PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SEKARAN 01 SEMARANG

(1)

i

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE

COURSE REVIEW HORAY

PADA SISWA KELAS

IV SD NEGERI SEKARAN 01 SEMARANG

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Universitas Negeri Semarang

Oleh

Dessy Anggraeni

1402407103

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2011


(2)

ii

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orasng lain dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Juli 2011

Dessy Anggraeni NIM 1402407103


(3)

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang Panitia Ujian Skripsi pada :

Hari : Selasa Tanggal : 19 Juli 2011

Semarang, Juli 2011

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dra. Arini Estiastuti, M.Pd Drs. Mujiyono, M.Pd

NIP 19580619 198702 2 001 NIP 19530606 198103 1 003

Diketahui oleh: Ketua Jurusan PGSD

Drs. A. Zaenal Abidin, M.Pd NIP 19560512 198203 1 003


(4)

iv

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : Selasa Tanggal : 26 Juli 2011

Panitia Ujian Skripsi:

Ketua Sekretaris

Drs. Hardjono, M. Pd Drs. Jaino, M. Pd NIP 19510801 197903 1 007 NIP 19540815 198003 1 004

Penguji Utama

Dra. Kurniana Bektiningsih, M. Pd NIP 19620312 198803 2 001

Penguji I Penguji II

Dra. Arini Estiastuti, M.Pd Drs. Mujiyono, M.Pd NIP 19580619 198702 2 001 NIP 19530606 198103 1 003


(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

 Tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan

saya percaya pada diri saya sendiri. “Muhammad Ali”.

 Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar.

“Khalifah 'Umar”.

 Bukan kurangnya pengetahuan yang menghalangi keberhasilan, tetapi tidak cukupnya tindakan. Dan bukan kurang cerdasnya pemikiran yang melambatkan perubahan hidup ini, tetapi kurangnya penggunaan dari pikiran dan kecerdasan. “Mario Teguh”.

PERSEMBAHAN:

Bapak dan Ibuku yang selalu memberikan kasih sayang dan doa.


(6)

vi PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan nikmat-Nya sehingga penulis mendapat bimbingan dan kemudahan dalam menyelesaikan penyusunan Skripsi dengan judul “peningkatan kualitas pembelajaran IPS melalui model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay pada siswa kelas IV SD Negeri Sekaran 01 Semarang”. Skripsi ini merupakan syarat akademis dalam menyelesaikan pendidikan S1 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

Di dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan dorongan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M. Si, Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan bagi penulis memperoleh ilmu di Universitas Negeri Semarang.

2. Bapak Drs. Hardjono, M. Pd, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberikan ijin dalam penelitian ini.

3. Bapak Drs. H. A. Zaenal Abidin, M. Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan ijin dalam penelitian ini.

4. Ibu Dra. Arini Estiastuti, M. Pd, selaku Dosen Pembimbing I, yang telah sabar memberikan bimbingan yang berharga.

5. Bapak Drs. Mujiyono, M. Pd, selaku Dosen Pembimbing II, yang telah sabar memberikan bimbingan dan motivasi.


(7)

vii

6. Bapak Isman, S. Pd, Kepala SD Negeri Sekaran 01 Kota Semarang yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

7. Seluruh guru dan karyawan serta siswa SD Negeri Sekaran 01 Kota Semarang yang telah membantu penulis melaksanakan penelitian.

8. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan Skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman membuat penyusunan Skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis berharap kritik dan saran dari para pembaca untuk melengkapi dan memperbaiki Skripsi ini di kemudian hari. Semoga Skripsi yang sederhana ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Semarang, Juli 2011


(8)

viii ABSTRAK

Anggraeni, Dessy. 2011. Peningkatan kualitas pembelajaran IPS melalui model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay pada siswa kelas IV SD Negeri Sekaran 01 Semarang. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I : Dra. Arini Esti Astuti, M. Pd., Pembimbing II : Drs. Mujiyono, M.Pd.

