25 d.
Efektivitas biayanya dalam jangka waktu yang panjang. Ada jenis media yang biayanya mahal, namun apabila dilihat kestabilan
materi dan penggunaan yang berulang-ulang untuk jangka waktu yang panjang akan menjadi media yang murah apabila dibandingkan dengan
jenis media yang lebih murah tetapi setiap waktu materinya berganti. Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
pemilihan model harus memperhatikan beberapa faktor yaitu faktor pembelajaran yang berupa 1 tujuan pembelajaran dan 2 ketepatan isi
pelajaran, dan faktor media yang berupa 3 ketersediaan sumber, 4 dana, tenaga, dan fasilitas, 5 keluwesan, kepraktisan, dan ketahanan, dan 6
efektivitas biaya.
6. Membuat Model
Model sederhana dapat dibuat dari bahan kayu. Nana Sudjana dan Ahmad Rivai 2011: 177 menyebutkan bahwa kayu lunak seperti pinur
putih, kayu merah, atau kayu ara bersifat kuat tetapi mudah digergaji, dipaku, dibor, serta ditatah. Sedangkan kayu-kayu keras seperti mahoni sangat sulit
dikerjakan. Yang termudah dikerjakan adalah kayu balsa yang memiliki sifat sangat lunak dan ringan. Kayu balsa ini sering digunakan sebagai bahan
untuk membuat kit-kit atau kerajinan tangan. Bahan-bahan potongan kecil dapat ditemukan di sekitar rumah dan akan sangat berguna karena semua
potongan kecil kayu bisa digunakan untuk membuat model.
26
7. Prinsip Pembuatan Model
Prinsip pembuatan model mengacu pada prinsip pembuatan media pembelajaran pada umumnya. Badru Zaman dan Cucu Eliyawati 2010 dalam
https:www.academia.edu menyebutkan ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pembuatan media pembelajaran, yaitu sebagai berikut.
a. Media pembelajaran yang dibuat hendaknya multi guna.
Multiguna disini maksudnya adalah bahwa media tersebut dapat digunakan untuk pengembangan berbagai aspek perkembangan anak, misalnya aspek
motorik, kognitif. b.
Bahan mudah didapat di lingkungan sekitar dan murah atau bisa dibuat dari bahan bekassisa.
c. Tidak menggunakan bahan yang berbahaya bagi anak.
Aspek keselamatan anak merupakan salah satu hal yang harus menjadi perhatian guru sebagai pembuat media pembelajaran Bahan-bahan tertentu
yang mengandung bahan kimia yang berbahaya perlu dihindari oleh guru. d.
Dapat menimbulkan kreativitas, dapat dimainkan sehingga menambah kesenangan bagi anak, menimbulkan daya khayal dan daya imajinasi serta
dapat digunakan untuk bereksperimen dan bereksplorasi. Alat permainan konstruktif seperti balok-balok kayu merupakan salah satu
contoh alat permainan yang cukup menarik dan menantang anak untuk berkreasi.
27 e.
Sesuai dengan tujuan dan fungsi sarana. Tiap media pembelajaran itu sudah memiliki fungsi yang berbeda antara
yang satu dengan yang lain. f.
Dapat digunakan secara individual, kelompok, dan klasikal. Media pembelajaran yang dirancang harus memungkinkan anak untuk
menggunakannya baik secara individual, digunakan dalam kelompok atau secara klasikal.
g. Dibuat sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
Tingkat perkembangan anak yang berbeda berpengaruh terhadap jenis permainan yang akan dibuat.
Sementara itu, Cecep Kustadi dan Bambang Sutjipto 2001: 104-104 menyatakan bahwa terdapat prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan media pembelajaran sederhana. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut.
a. Kesederhanaan
Kesederhanaan mengacu kepada jumlah elemen yang terkandung dalam suatu visualisasi. Jumlah elemen yang lebih sedikir memudahkan siswa
menangkap dan memahami pesan yang disajikan. b.
Keterpaduan Keterpaduan mengacu pada hubungan yang terdapat di antara elemen-
elemen visual. Elemen-elemen tersebut harus berkaitan dan menyatu sebagai suatu keseluruhan, sehingga sajian visual itu merupakan suatu
bentuk menyeluruh yang dapat dikenal dan dapat membantu pemahaman
28 pesan serta informasi yang dikandungnya.
c. Penekanan
Konsep yang disajikan memerlukan penekanan terhadap salah satu unsur yang menjadi pusat perhatian siswa, dengan menggunakan ukuran,
hubungan-hubungan perspektif warna dan ruang, penekanan dapat diberikan pada unsur yang terpenting.
d. Keseimbangan
Bentuk yang dipilih menempati ruang penayangan yang memberikan persepsi keseimbangan-keseimbangan, meskipun tidak seluruhnya
simetris. e.
