Teknik Analisis Data Deskripsi Hasil Pengembangan Produk

50 Tabel 7. Kisi-kisi Lembar Evaluasi untuk Siswa Kelas IV No Aspek Indikator Nomor Butir Jumlah Butir 1 Materi a. Kemudahan materi b. Kemenarikan materi c. Kebermanfaatan materi d. Motivasi belajar e. Kebermanfaatan media 1 2 3 10 11 1 1 1 1 1 2 Media a. Bentuk dan ukuran menarik b. Warna menarik c. Kemasan menarik d. Kejelasan petunjuk penggunaan media e. Kemudahan pemakaian media 4, 5 6 7 8 9 2 1 1 1 1

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data penelitian merupakan langkah penting dalam melakukan penelitian karena hasil penelitian akan terlihat. Perolehan data yang dihimpun dari angket hasil validasi ahli dan uji coba lapangan dianalisis dengan teknik deskripsi kuantitatif. Langkah analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut. 1. Menghitung skor total rata-rata setiap komponen menggunakan rumus: Keterangan: = skor rata-rata = jumlah skor = jumlah penilai 2. Menghitung rata-rata skor total dari tiap komponen. 3. Mengubah skor rata-rata menjadi bentuk kualitatif. Pengubahan skor menjadi skala lima mengacu pada pengkategorisasian menurut Eko P. Widoyoko 2009: 238 berikut. 51 Tabel 8. Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala 1-4 No Rentang Skor Rerata Skor Kategori 1 X Xi + 1,8 Sbi 3,4 Sangat baik 2 Xi + 0,6 Sbi X ≤ Xi + 1,8 Sbi 2,8 – 3,4 Baik 3 Xi – 0,6 Sbi X ≤ Xi + 0,6 SBi 2,2 – 2,8 Cukup 4 Xi – 1,8 Sbi X ≤ Xi – 0,6 SBi 1,6 – 2,2 Kurang 5 X ≤ Xi – 1,8 SBi ≤ 1,6 Sangat kurang Keterangan: X = skor aktual skor yang dicapai Xi = rerata skor ideal = 1 2 skor tertinggi ideal + skor terendah ideal SBi = simpangan baku skor ideal = 1 6 skor tertinggi ideal – skor terendah ideal Berdasarka tabel 6 di atas, maka produk pengembangan puzzle 3D rangka manusia dapat dinyatakan sebagai berikut. Skala 1-4 1. Sangat baik A apabila rata-rata skor yang diperoleh antara 3,4 sampai dengan 4,0. 2. Baik B apabila rata-rata skor yang diperoleh antara 2,8 sampai dengan 3,4. 3. Cukup C apabila rata-rata skor yang diperoleh antara 2,2 sampai dengan 2,8. 4. Kurang D apabila rata-rata skor yang diperoleh antara 1,6 sampai dengan 2,2. 5. Sangat kurang E apabila rata-rata skor yangdiperoleh antara 1 sampai dengan 1,6. Media yang dikembangkan dikatakan layak apabila mendapatkan penilaian dari ahli materi, ahli media, guru, dan s iswa minimal “baik”. 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Model Rangka Manusia kelas IV dikembangkan berdasarkan model Borg dan Gall. Penelitian dan pengembangan model rangka manusia pada pembelajaran IPA kelas IV SD ini dilakukan dalam sembilan langkah sebagai berikut.

1. Penelitian dan Pengumpulan Informasi

Tahap pengumpulan informasi dilakukan melalui studi pendahuluan dan studi pustaka. Studi pendahuluan dilakukan dengan melakukan observasi dan wawancara terhadap proses pembelajaran IPA di SD Bakulan, Patalan, Jetis, Bantul. Kegiatan ini dilakukan pada bulan Januari 2015. Berdasarkan kegiatan observasi diperoleh data awal sebagai berikut. a. Media KIT IPA kurang dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. b. Tidak adanya media rangka manusia. c. Pembelajaran IPA materi rangka manusia hanya bersumber pada LKS dan media gambar rangka manusia yang sudah tertempel di tembok kelas. d. Siswa lebih senang belajar dengan bekerja. e. Belum dikembangkannya media rangka manusia yang lebih praktis dan menarik. Beberapa hal tersebut menyebabkan siswa kurang termotivasi untuk belajar. Selain melakukan studi pendahuluan, peneliti juga melakukan studi pustaka terhadap penggunaan media pembelajaran di daerah lain. Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai pembelajara IPA, 53 karakteristik siswa SD kelas IV, media pembelajaaran, dan media tiga dimensi berupa model rangka manusia. Studi pustaka juga dilakukan dengan mencari informasi mengenai penggunaan media pembelajaran di daerah-daerah lain melalui jurnal. Media pembelajaran dan KIT IPA hendaknya digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran untuk membantu siswa dalam memahami suatu konsep saat belajar. Media pembelajaran akan lebih baik apabila media tersebut dapat dioperasikan sendiri oleh siswa sehingga siswa akan memperoleh sendiri pengalaman belajar sebagai proses belajar yang mampu meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Berdasarkan informasi yang didapatkan dari studi pendahuluan dan studi pustaka, dapat disimpulkan bahwa perlu dikembangkannya media rangka manusia yang berbeda dengan media rangka manusia yang ada di sekolah-sekolah untuk mengatasi kekurangan dan keterbatasan media yang ada. Selain itu, media pembelajaran dapat menyampaikan pesan secara efisien dengan penyajian menarik dan adanya aktivitas yang dilakukan sendiri oleh siswa sehingga memudahkan siswa untuk memahami materi rangka manusia. Oleh karena itu, model rangka manusia dapat menjadi salah satu alternatif media dalam pembelajaran IPA pokok bahasan rangka manusia kelas IV sekolah dasar.