Kata kunci: kualitas pembelajaran IPS, model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay

Berdasarkan data awal yang diperoleh di SD Negeri Sekaran 01 Semarang terdapat masalah dalam pembelajaran IPS pada kelas IV. Guru belum menggunakan model pembelajaran yang inovatif dan kegiatan pembelajaran belum berpusat pada siswa. Siswa cenderung pasif dalam pembelajaran yang mengakibatkan hasil belajar siswa rendah. Oleh karena itu, perlu adanya tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS. Salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah dengan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS ?.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS ,(2) meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS, dan (3) meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay. Penelitian dilakukan selama tiga siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas IV SD Negeri Sekaran 01 Semarang. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi, wawancara, tes dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: pada siklus I keterampilan guru memperoleh skor rata-rata 2,6 dengan kriteria baik. Aktivitas siswa memperoleh skor rata-rata 2,3 dengan kriteria baik. Hasil belajar siswa memperoleh nilai rata-rata 66 dengan persentase ketuntasan 44%. Pada siklus II keterampilan guru meningkat menjadi skor rata-rata 3,2 dengan kriteria sangat baik. Aktivitas siswa meningkat menjadi skor rata-rata 2,6 dengan kriteria baik. Hasil belajar meningkat dengan nilai rata-rata 71 dan persentase ketuntasan 67%. Pada siklus III skor rata-rata keterampilan guru meningkat mencapai 3,8 dengan kriteria sangat baik. Skor rata-rata aktivitas siswa meningkat mencapai 3,5 dengan kriteria sangat baik. Nilai rata-rata hasil belajar siswa mencapai 82 dan persentase ketuntasan mencapai 93%. Setelah dilakukan tindakan pada siklus III terlihat bahwa adanya peningkatan yang signifikan pada keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar di atas indikator keberhasilan.

Dengan demikian melalui model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS. Saran bagi guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran maka perlu mengembangkan model pembelajaran yang inovatif salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay.


(9)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

PERNYATAAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Kajian Teori ... 8

1. Belajar dan Pembelajaran ... 8

2. Kualitas Pembelajaran ... 10


(10)

x

b. Komponen Kualitas Pembelajaran ... 12

c. Indikator Kualitas Pembelajaran ... 13

d. Keterampilan Guru dalam Pembelajaran ... 17

e. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran ………... 24

f. Hasil Belajar ………. 26

3. Hakikat Penelitian IPS ……….. 28

a. Pengertian IPS ……….. 28

b. Pembelajaran IPS di SD ………... 29

c. Media Pembelajaran IPS ……….. 32

4. Model pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay …. 33 B. Penelitian Relevan ……….. 37

C. Kerangka Berpikir ……….. 38

D. Hipotesis Tindakan ………. 41

BAB III METODE PENELITIAN... 42

A. Rancangan Penelitian... 42

B. Perencanaan Tahapan Penelitian ... 44

1. Siklus I ……... 44

2. Siklus II……... 47

3. Siklus III ……….. 49

C. Subyek Penelitian ... 51

D. Tempat Penelitian ... 52

E. Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 52


(11)

xi

G. Indikator Keberhasilan ... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 59

A. Hasil Penelitan ... 59

1. Data Pra Siklus ………... 59

2. Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I ……… 61

a. Perencanaan... 61

b. Pelaksanaan... 61

c. Pengamatan ... 64

d. Refleksi ... 72

3. Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 73

a. Perencanaan... 73

b. Pelaksanaan... 73

c. Pengamatan ... 76

d. Refleksi ... 84

4. Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus III ……… 85

a. Perencanaan ……… 85

b. Pelaksanaan ……… 85

c. Pengamatan ……… 88

d. Refleksi ………... 98

B. Pembahasan ... 99

1. Temuan Penelitian ... 99

2. Implikasi Hasil Penelitian ... 111


(12)

xii

A. Simpulan ... 116

B. Saran ... 117

DAFTAR PUSTAKA ... 118


(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa ... 57

Tabel 3.2 Kategori Nilai Keterampilan Guru dan Aktivitas Siswa ….. 58

Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ………. 59

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Keterampilan Guru Siklus I ……… 65

