Definisi Operasional Kajian Mengenai Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

9 tiang X-banner yang diberdirikan setinggi 75 cm dengan tiga kaki yang terbuat dari paralon. 4. Buku pedoman penggunaan model rangka manusia didesain menggunakan software CorelDRAW X7 dan dicetak pada kertas ivory 230 gram dan AP 120 gram berukuran 14,8 cm x 21 cm dengan pemilihan warna yang cerah. 5. Cara penggunaan model rangka manusia mudah dioperasikan karena hanya memasangkan setiap bagian tulang satu dengan lainnya sehingga membentuk rangka manusia yang utuh. Penggunaan model rangka manusia dapat digunakan dalam bentuk kompetisi antar kelompok maupun digunakan secara mandiri oleh siswa.

H. Definisi Operasional

Untuk menghindari timbulnya kesalahan persepsi terhadap istilah-istilah pokok dalam penelitian ini maka perlu dibatasi batasan istilah sebagai berikut. 1. Pengembangan adalah suatu penelitian untuk mempersiapkan dan merencanakan secara seksama dalam memproduksi, memvalidasi, mengevaluasi, hingga mengemas produk dalam suatu bentuk fisik. 2. Model rangka manusia adalah tiruan bentuk dari rangka manusia. Model ini didesain untuk memasangkan potongan tulang yang satu dengan potongan tulang lainnya. 3. Pembelajaran IPA merupakan proses membelajarkan subjek didik dalam mempelajari peristiwa yang terjadi di alam ini melalui serangkaian proses ilmiah sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan. Pengembangan dalam konteks ini mengambil pokok bahasan rangka manusia. 10 Berdasarkan tiga pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengembangan model rangka manusia merupakan suatu penelitian untuk mempersiapkan dan merencanakan secara seksama dalam memproduksi, memvalidasi, mengevaluasi, hingga mengemas model berupa tiruan bentuk dari media rangka manusia yang dapat dibongkar pasang sehingga dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang layak berdasarkan hasil validasi para ahli dan uji coba lapangan. 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Mengenai Pembelajaran IPA

1. Pembelajaran IPA

Menurut Carin dan Sund dalam Hendro Darmodjo dan Jenny R.E.Kaligis 1993:4, IPA adalah suatu system of knowing atau sistem untuk mengetahui alam. IPA dianggap suatu kumpulan pengetahuan yang berfungsi untuk menjelaskan apa yang diperoleh melaui pengamatan. IPA dapat dipandang sebagai suatu proses untuk memahami gejala alam dan menghasilkan produk berupa teori-tori yang didapatkan melalui proses dan dengan sikap ilmiah. Mata pelajaran IPA adalah program yang digunakan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap ilmiah pada siswa. Sementara itu Powler Winaputra dalam Usman Samatowa, 2011: 3 mengemukakan bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi. Winaputra dalam Usman Samatowa 2011: 3 menambahkan bahwa tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi memerlukan kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis, berupa kumpulan dari hasil 12 observasi, dan menghasilkan produk berupa teori-tori yang didapatkan melaui proses dan dengan sikap ilmiah. IPA menjadi salah satu mata pelajaran wajib di sekolah dasar mempunyai tujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. Depdiknas, 2009 dalam SK dan KD Tingkat SDMI 1 Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan- Nya. 2 Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3 Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. 4 Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. 5 Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam. 6 Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. 7 Memperoleh bekal pengetahuan konsep dan keterampilan IPA, sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMPMTs. Sejalan dengan pendapat di atas, Usman Samatowa 2011: 4 mengungkapkan bahwa ada beberapa alasan yang menyebabkan IPA dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah, yaitu digolongkan menjadi empat golongan sebagai berikut. 1 IPA merupakan dasar teknologi, sering disebut sebagai tulang punggung pembangunan. Pengetahuan dasar untuk teknologi adalah IPA. 2 Bila diajarkan IPA menurut cara yang tepat, maka IPA merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis. 3 Bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat 13 hafalan belaka. 4 Mata pelajaran ini mempunyai nilai-nilai pendidikan, yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk kepribadian anak secara menyeluruh. Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SDMI meliputi aspek-aspek sebagai berikut. Depdiknas, 2009 dalam SK dan KD Tingkat SDMI 1 Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan. 2 Bendamateri, sifat-sifat dan kegunaannya, meliputi: benda cair, padat, dan gas. 3 Energi dan perubahannya, meliputi: gaya, bunyi, panas, manet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana. 4 Bumi dan alam semesta, meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya. 5 Sains, Lingkungan Teknologi dan Masyarakat merupakan penerapan teknologi sains dan keterkaitannya dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

2. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator Kelas IV

Semester 1 Materi pokok: Rangka manusia dan fungsinya Depdiknas, 2009: 35 dalam Model Silabus Kelas IV Tabel 1. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator Kelas IV Semester 1 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan 1. Memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia dengan fungsinya, serta pemeliharaannya 1.1 Mendeskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinya 1.2 Menerapkan cara memelihara kesehatan kerangka tubuh 1.3 Mendeskripsikan hubungan antara struktur panca indera dengan fungsinya 1.4 Menerapkan cara memelihara kesehatan panca indera  Menunjukkan bagian- bagian rangka manusia  Mengidentifikasi tulang penyusun rangka manusia  Mengelompokkan tulang berdasarkan jenisnya  Mendeskripsikan hubungan struktur rangka dan fungsinya 14 Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar di atas, dapat disimpulkan bahwa kriteria pengembangan media mengacu pada beberapa hal, yaitu sebagai berikut. a. Kesesuaian materi dengan Standar Kompetensi. b. Kesesuaian materi dengan Kompetensi Dasar. c. Kesesuaian materi dengan Tujuan Pembelajaran.

3. Rangka Manusia

Aprilia Afifatul Achyar 2009: 5 menjelaskan bahwa tulang-tulang yang tersambung dan tersusun rapi dan teratur membentuk rangka. Rangka tubuh manusia terdiri atas tiga bagian, yaitu rangka kepala, rangka penyusun badan, dan rangka penyusun anggota gerak. a. Tulang-tulang Penyusun Rangka 1 Rangka Kepala Gambar 1. Rangka Kepala Tengkorak membentuk kepala dan rangka wajah. Tulang-tulang yang menyusun tengkorak bagian kepala adalah tulang dahi, tulang ubun- ubun, tulang tengkorak belakang, tulang pelipis, dan tulang baji. Adapun tulang-tulang yang menyusun rangka wajah, antara lain tulang mata, 15 tulang hidung, tulang pipi, rahang atas, dan rahang bawah. Jumlah seluruh tulang yang menyusun tengkorak adalah 29 ruas tulang. Adapun rangka kepala bagian belakang membentuk batok kepala. Disebut batok karena memang bentuknya seperti batok kelapa. 2 Rangka Badan Rangka badan bersambung-sambung, terdiri dari a tulang belakang, b tulang dada, c tulang rusuk, d gelang bahu, dan e gelang panggul. Tulang belakang tersusun atas tulang-tulang pendek yang saling berhubungan. Tulang belakang tersusun atas 33 ruas tulang. Tulang- tulang yang menyusunnya antara lain: a 7 ruas tulang leher, b 12 ruas tulang punggung, c 5 ruas tulang pinggang, d 5 ruas tulang kelangkang yang bersatu, dan e 4 ruas tulang ekor. Gambar 2. Rangka Badan 16 Tulang dada terletak di antara tulang rusuk. Tulang rusuk dan tulang dada membentuk rongga dada. Jika kamu ingin mengetahui letak tulang dada, tekanlah bagian tengah dadamu Apakah ada bagian yang keras? Bagian yang keras itulah yang dinamakan tulang dada. Tulang rusuk berfungsi untuk melindungi jantung dan paru paru. Tulang rusuk terdiri atas: a 7 pasang tulang rusuk sejati, b 3 pasang tulang rusuk palsu, dan c 2 pasang tulang rusuk melayang. Bahu manusia tersusun atas dua tulang, yaitu tulang selangka dan tulang belikat. Sedangkan gelang panggul terletak pada badan bagian bawah. Gelang panggul tersusun atas tulang pinggul dan tulang kemaluan. 3 Rangka Alat Gerak Rangka alat gerak terdiri dari lengan dan kaki. Untuk memudahkan mempelajarinya, kita kelompokkan menjadi dua bagian. Bagian tersebut adalah alat gerak atas dan bawah. Alat gerak atas berupa rangka lengan. Lihat Gambar 3. di bawah ini. Gambar 3. a Rangka Alat Gerak Atas dan b Rangka Gerak Bawah 17 Rangka gerak atas terdiri dari: a. tulang lengan atas, b. hasta, c. pengumpil, d. pergelangan tangan, e. telapak tangan, dan f. jari tangan. Alat gerak bawah berupa rangka kaki. Rangka gerak bawah tersusun dari: a. tulang paha, b. tempurung lutut, c. betis, d. tulang kering, e. pergelangan kaki, f. telapak kaki, dan g. jari kaki. b. Jenis Tulang Berdasarkan Bentuknya 1 Tulang Pipa Tulang pipa memiliki bentuk utama seperti tabung dan berongga. Rongga pada tulang pipa berisi sumsum kuning yang banyak mengandung lemak sebagai cadangan makanan. Pada ujung-ujung tulang pipa yang menggembung terdapat rongga-rongga kecil yang berisi sumsum merah sebagai pembentuk sel-sel darah. Tulang paha termasuk ke dalam tulang pipa. 2 Tulang Pendek Tulang pendek memiliki ukuran tulang yang pendek yang di dalamnya terdapat rongga-rongga kecil berisi sumsum merah. Tulang belakang, tulang pergelangan tangan, dan tulang pergelangan kaki termasuk ke dalam tulang pendek. 18 3 Tulang Pipih Tulang pipih berbentuk pipih yang di dalamnya terdapat rongga- rongga kecil berisi sumsum merah sebagai tempat pembentukan sel- sel darah. Tulang rusuk, tulang dada, dan tulang tengkorak kepala termasuk ke dalam tulang pipih c. Pembelajaran Rangka Manusia Berikut ini beberapa contoh kegiatan siswa yang ada dalam buku paket IPA kelas IV. Kegiatan tersebut dilakukan untuk mencapai indikator dan tujuan yang sudah ditentukan. Aktivitas 1 Panut, Muchtar, dan Kasmuri, 2006: 7-8 1 Siswa memperhatikan media rangka atau gambar rangka manusia. 2 Siswa menunjukkan bagian-bagian rangka tubuh manusia. 3 Siswa mengisi kolom-kolom kosong yang menunjukkan bagian-bagian rangka kepala, rangka badan, dan rangka anggota gerak Aktivitas 2 Rositawaty dan Aris Muharam, 2008: 9-10 1 Siswa meniru gambar rangka manusia 2 Siswa mewarnai gambar bagian-bagian rangka manusia dengan aturan warna yang berbeda untuk setiap bentuk tulang yang berbeda. misal: warna merah untuk tulang pipa, warna biru untuk tulang pipih, dan warna kuning untuk tulang pendek. 3 Siswa mengelompokkan tulang berdasarkan bentuknya. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa selama pembelajaran IPA materi rangka manusia tersebut dapat dijadikan sebagai referensi 19 pengembangan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media yang dikembangkan, yaitu dengan menguraikan materi pembelajaran mengikuti alur yang dilakukan siswa.