2. Perencanaan

Perencanaan pengembangan produk dilakukan dengan langkah-langkah perumusan tujuan pembelajaran dengan menggunakan media model rangka manusia pada pembelajaran IPA pokok bahasan rangka manusia, menentukan peralatan yang dibutuhkan untuk mengembangkan media, dan kemampuan 54 peneliti untuk melakukan penelitian pengembangan. Masing-masing langkah dijabarkan sebagai berikut. a. Tujuan pembelajaran dengan model rangka manusia pada pembelajaran IPA pokok bahasan rangka manusia adalah untuk membantu siswa mengidentifikasi dan mengelompokkan tulang dengan melakukan aktivitas bermain menyusun potongan tulang. b. Model rangka manusia ini berbentuk potongan tulang yang disajikan secara tiga dimensi agar dapat dilihat dari berbagai sisi seperti pada alat peraga rangka manusia pada umumnya. Potongan-potongan tulang ini dapat dirangkai menjadi rangka yang utuh sehingga siswa dapat mengetahui letak tulang-tulang dengan cara mengidentifikasi tulang-tulang tersebut. model rangka manusia ini dikemas dalam sebuah box yang di dalamnya juga terdapat dua buku pedoman penggunaan media. c. Peralatan dan bahan yang harus disiapkan untuk mengembangkan media ini antara lain sebagai berikut. 1 Gambar rangka manusia, digunakan sebagai pedoman awal untuk membuat desain bentuk tulang. Gambar rangka manusia ini dicetak pada kertas dengan ukuran gambar sesuai dengan ukuran rangka manusia yang akan dibuat. Menonton video tentang rangka manusia juga membantu untuk menginterpretasikan contoh dari bentuk 2D menjadi 3D. 2 Kayu, kawat, kabel, dan sedotan, sebagai bahan dasar untuk membuat potongan-potongan tulang. 3 Tatah, gergaji, bor, tang, pisau, dan bendho, digunakan sebagai alat yang 55 digunakan untuk membuat bentuk potongan-potongan tulang. 4 Amplas, plamur, pylox, dan cat kayu digunakan untuk menghaluskan dan melapisi permukaan potongan tulang. 5 Lem G, digunakan untuk memperkuat rekatan kawat yang tertanam pada potongan kayu berbentuk tulang. 6 Paralon dan tiang penyangga X-banner, digunakan sebagai bahan untuk membuat tiang penggantung tulang. 7 Kertas karton, kain flanel, spon, gambar, dan lem fox digunakan sebagai bahan untuk membuat kemasan box. 8 Gunting, cutter, dan penggaris, digunakan untuk membuat kemasan. 9 CorelDRAW X7, digunakan untuk membuat desain materi pada buku pedoman penggunaan model rangka manusia. 10 Kertas Ivory 260 gram, digunakan untuk mencetak cover buku pedoman penggunaan model rangka manusia. 11 Kertas ArtPaper 120 gram, digunakan untuk mencetak isi buku pedoman penggunaan model rangka manusia. d. Dalam pengembangan model rangka manusia ini kegiatan yang dilakukan oleh peneliti antara lain sebagai berikut. 1 Mendesain bentuk tulang-tulang. 2 Membuat bentuk tulang-tulang dengan alat dan bahan yang sudah tersedia menjadi potongan-potongan tulang yang dapat dirangkai menjadi rangka manusia yang utuh. 3 Mempersiapkan materi rangka manusia untuk kelas 4 SD. 56 4 Mendesain buku pedoman penggunaan model rangka manusia. 5 Menyusun materi dan gambar menjadi sebuah buku “Pedoman Penggunaan Model Rangka Manusia ”. 6 Melakukan validasi dengan ahli materi dan ahli media. 7 Melakukan uji coba kegiatan bermain menyusun potongan tulang menjadi rangka manusia dengan mengikuti pedoman yang ada pada buku “Pedoman Penggunaan Model Rangka Manusia”.

