, sehat, dan aman yang memenuhi standar dan terbebas dari
polusi; 6 tersedianya sarana penunjang pendidikan yang yang ramah anak; 7 halaman sekolah yang
hijau dan ramah; 8 pengadaan sarana prasarana yang ramah anak; 9 tersedianya buku sumber dan
buku reveransi; 10 pendidik dan tenaga kependidik- an yang kompeten di bidangnya; 11 pengelolaan
sekolah yang transparan dan akuntabel; 12 strategi sekolah yang ditetapkan bersama tim pengembang
sekolah seperti digambarkan dalam tabel terlampir.
2. Validasi Pakar
Setelah desain draf perencanaan disusun kemu- dian divalidasi oleh pakar melalui forum rapat Kelom-
pok Kerja Kepala Sekolah K3S. Dari proses validasi menghasilkan masukan, tanggapan dan saran serta
simpulan sebagai berikut:
78 1.
Validasi dari bapak Sutono, S.Pd. Kepala SD Negeri Karangjati 03 salah satu sekolah inti di lingkungan
UPTD Pendidikan Kecamatan Bergas
“Saya sangat setuju dengan susunan draf peren- canaan yang disusun ibu Jumriyah semoga
dapat dilaksanakan di SD Negeri Gebugan 01 dengan baik dan nantinya dapat diikuti oleh
sekolah-sekolah lain di lingkungan Kecamatan Bergas sehingga semua sekolah dapat melaksa-
nakan proses pembelajaran yang benar-benar ramah anak. Perencanaan ini disusun berdasar-
kan kebutuhan dan kondisi yang ada di hampir seluruh sekolah negeri dan apabila perencanaan
ini benar-benar dilaksanakan saya yakin SD Negeri Gebugan 01 menjadi sekolah yang ramah
anak seperti yang diharapkan. Hanya ada bebe- rapa hal yang harus ditambahkan di antaranya
adalah unsur partisipan perlu ditambah tokoh masyarakat karena program ini tidak akan
berjalan dengan baik tanpa partisipasi aktif dari
masyarakat sekitar”.
2. Validasi dari Budi Rahayu, S.Pd Kepala SD Negeri
Diwak salah satu SD Imbas di lingkungan UPTD Pendidikan Kecamatan Bergas
“Draf perencanaan yang disusun oleh bu Jumriyah sangatlah bagus, namun semua itu
akan dapat dilaksanakan apabila sekolah dalam hal ini kepala sekolah, guru, penjaga, TU dan
karyawan di sekolah mampu menjalin kerjasama dengan orang tua dan masyarakat untuk bersa-
ma-sama menggali potensi yang ada di sekolah sehingga program ini dapat terwujut. Peranserta
masyarakat dan dunia usaha sangat menentu- kan kesuksesan perencanaan ini karena peren-
canaan yang tersusun tidak akan dapat dilaksa- nakan tanpa ada biaya mencukupi, sekolah
harus mampu menggali dana dari berbagai fihak yang peduli terhadap pendidikan khususnya di
79
lingkungan desa Gebugan. Berkoordinasi dengan pemerintah daerah juga sangat diperlukan
”.
3. Validasi dari Bapak Amarodin Kepala MI Ar-Risyad
Bergas Lor
“Perencanaan yang disusun hendaknya dapat dilaksanakan untuk semua sekolah jadi sumber
dana yang dipersiapkan dan pihak-pihak yang terkait juga tergantung pad sekolah itu sendiri,
intinya jangan takut untuk melaksanakan kare- na kendala biaya justru itu sebagai tantangan
buat kita untuk mampu mencari solusi yang terbaik agar perencanaan yang disusun oleh bu
Jumriyah ini dapat kita pedomani untuk dilak- sanakan di sekolah kita dan ditentukan langkah
antisipasi untuk mensikapi hambatan yang
kemungkinan dihadapi”.
4. Validasi dari hasil musyawarah dikuatkan dan
disimpulkan oleh Bapak Sutaya, S.Pd M.Pd. Pengawas di UPTD Pendidikan Kecamatan Bergas
Sebagai Pakar Pendidikan.