B. Kajian Mengenai Media Pembelajaran Tiga Dimensi

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai 2011: 3 menyebutkan bahwa ada beberapa jenis media pengajaran yang biasa digunakan dalam proses pembelajaran. Pertama, media grafis media dua dimensi seperti gambar, foto, grafik, bagan, atau diagram, poster, kartun, komik, dan lain-lain. Kedua, media tiga dimensi yaitu dalam bentuk model dan boneka. Ketiga, media proyeksi seperti slide, filmstrips, film, penggunaan OHP,dan lain-lain. Keempat, penggunaan lingkungan sebagai media pengajaran. I Wayan 2007: 15 mengemukakan bahwa media tiga dimensi adalah media tanpa proyeksi yang penyajiannya secara visual tiga dimensional yang dapat berwujud sebagai benda asli baik hidup maupun mati, dan dapat pula berwujud sebagai tiruan yang mewakili aslinya. Menurut Moedjiono dalam I Wayan 2007: 15, media sederhana tiga dimensi memiliki kelebihan- kelebihan: a. Memberikan pengalaman secara langsung, b. Penyajian secara kongkrit dan menghindari verbalisme, c. Dapat menunjukkan objek secara utuh baik konstruksi maupun cara kerjanya, d. Dapat memperlihatkan struktur organisasi secara jelas, dan e. Dapat menunjukkan alur suatu proses secara jelas. Sedangkan kelemahan-kelemahannya adalah: a. Tidak bisa menjangkau sasaran dalam jumlah yang besar, b. Penyimpanannya memerlukan ruang yang besar, dan c. Perawatannya rumit. 20 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai 2011: 156 menambahkan bahwa media tiga dimensi yang sering digunakan dalam pengajaran adalah model dan boneka.

1. Pengertian Model

Model adalah tiruan tiga dimensional dari beberapa objek nyata yang terlalu besar, terlalu jauh, terlalu kecil, terlalu mahal, terlalu jarang, atau terlalu ruwet untuk dibawa ke dalam kelas dan dipelajari siswa dalam wujud aslinya. Sedangkan boneka merupakan jenis model yang dipergunakan untuk memperlihatkan permainan. Hujair 2013: 129 juga berpendapat bahwa benda model dapat diartikan sebagai sesuatu yang dibuat dengan ukuran tiga dimensi, sehingga meyerupai benda aslinya. 2. Karakteristik Model Daryanto 2010: 31 menyebutkan bahwa ada keuntungan-keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan model, yaitu sebagai berikut. a. Belajar dapat difokuskan pada bagian yang penting-penting saja. b. Dapat mempertunjukkan struktur dalam suatu objek. c. Siswa memperoleh pengalaman yang konkret.