3. Pengembangan Produk

a. Melakukan pengembangan produk Pengembangan model rangka manusia ini melalui beberapa tahap pembuatan produk, yaitu sebagai berikut. 1 Persiapan bahan-bahan dan peralatan Bahan-bahan dan peralatan yang telah direncanakan kemudian dipersiapkan agar tidak menghambat proses pembuatan produk model rangka manusia. 2 Pembentukan potongan kayu menjadi potongan tulang Langkah awal dalam pembuatan model rangka manusia adalah membentuk potongan kayu menjadi potongan yang berbentuk tulang. Langkah ini dilakukan dengan cara menginterpretasikan contoh gambar dari bentuk 2D menjadi 3D. 3 Pengamplasan potongan tulang Setelah potongan tulang telah selesai dibuat, langkah selanjutnya yaitu pengamplasan. Tujuan dari langkah ini adalah membuat potongan tulang 57 yang berbahan kayu tersebut menjadi lebih halus dan rapi. 4 Perangkaian potongan tulang Potongan-potongan berbentuk tulang yang telah rapi kemudian diberi pengait dengan cara menancapkan kawat ke dalam kayu. Pengait tersebut dibuat sebagai tempat untuk saling mengaitkan potongan tulang yang akan dirangkai menjadi rangka manusia. Agar kawat tersebut tertanam kuat pada kayu, maka dilakukan pengeleman pada ujung kawat yang tertanam. 5 Pengecatan potongan tulang Potongan tulang yang telah halus dan sudah terdapat pengait pada potongannya kemudian dilapisi dengan plamur kayu agar plamur tersebut mengisi bagian kayu yang masih berongga. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi bagian kayu yang tidak terjangkau saat proses pengamplasan, contohnya bagian wajah rangka tengkorak. Langkah selanjutnya adalah pengamplasan ulang dan menyemprot potongan tulang dengan pylox. Pemilihan pewarnaan dengan menggunakan pylox dilakukan agar permukaan potongan tulang menjadi lebih halus. Potongan kayu yang sudah disemprot dengan pylox kemudian dikeringkan. Setelah potongan tulang tersebut kering, dilakukan pengecatan ulang dengan menggunakan cat kayu sehingga hasil akhir potongan tulang tersebut aman digunakan oleh anak. 6 Pembuatan tiang penggantung model rangka manusia Tahap terakhir pembuatan model rangka manusia adalah membuat tiang penggantung untuk merangkai model rangka manusia. Tiang 58 penggantung ini dibuat dengan cara melekatkan ujung bawah tiang X-banner dengan pipa paralon dengan lem G. 7 Mendesain buku pedoman Agar lebih mudah dalam menggunakan model rangka manusia, maka media tersebut harus disertai dengan buku pedoman. Buku pedoman dibuat menjadi dua versi. Versi pertama adalah buku pedoman secara umum dan versi kedua adalah buku pedoman bagi siswa. Buku pedoman secara umum berisi: 1 pengenalan bagian model rangka manusia, 2 materi tulang penyusun rangka dan jenis tulang berdasarkan bentuknya, 3 petunjuk permainan menyusun potongan tulang menjadi rangka manusia, dan 4 petunjuk perawatan media. Sementara itu, buku pedoman pedoman bagi siswa berisi: 1 pengenalan bagian model rangka manusia dan 2 petunjuk permainan menyusun potongan tulang menjadi rangka manusia. Buku pedoman penggunaan model rangka manusia didesain menggunakan software CorelDRAW X7. Desain buku pedoman disesuaikan dengan sasaran pengguna. Untuk buku pedoman bagi siswa, background halaman buku menggunakan gambar kartun tulang, sedangkan untuk buku pedoman bagi guru dengan tampilan background warna saja. Buku pedoman juga dilengkapi dengan gambar model rangka manusia yang telah dikembangkan. 8 Mencetak buku pedoman Desain buku yang telah selain dibuat menggunakan software CorelDRAW X7 kemudian dicetak pada kertas ivory 230 gram untuk sampul 59 buku dan kertas AP 120 gram untuk halaman isi buku. 9 Finishing Produk model rangka manusia yang terdiri dari potongan rangka manusia dan buku pedoman dikemas dalam kotak berukuran 50x40x10 cm 3 . Kemasan dibuat menarik dengan menampilkan identitas media, yaitu “Model Rangka Manusia” dan gambar rangka manusia. Dengan serangkaian tahap pembuatan model rangka manusia yang telah dilakukan, maka model rangka manusia telah siap divalidasi oleh para ahli. b. Melakukan validasi produk media Media yang sudah selesai dibuat kemudian dilakukan validasi baik dari segi materi maupun dari segi media oleh para ahli yang bersangkutan. Validasi dilakukan agar media yang dikembangkan memiliki kelayakan awal untuk digunakan dalam kegiatan uji coba di lapangan. Selain memberikan penilaian, validator juga memberikan kritik dan saran sebagai masukan dan juga perbaikan dari media yang dikembangkan. Data dari kegiatan validasi adalah sebagai berikut. 1 Data hasil validasi ahli materi Ahli materi dalam pengembangan media ini adalah Dr. Pratiwi Pujiastuti dengan jabatan dosen IPA dari prodi PGSD, FIP, UNY. Aspek yang divalidasi antara lain aspek relevansi, sajian, dan manfaat. Hasil dari validasi materi tersebut dijelaskan sebagai berikut. a Validasi tahap pertama Validasi tahap pertama dilakukan pada tanggal 22 September 2015. 60 Validasi materi tahap pertama memperoleh data yang terdapat pada tabel 7 sebagai berikut. Tabel 9. Hasil Penilaian Ahli Materi Tahap Pertama No. Aspek ∑ Butir ∑ Nilai Rata-rata Kriteria 1. Relevansi 4 13 3,25 Baik 2. Sajian 6 18 3,00 Baik 3. Manfaat 4 14 3,50 Sangat Baik Jumlah 14 45 3,21 Baik Rata-rata keseluruhan Dari hasil data pada tabel di atas, maka hasil validasi tahap pertama masuk dalam kategori “Baik” dengan rata-rata penilaian terhadap materi yaitu 3,21. Hasil penilaian tersebut merupakan hasil akumulasi dari penilaian model rangka manusia dengan skor 3,33 kategori “Baik” dan penilaian buku pedoman dengan skor 3,21 kategori “Baik”. Ada beberapa hal yang perlu diperbaiki yaitu sebagai berikut 1 Bentuk tulang belakang disesuaikan dengan bentuk aslinya. Bentuk tulang akan mempengaruhi penyampaian pesan oleh media. Oleh karena itu semua bentuk tulang dibuat mirip sedemikian rupa dengan aslinya. Tulang belakang semula berbentuk lurus, setelah direvisi bentuk tulang belakang menjadi melekuk. Gambar 6. Perubahan Bentuk Tulang Belakang 61 2 Ruas tulang belakang lebih diperjelas. Gambar 7. Perubahan Bentuk Ruas Tulang Belakang Ruas tulang belakang belum terlihat jelas sehingga bagian ruas tulang belakangnya dibuat bertekstur ruas. 3 Struktur tulang tengkorak lebih diperjelas. Rangka