BAB I PENDAHULUAN
I.1 Umum
Sistem Transportasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari infrastruktur setiap daerah, baik daerah perkotaan maupun pedesaan, negara maju ataupun
negara sedang berkembang, maka perencanaan transportasi sangat erat
hubungannya dengan kebijakan ekonomi dan sosial secara luas, Morlok, 1978.
Kegiatan masyarakat sehari-hari bersangkut paut dengan produksi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya yang beranekaragam. Usaha untuk
memenuhi kebutuhan barang dan jasa pada masyarakat di setiap daerah diwujudkan dalam pembangunan jasa angkutan. Ketesediaan jasa angkutan ini
menimbulkan perkembangan baru sepanjang lintasan dari daerah yang satu ke
daerah yang lain, Warpani, 1990.
Masyarakat sangat bergantung terhadap transportasi pada saat akan melakukan pergerakan. Sangat jelas bahwa transportasi memiliki hubungan
yang sangat erat dalam perilaku hidup manusia, jangkauan dan dalam mencapai lokasi dari setiap kegiatan yang produktif. Transportasi akan memberikan
pelayanan bagi masyarakat secara menyeluruh dalam memenuhi kebutuhan
Universitas Sumatera Utara
manusia. Transportasi yang tersedia meliputi transportasi darat, air dan udara. Masyarakat yang ingin melakukan perjalanan atau pergerakan yang cukup jauh
cenderung memakai jasa angkutan penumpang. Pada suatu pergerakan antar kota, faktor pemilihan moda memegang peranan
yang cukup penting. Seseorang yang akan bergerak dari satu kota ke kota lainnya tentu akan mempertimbangkan banyak hal yaitu apakah pergerakan
yang dilakukannya menggunakan angkutan umum saja. Selanjutnya dalam hal menggunakan angkutan umum, banyak pilihan moda transportasi yang dapat
digunakan. Semua hal tersebut terkait erat dengan berbagai karakteristik baik
moda, jenis perjalanan maupun karakteristik dari pelaku perjalanan itu sendiri, Andri, 2007.
I.2 Latar Belakang
Pergerakan mobilitas antar kota sangat membutuhkan sarana transportasi dalam memenuhi kebutuhan. Demikian yang terjadi pada masyarakat di kota
Medan, yaitu ketika mereka ingin melakukan pergerakan keluar dari kawasan Medan ke daerah dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan. Hadirnya
pergerakan antar kota ini juga melahirkan angkutan jalan raya yang terus meningkat yang diikuti dengan masalah seperti kemacetan lalu lintas,
kecelakaan dll. Pelayanan jasa transportasi secara signifikan menunjukkan jumlah yang cukup
banyak dan masyarakat dengan bebas memilih moda transportasi yang akan
Universitas Sumatera Utara
digunakan. Salah satu contoh kasus yang akan diteliti oleh penulis adalah pergerakan masyarakat dari Medan ke Balige yang merupakan ibukota dari
kabupaten Toba Samosir. Transportasi yang tersedia dari Medan ke Balige masih mempergunakan pelayanan transportasi darat. Moda yang tersedia
hingga pada saat ini umumnya adalah bus angkutan penumpang kecil dan sedang yang dioperasikan oleh perusahaan yang berbeda beda. Masing-masing
moda transportasi yang ada akan menawarkan pelayanan jasa yang berbeda- beda pada calon penumpang, dengan hal ini para pengguna jasa angkutan
dihadapkan pada pemilihan moda transportasi yang akan digunakan oleh mereka. Berkaitan dengan kondisi tersebut penulis tertarik untuk mengetahui
kompetisi pemilihan moda oleh penumpang, apa yang menjadi karakteristik penumpang pada saat memilih moda, serta penulis juga ingin mengetahui dan
mengamati seberapa besar atribut perjalanan perjalanan mempengaruhi mereka pada saat memilih moda.
Untuk itu penulis ingin melakukan penelitian bagaimana pemilihan masyarakat terhadap moda angkutan penumpang antara jenis bus angkutan
Karya Agung dan Koperasi Bintang Tapanuli dengan trayek Medan – Balige. Kedua jenis moda ini dipilih karena menunjukkan perbedaan yang secara
signifikan seperti halnya dalam atribut serta menunjukkan persaingan yang kompetitif dalam hal pelayanan jasa angkutan.
Jika dianalisa dari segi biaya perjalanan, Bus Karya Agung ini memiliki biaya perjalanan sebesar Rp35.000 dan memakan waktu perjalanan berkisar 6 - 7 jam.
Universitas Sumatera Utara
Bus Koperasi Bintang Tapanuli mempunyai waktu tempuh perjalanan sekitar 5 - 6 jam tiba di tempat tujuan, waktu tempuh KBT sedikit lebih cepat dari moda
lain, untuk biaya perjalanan cost dikenakan sebesar Rp 40.000. Probabilitas terpilihnya moda Karya agung dan Koperasi Bintang Tapanuli ini
sangat bergantung pada preferensi pengguna jasa dengan penawaran atribut
yang berbeda-beda oleh penyedia jasa angkutan umum. Menemukan
probabilitas terpilihnya moda dapat digunakan dengan melakukan pemodelan pemilihan moda. Dalam hal ini penulis ingin melakukan penggunaan model
probit dan logit serta membahas bagaimana hasilnya dan menemukan model
mana yang lebih baik digunakan.
Untuk mendapatkan kondisi bagaimana pemilihan moda dari setiap pengguna jasa angkutan ini maka diperlukan sampel dengan melakukan
penelitian yaitu berupa survei pendekatan terhadap perilaku individu atau masyarakat yang pernah menggunakan kedua moda tersebut. Dari kuisioner
yang dibagikan akan diperoleh tingkat preferensi dan sensitivitas dari pengguna jasa dan kemudian hasilnya akan diolah dengan menggunakan metode Stated
Preference. Dengan hasil itu semua penulis akan menganalisa mengapa si A lebih memilih bus angkutan yang ke-1 dibandingkan angkutan yang ke-2. Dari
hasil analisa ini juga akan diperoleh variabel-variabel yang merupakan faktor- faktor yang mempengaruhi dalam penggunaan kedua jasa angkutan umum dan
merumuskannya ke dalam model matematis yaitu model probit dan logit .
Universitas Sumatera Utara
I.3 Tujuan dan Manfaat I.3.1 Tujuan