3. Jenis Model

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai 2011: 156 mengelompokkan model ke dalam enam kategori, yaitu sebagai berikut. a. Model padat solid model Model padat memperlihatkan bagian permukaan luar objek dan seringkali membuang bagian-bagian yang membingungkan gagasan-gagasan 21 utamanya dari bentuk, warna, dan susunannya. Contoh dari model ini adalah model padat bentuk geometrik dan lapisan tanah. b. Model penampang cutway model Model penampang memperlihatkan bagaimana sebuah objek itu tampak apabila bagian permukaannya diangkat untuk mengetahui susunan bagian dalamnya. Contoh dari model ini adalah model penampang melintang lapisan bumi dan mesin-mesin. c. Model susun build-up model Model susunan terdiri dari beberapa bagian objek yang lengkap, atau sedikitnya suatu bagian penting dari objek itu. Contoh dari model ini adalah model susun tubuh manusia berupa torso. d. Model kerja working model Model kerja adalah tiruan dari suatu objek yang memperlihatkan bagian luar dari objek asli dan mempunyai beberapa bagian dari benda yang sesungguhnya. Contoh dari model ini adalah tiruan timbangan dan alat optik. e. Mock-up Mock-up adalah suatu penyederhanaan susunan bagian pokok dari suatu proses atau sistem yang rumit. Susunan nyata dari bagian-bagian pokok itu diubah sehingga aspek-aspek utama dari suatu proses mudah dimengerti. Contoh dari model ini adalah mock-up drivotrainer untuk berlatih mengendarai mobil. 22 f. Diorama Diorama adalah sebuah pemandangan tiga dimensi mini bertujuan untuk menggambarkan pemandangan sebenarnya.

4. Penggunaan Model

Salah satu media pembelajaran IPA berbentuk tiga dimensi dan menyerupai benda aslinya yang dapat digunakan guru untuk membantu membelajarkan rangka manusia adalah torso. Menurut Widodo, dkk 2007, torso adalah model potongan tubuh manusia. Torso dapat memudahkan siswa untuk mempelajari anatomi tubuh manusia. Penggunaan model susun dari tubuh manusia ini diadaptasi untuk mengembangkan model susun rangka manusia. Diadaptasi dari Nana Sudjana dan Ahmad Rivai 2011: 164 mengenai penggunaan torso dalam pembelajaran, model rangka manusia membantu siswa dalam dua hal, yaitu sebagai berikut. a. Model rangka manusia digunakan untuk menunjukkan posisi setiap tulang pada saat proses pembelajaran. Siswa dibagi dalam kelompok kecil untuk menggunakan model rangka manusia tersebut. Untuk mengulang kembali mengenai apa yang diketahui siswa mengenai penempatan tulang. b. Untuk mengerjakan hal tersebut, siswa menebarkan tulang-tulang dan setiap siswa bergantian menyusun tiap potongan tulang tersebut menjadi rangka manusia yang utuh. Kemudian siswa secara singkat menyebutkan nama-nama tulang tersebut. 23 Berdasarkan kajian tentang model dari beberapa dari ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa model rangka manusia termasuk ke dalam jenis model susun, yaitu susunan yang terdiri dari beberapa bagian tulang yang penting membentuk rangka manusia yang utuh yang merupakan tiruan dari torso berbentuk rangka manusia. Model rangka manusia ini memberikan pengamatan kepada siswa mengenai letak tulang sebenarnya. Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa model rangka manusia sebagai media tiga dimensi memiliki beberapa kelebihan, yaitu sebagai berikut. a. Memberikan pengalaman secara langsung. b. Penyajian secara kongkrit dan menghindari verbalisme. c. Dapat menunjukkan objek secara utuh secara konstruksi dengan menunjukkan posisi setiap tulang. d. Penyimpanannya tidak memerlukan ruang yang besar karena didesain dengan ukuran media yang sedang. e. Perawatannya tidak rumit. Sementara itu, model rangka manusia mempunyai kelemahan tidak bisa menjangkau sasaran dalam jumlah besar kelompok besar.