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I ………. 68

Tabel 4.4 Hasil Analisis Hasil Belajar Siklus I ……… 71

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Keterampilan Guru Siklus II ………….. 76

Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II ……… 80

Tabel 4.7 Hasil Analisis Hasil Belajar Siklus II ……….. 83

Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Keterampilan Guru Siklus III ……….... 89

Tabel 4.9 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus III ……….. 93


(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Cara Kerja Sistem ………... 12

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ……….. 40 Gambar 4.1 Diagram Hasil belajar Siswa Pra Siklus ………. 59 Gambar 4.2 Diagram Hasil Pengamatan Keterampilan Guru Siklus I …... 66 Gambar 4.3 Diagram Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I ………. 69 Gambar 4.4 Diagram Hasil Belajar Siswa Siklus I …...………. 71 Gambar 4.5 Diagram Hasil Pengamatan Keterampilan Guru Siklus II …. 77

Gambar 4.6 Diagram Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II ……... 81

Gambar 4.7 Diagram Hasil Belajar Siswa Siklus II ………... 83 Gambar 4.8 Diagram Hasil Pengamatan Keterampilan Guru Siklus III … 90 Gambar 4.9 Diagram Perbandingan Skor Rata-rata Keterampilan Guru ... 92 Gambar 4.10 Diagram Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus III ……. 94 Gambar 4.11 Diagram Perbandingan Skor Rata-rata Aktivitas Siswa

Siklus III ………

96

Gambar 4.12 Diagram Hasil Belajar Siswa Siklus III ……… 97


(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP Siklus I ……… 122

Lampiran 2 RPP Siklus II ……….. 135

Lampiran 3 RPP Siklus III ………. 148

Lampiran 4 Kisi-kisi Instrumen ……….. 162

Lampiran 5 Lembar Pengamatan Keterampilan guru ……… 164

Lampiran 6 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa ………. 168

Lampiran 7 Hasil Pengamatan Keterampilan Guru Siklus I, II, III ……… 171

Lampiran 8 Rekapitulasi Keterampilan Guru ………. 172

Lampiran 9 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I ……… 173

Lampiran 10 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II ………. 174

Lampiran 11 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus III ……… 175

Lampiran 12 Rekapitulasi Aktivitas Siswa ………. 176

Lampiran 13 Hasil belajar Siswa ……… 177

Lampiran 14 Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa ………. 178

Lampiran 15 Foto-foto Kegiatan ………. 179

Lampiran 16 Surat Ijin Penelitian………. 187


(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah bahwa Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran yang menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan mempelajari IPS diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang terkait.

Menurut Wahyudi (dalam Hidayati dkk, 2008 : 11) IPS adalah mata pelajaran yang menelaah masalah-masalah yang terjadi di masyarakat dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan komunikasi. Kajian IPS lebih


(17)

ditekankan pada masalah-masalah atau gejala sosial budaya yang terdapat di masyarakat dan lingkungannya, pada masa lampau dan masa sekarang dalam rangka mengantisipasi perubahan sosial budaya beserta dampaknya terhadap kelangsungan hidup manusia.

Setelah dilakukan pengamatan pada keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar pada mata pelajaran IPS di kelas IV SD Negeri Sekaran 01 terdapat beberapa kendala. Kendala tersebut diantaranya pada saat pembelajaran berlangsung siswa cenderung tidak memperhatikan penjelasan guru. Akibatnya siswa tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Pembelajaran masih berpusat pada guru dan belum menggunakan pendekatan inovatif.

Berdasarkan hasil belajar IPS di kelas IV SD Negeri Sekaran 01 dengan materi sumber daya alam menunjukkan hasil belajar siswa rendah. Dari hasil tes formatif yang dilakukan pada tanggal 22 September 2010 menunjukkan nilai rata-rata 52 dengan nilai tertinggi 80 sedangkan nilai terendah 25. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran IPS adalah 65. Dari 27 siswa, hanya 9 siswa (33%) yang tuntas belajar, sedangkan 18 siswa (67%) belum mencapai ketuntasan belajar. Dengan kondisi demikian maka diperlukan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay.