“Pada prinsipnya perencanaan yang disusun bu Jumriyah sangat bagus. Sesuai dengan situasi
yang ada di lapangan yaitu di SD Negeri Gebugan 01, perencanaan ini sangat tepat
dimana
masing-masing indikator
tersusun dengan jelas, sumber dana didesain dengan jelas
dari mana sumbernya, dan unsur-unsur partisi- pasi yang diharapkan juga sudah direncanakan
siapa saja
yang nantinya
terlibat dalam
programperencanaan ini. Hanya ada beberapa masukan, saran dan penyempurnaan dari
teman-teman kepala sekolah yang kemudian direkap dan dipertegas oleh perwakilan kepala
sekolah inti dan kepala sekolah imbas. Di sini saya sebagai pengawas akan melengkapi sehing-
ga perencanaan ini nantinya benar-benar dapat dilakasanakan di SD Negeri Gebugan 01 sebagai
tindak lanjut dari draf perencanaan yang telah
80
disusun. Dalam proses pelaksanaannya nanti kami dari jajaran UPTD akan melakukan koor-
dinasi dengan Dinas Pendidikan agar dalam pelaksanaannya benar-benar dapat berjalan
dengan baik dengan dana yang teralokasi dan dapat dipertanggung jawabkan dengan sebaik-
baiknya
”.
Demikian validasi yang dapat kami lakukan semoga draf perencanaan Sekolah Ramah Anak ini
nantinya benar-benar dapat dilaksanakan di SD Negeri Gebugan 01 Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
dan segera dapat diikuti oleh sekolah-sekolah lain di lingkungan UPTD Pendidikan Kecamatan Bergas se-
hingga semua sekolah dapat melaksanakan pembela- jaran yang ramah anak seperti yang kita harapkan
bersama. Amin Setelah melalui diskusi, musyawarah dan perde-
batan peneliti merumuskan hasil validasi berupa desain draf perencanaan yang kedua dilengkapi
dengan hasil revisi.
3. Revisi Desain Hasil Validasi
Dari hasil validasi pakar yang telah dirangkum dan disimpulkan oleh pengawas terjadi penambahan
pada draf perencanaan awal yaitu pada poin partisi- pan dengan dilibatkannya tokoh masyarakat dan
pemerintah daerah setempat untuk berpartisipasi. Juga perlunya ditambahkan bahwa untuk menganti-
sipasi kekurangan atau hambatan dalam penggalian dana serta perlunya menjalin koordinasi antara
81 sekolah dengan UPTD Pendidikan tingkat kecamatan
dan Dinas Pendidikan kabupaten untuk pengajuan dana bantuan pemerintah daerah, propinsi atau
pusat, baik melalui DAK, Bansos maupun Dana Hibah. Hasil validasi pakar digambarkan dalam Draf
Perencanaan Sekolah Ramah Anak yang kedua berupa tabel terlampir.
4. Uji Keefektifan Desain Perencanaan
Setelah dilakukan validasi pakar dan dirumus- kan dalam draf perencanaan yang kedua sebagai draf
hasil validasi, peneliti melakukan tahap uji coba keefektifan produk melalui kegiatan Fous Group
Discussion FGD. Kegiatan FGD dilaksanakan pada tanggal 22 Agustus 2014 bertempat di rumah Makan
Indah Sari Ungaran yang dihadiri oleh semua guru dan karyawan SD Negeri Gebugan 01 dimana peneli-
tian dilakukan, perwakilan kepala sekolah inti, kepala sekolah imbas, madrasah ibtidaiyah, ketua komite SD
Neregri Gebugan 01, Kepala Desa, pengawas TKSD, Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Bergas dan dosen
UKSW sebagai nara sumber. Kegiatan dilakukan mulai pukul 08.00 wib sampai selesai. Peserta diskusi mela-
kukan diskusi secara serius dipandu oleh seorang moderator dengan membahas lima pertanyaan yang
berkaitan dengan draf perencanaan yang telah mereka pelajari bersama.
