Evaluator Program Evaluasi Program 1. Pengertian Evaluasi Program

16 Kelebihan : 1 Dikarenakan tidak berkepentingan atas keberhasilan program maka evaluator luar dapat bertindak secara objektif selama melaksanakan evaluasi dan mengambil kesimpulan. Adapun hasil evaluasi, tidak akan ada respon, emosional dari evaluator karena tidak ada keinginan untuk memperlihatkan bahwa program tersebut berhasil. Kesimpulan yang dibuat akan lebih sesuai dengan keadaan dan kenyataan. 2 Seorang ahli yang dibayar, biasanya akan mempertahankan kredibilitas kemampuannya. Dengan begitu, evaluator akan bekerja secara serius dan hati-hati. Kekurangan : 1 Evaluator luar adalah orang baru, yang sebelumnya tidak mengenal kebijakan tentang program yang akan dievaluasi. Mereka berusaha mengenal dan mempelajari seluk beluk program tersebut setelah mendapat permintaan untuk mengevaluasi. Mungkin sekali pada waktu mendapat penjelasan atau mempelajari isi kebijakan, ada hal-hal yang kurang jelas. Hal itu wajar karena evaluator tidak ikut dalam proses kegiatannya. Dampak dari ketidakjelasan pemahaman tersebut memungkinkan kesimpulan yang diambil kurang tepat. 2 Pemborosan, pengambil keputusan harus mengeluarkan dana yang cukup banyak untuk membayar evaluator bebas. 17 Berdasarkan jenis-jenis evaluator yang telah diuraikan, maka kedudukan peneliti berada sebagai evaluator luar. Hal itu dikarenakan peneliti merupakan pihak asing yang tidak tahu menahu dan tidak berkepentingan dengan program, yang diasumsikan belum memahami seluk-beluk program maka terlebih dahulu peneliti perlu mempelajari program yang akan dievaluasi.