kepala tengkorak tersusun dari beberapa tulang. Agar pesan yang disampaikan media sampai pada pengguna, struktur rangka kepala lebih diperjelas dengan membuat garis-garis pada tulang. Gambar 8. Perubahan Bentuk Struktur Rangka Tengkorak 62 4 Petunjuk penggunaan media oleh siswa lebih diperinci Petunjuk penggunaan media oleh siswa belum rinci. Pada gambar 9 berikut ini menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan banyaknya halaman pada petunjuk permainan menyusun rangka manusia. Gambar 9. Perubahan Petunjuk Permainan Sebelum revisi, petunjuk penggunaan media adalah sebagai berikut. a. Perhatikan setiap potongan-potongan tulang Terdapat pengait atau lubang yang akan digunakan untuk menyatukan setiap potongan tulang. b. Ambil tiang yang akan dijadikan sebagai penggantung model rangka manusia, posisikan tiang tersebut berdiri tegak. lihat gambar pada buku pedoman c. Mulailah dengan memasang potongan gabungan tulang belakang 33 ruas, tulang dada, dan tulang ekor. d. Susunlah potongan tulang menjadi rangka manusia dengan cepat dan tepat. Catatan: Untuk tulang rusuk tulang yang berbentuk seperti kawat panjang, masukkan setiap ujung tulang rusuk pada lubang yang terdapat pada tulang belakang dengan cara membengkokkan tulang rusuk tersebut. Setelah selesai menyusun rangka manusia, presentasikan model rangka manusiamu dengan:  Menunjukkan bagian-bagian rangka manusia dengan benar.  Mengidentifikasi tulang penyusun rangka manusia dengan baik.  Mengelompokkan tulang berdasarkan jenisnya dengan benar. 63 Setelah revisi, petunjuk permainan menyusun rangka manusia menjadi berikut ini. 1. Buka kemasan model rangka manusia dan keluarkan semua potong tulang dari dalam kemasan dengan hati-hati. 2. Buatlah kelompok dengan masing-masing kelompok berjumlah 5-6 orang. Setiap kelompok akan mendapatkan giliran untuk menyusun rangka manusia. 3. Perhatikan setiap potongan-potongan tulang Pada beberapa potong tulang terdapat nomor kode, kunci pengait, dan lubang yang akan digunakan untuk menyatukan setiap potongan tulang. lihat gambar pada buku pedoman 4. Ambil tiang yang akan dijadikan sebagai penggantung model rangka manusia, posisikan tiang tersebut berdiri tegak. lihat gambar pada buku pedoman 5. Pasangkan terlebih dahulu salah satu gabungan rangka badan pada tiang. lihat gambar pada buku pedoman 6. Susunlah potongan-potongan tulang menjadi rangka manusia dengan cepat dan tepat 7. Kelompok yang dapat menyusun rangka manusia dalam waktu yang paling sedikit akan menjadi pemenang. 8. Setelah selesai menyusun rangka manusia, cobalah untuk menyebutkan nama-nama dan jenis tulang sesuai dengan nomor yang tertempel pada tulang. 9. Gunakan juga buku “Pedoman Penggunaan Model Rangka Manusia” untuk mempelajari materi rangka manusia tersebut. Petunjuk permainan menyusun rangka manusia secara mandiri tanpa panduan dari guru: 1. Buka kemasan model rangka manusia dan keluarkan semua potong tulang dari dalam kemasan dengan hati-hati. 2. Perhatikan setiap potongan-potongan tulang Pada beberapa potong tulang terdapat nomor kode, kunci pengait, dan lubang yang akan digunakan untuk menyatukan setiap potongan tulang. lihat gambar pada buku pedoman 3. Ambil tiang yang akan dijadikan sebagai penggantung model rangka manusia, posisikan kayu tersebut berdiri tegak. lihat gambar pada buku pedoman 4. Pasangkan terlebih dahulu salah satu gabungan rangka badan lihat gambar pada buku pedoman pada tiang. 5. Susunlah potongan-potongan tulang menjadi rangka manusia dengan cepat dan tepat 6. Setelah selesai menyusun rangka manusia, cobalah untuk menyebutkan nama-nama tulang sesuai dengan nomor yang tertempel pada tulang. 64 7. Gunakan buku “Pedoman Penggunaan Model Rangka Manusia” untuk mencocokkan jawaban nama tulang yang telah kamu sebutkan. 8. Pelajari lebih lanjut tentang tulang penyusun rangka manusia dan jenis tulang berdasarkan bentuknya. b Validasi tahap kedua Model rangka manusia telah direvisi sesuai saran kemudian dilakukan validasi tahap kedua yaitu pada tanggal 28 September 2015. Ada beberapa hal yang sudah diperbaiki kembali sebelum dilakukan validasi tahap kedua, yaitu sebagai berikut. 1 Tulang rusuk dijadikan lebih pipih. Tulang rusuk sebelum direvisi masih berbentuk bulat. Oleh karena itu dilakukan perubahan dengan membuat tulang rusuk menjadi lebih pipih dengan menyelubungi tulang yang terbuat dari kabel tadi dengan sedotan yang sudah dipipihkan. Tujuan perubahan tersebut terkait dengan macam-macam tulang berdasarkan bentuknya, yaitu tulang rusuk termasuk dalam tulang yang berbentuk pipih. Gambar 10. Perubahan Bentuk Tulang Rusuk 65 2 Pergelangan tangan dan pergelangan kaki lebih diperjelas, serta ditambahkan tulang tempurung lutut. Penambahan tulang pergelangan tangan dan pergelangan kaki dilakukan untuk menambah kelengkapan tulang. Tulang tempurung lutut juga ditambahkan untuk memudahkan siswa menyusun tulang, yaitu agar tulang dapat dibedakan dari sisi depan dan belakang. Gambar 11. Perubahan tulang pergelangan tangan dan kaki 3 Perbedaan tulang ibu jari dengan tulang lainnya lebih diperjelas. Perbaikan pada tulang ibu jari kaki dilakukan untuk membedakan posisi tulang harus dipasangkan di kanan atau di kiri, yaitu dengan membuat ukuran tulang ibu jari kaki menjadi lebih besar Gambar 12. Perubahan bentuk tulang ibu jari kaki 66 4 Tanda penunjuk bagian tulang lebih diperjelas. Tanda untuk penunjuk bagian tulang lebih diperjelas agar pesan yang akan disampaikan dengan tanda penunjuk tersebut sampai pada pengguna. Oleh karena itu, dilakukan perbaikan seperti pada gambar 14 berikut ini. Gambar 13. Tanda Penunjuk Bagian Tulang Sebelum Revisi Gambar 14. Tanda Penunjuk Bagian Tulang Setelah Revisi 5 Gunakan gambar media saja sebagai materi pembelajaran pada buku pedoman penggunaan media. 