82 Kelima pertanyaan yang didiskusikan antara
lain: 1 Seberapa besar manfaat perencanaan ini bagi sekolah?; 2 Bagaimana kelayakan perencanaan
sekolah ramah anak ini?; 3 Sebutkan kelebihan dan kelemahan dari perencanaan sekolah ramah anak ini?;
4 Hambatan dan kendala apa saja yang mungkin dihadapi ketika perencanaan ini nanti dilaksanakan di
sekolah?; 5 Berikan masukan dan saran untup per- baikan perencanaan sekolah ramah anak ini?
Dari hasil diskusi dapat peneliti simpulkan masukan dan saran perbaikan seperti catatan notulen
hasil diskusi oleh notulis berikut ini.
Diawali dengan sambutan dari Dr. Bambang Ismanto, M.Si sebagai nara sumbar sebagai berikut:
“FGS berasal dari Amerika, konsep FGD itu adalah fokus diskusi kelompok untuk saling menyamakan
konsep, melegakan, mencerdaskan, toleransi dan konfirmasi. Data kualitatif situasi perilaku orang
secara psikis merupakan data kompleks. Per- lengkapan data wawancara, dokumen, observasi
dengan klasifikasi, konfirmasi, respon, positif thingking
dengan menggunakan
keabsahan triangulasi data. Sekolah Ramah Anak SRA seka-
rang namanya sekolah inklusi ”.
Dilanjutkan rangkuman hasil diskusi sebagai berikut:
1. Seberapa besar manfaat perencanaan sekolah
ramah anak SRA bagi sekolah? Jawaban:
83 Pak Gogo perwakiln kepala sekolah di jajaran UPTD
Bergas
“Berkaitan dengan SRA bertujuan untuk mengu- rangi tindakan negative di sekolah. Mengurangi
pelanggaran anak di sekolah. Kelebihannya anak motivasi semakin terbangun dalam belajar,
memberikan manfaat kerjasama guru dengan
siswa”.
Pak Darbi Supriyono Pengawas TKSD
“Tanpa perencanaan tidak akan berhasil dalam SRA. Penanganan khusus SRA tidak luput dari
perencanaan.Manfaat perencanaan menjadi satu acuan dalam pelaksanaan SRA yang terlaksana
akan menjadi baik”.
Pak Ahmad Farian Listianto Guru Kelas II
“Sekolah Ramah Anak mengembangkan pola pikir, kreativitas, sudah terdapat dalam UU.
Dalam perencanaan harusnya mengusulkan bantuan-
bantuan untuk memajukan SRA”.
2. Apakah perencanaan SRA ini layak diterapkan di
sekolah? Jawaban:
Bu Sri Dati, S.Pd, MM Ka. UPTD Pendidikan Kecamatan Bergas
“Sangat layak, sesuai denga pendahuluan dan sekolah tidak hanya menampung informasi te-
tapi sebagai wadah untuk interkasi antara guru dan murid. Pertimbangan perkembangan anak
sangat penting dalam pembelajaran PAIKEM. Anak bisa dimotivasi agar anak nyaman dan
senang. Tidak ada guru yang meninggalkan pembelajaran. Anak di nomor satukan dan diberi
84
kesempatan untuk berkembang. Guru bukan raja dalam kelas masih ada sumber lain”.
Pak Darbi Pengawas TKSD
“Sangat layak dan wajib di terapkan di sekolah dan SRA juga berkaitan erta dengan kurikulum
2013 serta berkesinambungan. SRA itu dapat memunculkan 5 S Salam, Sapa, Senyum,
Sayang dan Santun. SRA muncul suasana
gembira, aman, nyaman dan senang “.
Pak P Yosep Guru Kelas IV
“Mengenai SRA sangat layak, hal-hal yang men- dukung seorang guru harus menerapkan dalam
keseharian salam pagi dan ucapan.SRA anak merasa di hargai”.
3. Sebutkan
kelebihan dan
kekurangan dari
perencaaan sekolah ramah anak SRA ini? Jawaban:
Bpk Joko Wahyudi Ka. Komite Sekolah
“Kelebihan; Anak merasa nyaman dan aman. Kekurangan; penambahan biaya dari sisi orang
tua ada dilematis di desa ada momok “sekolah gratis”. Melalui kerjasama dengan komite seko-
lah agar sukses dalam SR A”.
