erklaard.
14
1945.
13
Sayangnya, terhadap permohonan tersebut Mahkamah Konstitusi menyatakan tidak dapat diterima NONiet Onvankelijkv
Penyelesaian sengketa penetapan hasil pemilihan Walikota Depok dapat dijadikan cerminan bahwa penyelesaian sengketa penetapan hasil Pilkada yang
ditangani oleh Mahkamah Agung ternyata dapat dilakukan upaya hukum lain terhadap putusan pengadilan tinggi yang sebelumnya mendapatkan delegasi
wewenang dari Mahkamah Agung. Di sisi lain, terhadap sengketa perselisihan hasil Pemilu dapat terselesaikan dengan baik oleh Mahkamah Konstitusi sehingga putusan
dari Mahkamah Konstitusi benar-benar bersifat final dan mengikat.
15
Bertitik tolak dari uraian-uraian dan berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas, penulis merasa tertarik untuk membahas dan menelitinya dengan mengambil
judul Tinjauan Kritis Terhadap Pelaksanaan Kewenangan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Dalam Menyelesaikan Sengketa Penetapan Hasil Pemilihan
Umum Kepala Daerah.
B. Rumusan Masalah
13
Badrul Meminta Dukungan Golkar, http:liputan 6.comview1, 114924,1,0,1135983958. html. Lihat juga “Badrul Kamal belum menyerah”, http:liputan 6.comview
7,114381,1,0,1135246655.
14
Mahkamah Konstitusi, Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Perkara No. 001PUU-IV2006 Mengenai Pengujian Undang-Undang Terhadap UUD 1945.
15
Sengketa pemilihan umum kepala daerah yang terdaftar di Mahkamah Konstitusi juga terjadi pada KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara. Dimana diantaranya adalah sengketa Pemilihan Umum
Kepala Daerah Kota Binjai Nomor 91PHPU.D-VIII2010 tanggal 20 Juli 2010, sengketa Pemilihan Umum Kepala Daerah Kota Medan Nomor 15PHPU.DVIII2010, tanggal 24 Mei 2010, sengketa
Pemilihan Umum Kepala Daerah Kota Tebing Tinggi Nomor 12PHPU.D-VIII2010 tanggal 20 Mei 2010, sengketa Pemilihan Umum Kepala Daerah Kota Sibolga Nomor 17PHPU.DVIII2010, tanggal 24
Mei 2010, sengketa Pemilihan Umum Kepala Daerah Kabupaten Karo Nomor 2PHPU.D-IX2011 tanggal 3 Januari 2011, dan yang terakhir sengketa Pemilihan Umum Kepala Daerah Kabupaten
Tapanuli Tengah
Nomor 32PHPU.D-IX2011 tanggal 23 Maret 2011.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah, sebagai berikut :
1.
Mengapa Mahkamah Konstitusi diberikan kedudukan dalam melaksanakan kekuasaan kehakiman dalam kaitannya dengan pelaksanaan demokrasi di
Indonesia? 2.
Mengapa Mahkamah Konstitusi diberikan kewenangan dalam penyelesaian sengketa penetapan hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah?
3.
Apakah akibat hukum putusan Mahkamah Konstitusi terkait penetapan hasil
pemilihan umum kepala daerah?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kedudukan Mahkamah Konstitusi dalam melaksanakan
kekuasaan kehakiman dalam kaitannya dengan pelaksanaan demokrasi di Indonesia.
2. Untuk mengetahui kewenangan Mahkamah Konstitusi dalam penyelesaian
sengketa penetapan hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah. 3.
Untuk mengetahui apa akibat hukum putusan Mahkamah Konstitusi terkait penetapan hasil pemilihan umum kepala daerah.
D. Manfaat Penelitian