temperatur Curienya 730
o
C. Hal tersebut juga mempengaruhi penurunan nilai remanensinya.
2.3 Barium Heksaferit BaO.6Fe
2
O
3
Cara paling sederhana untuk memahami kisi kristal adalah dengan membayangkan atom-atom dalam kristal berupa titik-titik. Setiap titik-titik
mempunyai lingkungan yang seba sama, sehingga satu sama lain tidak dapat dibedakan walaupun dipandang dari segala arah. Bila tiap titik tersebut
dihubungkan maka akan diperoleh kisi-kisi yang teratur dan periodik memenuhi ruang. Berikut ilustrasi yang menunjukan kisi sebuah sistem kristal Barium
heksaferit pada Gambar 2.1
Gambar 2.1 Struktur kristal BaO.6Fe
2
O
3
[22].
Barium heksaferit BaO.6Fe
2
O
3
yang memiliki parameter kisi a = b = 5,8920 Angstrom, dan c = 23,1830 Angstrom. Barium heksaferit BaFe
12
O
19
dikenal sebagai magnet permanen dengan struktur heksagonal yang sesuai dengan space group P 63mmc Babalola, O.A, 2010. Seperti kelompok oksida
lainnya, material ini memiliki sifat mekanik yang sangat kuat dan tidak mudah terkorosi. Senyawa ini biasanya digunakan sebagai perekam magnetik, divais
gelombang mikro microwave dan absorber Perdamean Sebayang, Achmad
Universitas Sumatera Utara
Maulana Soehada S., 2013. Magnet ini sangat diminati, sehingga banyak usaha dilakukan untuk memproduksi subtitusi kation yang mungkin ke dalam
BaFe
12
O
19
guna meningkatkan sifat magnetiknya.
2.4 Sifat Mangan Oksida MnO
Mangan Oksida adalah suatu unsur kimia yang mempunyai nomor atom 25 dan memiliki melting point 1250 °C. MnO merupakan oksida logam transisi yang
memiliki anisotropi yang kuat, keras dan merupakan material yang bersifat antiferomagnetik. Warnanya merah kehitam-hitaman dan memiliki sistem kristal
tetragonal. Selain itu juga MnO memiliki daya hantar listrik yang baik. Berikut ini struktur kristal dari MnO yang diperlihatkan pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Struktur Kristal MnO [24].
2.5 Sifat Titanium Oksida TiO
2
Titanium Oksida merupakan kristal berwarna putih dengan indeks bias yang sangat tinggi dan memiliki melting point 1855 °C. Kristal ini merupakan
bahan semikonduktor yang memiliki selisih band gap sebesar 3,2 eV energi celah dengan rentang -1.2 eV
– 2 eV. Titanium Oksida TiO
2
digunakan sebagai bahan absorber karena inert, tidak berbahaya dan merupakan semikonduktor yang
murah. Titanium Oksida TiO
2
mempunyai 3 bentuk kristal rutile, anatase dan brookite. Rutile dan anatase mempunyai struktur tetragonal dengan kisi kristal
dan sifat fisika yang berbeda. Struktur rutile lebih stabil pada temperatur tinggi, sedangkan anatase lebih
stabil pada temperatur rendah. Brookite mempunyai struktur ortorombik yang sulit
Universitas Sumatera Utara
dibuat dan jarang ditemukan. Titanium Oksida TiO
2
relatif melimpah dalam
kulit bumi yaitu sekitar 0,6. Berikut ini struktur kristal dari rutile, anatase dan brookite yang diperlihatkan pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Struktur kristal rutile, anatase dan brookite R. Nowosielski,
2007.
2.6 Material Magnetik