5. Pemilihan Model

Pada dasarnya pertimbangan untuk memilih model sama halnya dengan memilih memilih media pembelajaran pada umumnya. Menurut Azhar Arsyad 2009: 75-76, ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media, antara lain sebagai berikut. 24 a. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. b. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, dan generalisasi. c. Praktis, luwes, dan bertahan. Jika tidak tersedia waktu, dana, atau sumber daya lainnya untuk memproduksi, tidak perlu dipaksakan. Media yang mahal dan memakan waktu lama untuk memproduksinya bukanlah jaminan sebagai media yang terbaik. Dick and Carey dalam Arief Sadiman 2015: 86 menyebutkan bahwa faktor utama dalam pemilihan media yaitu media yang dipilih harus disesuaikan dengan tujuan perilaku belajajarnya. Di samping itu, setidaknya masih ada empat faktor lagi yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media, di antaranya sebagai berikut. a. Ketersedian sumber setempat Bila media yang bersangkutan tidak terdapat pada sumber yang ada, harus dibeli atau dibuat sendiri. b. Apakah untuk membeli atau memproduksi sendiri tersebut ada dana, tenaga, dan fasilitasnya? c. Keluwesan, kepraktisan, dan ketahanan media Media dapat digunakan di mana pun dengan peralatan yang ada di sekitarnya dan kapan pun serta mudah dijinjing dan dipindahkan. 25 d. Efektivitas biayanya dalam jangka waktu yang panjang. Ada jenis media yang biayanya mahal, namun apabila dilihat kestabilan materi dan penggunaan yang berulang-ulang untuk jangka waktu yang panjang akan menjadi media yang murah apabila dibandingkan dengan jenis media yang lebih murah tetapi setiap waktu materinya berganti. Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pemilihan model harus memperhatikan beberapa faktor yaitu faktor pembelajaran yang berupa 1 tujuan pembelajaran dan 2 ketepatan isi pelajaran, dan faktor media yang berupa 3 ketersediaan sumber, 4 dana, tenaga, dan fasilitas, 5 keluwesan, kepraktisan, dan ketahanan, dan 6 efektivitas biaya.

6. Membuat Model

Model sederhana dapat dibuat dari bahan kayu. Nana Sudjana dan Ahmad Rivai 2011: 177 menyebutkan bahwa kayu lunak seperti pinur putih, kayu merah, atau kayu ara bersifat kuat tetapi mudah digergaji, dipaku, dibor, serta ditatah. Sedangkan kayu-kayu keras seperti mahoni sangat sulit dikerjakan. Yang termudah dikerjakan adalah kayu balsa yang memiliki sifat sangat lunak dan ringan. Kayu balsa ini sering digunakan sebagai bahan untuk membuat kit-kit atau kerajinan tangan. Bahan-bahan potongan kecil dapat ditemukan di sekitar rumah dan akan sangat berguna karena semua potongan kecil kayu bisa digunakan untuk membuat model. 26