67 Gambar 15. Isi Dengan Dua Gambar Sumber Sebelum Revisi Gambar 15 menunjukkan tampilan isi buku pedoman yang masih menyertakan gambar dari sumber lain. Hal tersebut dapat membuat bingung pembaca karena terdapat dua gambar sumber acuan. Oleh karena itu dilakukan revisi seperti pada gambar 16 berikut ini. Gambar 16. Isi Dengan Gambar Sumber Media Setelah Revisi 68 Setelah dilakukan revisi kembali, validasi materi tahap kedua memperoleh data yang terdapat pada tabel 10 sebagai berikut. Tabel 10. Hasil Penilaian Ahli Materi Tahap Kedua No. Aspek ∑ Butir ∑ Nilai Rata-rata Kriteria 1. Relevansi 4 15 3,75 Sangat Baik 2. Sajian 6 22 3,67 Sangat Baik 3. Manfaat 4 13 3,25 Baik Jumlah 14 50 3,57 Sangat Baik Rata-rata keseluruhan Berdasarkan data tabel 10, maka hasil validasi tahap kedua ini masuk dalam kategori “Sangat Baik” dengan rata-rata penilaian terhadap materi yaitu 3,57. Hasil penilaian tersebut merupakan hasil akumulasi dari penilaian model rangka manusia dengan skor 3,62 kategori “Ssangat Baik” dan penilaian buku pedoman dengan skor 3,50 kategori “Sangat Bai k”. Setelah dilakukan validasi tahap I dan II maka model rangka manusia ini layak untuk diujicobakan. Namun, Ibu Dr. Pratiwi Pujiastuti menyarankan agar tulang penyusun rangka diberi nomor untuk membantu pengguna dalam identifikasi tulang. Gambar 17. Penambahan Nomor Pada Tulang Sesudah Revisi 69 2 Data hasil validasi ahli media Ahli media dalam pengembangan media ini adalah Deni Hardianto, M.Pd. dengan jabatan dosen jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, FIP, UNY. Aspek yang divalidasi antara lain aspek tampilan, bahan, dan pemakaian. Hasil dari validasi media tersebut dijelaskan sebagai berikut. a Validasi tahap pertama Validasi tahap pertama dilakukan pada tanggal 22 September 2015. Validasi media tahap pertama memperoleh data yang terdapat pada tabel 9 sebagai berikut. Tabel 11. Hasil Penilaian Ahli Media Tahap Pertama No. Aspek ∑ Butir ∑ Nilai Rata-rata Kriteria 1. Tampilan 10 22 2,20 Cukup 2. Bahan 4 11 2,75 Cukup 3. Manfaat 5 15 3,00 Baik Jumlah 19 48 2,53 Cukup Rata-rata keseluruhan Dari hasil data pada tabel di atas, maka hasil validasi tahap pertama masuk dalam kategori “Cukup” dengan rata-rata penilaian terhadap media yaitu 2,53. Hasil penilaian tersebut merupakan hasil akumulasi dari penilaian model rangka manusia dengan skor 2,58 kategori “Baik” dan penilaian buku pedoman dengan skor 2,50 kategori “Cukup”. Ada beberapa hal yang perlu diperbaiki yaitu sebagai berikut. 1 Mengubah warna tulang menjadi putih. Gambar 18 menunjukkan bahwa warna tulang sebelum direvisi adalah warna kayu. Warna coklat kayu tersebut dapat mengubah pengetahuan 70 awal siswa yang mengetahui bahwa warna tulang adalah putih. Oleh karena itu, dilakukan perbaikan dengan mengubah warna tulang menjadi putih. Gambar 18. Perubahan Warna Tulang 2 Menghaluskan permukaan tulang Gambar 19. Perubahan Tampilan Permukaan Tulang Salah satu syarat media adalah adanya nilai estetika dalam media tersebut. Kerapian termasuk ke dalam nilai estetika yang akan mempengaruhi media tersebut menjadi enak dipandang atau tidak. Gambar 19 menunjukkan bahwa telah dilakukan penghalusan pada setiap permukaan tulang sehingga tulang tersebut menjadi rapi. 71 3 Memastikan kawat yang digunakan aman Model rangka manusia ini dirangkai dengan memasangkan kawat yang satu dengan kawat yang lainnya. Sebelum revisi, kawat tersebut masih terasa tajam dan tidak aman apabila kawat tersebut tergores pada kulit pengguna. Oleh karena itu, kawat dihaluskan agar tidak tajam dan dilapisi dengan lapisan yang lebih halus. Letak kawat juga sedikit disembunyikan ke dalam tulang. Gambar 20. Perubahan Peletakan Kawat Pada Tulang 4 Kemasan dipercantik dan diberi identitas media Kemasan dibuat untuk mengemas media dan digunakan sebagai identitas media. Perbaikan kemasan dilakukan juga agar memberikan kesan yang menarik bagi pengguna. Gambar 21. Perubahan Tampilan Kemasan Model Rangka Manusia 72 5 Mengubah gambar tulang pada buku pedoman sesuai dengan gambar media Gambar 22. Tampilan Warna Tulang Pada Buku Sebelum Revisi Gambar 23. Tampilan Warna Tulang Pada Buku Setelah Revisi Sebelum revisi, gambar-gambar media pada buku pedoman masih menggunakan gambar lama yang berlum direvisi. Setelah direvisi, gambar diganti dengan gambar yang sesuai dengan media yang ada. 73 6 Penomoran pada tulang dibuat kecil Sebelum revisi, potongan tulang tidak ditempeli dengan nomor. Setelah direvisi, potongan diberi tempelan nomor untuk membantu proses pembelajaran, yaitu saat melakukan kegiatan identifikasi tulang. Gambar 24. Penomoran Tulang Setelah Revisi b Validasi tahap kedua Model Rangka Manusia telah direvisi sesuai saran kemudian dilakukan validasi tahap kedua yaitu pada tanggal 26 Oktober 2015. Ada beberapa hal yang sudah diperbaiki kembali sebelum dilakukan validasi tahap kedua, yaitu sebagai berikut. 1 Warna dasar pada tulisan dan garis tepi putus-putus diganti Garis putus-putus pada buku sebelum direvisi menyebabkan pengguna kurang nyaman dalam membaca. Background hitam juga memberikan kesan yang tidak ceria secara psikologis. 74 Gambar 25. Perubahan Background dan Garis Pada Buku 2 Aksesoris gambar disesuaikan dengan tema media Gambar 26. Perubahan Aksesoris dan Gambar Pada Buku Aksesoris gambar yang digunakan sebelum direvisi tidak ada kaitannya deangan tema media, yaitu rangka manusia. Oleh karena itu, ada beberapa aksesoris gambar yang tidak sesuai dihilangkan dan diganti dengan gambar yang sesuai tema. Setelah dilakukan revisi kembali, validasi media tahap kedua memperoleh data yang terdapat pada tabel 12 sebagai berikut. 75 Tabel 12. Hasil Penilaian Ahli Media Tahap Kedua No. Aspek ∑ Butir ∑ Nilai Rata-rata Kriteria 1. Tampilan 10 35 3,50 Sangat Baik 2. Bahan 4 13 3,25 Baik 3. Manfaat 5 19 3,80 Sangat Baik Jumlah 19 67 3,53 Sangat Baik Rata-rata keseluruhan Berdasarkan data tabel 12, maka hasil validasi tahap kedua ini masuk dalam kategori “Sangat Baik” dengan rata-rata penilaian terhadap media yaitu 3,53. Hasil penilaian tersebut merupakan hasil akumulasi dari penilaian model rangka manusia dengan skor 3,60 kategori “Sangat Baik” dan penilaian buku pedoman dengan skor 3,33 kategori “Baik”. Setelah dilakukan validasi tahap I dan II maka media model rangka manusia ini layak untuk diujicobakan. Namun, Bapak Deni Hardianto, M.Pd. menyarankan agar menggunakan kombinasi warna pada kemasan. Kombinasi warna menggunakan tidak lebih dari tiga warna agar memberikan kesan ceria. Warna cerah memberikan kesan ceria secara psikologis. Gambar 27. Perubahan Warna dan Gambar Pada Kemasan 76