Bentuk Bentuk yang aneh dan asing bagi siswa dapat membangkitkan minat dan
perhatian. Oleh karena itu, pemilihan bentuk sebagai unsur visual dalam penyajian pesan perlu diperhatikan.
f. Garis
Garis digunakan untuk menghubungkan unsur-unsur sehingga dapat menuntun perhatian siswa untuk mempelajari suatu urutan-urutan khusus.
g. Tekstur
Tekstur merupakan unsur yang dapat menimbulkan kesan kasar atau halus yang dapat digunakan untuk penekanan unsur, misalnya unsur warna.
h. Warna
Warna digunakan untuk memberi kesan pemisahan, penekanan, untuk membangun
keterpaduan, mempertinggi
tingkat realisme
objek,
29 menunjukkan persamaan dan perbedaan, dan menciptakan respon
emosional tertentu. Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam menggunakan warna, yaitu 1 pemilihan warna khusus merah, biru, dan
sebagainya, 2 nilai warna tingkat ketebalan dan ketipisan warna dibandingkan dengan unsur lainnya dalam visual, dan 3 intensitas atau
kekuatan warna untuk memberikan dampak yang diinginkan. Untuk
menunjang kemudahan
dalam penggunaan
media pembelajaran, diperlukan buku pedoman penggunaan media. Kriteria
penilaian buku pedoman ini mengacu pada kriteri buku ajar. Sa’dun Akbar
2013: 39-40 menyatakan bahwa buku ajar yang baik memiliki beberapa kriteria, yaitu sebagai berikut.
a. Akurat akurasi
Keakuratan dapat dilihat dari aspek: 1 kecermatan penyajian, 2 benar memaparkan hasil penelitian, dan 3 tidak salah mengutip pendapat pakar.
b. Sesuai relevansi
Buku ajar yang baik memiliki kesesuaian antar kompetensi yang harus dikuasai dengan cakupan isi, kedalaman pembahasan, dan kompetensi
pembaca. c.
Komunikatif Isi buku mudah dicerna pembaca, sistematis, jelas, dan tidak mengandung
kesalahan bahasa. d.
Lengkap dan Sistematis Buku ajar yang baik menyebutkan kompetensi yang harus dikuasai
30 pembaca, memberikan manfaat pentingnya penguasaan kompetensi bagi
kehidupan pembaca, dan menguraikan materi secara sistematis. e.
Berorientasi pada Student Centered Pendidikan dengan kurikulum KTSP membutuhkan buku ajar yang dapat
mendorong rasa ingin tahu siswa, terjadinya interaksi antar siswa dengan sumber belajar, merangsang siswa membangun pengetahuan sendiri,
menyemangati siswa belajar secara berkelompok, dan menggiatkan siswa mengamalkan isi bacaan.
f. Kaidah bahasa benar
Buku ajar ditulis menggunakan ejaan, istilah, dan struktur kalimat yang tepat.
g. Terbaca
Keterbacaan tinggi mengandung panjang kalimat dan struktur kalimat, serta panjang alineanya sesuai dengan pemahaman pembaca.
Secara keseluruhan, pembuatan model rangka manusia dapat dirangkum ke dalam prinsip segi materi dan segi media seperti pada tabel 2
dan 3 di bawaah ini.
31 Tabel. 2 Prinsip Pembuatan Media dari Segi Materi
Model Rangka Manusia Buku Pedoman
a. Materi yang dikemas dalam model
rangka manusia disesuaikan kompetensi yang harus dikuasai
siswa yaitu:
1 siswa dapat menunjukkan bagian-
bagian rangka manusia 2
siswa dapat mengidentifikasi tulang penyusun rangka manusia dan,
3 siswa dapat mengelompokkan tulang
berdasarkan bentuknya.
b. Bentuk tulang yang dibuat harus
mewakili bentuk aslinya, yaitu disesuaikan dengan materi yang ada
prinsip akurasi.
c. Materi yang dikemas dalam model
rangka manusia disesuaikan dengan karakteristik siswa SD kelas tinggi
yang sedang belajar sambil bermain dengan cara berkerja dan
berkelompok
d. Kompetensi yang harus dikuasai
siswa dapat dicapai dengan menggunakan model rangka manusia.
e. Model rangka manusia dapat
digunakan untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak,
yaitu aspek motorik, kognitif, dan afektif prinsip multiguna.
f. Melalui aktivitas belajar sambil
bermain dengan cara bekerja, model rangka manusia dapat melatih
koordinasi mata dan tangan siswa aspek motorik untuk menyusun
potongan tulang menjadi rangka manusia yang utuh. Melalui kegiatan
kelompok menyusun potongan tulang, model rangka manusia dapat
melatih kerjasama antarsiswa aspek afektif. Melalui serangkaian kegiatan
menyusun rangka manusia dan mengidentifikasi tulang, model
rangka manusia dapat menjangkau pengetahuan siswa mengenai rangka
manusia aspek kognitif. a.
