Evaluasi Masukan Input PEMBAHASAN 1. Evaluasi Konteks Context
140 berhubungan dengan karakteristik peserta yang bisa mengikuti
pelatihan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa peserta program
pendidikan dan pelatihan awak sarana perkeretaapian muda dengan penggerak non-listrik angkatan 12 di BPTT Darman Prasetyo
Yogyakarta adalah asisten masinis yang telah dipilih dari daerah operasi masing-masing untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan
menjadi seorang masinis. Syarat untuk menjadi peserta program pendidikan dan pelatihan awak sarana perkeretaapian muda dengan
penggerak non-listrik angkatan 12 adalah sebagai berikut : 1 Sudah bekerja di PT. Kereta Api Indonesia.
2 Sudah mengikuti diklat dasar. 3 Sudah menjadi asisten masinis.
4 Sudah memiliki jam terbang minimal dua ribu jam terbang. Melihat dari hasil penelitian, kualifikasi peserta program
pendidikan dan pelatihan awak sarana perkeretaapian muda dengan penggerak non-listrik angkatan 12 dapat diambil kesimpulan bahwa
peserta sudah memenuhi syarat sebagai peserta pendidikan dan pelatihan di BPTT Darman Prasetyo Yogyakarta dan diharapkan dapat
menjadi lulusan seorang masinis yang berkompeten dan berkualitas selama bertugas.
141 d. Kelayakan Materi
Dikutip dari karya tulis Giat Ridhansyah Syqmanoti yang berjudul Penerapan Evaluasi Program Model CIPP pada Pelaksanaan
TOC di Badan Pendidikan dan Pelatihan DIY Tahun 2013, materi pendidikan dan pelatihan adalah keseluruhan topik yang dibahas dalam
pelatihan yang akan berlangsung. Materi yang dibahas harus berkaitan dengan tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu, rumusan materi harus
tersusun sesuai struktur materi yang telah terintegrasi dimana memenuhi kebutuhan peserta akan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap kerja. Prinsip-prinsip perumusan materi meliputi : 1 Materi harus sesuai dengan tingkat kemampuan dan latar belakang
peserta pelatihan. 2 Materi dipilih secara cermat dan diorganisir dengan
mempertimbangkan aspek kemanfaatan bagi peserta. 3 Materi yang diberikan haruslah bermanfaat bagi peserta pelatihan.
Berdasarkan data hasil penelitian, materi program pendidikan dan pelatihan awak sarana perkeretaapian muda dengan penggerak
non-listrik angkatan 12 adalah : 1 Pendalaman Pengoperasian Lokomotif CC 201203204.
2 Pendalaman Pengoperasian Lokomotif CC 206. 3 Pendalaman Pengoperasian Lokomotif CC 202205.
4 Gangguan Lokomotif CC 201203204. 5 Gangguan Lokomotif CC 202205.
142 6 Gangguan Lokomotif CC 206.
7 Pendalaman Peraturan Dinas 3. 8 Pendalaman Peraturan Dinas 8.
9 Pendalaman Peraturan Dinas 16 A Jilid 1. 10 Pendalaman Peraturan Dinas 19 Jilid 1.
11 Administrasi Perjalanan Kereta Api. 12 Praktek Simulator Lokomotif CC 206.
13 Praktek Dipo Statis. 14 Praktek Jalan Singkat.
Materi yang diberikan dalam pendidikan dan pelatihan merupakan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta diklat. Materi
yang diberikan sesuai dengan kurikulum dan diharapkan membekali peserta untuk bertugas di lintasan dengan baik. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa kelayakan materi dalam program pendidikan dan pelatihan awak sarana perkeretaapian muda dengan penggerak non-
listrik angkatan 12 sudah sesuai dengan kompetensi dan tujuan yang diharapkan.
e. Metode Pembelajaran Pendidikan dan Pelatihan Menurut Haris Mujiman 2006: 81 sangat penting instruktur
menggunakan berbagai metode. Selain untuk mengakomodasi preferensi yang mungkin berbeda-beda di kalangan partisipan,
penggunaan metode yang bervariasi akan menumbuhkan semangat partisipasi dari pihak partisipan, mengurangi kebosanan,
143 menumbuhkan ketertarikan, dan memberikan kesempatan kepada
semua partisipan untuk menemukan pilihan metode apa saja yang cocok dengan gaya belajarnya.
Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran pada program pendidikan dan pelatihan awak sarana perkeretaapian muda
dengan penggerak non-listrik angkatan 12 sudah cukup sesuai. Metode pembelajaran yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab, simulasi,
dan praktek. Setiap instuktur juga memiliki metode tersendiri dalam penyampaian materi dengan cara kemasan materi yang menarik,
menggunakan komunikasi yang baik, dan menyampaikan materi dengan suara yang lantang agar peserta tidak mengantuk.
Akan tetapi ada juga instruktur dalam hal penyampaiannya kurang mampu dalam menghidupkan iklim belajar yang baik.
Dikarenakan di dalam kurikulum tercantum penyampaian materi dalam bentuk praktek, maka metode praktek sudah baik karena peserta
diterjunkan langsung ke lapangan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metode yang digunakan secara keseluruhan sudah
baik dan tepat serta dapat diterima oleh peserta pendidikan dan pelatihan. Keunggulan metode simulasi dan metode praktek dapat
terlihat bahwa peserta mampu mengetahui langsung apa yang akan dihadapi pada saat bekerja pasca pendidikan dan pelatihan selesai.