4. Uji Coba Lapangan Awal

Uji coba lapangan awal terhadap model rangka manusia pokok bahasan rangka manusia dilakukan setelah mendapatkan hasil validasi yang baik oleh ahli materi dan ahli media. Uji coba awal dilakukan pada Selasa, 24 November 2015 dengan melibatkan 3 siswa kelas IV SD Bakulan, Bakulan, Patalan, Jetis, Bantul. Siswa yang terpilih sebagai subjek adalah siswa yang mendapat rekomendasi dari guru kelas dengan pertimbangan kemampuan akademik masing-masing siswa. Tiga orang siswa belajar menggunakan model rangka manusia di perpustakaan. Sebelumnya tiga orang siswa tersebut diberi arahan cara bermain dan menggunakan media oleh peneliti dengan cara membaca buku “Pedoman Penggunaan Model Rangka Manusia ”. Tiga orang siswa tersebut bermain menyusun rangka manusia dengan cara berlomba untuk menyusun tiap-tiap potongan tulang menjadi rangka yang utuh dan melakukan identifikasi tulang secara lisan dengan menggunakan model rangka manusia tersebut. Gambar 28. Kegiatan Bermain Menyusun Rangka Manusia 77 Gambar 29. Kegiatan Mengidentifikasi Tulang Setelah pembelajaran dengan model rangka manusia pokok bahasan rangka manusia selesai, siswa mengisi lembar angket. Instrumen angket menggunakan skala penilaian sebagai berikut: Sangat setuju = 4, Setuju = 3, Tidak setuju = 2, dan Sangat tidak setuju = 1. Data yang diperoleh dari angket kemudian dihitung dari data kuantitatif skala 4 dikonversi menjadi data kualitatif dengan panduan seperti pada tabel 13. Hasil uji coba lapangan awal dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 13. Hasil Uji Coba Lapangan Awal No. Aspek Penilaian ∑ Butir ∑ Nilai Rata-rata Kriteria 1. Materi 5 58 3,87 Sangat Baik 2. Media 6 60 3,33 Baik Total 11 118 3,60 Sangat Baik Berdasarkan hasil uji coba lapangan awal,dapat diketahui bahwa penilaian model rangka manusia pokok bahasan rangka manusia ini termasuk dalam kategori “Sangat Baik” dengan nilai rata-rata 3,60. Selain melakukan ujicoba terhadap siswa, dilakukan juga penilaian oleh guru kelas, yaitu Ibu Siti Istiqomatul C., S.Pd. Guru mengisi angket penilaian dan diperoleh hasil penilaian pada tabel 14 berikut ini. 78 Tabel 14. Hasil Penilaian Oleh Guru Kelas No. Aspek ∑ Butir ∑ Nilai Rata-rata Kriteria 1. Tampilan 8 29 3,63 Sangat Baik 2. Materi 8 29 3,63 Sangat Baik 3. Pembelajaran 8 27 3,38 Baik Jumlah 24 85 3,54 Sangat Baik Rata-rata keseluruhan Berdasarkan data tabel 14, maka guru memberikan penilaian bahwa model rangka manusia termasuk dalam kategori “Sangat Baik” dengan rata-rata penilaian yaitu 3,54.