5. Pendekatan Evaluasi

Menurut Stecher, Brian M W. Alan Davis dalam buku Farida Yusuf Tayibnapis 2008: 22 ada beberapa konsep tentang evaluasi dan bagaimana melakukannya, kita namakan sebagai pendekatan evaluasi. Istilah pendekatan evaluasi ini diartikan sebagai beberapa pendapat tentang apa tugas evaluasi dan bagaimana dilakukan, dengan kata lain tujuan dan prosedur evaluasi. Berikut ini adalah beberapa pendekatan evaluasi, yaitu: a. Pendekatan Experimental Yang dimaksud dengan pendekatan eksperimental yaitu evaluasi yang beroerientasi pada penggunaan experimental science dalam program evaluasi. Pendekatan ini berasal dari kontrol eksperimen yang biasanya dilakukan dalam penelitian akademik. Tujuan evaluator yaitu untuk memperoleh kesimpulan yang bersifat umum tentang dampak suatu program tertentu yang mengontrol sebanyak-banyaknya faktor dan mengisolasi pengaruh program. Keuntungan dari pendekatan eksperimen ini yaitu kemampuannya dalam menarik kesimpulan yang relatif objektif, generalisasi jawaban terhadap pertanyaan program 18 yang bersangkutan. Sedangkan keterbatasannya kita tidak dapat melakukan kontrol yang begitu ketat dalam kenyataannya atau dalam keadaan yang sebenarnya. b. Pendekatan yang berorientasi pada tujuan Goal Oriented Approach Pendekatan ini memakai tujuan program sebagai kriteria untuk menentukan keberhasilan. Evaluator mencoba mengukur sampai di mana pencapaian tujuan telah dicapai. Kelebihan pendekatan ini terletak pada hubungan antara tujuan dan kegiatan dan penekanan pada elemen yang penting dalam program yang melibatkan individu pada elemen khusus bagi mereka. Sedangkan keterbatasannya yaitu kemungkinan evaluasi ini melewati konsekuensi yang tak diharapkan akan terjadi. c. Pendekatan yang berfokus kepada keputusan The Decision Focused Approach Pendekatan ini menekankan pada peranan informasi yang sistematik untuk pengelola program dalam menjalankan tugasnya. Sesuai dengan pandangan ini, informasi akan amat berguna apabila dapat membantu para pengelola program membuat keputusan. Oleh sebab itu, kegiatan evaluasi harus direncanakan sesuai dengan kebutuhan untuk keputusan program. Keunggulan pendekatan ini adalah perhatiaannya terhadap kebutuhan pembuat keputusan yang khusus dan pengaruh yang makin besar pada keputusan program yang relevan. Keterbatasan pendekatan ini yaitu banyak keputusan penting 19 dibuat tidak pada waktu yang tepat, tapi dibuat pada waktu yang kurang tepat. d. Pendekatan yang berorientasi kepada pemakai The User Oriented Approach Evaluasi dalam pendekatan ini menyadari sejumlah elemen yang cenderung akan mempengaruhi kegunaan evaluasi. Elemen yang paling penting mungkin keterlibatan pemakai yang potensial selama evaluasi berlangsung. Evaluator dalam hal ini mencoba melibatkan orang-orang penting ke dalam proses evaluasi. Evaluator menekankan usaha pada pemakai dan cara pemakaian informasi. Kelebihan pendekatan ini adalah perhatiannya terhadap individu yang berurusan dengan program dan perhatiannya terhadap informasi yang berguna untuk individu tersebut. Keterbatasan pendekatan ini yaitu ketergantungannya terhadap kelompok yang sama dan kelemahan ini bertambah besar pengaruhnya sehingga hal-hal lain di luar itu kurang mendapat perhatian. e. Pendekatan yang responsif The Responsive Approach Evaluasi dalam pendekatan ini percaya bahwa evaluasi yang berarti yaitu yang mencari pengertian suatu isu dari berbagai sudut pandangan dari semua orang yang terlibat, yang berminat, dan yang berkepentingan dengan program. Dalam hal ini, tujuan evaluator adalah berusaha mengerti urusan program melalui berbagai sudut pandangan yang berbeda. Kelebihan pendekatan ini adalah 20 kepekaannya terhadap berbagai titik pandangan dan kemampuannya mengakomodasi pendapat yang ambigis dan tidak fokus. Keterbatasan pendekatan ini adalah keengganannya membuat prioritas atau penyederhanaan informasi untuk pemegang keputusan dan kenyataan yang praktis tidak mungkin menampung semua sudut pandangan dari berbagai kelompok. f. Goal Free Evaluation Menurut Scriven dalam buku Farida Yusuf Tayibnapis 2008: 34 percaya bahwa fungsi evaluasi bebas tujuan adalah untuk mengurangi bias dan menambah objektifitas. Dalam evaluasi yang berorientasi pada tujuan, seorang evaluator diberitahu tujuan proyek dan karenanya membatasi dalam persepsinya, tujuan berlaku sebagai penutup mata blinders, yang menyebabkannya melewati hasil penting yang langsung berhubungan dengan tujuan. Berikut ini merupakan ciri-ciri evaluasi bebas tujuan, yaitu: 1 Evaluator sengaja menghindar untuk mengetahui tujuan program. 2 Tujuan yang telah dirumuskan terlebih dahulu tidak dibenarkan menyempit fokus evaluasi. 3 Evaluasi bebas tujuan berfokus pada hasil yang sebenarnya, bukan pada hasil yang direncanakan. 4 Hubungan evaluator dan manajer atau dengan karyawan proyek dibuat seminimal mungkin. 5 Evaluasi menambah kemungkinan ditemukannya dampak yang tak diramalkan. Berdasarkan uraian jenis-jenis pendekatan evaluasi di atas, pada saat memilih model-model evaluasi yang harus dipertimbangkan adalah apakah pendekatan atau konsep sebenarnya yang dimaksud adalah sama yaitu