7. Prinsip Pembuatan Model

Prinsip pembuatan model mengacu pada prinsip pembuatan media pembelajaran pada umumnya. Badru Zaman dan Cucu Eliyawati 2010 dalam https:www.academia.edu menyebutkan ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pembuatan media pembelajaran, yaitu sebagai berikut. a. Media pembelajaran yang dibuat hendaknya multi guna. Multiguna disini maksudnya adalah bahwa media tersebut dapat digunakan untuk pengembangan berbagai aspek perkembangan anak, misalnya aspek motorik, kognitif. b. Bahan mudah didapat di lingkungan sekitar dan murah atau bisa dibuat dari bahan bekassisa. c. Tidak menggunakan bahan yang berbahaya bagi anak. Aspek keselamatan anak merupakan salah satu hal yang harus menjadi perhatian guru sebagai pembuat media pembelajaran Bahan-bahan tertentu yang mengandung bahan kimia yang berbahaya perlu dihindari oleh guru. d. Dapat menimbulkan kreativitas, dapat dimainkan sehingga menambah kesenangan bagi anak, menimbulkan daya khayal dan daya imajinasi serta dapat digunakan untuk bereksperimen dan bereksplorasi. Alat permainan konstruktif seperti balok-balok kayu merupakan salah satu contoh alat permainan yang cukup menarik dan menantang anak untuk berkreasi. 27 e. Sesuai dengan tujuan dan fungsi sarana. Tiap media pembelajaran itu sudah memiliki fungsi yang berbeda antara yang satu dengan yang lain. f. Dapat digunakan secara individual, kelompok, dan klasikal. Media pembelajaran yang dirancang harus memungkinkan anak untuk menggunakannya baik secara individual, digunakan dalam kelompok atau secara klasikal. g. Dibuat sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Tingkat perkembangan anak yang berbeda berpengaruh terhadap jenis permainan yang akan dibuat. Sementara itu, Cecep Kustadi dan Bambang Sutjipto 2001: 104-104 menyatakan bahwa terdapat prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembuatan media pembelajaran sederhana. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut. a. Kesederhanaan Kesederhanaan mengacu kepada jumlah elemen yang terkandung dalam suatu visualisasi. Jumlah elemen yang lebih sedikir memudahkan siswa menangkap dan memahami pesan yang disajikan. b. Keterpaduan Keterpaduan mengacu pada hubungan yang terdapat di antara elemen- elemen visual. Elemen-elemen tersebut harus berkaitan dan menyatu sebagai suatu keseluruhan, sehingga sajian visual itu merupakan suatu bentuk menyeluruh yang dapat dikenal dan dapat membantu pemahaman 28 pesan serta informasi yang dikandungnya. c. Penekanan Konsep yang disajikan memerlukan penekanan terhadap salah satu unsur yang menjadi pusat perhatian siswa, dengan menggunakan ukuran, hubungan-hubungan perspektif warna dan ruang, penekanan dapat diberikan pada unsur yang terpenting. d. Keseimbangan Bentuk yang dipilih menempati ruang penayangan yang memberikan persepsi keseimbangan-keseimbangan, meskipun tidak seluruhnya simetris. e. Bentuk Bentuk yang aneh dan asing bagi siswa dapat membangkitkan minat dan perhatian. Oleh karena itu, pemilihan bentuk sebagai unsur visual dalam penyajian pesan perlu diperhatikan. f. Garis Garis digunakan untuk menghubungkan unsur-unsur sehingga dapat menuntun perhatian siswa untuk mempelajari suatu urutan-urutan khusus. g. Tekstur Tekstur merupakan unsur yang dapat menimbulkan kesan kasar atau halus yang dapat digunakan untuk penekanan unsur, misalnya unsur warna. h. Warna Warna digunakan untuk memberi kesan pemisahan, penekanan, untuk membangun keterpaduan, mempertinggi tingkat realisme objek, 29 menunjukkan persamaan dan perbedaan, dan menciptakan respon emosional tertentu. Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam menggunakan warna, yaitu 1 pemilihan warna khusus merah, biru, dan sebagainya, 2 nilai warna tingkat ketebalan dan ketipisan warna dibandingkan dengan unsur lainnya dalam visual, dan 3 intensitas atau kekuatan warna untuk memberikan dampak yang diinginkan. Untuk menunjang kemudahan dalam penggunaan media pembelajaran, diperlukan buku pedoman penggunaan media. Kriteria penilaian buku pedoman ini mengacu pada kriteri buku ajar. Sa’dun Akbar 2013: 39-40 menyatakan bahwa buku ajar yang baik memiliki beberapa kriteria, yaitu sebagai berikut. a. Akurat akurasi Keakuratan dapat dilihat dari aspek: 1 kecermatan penyajian, 2 benar memaparkan hasil penelitian, dan 3 tidak salah mengutip pendapat pakar. b. Sesuai relevansi Buku ajar yang baik memiliki kesesuaian antar kompetensi yang harus dikuasai dengan cakupan isi, kedalaman pembahasan, dan kompetensi pembaca. c. Komunikatif Isi buku mudah dicerna pembaca, sistematis, jelas, dan tidak mengandung kesalahan bahasa. d. Lengkap dan Sistematis Buku ajar yang baik menyebutkan kompetensi yang harus dikuasai 30 pembaca, memberikan manfaat pentingnya penguasaan kompetensi bagi kehidupan pembaca, dan menguraikan materi secara sistematis. e. Berorientasi pada Student Centered Pendidikan dengan kurikulum KTSP membutuhkan buku ajar yang dapat mendorong rasa ingin tahu siswa, terjadinya interaksi antar siswa dengan sumber belajar, merangsang siswa membangun pengetahuan sendiri, menyemangati siswa belajar secara berkelompok, dan menggiatkan siswa mengamalkan isi bacaan. f. Kaidah bahasa benar Buku ajar ditulis menggunakan ejaan, istilah, dan struktur kalimat yang tepat. g. Terbaca Keterbacaan tinggi mengandung panjang kalimat dan struktur kalimat, serta panjang alineanya sesuai dengan pemahaman pembaca. Secara keseluruhan, pembuatan model rangka manusia dapat dirangkum ke dalam prinsip segi materi dan segi media seperti pada tabel 2 dan 3 di bawaah ini. 31 Tabel. 