Menurut Mc. Niff (dalam Subyantoro, 2009 : 6) penelitian tindakan kelas merupakan bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri


(18)

yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk mengembangkan kurikulum, pengembangan sekolah, pengembangan keahlian mengajar , dan sebagainya.

Setelah mengkaji latar belakang masalah dalam pembelajaran IPS serta diskusi antara peneliti dan guru kelas IV SD Negeri Sekaran 01, maka segera dilakukan perbaikan pembelajaran. Tim kolaborasi menetapkan alternatif pemecahan masalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay.

Pebriansyah (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “ Upaya

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIIIA SMPN 1 Ngawen pada Mata Pelajaran IPS Materi Sejarah melalui Penerapan Model Pembelajaran Course Review Horay Tahun Pelajaran 2008-2009” mengatakan bahwa dengan model pembelajaran Course Review Horay dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Ini terbukti pada siklus I ketuntasan belajar secara klasikal mencapai 61,54% dan pada siklus ke II ketuntasan belajar mencapai 82,05%. Nilai hasil belajar siswa lebih dari 75% di atas KKM.

Pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay dipilih dalam penelitian ini karena melalui model pembelajaran tersebut dapat meningkatkan aktivitas siswa dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Menurut Stahl (dalam Solihatin dan Raharjo, 2007 : 5) menjelaskan bahwa model pembelajaran kooperatif menempatkan siswa sebagai bagian dari suatu sistem kerja sama dalam mencapai suatu hasil yang optimal dalam belajar. Melalui


(19)

pembelajaran ini siswa bersama kelompok belajar secara gotong-royong, setiap anggota kelompok saling membantu yang lemah. Kegagalan individu adalah kegagalan kelompok dan keberhasilan individu adalah keberhasilan kelompok. Pembelajaran Course Review Horay merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yaitu kegiatan belajar mengajar dengan cara pengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil. Melalui pembelajaran Course Review Horay diharapkan dapat melatih siswa dalam menyelesaikan masalah dengan pembentukkan kelompok kecil.

Dari ulasan latar belakang di atas maka peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul : Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe Course Review Horay pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sekaran 01 Semarang.

B.Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Bagaimanakah meningkatkan kualitas pembelajaran IPS pada siswa kelas IV SD Negeri Sekaran 01?

Adapun rumusan masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut :

a. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay dapat meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas IV SD Negeri Sekaran 01 Semarang?


(20)

b. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas IV SD Negeri Sekaran 01 Semarang?

c. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay akan dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV SD Negeri Sekaran 01 Semarang?

2. Pemecahan Masalah

Setelah menetapkan rumusan masalah dalam perbaikan pembelajaran IPS, maka ditetapkan alternatif pemecahan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay. Adapun langkah-langkah pemecahan masalah dijabarkan sebagai berikut : a. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai.

b. Guru mendemonstrasikan atau menyampaikan materi sesuai topik.

c. Guru memberikan tanya jawab kepada siswa sesuai dengan materi yang telah disampaikan.

d. Untuk menguji pemahaman siswa, setiap kelompok disuruh membuat kotak 9 / 16 / 25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi nomor sesuai dengan selera masing-masing.

e. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (v) dan salah diisi tanda silang (x).


(21)

g. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar dan jumlah horay yang telah diperoleh.

h. Penutup ( Suprijono, 2009 : 129).

C.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian tindakan kelas sebagai berikut : 1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kualitas pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay pada siswa kelas IV SD Negeri Sekaran 01 Semarang.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay pada siswa kelas IV SD Negeri Sekaran 01 Semarang.

b. Untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay pada siswa kelas IV SD Negeri Sekaran 01 Semarang.

c. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa setelah guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas IV SD Negeri Sekaran 01 Semarang.