5. Revisi Produk

Berdasarkan uji coba lapangan awal didapatkan data bahwa penilaian siswa terhadap model rangka manusia sudah menunjukkan kategori “Sangat Baik”, namun ada salah satu siswa yang memberikan komentar bahwa kalimat pada poin nomor 5 pada bab “Petunjuk Permainan Menyusun Rangka Manusia” dalam buku pedoman terlalu panjang. Kalimat pada poin 5 tersebut adalah sebagai berikut. “5. Permainan sudah dimulai ketika guru meminta masing-masing kelompok mewakilkan satu anggotanya untuk berlomba mengambil potongan-potongan tulang yang akan disusunnya sesuai dengan undian yang didapat.” Kalimat tersebut memang terlalu panjang untuk karakteristik siswa SD sehingga siswa bingung dengan maksud poin nomor 5 tersebut. Oleh karena itu, peneliti melakukan revisi pada kalimat poin nomor 5 tersebut menjadi berikut ini. “5. Masing-masing kelompok mewakilkan satu anggotanya untuk berlomba mengambil potongan-potongan sesuai dengan undian yang didapat. Saat itu juga permainan sudah dimulai ” 79

6. Uji Coba Lapangan Utama

Uji coba lapangan utama dilakukan pada tanggal 26 November 2015. Kegiatan ini melibatkan 9 siswa. Siswa diberi arahan tentang rencana kegiatan yang akan dilakukan dengan menggunakan model rangka manusia. Siswa membuat 3 kelompok dengan masing-masing kelompok berjumlah 3 orang. Kegiatan yang dilakukan masih sama dengan kegiatan yang dilakukan pada uji coba lapangan awal. Tiga kelompok dengan masing-masing kelompok berjumlah 3 orang belajar menggunaka model rangka manusia di perpustakaan. Sebelumnya tiga kelompok tersebut diberi arahan cara bermain dan menggunakan media oleh peneliti dengan cara membaca buku “Pedoman Penggunaan Model Rangka Manusia”. Tiga kelompok tersebut bermain menyusun rangka manusia dengan cara berlomba untuk menyusun tiap-tiap potongan tulang menjadi rangka yang utuh dan melakukan identifikasi tulang dengan cara mengisi lembar kerja siswa. Gambar 30. Kegiatan Bermain Menyusun Rangka Manusia 80 Gambar 31. Kegiatan Mengidentifikasi Tulang Selama kegiatan uji coba lapangan utama tidak dijumpai hambatan yang berarti, hanya saja terdapat kelompok yang berebut tulang dengan kelompok lainnya saat permainan menyusun rangka manusia dimulai. Hal tersebut menyebabkan kegiatan permainan menyusun rangka manusia harus diulang dan siswa diberikan tambahan arahan agar setiap kelompok mengambil potongan- potongan tulang sesuai dengan undian bagian rangka yang didapatnya. Data hasil uji coba lapangan utama yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 15. Hasil Uji Coba Lapangan Utama No. Aspek Penilaian ∑ Butir ∑ Nilai Rata-rata Kriteria 1. Materi 5 164 3,64 Sangat Baik 2. Media 6 179 3,31 Baik Total 11 343 3,48 Sangat Baik Berdasarkan hasil uji coba lapangan utama, dapat diketahui bahwa penilaian model rangka manusia pokok bahasan rangka manusia ini termasuk dalam kategori “Sangat Baik” dengan nilai rata-rata 3,48. 81

7. Revisi

Berdasarkan uji coba lapangan utama didapatkan data bahwa penilaian siswa terhadap model rangka manusia sudah menunjukkan kategori “Sangat Baik”. Dalam proses pembelajaran, peneliti juga tidak menemukan masalah yang berarti yang mengganggu kelancaran pembelajaran. Maka dalam uji coba lapangan utama ini, model rangka manusia tidak memerlukan revisi.