2 Prinsip Pembuatan Media dari Segi Materi Model Rangka Manusia Buku Pedoman a. Materi yang dikemas dalam model rangka manusia disesuaikan kompetensi yang harus dikuasai siswa yaitu: 1 siswa dapat menunjukkan bagian- bagian rangka manusia 2 siswa dapat mengidentifikasi tulang penyusun rangka manusia dan, 3 siswa dapat mengelompokkan tulang berdasarkan bentuknya. b. Bentuk tulang yang dibuat harus mewakili bentuk aslinya, yaitu disesuaikan dengan materi yang ada prinsip akurasi. c. Materi yang dikemas dalam model rangka manusia disesuaikan dengan karakteristik siswa SD kelas tinggi yang sedang belajar sambil bermain dengan cara berkerja dan berkelompok d. Kompetensi yang harus dikuasai siswa dapat dicapai dengan menggunakan model rangka manusia. e. Model rangka manusia dapat digunakan untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak, yaitu aspek motorik, kognitif, dan afektif prinsip multiguna. f. Melalui aktivitas belajar sambil bermain dengan cara bekerja, model rangka manusia dapat melatih koordinasi mata dan tangan siswa aspek motorik untuk menyusun potongan tulang menjadi rangka manusia yang utuh. Melalui kegiatan kelompok menyusun potongan tulang, model rangka manusia dapat melatih kerjasama antarsiswa aspek afektif. Melalui serangkaian kegiatan menyusun rangka manusia dan mengidentifikasi tulang, model rangka manusia dapat menjangkau pengetahuan siswa mengenai rangka manusia aspek kognitif. a. Materi yang disajikan disesuaikan dengan model rangka manusia yang dikembangkan, yaitu materi yang sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. b. Sistematika penyajian materi pada buku pedoman penggunaan lengkap dan mengikuti alur alternatif kegiatan yang akan dilakukan siswa dengan menggunakan model rangka manusia alur pada indikator. c. Materi yang disajikan pada buku pedoman mudah dicerna oleh siswa prinsip komunikatif d. Materi yang disajikan petunjuk penggunaan dan permainan mendorong terjadinya interaksi siswa dengan model rangka manusia prinsip berorientasi pada student centered. e. Struktur kalimat yang digunakan tepat, sesuai dengan ejaan dan pemahaman siswa prinsip kaidah bahasa benar f. Buku pedoman yang disajikan dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran meng-gunakan model rangka manusia sesuai dengan fungsi dan sarana. 32 Tabel 3. Prinsip Pembuatan Model dari Segi Media Model Rangka Manusia Buku Pedoman a. Bentuk pada tampilan fisik mempengaruhi penilaian awal pada media prinsip bentuk. Bentuk kemasan dibuat menarik dengan cara membentuk kemasan dalam sesuai dengan bentuk tulang. Bentuk yang aneh mengikuti bentuk tulang dapat membangkitkan minat dan perhatian siswa. Bentuk rangka manusia yang telah utuh tersusun juga memberikan kesan menarik karena bentuknya yang berukuran sedang. b. Bentuk yang dipilih adalah bentuk tulang yang memberikan persepsi seimbang, meskipun tidak semua bentuk dan ukuran simetris prinsip keseimbangan. c. Warna pada potongan tulang disesuaikan dengan warna tulang aslinya, yaitu warna putih prinsip warna. Hal ini digunakan untuk memberikan penekanan bahwa warna tulang adalah putih tulang. d. Jumlah elemen yang ada pada model rangka manusia yang utuh tidak terlalu banyak, yaitu terdapat 17 potong gabungan tulang prinsip kesederhanaan. e. Bahan yang digunakan adalah kayu yang bersifat keras sehingga tepat digunakan untuk tulang prinsip ketepatan. f. Kayu merupakan bahan yang tidak mudah pecah walaupun sifanya yang keras prinsip ketahanan. g. Media berbahan kayu aman digunakan oleh siswa prinsip keamanan. Bahan penunjang lainnya adalah kawat dan paralon. Kawat yang digunakan telah dihaluskan dan dilapisi dengan selotip kertas dan selotip plastik sehingga tidak menimbulkan kesan tajam. h. Model rangka manusia mudah digunakan karena ukurannya yang kecil dan hanya menyusun potongan tulang menjadi rangka manusia yang utuh media mudah dan praktis digunakan. a. Komposisi warna yang sesuai pada buku pedoman akan menimbulkan kesan pemisahan, penekanan, menunjukkan persamaan dan perbedaan, dan menciptakan emosional tertentu prinsip warna. b. Huruf yang sederhana dan mudah dibaca oleh siswa akan menimbulkan kesan kesederhanaan pada jumlah elemen yang ada bada bacaan prinsip kesederhanaan. c. Elemen-elemen pada buku, seperti huruf, gambar, dan garis berkaitan dan menyatu sebagai suatu keseluruhan yang disajikan dalam suatu tata letak akan membantu pemahaman siswa. prinsip keterpaduan. d. Kertas yang digunakan untuk mencetak adalah kertas ivory dan kertas AP prinsip ketepatan. 33 Model Rangka Manusia Buku Pedoman i. Model rangka manusia dapat dioperasikan atau dimainkan oleh siswa dengan cara memasangkan setiap potong tulang. Contoh permainan konstruktif seperti ini menarik dan menantang untuk siswa media dapat dimainkan. j. Model rangka manusia dapat diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran secara berkelompok maupun individu.