(22)

D.Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa

Dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay pada pembelajaran IPS siswa akan merasa senang, aktif dalam pembelajaran dan hasil belajar akan meningkat.

2. Bagi Guru

Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan memilih model pembelajaran bervariasi yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran sehingga memberikan layanan terbaik bagi siswa.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini akan menjadi pendorong pada pembelajaran yang lebih efektif sehingga memunculkan model-model pembelajaran yang inovatif.


(23)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Kerangka Teori

1. Belajar dan Pembelajaran

Menurut Fudyartanto (dalam Baharuddin dan Esa, 2008 : 13) bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya untuk mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum dipenuhi sebelumnya, dengan belajar manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki tentang sesuatu.

Menurut Anni (2006 : 2) belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia. Menurut Gagne (dalam Sugandi, 2007 : 47) menyatakan bahwa belajar merupakan disposisi atau kecakapan manusia, yang berlangsung selama periode waktu tertentu, dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan. Belajar adalah kegiatan full contact, suatu kegiatan yang melibatkan seluruh kepribadian manusia (pikiran, perasaan, dan bahasa tubuh) disamping pengetahuan , sikap, dan keyakinan sebelumnyaserta persepsi masa mendatang.


(24)

Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut adalah : pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis dan budi pekerti dan sikap (Hamalik, 2004 : 22). Menurut Sardiman (2007 : 22) belajar merupakan suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin terwujud pribadi, fakta, konsep, atau teori.

Menurut Anitah (2009 : 2.30), pembelajaran merupakan suatu upaya untuk mencapai tujuan atas kompetensi yang harus dikuasai siswa. Kompetensi lulusan sekolah dasar yang harus dijadikan acuan dalam pembelajaran adalah: 1) mampu mengenali dan menjalankan hak dan kewajiban diri, beretos kerja, dan peduli terhadap lingkungan. 2) mampu berfikir logis, kritis, dan kreatif serta berkomunikasi melalui beberapa media. 3) menyenangi keindahan. 4) mengenali dan berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang diyakininya. 5) membiasakan hidup bersih, bugar, dan sehat; dan 6) memiliki rasa cinta dan bangga terhadap bangsa dan tanah air.

Menurut Trianto (2009 : 24) pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, dimana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan


(25)

bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik (http://www.wikipedia.com diakses tanggal 2 Februari pukul 14.56 WIB).

Berdasarkan pengertian para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan perilaku melalui interaksi dengan lingkungan dan bersifat permanen. Sedangkan pembelajaran dapat disimpulkan bahwa usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar untuk memperoleh perubahan perilaku.

2. Kualitas Pembelajaran

a. Pengertian Kualitas Pembelajaran

Kualitas pembelajaran dapat diartikan sebagai intensitas keterkaitan sistemik dan sinergis dosen (guru), mahasiswa (siswa), kurikulum dan bahan belajar, media, fasilitas, dan sistem pembelajaran dalam menghasilkan proses dan hasil belajar yang optimal sesuai tuntutan kurikuler (Depdiknas, 2004 : 7).

Kualitas dapat dimaknai dengan istilah mutu juga efektifitas. Mutu adalah perpaduan sifat-sifat barang atau jasa, yang menunjukkan kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan dan kepuasan bahkan melebihi harapan pelanggan, baik yang tersurat maupun yang tersirat


(26)

(http://www.sambasalim.com/.../kualitas-proses-pembelajaran.html diakses tanggal 12 Februari 2011 pukul 18.02 WIB).

Menurut Syaodih (2006 : 7) efektivitas pembelajaran sering kali diukur dengan tercapainya tujuan, atau dapat pula diartikan sebagai ketepatan dalam mengelola suatu situasi, atau “doing the right things”. Pengertian ini mengandung ciri: bersistem (sistematik), yaitu dilakukan secara teratur, konsisten atau berurutan melalui tahap perencanaan, pengembangan, pelaksanaan, penilaian dan penyempurnaan, sensitif terhadap kebutuhan akan tugas belajar dan kebutuhan pembelajar, kejelasan akan tujuan dan karena itu dapat dihimpun usaha untuk mencapainya, bertolak dari kemampuan atau kekuatan mereka yang bersangkutan (peserta didik, pendidik, masyarakat dan pemerintah).

Suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila memenuhi persyaratan utama keefektifan pengajaran sebagai berikut :

1) Presentasi waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap kegiatan belajar mengajar.

2) Rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi di antara siswa. 3) Ketetapan antara kandungan materi ajar dengan siswa (orientasi

keberhasilan belajar) diutamakan.

4) Mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif (Trianto, 2009 : 27).

Berdasarkan penjelasan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas pembelajaran adalah pengelolaan pembelajaran yang sistematis


(27)

untuk menghasilkan proses dan hasil belajar yang optimal sesuai tujuan pembelajaran.

b. Komponen Kualitas Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu sistem lingkungan belajar yang terdiri atas komponen tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, siswa, dan guru. Sebagai sistem, komponen-komponen tersebut berkaitan erat, saling mempengaruhi. (Anitah, 2009 : 1.31).

Komponen-komponen dalam pembelajaran saling berinteraksi, ketergantungan atau berhubungan satu sama lain. Oleh karena itu agar tujuan organisasi tercapai dengan baik, maka komponen-komponen sistem ini harus bekerja dengan baik pula. Syafaruddin dan Nasution

(2005) mengemukakan bahwa: ”proses suatu sistem dimulai dari input (masukan) kemudian diproses dengan berbagai aktivitas dengan menggunakan teknik dan prosedur, dan selanjutnya menghasilkan output

(keluaran), yang akan dipakai oleh masyarakat lingkungannya.” Aktivitas

suatu sistem tersebut diperagakan oleh gambar berikut: Gambar 2.1


(28)

Dalam sistem pendidikan, input diantaranya diwakili oleh siswa, guru, kepala sekolah, fasilitas, media, dan sarana prasarana. Sedangkan proses diwakili pengajaran, pelatihan, pembimbingan, evaluasi dan pengelolaan. Sementara output meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap (http://www.sambasalim.com//kualitas-proses-pembelajaran.html diakses tanggal 12 Februari 2011 pukul 18.02 WIB).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mewujudkan pembelajaran yang berkualitas memerlukan sebuah sistem yang saling berhubungan, sistem tersebut meliputi input, proses dan output.

c. Indikator Kualitas Pembelajaran

Menurut Green (1992) menjelaskan bahwa indikator adalah variabel yang mengindikasikan atau menunjukkan satu kecenderungan situasi yang dapat dipergunakan untuk mengukur perubahan (http://subektiheru.blogspot.com. diakses tanggal 8 April 2011 pukul 20.50 WIB).

Indikator kualitas pembelajaran dapat dilihat antara lain dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Perilaku pembelajaran pendidik, dapat dilihat dari kinerjanya sebagai berikut:


(29)

b) Menguasai disiplin ilmu berkaitan dengan keluasan dan kedalaman jangkauan substansi dan metodologi dasar keilmuan, serta mampu memilih, menata, mengemas, dan merepresentasikan materi sesuai kebutuhan siswa.

c) Agar dapat memberikan layanan pendidikan yang berorientasi pada kebutuhan siswa.

d) Menguasai pengelolaan pembelajaran yang mendidik yang berorientasi pada siswa tercermin dalam kegiatan merencanakan, melaksanakan, serta mengevaluasi dan memanfaatkan hasil evaluasi pembelajaran secara dinamis untuk membentuk kompetensi yang dikehendaki

e) Mengembangkan kepribadiandan keprofesionalan sebagai kemampuan untuk dapat mengetahui, mengukur, dan mengembang-mutakhirkan kemampuannya secara mandiri.