Pak Darbi Pengawas
“Fokus pada perencanaan. Kelebihannya; manu- sia, material, dan Money sudah lengkap.
Kekurangannya; pada sumber dana, perkiraan biaya perincinaan dana bisa dinominalkan
”.
85 Ka UPTD
“Kelebihan; Pembelajaran pasti anak tertarik. Dalam konsep SRA tidak harus membeli melain-
kan guru dituntut lebih kreatif untuk mencip- takan alat peraga yang menarik di sekitar ling-
kungan
”.
Ibu Sri SetyaniKepala SD Negeri Wujil 01.
„Kelebihan; Anak semakin erat dengan guru dan membutuhkan, kekurangannya; dari sarpras
yang harus dilengkapi banyak dana dan perlu jangka waktu panjang. Sarpras dan pembelajar-
an harus seimbang. Anak banyak manja dengan
guru”.
Siti Hariyani Guru SD Negeri Gebugan 01.
“Membutuhkan biaya yang besar. Kekurangan nya; sarpras, melihat lapangan yang belum SRA
dengan menggunakan uang infaq untuk me- maving halaman sekolah. Kelebihannya; SRA
tidak perlu dengan biaya besar”.
4. Hambatankendala apa saja yang mungkin akan di
temua dalam penerapan perencanaan sekolah ramah anak ini?
Jawaban: Pak Rizal Guru Penjaskes SD N Gebugan 01.
“Hambatan yang akan terjadi; Kualitas pendi- diknya dulu harus disamakan pendapat, Faktor
kehidupan anak di rumah. Banyak ditemui ketimpangan anak di rumah akan menggangggu
dalam lingkungan sekolah. Kecenderungan anak pada kekerasan akan semakin besar. Harus
mendalami lingkungan masyarakat sekitar
”.
86 Pak Darbi Pengawas TKSD
“Hambatan; biaya, peraturan dari pemerintah, panduanImplementasi dan SDM”.
Ka UPTD Bu Sri Dati.
“Menyusun analisis SWOT SDN Gebugan 01. Jadikan kelemahan, kekuatan untuk maju.
BapakIbu guru tidak usah ragu dan SRA tetap harus berjalan”.
Bu Mrdiyah guru Agama
“Hambatan; sudah kerjasama dengan nara sumber tetapi anak belum kondusif dan masih
perlu proses yang panjang karena anak berasal dari keluarga yang berbeda latar belakang sosial
ekonominya sehingga dalam implementasinya nanti guru harus benar-benar mampu memberi-
kan palayanan kepada siswa dengan penuh
kasih dan saying”.
Setelah proses diskusi selesai ditutup dengan ucapan terimakasih dari peneliti sebagai berikut:
“Terimakasih yang sebesar-besarnya atas tang- gapan, masukan saran dan penyempurnaan
yang telah diberikan, saya selaku penulis akan membenahi draf yang saya susun untuk selan-
jutnya menjadi sebuah produk perencanaan sekolah ramah anak yang siap untuk dilaksana-
kan di sekolah dan saya bersama tim pengem- bang
sekolah akan
berupaya semaksimal
mungkin untuk menutup kelemahan yang ada dengan menggunakan kekuatan dan peluang
yang kami miliki agar perencanaan ini benar- benar dapat direalisasikan di SD Negeri Gebugan
01 Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang, sekali lagi terimakasih semoga perencanaan
yang saya susun ini bermanfaat bagi SD Negeri
87
gebugan 01 juga bagi sekolah-sekolah lain yang ingin melaksanakan sekolah ramah anak di
sekolahnya.
