Kurva Histerisis Pembuatan Magnet Permanen Barium Heksaferit Dengan Subsitusi Ion Mn Dan Ti Pada Ion Fe Sebagai Material Penyerap Gelombang Mikro

55 kerapatan fluks flux density magnet, sehingga arah orientasi partikel magnet akan lebih mudah diarahkan Yue Liu, 2011.

4.5 Kurva Histerisis

Uji karakteristik sifat magnet menggunakan permagraph sangat diperlukan, karena dari kurva histerisis yang diperoleh dari uji permagraph tersebut akan didapatkan nilai koersivitasnya. Dengan mengetahui nilai koersivitasnya maka akan diketahui tingkat keberhasilan pembuatan hard magnet menjadi soft magnet. Untuk memperoleh kurva histerisis B-H Curve dari bahan magnet berbasis BaFe 12-2x Mn x Ti x O 19 x = 0.1, 0.2, 0.3, 0.4, 0.5, dan 0.6 mol yang disinter pada suhu: 1100 o C yang ditahan pada suhu tersebut selama 2 jam, dapat diamati dengan menggunakan permagraph. Kurva histerisis dari bahan magnet BaFe 12-2x Mn x Ti x O 19 x = 0.1, 0.2, 0.3, 0.4, 0.5, dan 0.6 mol yang disinter pada suhu: 1100 o C 2 jam diperlihatkan pada Gambar 4.5. Dari kurva histerisis tersebut dapat diketahui besarnya remanensi Br, koersivitas H CJ , dan H CB dan energy produk maksimum BH max , seperti terlihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.4 Sifat magnet BaFe 12-2x Mn x Ti x O 19 x = 0.1, 0.2, 0.3, 0.4, 0.5, dan 0.6 mol dengan suhu sintering 1100 o C 2 jam. Komposisi Sifat magnet Br kG H CJ kOe H CB kOe BH max MGOe BaFe 12 O 19

2.13 2.96

1.67 0.95 BaFe 11.8 Mn 0.1 Ti 0.1 O 19

1,25 1.92

0.24 0,48 BaFe 11.6 Mn 0.2 Ti 0.2 O 19

1,20 2.35

0.70 0,19 BaFe 11.4 Mn 0.3 Ti 0.3 O 19

0.83 2.08

0.15 0.49 BaFe 11.2 Mn 0.4 Ti 0.4 O 19 0.44 2.21 0.44 0,68 BaFe 11.0 Mn 0.5 Ti 0.5 O 19 0.29 0.80 0.04 0,56 BaFe 10.8 Mn 0.6 Ti 0.6 O 19

0.22 1.02

0.24 0,12 Universitas Sumatera Utara 56 Gambar 4.5 Kurva histerisis B-H curve dari magnet BaFe 12- 2x Mn x Ti x O 19 x = 0.1, 0.2, 0.3, 0.4, 0.5, dan 0.6 mol yang disinter pada suhu 1100 o C 2 jam. Dari kurva histerisis tersebut memperlihatkan bahwa efek doping ion Mn- Ti menyebabkan terjadinya penurunan nilai remanensi Br dan juga penurunan nilai koersivitas H CJ dan H BC . Kondisi ini sangat diinginkan karena barium hexaferrite yang semula adalah hard magnet telah berubah menjadi soft magnet. Pada penelitian sebelumnya mengatakan bahwa semakin besar konsentrasi dopping yang ditambahkan maka semakin kecil nilai koersivitasnya yang dihasilkan Yue Liu, 2011. Pada komposisi x = 0.0, artinya tanpa adanya doping ion Mn-Ti dengan rumus kimia BaFe 12 O 19 menghasilkan nilai remanensi, Br = 2.13 kGauss, koersivitas H CJ dan H CB masing-masing sebesar 2.96 dan 1.67 kOe, sedangkan energi produk maksimum BH max yang dihasilkan adalah sebesar 0.95 MGOe. Untuk doping 0.1 mol ion Mn-Ti, membentuk reaksi BaFe 11.8 Mn 0.1 Ti 0.1 O 19 menghasilkan Br = 1.25 kGauss, H CJ = 1.92 kOe, H CB = 0.24 kOe dan BH max = 0.48 MGOe. Ternyata efek doping ion Mn-Ti sebagai subsitusi sebagian ion Fe X = 0.0 Universitas Sumatera Utara 57 pada barium hexaferrite akan memberikan nilai remanensi, Br dan BH max terendah pada doping 0.6 mol ion Mn-Ti, yaitu sebesar 0.22 kGauss dan 0.12 MGOe, sedangkan nilai koersivitas H CJ dan H CB terendah yaitu pada 0.5 mol ion Mn-Ti yaitu sebesar 0.8 dan 0.04 kOe. Apabila dilihat dari tujuan semula agar dapat digunakan sebagai material absober gelombang mikro maka efek doping ion Mn-Ti telah berhasil menurunkan nilai koersivitas material tersebut.

4.6 Analisa