8. Uji Coba Lapangan Operasional

Uji coba lapangan operasional dilakukan pada tanggal 26 November 2015. Kegiatan ini melibatkan 22 siswa. Siswa diberi arahan tentang rencana kegiatan yang akan dilakukan dengan menggunakan model rangka manusia. Siswa membuat 3 kelompok dengan masing-masing kelompok berjumlah 7-8 orang. Kegiatan yang dilakukan masih sama dengan kegiatan yang dilakukan pada uji coba lapangan awal dan uji coba lapangan utama. Tiga kelompok dengan masing-masing kelompok berjumlah 7-8 orang belajar menggunaka model rangka manusia di kelas. Sebelumnya tiga kelompok tersebut diberi arahan cara bermain dan menggunakan media oleh peneliti dengan cara membaca buku “Pedoman Penggunaan Model Rangka Manusia”. Tiga kelompok tersebut bermain menyusun rangka manusia dengan cara berlomba untuk menyusun tiap-tiap potongan tulang menjadi rangka yang utuh dan melakukan identifikasi tulang dengan cara mengisi lembar kerja siswa. Siswa kemudian diarahkan untuk mengisi angket respon siswa terhadap model rangka manusia pokok bahasan rangka manusia yang telah disediakan. 82 Gambar 32. Kegiatan Bermain Puzzle Rangka Gambar 33. Kegiatan Mengidentifikasi Tulang Selama kegiatan uji coba lapangan utama tidak dijumpai hambatan yang berarti, hanya saja terdapat beberapa anak yang mengatakan bahwa kemasan media kurang menarik karena hanya ada satu warna. Data hasil uji coba lapangan utama yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 16. Hasil Uji Coba Lapangan Operasional No. Aspek Penilaian ∑ Butir ∑ Nilai Rata-rata Kriteria 1. Materi 5 419 3,81 Sangat Baik 2. Media 6 426 3,23 Baik Total 11 845 3,52 Sangat Baik 83 Berdasarkan hasil uji coba lapangan utama, dapat diketahui bahwa penilaian model rangka manusia pokok bahasan rangka manusia ini termasuk dalam kategori “Sangat Baik” dengan nilai rata-rata 3,48. 9. Revisi Produk Final Berdasarkan uji coba lapangan operasional didapatkan data bahwa penilaian siswa terhadap model rangka manusia sudah menunjukkan kategori “Sangat Baik” dengan perolehan skor 3,52, namun ada sedikit perbaikan pada kemasan. Kemasan yang menggunakan warna cerah memberikan kesan ceria secara psikologis. Gambar 34. Perubahan Warna dan Gambar Pada Kemasan Data yang diperoleh dari keseluruhan uji coba terhadap siswa dapat dilihat pada tabel 17 berikut ini. Tabel 17. Rata-rata Total Perolehan Nilai Uji Coba Terhadap Siswa No. Uji Coba Rata-rata 1. Lapangan Awal 3,60 2. Lapangan Utama 3,48 3. Lapangan Operasional 3,52 Rata-rata total 3,53 Kategori Sangat Baik 84

B. Deskripsi Hasil Pengembangan Produk

Proses pengembangan model rangka manusia ini telah melalui serangkaian tahap sebagaimana telah dijelaskan pada Bab III. Tahap pertama adalah melakukan studi pendahuluan untuk mengetahui permasalahan dalam proses pembelajaran IPA khusunya materi rangka manusia di SD Bakulan, Patalan, Jetis, Bantul, dan melakukan studi pustaka mengenai kajian IPA, media, dan karakteristik siswa SD. Tahap kedua adalah melakukan perencanaan tentang langkah pembelajaran, tujuan pembelajaran, peralatan yang diperlukan, dan kemampuan peniliti dalam melakukan penelitian yang dikembangkan. Tahap ketiga adalah pengembangan produk berdasarkan perencanaan yang telah dibuat oleh peneliti. Produk yang telah dikembangkan oleh peneliti berupa m model rangka manusia diuji kelayakannya baik dari segi materi, teknis, maupun penyajiaannya. Proses uji kelayakan ini disebut dengan tahap validasi. Validasi dilakukan oleh ahli materi dan ahli media dengan menggunakan skor penilaian skala 4. Validasi materi dilakukan oleh Ibu Dr. Pratiwi Pujiastuti selaku ahli materi. Validasi materi pada tahap I mendapat skor rata-rata 3,21 dengan kategori “Baik”. Setelah dilakukan revisi yang sesuai dengan saran yang diperoleh dari ahli materi, pada validasi tahap II mendapat skor rata-rata 3,57 dengan kategori “Sangat Baik”. Setelah melalui dua tahap validasi, model rangka manusia yang dikembangkan mendapat rekomendasi “layak” untuk diujicobakan. Validasi media dilakukan oleh Bapak Deni Hardianto, M.Pd. selaku ahli media. Validasi media pada tahap I mendapat skor rata-rata 2,53 dengan kategori 85 “Cukup”. Setelah dilakukan revisi yang sesuai dengan saran yang diperoleh dari ahli media, pada validasi tahap II mendapat skor rata-rata 3,53 dengan kategori “Sangat Baik”. Setelah melalui dua tahap validasi, model rangka manusia yang dikemban gkan mendapat rekomendasi “layak” untuk diujicobakan. Tahap selanjutnya adalah model rangka manusia diuji cobakan kepada siswa. Dalam pelaksanaan uji coba, siswa melakukan penilaian terhadap media puzzle 3D rangka manusia dengan mengisi angket penilaian skala 4. Tahap uji coba awal melibatkan 3 siswa dengan penilaian rata-rata 3,60 atau masuk kategori “Sangat Baik”. Tahap uji coba lapangan utama melibatkan 9 siswa dengan perolehan skor rata- rata 3,48 dengan kategori “Sangat Baik”. Tahap uji coba terakhir, yaitu uji coba lapangan operasional, melibatkan 22 siswa dengan perolehan skor 3,52 dengan kategori “Sangat Baik”. Melalui serangkaian tahapan validasi dan uji coba yang telah dilakukan, maka produk media yang dihasilkan adalah sebagai berikut. 1. Media yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah model rangka manusia. Media ini berbentuk potongan-potongan tulang yang dikemas beserta dengan buku pedoman yang bernama “Model Rangka Manusia”. 2. Media ditujukan untuk siswa kelas IV SD. 3. Media ini bertujuan untuk mempermudah siswa mempelajari pokok bahasan rangka manusia melalui permainan menyusun rangka manusia dan identifikasi tulang. 4. Satu set media terdiri dari potongan-potongan yang dapat dirangkai menjadi rangka yang utuh dan dua buku pedoman penggunaaan model rangka 86 manusia. Kedua komponen media tersebut dikemas dalam satu kemasan.

C. Pembahasan