5. Revisi Hasil FGD
Dari hasil kegiatan FGD yang dilakukan, peneliti merangkum, menyimpulkan dan melakukan revisi dari
desain draf perencanaan hasil validasi pakar menjadi Perencanaan Sekolah Ramah Anak yang nantinya
dapat digunakaan sebagai referensi bagi sekolah untuk diimplementasikan di sekolah. Perencanaan
yang disusun ini sebagai perencanaan final yang siap dijadikan pedoman palaksanaan seperti tabel berikut
terlampir.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berupa sebuah perencanaan sekolah ramah
anak yang nantinya siap dilaksanakan di sekolah. Penelitian pengembangan yang dilakukan hanya
sampai pada hasil revisi produk tidak sampai pada uji coba pemakaian dan produksi massal karena dalam
penelitian ini tidak sampai dengan implementasi. Hasil penelitian yang diperoleh adalah meliputi:
88
4.3.1 Peran Guru dalam Perencanaan Sekolah
Ramah Anak SRA di SD Negeri Gebugan 01 Kecamatan Bergas
Peran serta guru dalam perencanaan sekolah ramah anak dapat dilihat dari keikutsertaan guru
dalam menentukan tujuan dari program sekolah tersebut. Tujuan dibentuknya sekolah ramah anak di
SD N Gebugan 01 adalah agar siswa merasa aman dan nyaman ketika mengikuti kegiatan belajar mengajar di
kelas. Apabila siswa sudah merasa aman dan nyaman, maka diharapkan mereka dapat menggali potensi yang
dimilikinya. Oleh karena itu guru sebagai tenaga pen- didik dilibatkan dalam kegiatan perencanaan sekolah
ramah anak. Konsekuensi menciptakan sekolah ramah anak tidaklah mudah karena sekolah di samping
harus menyiapkan dana yang memadai, sekolah juga harus menciptakan lingkungan yang edukatif.
Kepala sekolah SD Negeri Gebugan 01 berusaha mencari alternatif agar sekolah dapat menjadi sekolah
ramah anak misalnya dengan menggali dana dari luar sekolah, yaitu dengan memberdayakan alumni sekolah
yang produktif dan memaksimalkan kegiatan infaq Jumat.
Peranserta guru dalam perencanaan Sekolah Ramah Anak di SD Negeri Gebugan 01 meliputi segala
aspek, mulai dari pengumpulan data tentang kondisi sekolah sampai dengan menyusun program sekolah
agar menjadi sekolah ramah anak. Guru, sebagai tena-
89 ga pendidik juga harus mampu meciptakan lingkung-
an sekolah yang aman dan nyaman bagi siswa dalam menuntut ilmu.
4.3.2 Peran Orang Tua Siswa, Masyarakat dan
Komite dalam Perencanaan Sekolah Ramah Anak SRA di SD Negeri Gebugan 01
Kecamatan Bergas
Pendidik selain diperankan oleh guru, juga diperankan oleh orangtua di dalam rumah tangga dan
masyarakat. Orang tua merupakan pendidik pertama dan utama bagi anak sebagaimana dinyatakan dalam
Pasal 7 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendi- dikan Nasional yang berbunyi:
1 Orangtua berhak berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi
tentang perkembangan
pendidikan anaknya;
2 Orangtua dari anak usia wajib belajar, berke- wajiban memberikan pendidikan dasar kepada
anaknya.
Orang tua siswa yang tergabung dalam komite sekolah yang merupakan badan independen di
sekolahmadrasah memegang peranan penting dalam manajemen berbasis sekolahmadrasah. Orangtua
wali, keluarga, masyarakat, media cetak, media elektronik, dan dunia usaha seyogyanya bekerjasama
mendorong partisipasi anak dalam perencanaan, desain, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi SRA
dalam koordinasi antara komite dengan sekolah madrasah.