C. Kajian Mengenai Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

Menurut Piaget dalam Rita Eka Izzaty 2008: 105 masa kanak-kanak akhir berada dalam tahap berpikir konkret usia 7-12 tahun, di mana konsep yang pada awal masa kanak-kanak merupakan konsep samar-samar dan kurang jelas, sekarang menjadi lebih konkret. Kemampuan berpikirnya ditandai dengan adanya aktivitas mental seperti mengingat, memahami, dan memecahkan masalah yang bersifat konkret. Anak SD juga memerlukan jembatan penghubung untuk memahami sesuatu yang abstrak menuju sesuatu yang konkret. Sementara itu, Angela dalam Suharjo 2006: 36 mengemukakan perkembangan dan belajar anak itu sebagai berikut. 1. Kemampuan berpikir anak itu berkembang secara sekuensial dari konkrit menuju abstrak. 2. Anak harus siap menuju ke tahap perkembangan berikutnya dan tidak boleh dipaksakan untuk bergerak menuju tahap perkembangan kognitif yang lebih tinggi. 3. Anak belajar melalui pengalaman-pengalaman langsung, khususnya melalui aktivitas bermain. 4. Anak memerlukan pengembangan kemampuan penggunaan bahasa yang dapat digunakan secara efektif di sekolah. 5. Perkembangan sosial anak bergerak dari egosentris menuju kepada kemampuan untuk beremati dengan yang lain. 6. Setiap anak sebagai seorang individu, masing-masing memiliki cara belajar yang unik. 34 Karakteristik anak usia sekolah dasar secara umum sebagaimana dikemukakan Basset, Jacka, dan Logan dalam Mulyani Sumantri dan Johar Permana 1998: 12-13 adalah sebagai berikut. 1. Mereka secara alamiah memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan tertarik akan dunia sekitar yang mengelilingi diri mereka sendiri. 2. Mereka senang bermain dan lebih suka bergembira. 3. Mereka suka mengatur dirinya untuk menangani berbagai hal, mengeksplorasi suatu situasi, dan mencobakan usaha-usaha baru. 4. Mereka biasanya tergetar perasaannya dan terdorong untuk berprestasi sebagaimana mereka tidak suka mengalami ketidakpuasan dan menolak kegagalan-kegagalan. 5. Mereka belajar secara efektif ketika mereka merasa puas dengan situasi yang terjadi. 6. Mereka belajar dengan cara bekerja, mengobservasi, berinisiatif, dan mengajar anak-anak lainnya. Sementara itu, Rita Eka Izzaty 2008: 116-117 menyebutkan bahwa siswa kelas 4 SD termasuk dalam anak masa kelas tinggi yang mempunyai ciri khas sebagai berikut. 1. Perhatian tertuju kepada kehidupan praktis sehari-hari 2. Ingin tahu, ingin belajar dan realistik 3. Timbul minak kepada pelajaran-pelajaran khusus 4. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajaranya di sekolah 5. Anak-anak suka membentuk kelompok sebaya atau peergroup untuk bermain bersama, mereka membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya. Kegiatan bermain sangat penting bagi perkembangan fisik, psikis, dan sosial anak. Dengan bermain anak berinteraksi dengan teman main yang banyak memberikan pengalaman berharga. Permainan yang disukai cenderung kegiatan bermain yang dilakukan secara berkelompok. Permainan konstruktif yaitu membangun atau membentuk sesuatu adalah bentuk permainan yang juga disukai anak. Rita Eka Izzaty, 2008: 114 35 Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa model rangka manusia cocok digunakan oleh anak usia SD kelas 4 yang memiliki karakteristik sebagai berikut. 1. Kemampuan berpikirnya ditandai dengan adanya aktivitas mental seperti mengingat dan memecahkan masalah yang bersifat konkret. 2. Anak belajar melalui pengalaman-pengalaman langsung, khususnya melalui aktivitas bermain. 3. Mereka belajar dengan cara bekerja. 4. Permainan yang disukai adalah permainan konstruktif yaitu membangun atau membentuk sesuatu.

D. Penelitian yang Relevan