Materi yang disajikan disesuaikan dengan model
rangka manusia yang dikembangkan, yaitu materi
yang sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar.
b. Sistematika penyajian materi
pada buku pedoman penggunaan lengkap dan
mengikuti alur alternatif kegiatan yang akan dilakukan
siswa dengan menggunakan model rangka manusia alur
pada indikator.
c. Materi yang disajikan pada
buku pedoman mudah dicerna oleh siswa prinsip
komunikatif
d. Materi yang disajikan
petunjuk penggunaan dan permainan mendorong
terjadinya interaksi siswa dengan model rangka
manusia prinsip berorientasi pada student centered.
e. Struktur kalimat yang
digunakan tepat, sesuai dengan ejaan dan
pemahaman siswa prinsip kaidah bahasa benar
f. Buku pedoman yang
disajikan dapat membantu siswa dalam proses
pembelajaran meng-gunakan model rangka manusia
sesuai dengan fungsi dan sarana.
32 Tabel 3. Prinsip Pembuatan Model dari Segi Media
Model Rangka Manusia Buku Pedoman
a. Bentuk pada tampilan fisik
mempengaruhi penilaian awal pada media prinsip bentuk.
Bentuk kemasan dibuat menarik dengan cara membentuk kemasan dalam sesuai
dengan bentuk tulang. Bentuk yang aneh mengikuti bentuk tulang dapat
membangkitkan minat dan perhatian siswa.
Bentuk rangka manusia yang telah utuh tersusun juga memberikan kesan menarik
karena bentuknya yang berukuran sedang.
b. Bentuk yang dipilih adalah bentuk tulang
yang memberikan persepsi seimbang, meskipun tidak semua bentuk dan ukuran
simetris prinsip keseimbangan.
c. Warna pada potongan tulang disesuaikan
dengan warna tulang aslinya, yaitu warna putih prinsip warna.
Hal ini digunakan untuk memberikan penekanan bahwa warna tulang adalah
putih tulang.
d. Jumlah elemen yang ada pada model
rangka manusia yang utuh tidak terlalu banyak, yaitu terdapat 17 potong
gabungan tulang prinsip kesederhanaan.
e. Bahan yang digunakan adalah kayu yang
bersifat keras sehingga tepat digunakan untuk tulang prinsip ketepatan.
f. Kayu merupakan bahan yang tidak mudah
pecah walaupun sifanya yang keras prinsip ketahanan.
g. Media berbahan kayu aman digunakan
oleh siswa prinsip keamanan. Bahan penunjang lainnya adalah kawat
dan paralon. Kawat yang digunakan telah dihaluskan dan dilapisi dengan selotip
kertas dan selotip plastik sehingga tidak menimbulkan kesan tajam.
h. Model rangka manusia mudah digunakan
karena ukurannya yang kecil dan hanya menyusun potongan tulang menjadi
rangka manusia yang utuh media mudah dan praktis digunakan.
a. Komposisi warna yang
sesuai pada
buku pedoman
akan menimbulkan
kesan pemisahan, penekanan,
menunjukkan persamaan dan
perbedaan, dan
menciptakan emosional tertentu prinsip warna.
b. Huruf yang sederhana
dan mudah dibaca oleh siswa akan menimbulkan
kesan kesederhanaan
pada jumlah
elemen yang ada bada bacaan
prinsip kesederhanaan. c.
Elemen-elemen pada
buku, seperti
huruf, gambar,
dan garis
berkaitan dan menyatu sebagai
suatu keseluruhan
yang disajikan dalam suatu
tata letak
akan membantu pemahaman
siswa. prinsip
keterpaduan. d.
Kertas yang digunakan untuk mencetak adalah
kertas ivory dan kertas AP prinsip ketepatan.
33
Model Rangka Manusia Buku Pedoman
i. Model rangka manusia dapat dioperasikan
atau dimainkan oleh siswa dengan cara memasangkan setiap potong tulang.
Contoh permainan konstruktif seperti ini menarik dan menantang untuk siswa
media dapat dimainkan.
j. Model rangka manusia dapat
diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran secara berkelompok
maupun individu.
C. Kajian Mengenai Karakteristik Siswa Sekolah Dasar