90 Peranserta masyarakat seperti yang diatur
dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 8 menyatakan: “Masyarakat berhak berperan serta dalam perencana-
an, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan”, dan Pasal 9 menyatakan: “Masyarakat
berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan”. Peningkatan
efektivitas peran serta masyarakat terutama dunia
usaha seyogyanya diatur oleh pemerintah pusat dan pemerintah kabupatenkota guna mendukung pene-
rapan SRA. Bentuk peranserta orang tua siswa dan masya-
rakat terhadap sekolah yang lainnya adalah dengan menciptakan lingkungan inklusif dan ramah bagi
pembelajaran anak di rumah. Hal itu merupakan salah satu aspek pengembangan sekolah ramah anak
dimana suasana lingkungan rumah menjadi tempat yang aman bagi anak untuk belajar. Dengan adanya
lingkungan yang aman anak menjadi lebih berkon- sentarsi dalam belajar sehingga prestasi yang diper-
oleh juga akan semakin meningkat. Orang tua siswa dan masyarakat di sekitar ling-
kungan SD Negeri Gebugan 01 ikut berpartisipasi aktif dalam perencanaan sekolah dalam upaya menciptakan
sekolah ramah anak. Keikutsertaan orang tua siswa dan masyarakat antara lain kepedulian orang tua dan
alumni dalam membantu pengembangan sekolah, dan
91 keikutsertaan orang tua dan masyarakat dalam -
rencana kerja sekolah RKS.
4.3.3 Menghasilkan Sebuah Draf Perencanaan
Partisipatif yang Ramah Anak di SD Negeri Gebugan 01 Kecamatan Bergas
Perencanaan adalah rangkaian kegiatan mene- tapkan hal-hal yang akan dikerjakan pada waktu yang
akan datang berdasarkan fakta-fakta dan pemikiran yang matang dalam rangka pencapaian tujuan yang
diinginkan. Perencanaan juga merupakan pedoman dan acuan bagi para pelaksana kegiatan, agar kegiatan
yang ada dapat berjalan sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah ditetapkan bersama. Oleh karena itu
diperlukan partisipasi dari semua anggota organisasi atau sekolah agar perencanaan tersebut dapat berja-
lan lancar. Perencanaan dianggap sebagai suatu fungsi manajemen, dipimpinan manajer wajib melaksana-
kan perencanaan sebagai pedoman dalam kegiatannya untuk mencapai tujuan kejelasan apa yang akan
dilakukan, bilamana akan dilakukan dan siapa yang akan melakukannya.
Sebagai upaya untuk menghasilkan sebuah perencanaan yang partisipatif, peneliti melakukan
sebuah penelitian pengembangan. Kegiatan tersebut diawali dengan tahap studi pendahuluan. Dalam tahap
studi pendahuluan peneliti melakukan kajian pustaka atau literature dan melakukan analaisis kebutuhan
92 yang berkaitan dengan informasi tentang sekolah
ramah anak SRA. Kajian pustaka tersebut meliputi pengumpulan data atau informasi tentang pelaksana-
an sekolah ramah anak SRA yang di dalamnya ter- masuk juga tentang konsep manajemen pendidikan.
Setelah tahap pendahuluan draf perencanaan disusun dan divalidasi pakar, dilakukan revisi hasil
validasi, diuji coba keefektifannya, dilakukan revisi hasil uji coba dan diakhiri dengan produk perencana-
an sekolah ramah anak yang siap untuk diimplemen- tasikan di sekolah.
Kisi-kisi perencanaan yang dibuat oleh kepala sekolah, guru dan komite sekolah antara lain:
a. EDS
Evaluasi Diri Sekolah EDS adalah suatu proses evaluasi yang bersifat internal dengan melibatkan
pemangku kepentingan untuk melihat kinerja sekolah berdasarkan Standar Nasional Pendidikan SNP yang
digunakan sebagai dasar penyusunan RKS dan RKAS dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah
secara konsisten dan berkelanjutan, serta sebagai masukan bagi perencanaan investasi pendidikan
tingkat kabkota Sudrajat, 2012:1. EDS meliputi delapan standar yaitu standar isi,
standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana
dan prsarana, standar pengelolaan, standar pengelo-
93 laan, standar pembiayaan dan standar penilaian. EDS
dilakukan untuk mengetahui kondisi riil yang ada di sekolah. EDS dilakukan melalui angket yang diberikan
kepada kepala sekolah, guru, komite sekolah dan siswa. Dari hasil EDS dapat diketahui SD Negeri
Gebugan 01 belum layak untuk menjadi sekolah ramah anak.
b. Visi, Misi