daerah-daerah yang mempunyai kemampuan keuangan relatif kecil akan memperoleh DAU yang relatif besar. Dengan konsep ini beberapa daerah,
khususnya daerah yang kaya sumber daya alam dapat memperoleh DAU yang negatif.
Adapun cara menghitung dana alokasi umum menurut ketentuan adalah sebagai berikut:
1. DAU ditetapkan sekurang-kurangnya 25 dari penerimaan dalam negeri
yang ditetapkan dalam APBN; 2.
DAU untuk daerah provinsi dan untuk daerah kabupatenkota ditetapkan masing-masing 10 dan 90 dari Dana Alokasi Umum sebagaimana
ditetapkan diatas; 3.
Dari DAU untuk suatu daerah kabupatenkota tertentu ditetapkan berdasarkan perkalian jumlah DAU untuk daerah kabupatenkota yang
ditetapkan APBN dengan porsi daerah kabupatenkota yang bersangkutan; 4.
Porsi daerah kabupatenkota sebagaimana dimaksud diatas merupakan proporsi bobot daerah kabupatenkota di seluruh Indonesia.
Dana Alokasi Umum DAU dialokasikan dengan tujuan pemerataan dengan memperhatikan potensi daerah, luas daerah, keadaan geografi, jumlah
penduduk dan tingkat pendapatan masyarakat di daerah, sehingga perbedaan antara daerah yang maju dengan daerah yang belum berkembang dapat diperkecil.
b. Dana Alokasi Khusus DAK
Dana Alokasi Khusus adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu
Universitas Sumatera Utara
mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Diprioritaskan untuk membantu daerah-daerah dengan
kemampuan keuangan di bawah rata-rata nasional, dalam rangka mendanai kegiatan penyediaan sarana dan prasarana fisik pelayanan dasar masyarakat yang
telah merupakan urusan daerah. DAK merupakan dana yang berasal dari APBN dan dialokasikan ke daerah
kabupatenkota untuk membiayai kebutuhan tertentu yang sifatnya khusus, tergantung tersedianya dana dalam APBN Yani, 2008:166. Kebutuhan khusus
adalah kebutuhan yang sulit diperkirakan dengan rumus alokasi umum, dan atau kebutuhan yang merupakan komitmen atau prioritas nasional.
Kebijakan DAK secara spesifik, antara lain: 1. diprioritaskan untuk membantu daerah-daerah dengan kemampuan
keuangan di bawah rata-rata nasional, dalam rangka mendanai kegiatan penyediaan sarana dan prasarana fisik pelayanan dasar masyarakat yang
telah merupakan urusan daerah;
2. menunjang percepatan pembangunan sarana dan prasarana di daerah pesisir dan pulau-pulau kecil, daerah perbatasan dengan negara lain,
daerah tertinggal terpencil, daerah rawan banjirlongsor, serta termasuk kategori daerah ketahanan pangan dan daerah pariwisata;
3. mendorong peningkatan produktivitas perluasan kesempatan kerja dan diversifikasi ekonomi terutama di pedesaan, melalui kegiatan khusus di
bidang pertanian, kelautan dan perikanan, serta infrastruktur; 4. meningkatkan akses penduduk miskin terhadap pelayanan dasar dan
prasarana dasar melalui kegiatan khusus di bidang pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur;
5. menjaga dan meningkatkan kualitas hidup, serta mencegah kerusakan lingkungan hidup, dan mengurangi risiko bencana melalui kegiatan khusus
di bidang lingkungan hidup, mempercepat penyediaan serta meningkatkan cakupan dan kehandalan pelayanan prasarana dan sarana dasar dalam satu
kesatuan sistem yang terpadu melalui kegiatan khusus di bidang infrastruktur;
6. mendukung penyediaan prasarana di daerah yang terkena dampak pemekaran pemerintah kabupaten, kota, dan provinsi melalui kegiatan
khusus di bidang prasarana pemerintahan;
Universitas Sumatera Utara
7. meningkatkan keterpaduan dan sinkronisasi kegiatan yang didanai dari DAK dengan kegiatan yang didanai dari anggaran KementerianLembaga
dan kegiatan yang didanai dari APBD; 8. mengalihkan secara bertahap dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan
yang digunakan untuk mendanai kegiatan-kegiatan yang telah menjadi urusan daerah ke DAK. Dana yang dialihkan berasal dari anggaran
Departemen Pekerjaan Umum, Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Kesehatan.
www.djpk.depkeu.go.id
c. Dana Bagi Hasil Pajak