2) Perilaku dan dampak belajar siswa dapat dilihat dari kompetensinya sebagai berikut:

a) Memiliki persepsi dan sikap positif terhadap belajar

b) Mau dan mampu mendapatkan dan mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan serta membangun sikapnya.

c) Mau dan mampu memperluas serta memperdalam pengetahuan dan ketrampilan serta memantapkan sikapnya.

d) Mau dan mampu menerapkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikapnya secara bermakna.


(30)

e) Mau dan mampu membangun kebiasaan berpikir, bersikap dan bekerja produktif.

f) Mampu menguasai materi ajar mata pelajaran dalam kurikulum sekolah/satuan pendidikan sesuai dengan bidang studinya.

3) Iklim pembelajaran mencakup:

a) Suasana kelas yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kegiatan pembelajaran yang menarik, menantang, menyenangkan dan bermakna bagi pembentukan profesionalitas kependidikan. b) Perwujudan nilai dan semangat ketauladanan, prakarsa, dan

kreatifitas guru.

4) Materi pembelajaran yang berkualitas tampak dari:

a) Kesesuaiannya dengan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang harus dikuasai siswa

b) Ada keseimbangan antara keluasan dan kedalaman materi dengan waktu yang tersedia.

c) Materi pembelajaran sistematis dan kontekstual.

d) Dapat mengakomodasikan partisipasi aktif siswa dalam belajar semaksimal mungkin.

e) Dapat menarik manfaat yang optimal dari perkembangan dan kemajuan bidang ilmu, teknologi, dan seni.

f) Materi pembelajaran memenuhi kriteria filosofis, profesional, psiko-pedagogis, dan praktis.


(31)

5) Kualitas media pembelajaran tampak dari:

a) Dapat menciptakan pengalaman belajar yang bermakna.

b) Mampu memfasilitasi proses interaksi antara siswa dan guru, siswa dan siswa, serta siswa dengan ahli bidang ilmu yang relevan. c) Melalui media pembelajaran, mampu mengubah suasana belajar

dari siswa pasif dan guru sebagai sumber ilmu satu-satunya, menjadi siswa aktif berdiskusi dan mencari informasi melalui berbagai sumber belajar yang ada.

6) Sistem pembelajaran mampu menunjukkan kualitas jika:

a) Memiliki penekanan dan kekhususan lulusannya, responsif terhadap berbagai tantangan secara internal maupun eksternal. b) Memiliki perencanaan yang matang dalam bentuk rencana strategis

dan rencana operasional.

c) Ada semangat perubahan yang dicanangkan dalam pembelajaran yang mampu membangkitkan upaya kreatif dan inovatif dari semua civitas akademika melalui berbagai aktivitas pengembangan. (Depdiknas, 2004 : 8 – 10)

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa agar kualitas pembelajaran dapat terwujud maka dibutuhkan indikator kualitas pembelajaran. Indikator tersebut diantaranya perilaku guru, perilaku siswa, iklim belajar, materi dan media pembelajaran serta strategi pembelajaran.


(32)

d. Keterampilan Guru dalam Pembelajaran

Kualitas guru dapat ditinjau dari dua segi, dari segi proses dan segi hasil. Dari segi proses guru dikatakan berhasil apabila mampu melibatkan sebagian besar peserta didik (siswa) secara aktif baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran. Sedangkan dari segi hasil guru dikatakan berhasil apabila pembelajaran yang mampu mengubah perilaku peserta didik (siswa) ke arah penguasaan kompetensi dasar (Mulyasa, 2009 : 13-14).

Menurut Dimyati dan Mujiyono ( 2009 : 63 ) usaha yang dapat dilakukan guru untuk menimbulkan keaktifan belajar pada siswa dapat dilakukan sebagai berikut :

1) Menggunakan multimetode dan multimedia,

2) Memberikan tugas secara individual dan kelompok,

3) Memberikan kesempatan pada siswa melaksanakan eksperimen dalam kelompok kecil,

4) Memberikan tugas untuk membaca bahan ajar, mencatat hal yang kurang jelas, serta mengadakan tanya jawab dan diskusi.