144 f. Media Pembelajaran Pendidikan dan Pelatihan
Menurut Brown 1971: 1 dalam buku Sugiyono 2002: 61 memberikan definisi media pendidikan sebagai “The resources for
learning that you and your students use can influence the effectiveness program”. Dari definisi tersebut dapat dikemukakan di sini bahwa,
media pendidikan adalah segala sumber yang dapat berupa alat atau perlengkapan apapun yang bila digunakan oleh guru maupun murid
dalam proses belajar mengajar akan dapat meningkatkan efektivitas program pembelajaran. Alat-alat pengajaran yang digunakan dalam
proses belajar mengajar oleh guru, digunakan sebagai perantara dalam menyampaikan informasi, pengetahuan, materi pelajaran kepada para
peserta didiknya. Bagi peserta didik, alat-alat pengajaran itu berfungsi sebagai perantara untuk menerima informasi, pengetahuan, materi
pelajaran yang diberikan oleh gurunya. Data dari hasil penelitian, media yang digunakan pada program
pendidikan dan pelatihan awak sarana perkeretaapian muda dengan penggerak non-listrik angkatan 12 di BPTT Darman Prasetyo
Yogyakarta sebagai berikut : 1 Handout diktat sebagai media teori belajar.
2 Spidol dan papan tulis white board sebagai media penjelasan materi.
3 LCD Proyektor sebagai media penyampaian materi. 4 Laptop sebagai media penyampaian power point.
145 5 Simulator Lokomotif CC 206 sebagai simulasi lokomotif.
6 Lokomotif yang berada di Dipo Lokomotif yang digunakan praktek langsung untuk teknik sarana.
7 Kereta Api sebagai media melakukan praktek jalan singkat. Keadaan media yang ada dalam kegiatan pendidikan dan
pelatihan memiliki kondisi yang baik dan layak untuk digunakan bahkan sudah sesuai standar operasional prosedur. Dapat disimpulkan
bahwa penggunaan media pembelajaran dalam program pendidikan dan pelatihan awak sarana perkeretaapian muda dengan penggerak
non-listrik angkatan 12 di BPTT Darman Prasetyo Yogyakarta sudah digunakan sebaik mungkin dan alat praktek yang digunakan sudah
sesuai standar operasional prosedur. g. Sarana Prasarana Pendidikan dan Pelatihan
Dikutip dari karya tulis Nur Indah Fadhilah yang berjudul Peranan Sarana dan Prasarana Guna Menunjang Hasil Belajar Siswa di
SD Islam Al Syukro Universal DIY Tahun 2014, sarana dan prasarana pendidikan merupakan sarana penunjang bagi proses belajar mengajar
atau semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian
tujuan pendidikan berjalan dengan lancar, tertaur, efektif, dan efisien. Sarana dan prasarana memiliki peranan penting untuk
mendukung pelaksanaan pendidikan dan pelatihan guna mencapai tujuan yang diharapkan. Sarana yang digunakan dalam program
146 pendidikan dan pelatihan awak sarana perkeretaapian muda dengan
penggerak non-listrik angkatan 12 antara lain konsumsi, handout, alat tulis, papan tulis white board, LCD Proyektor, Simulator Lokomotif
CC 206, Lokomotif di Dipo Lokomotif, dan Kereta Api di Stasiun Tugu. Sedangkan prasarana yang digunakan antara lain ruang kelas,
ruang tidur, perpustakaan, ruang makan, tempat ibadah, aula, lapangan olahraga, dan laboratorium.
Berdasarkan hasil penelitian, sarana prasarana dalam program pendidikan dan pelatihan awak sarana perkeretaapian muda dengan
penggerak non-listrik angkatan 12 di BPTT Darman Prasetyo Yogyakarta berfungsi dengan baik dan memadai sehingga mampu
mendukung pelaksanaan pendidikan dan pelatihan. h. Pendanaan Pendidikan dan Pelatihan
Menurut Laird 1982: 215 dalam buku Sugiyono 2002: 120 manajemen yang baik dalam bidang apapun adalah manajemen yang
mampu menggunakan sumber dana biaya yang sekecil-kecilnya untuk mencapai hasil yang maksimal. Ukuran besar kecilnya dana
sangat relatif, namun yang penting adalah kewajaran dan optimalisasi penggunaan dana. Perhitungan pembiayaan diklat caranya sama
dengan perhitungan biaya untuk lembaga lain selama diklat. Pembiayaan untuk penyelenggaraan setiap jenis diklat perlu dirancang
sebaik-baiknya agar program-program diklat yang direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik.
147 Berdasarkan hasil penelitian, sumber dana program pendidikan
dan pelatihan awak sarana perkeretaapian muda dengan penggerak non-listrik angkatan 12 di BPTT Darman Prasetyo Yogyakarta
diperoleh dari PT. Kereta Api Indonesia Persero berdasarkan Rapat Kerja Anggaran yang telah dibuat. Dengan demikian, pengelolaan dan
anggaran pendidikan dan pelatihan awak sarana perkeretaapian muda dengan penggerak non-listrik angkatan 12 di BPTT Darman Prasetyo
Yogyakarta sudah terencana dengan baik dan memenuhi standar pengelolaan keuangan yang baik.