Keterampilan dasar mengajar yaitu keterampilan yang mutlak harus dipenuhi guru, dengan keterampilan dasar mengajar diharapkan guru dapat mengoptimalkan peranannya di kelas ( Djamarah, 2005 : 99). Menurut Usman (2009 : 74) adapun beberapa keterampilan dasar dalam mengajar adalah sebagai berikut :


(33)

1. Keterampilan Bertanya (questioning skills)

Dalam proses pembelajaran, bertanya merupakan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat pula akan memberikan dampak yang positif kepada siswa. Keterampilan bertanya meliputi keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjutan. Komponen-komponen dalam keterampilan bertanya sebagai berikut :

a) Komponen-komponen bertanya dasar adalah sebagai berikut : 1. Penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat

2. Pemberian acuan 3. Pemindahan giliran 4. Penyebaran

5. Pemberian waktu berpikir 6. Pemberian tuntunan.

b) Komponen-komponen bertanya lanjut adalah sebagai berikut : 1) Pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab

pertanyaan.

2) Pengaturan urutan pertanyaan. 3) Penggunaan pertanyaan pelacak. 4) Peningkatan terjadinya interaksi.

2. Keterampilan Memberi Penguatan (reinforcement skills)

Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respon, yang bersifat verbal ataupun nonverbal, yang merupakan bagian dari


(34)

modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik (feedback). Jenis-jenis penguatan sebagai berikut :

a) Penguatan verbal diungkapkan menggunakan kata-kata b) Penguatan nonverbal meliputi :

1) Penguatan gerak isyarat 2) Penguatan pendekatan 3) Penguatan dengan sentuhan

4) Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan 5) Penguatan berupa simbol atau benda.

3. Keterampilan Memberikan Variasi

Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa. Komponen-komponen memberikan variasi sebagai berikut:

a) Variasi dalam cara mengajar, meliputi : (1) variasi suara, (2) pemusatan perhatian siswa, (3) kesenyapan, (4) menggunakan kontak pandang dan gerak, (5) gerakan badan mimik, dan (6) pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak guru.

b) Variasi dalam menggunakan media dan alat pengajaran, meliputi : 1) Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids)


(35)

3) Variasi alat atau bahan yang dapat diraba, dimanipulasi, dan didengarkan (motorik)

4) Variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat, diraba (visual aids)

c) Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa, meliputi : (1) pola guru-siswa, (2) pola guru-siswa-guru, (3) pola guru-siswa-guru-siswa, (4) pola guru-siswa, siswa-guru, dan (5) pola melingkar.

4. Keterampilan Menjelaskan

Keterampilan menjelaskan adalah menyajikan informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya yaitu antara guru dengan siswa. Komponen-komponen dalam keterampilan menjelaskan sebagai berikut :

a) Merencanakan materi yang akan disampaikan

b) Penyajian suatu penjelasan, meliputi : (1) kejelasan, (2) penggunaan contoh dan ilustrasi, (3) pemberian tekanan, (4) penggunaan balikan.

5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

Keterampilan membuka pelajaran yaitu keterampilan menciptakan kondisi siap mental untuk menimbulkan rangsang agar perhatian siswa terpusat. Sedangkan keterampilan menutup pelajaran diartikan sebagai keterampilan mengakhiri pelajaran agar siswa mendapat gambaran utuh tentang materi yang telah dipelajari.


(36)

a) Komponen keterampilan membuka pelajaran meliputi : 1) Menarik perhatian siswa

2) Menimbulkan motivasi 3) Memberi acuan

4) Membuat kaitan atau hubungan di antara materi-materi yang akan dipelajari dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dikuasai siswa.

b) Komponen keterampilan menutup pelajaran meliputi :

1) Meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum atau membuat ringkasan.

2) Mengevaluasi dengan cara : (1) mendemonstrasikan keterampilan, (2) mengaplikasikan ide baru pada situasi lain, (3) mengeksplorasi pendapat siswa sendiri, dan (4) memberikan soal-soal tertulis.

6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

Keterampilan membimbing kelompok kecil adalah kemampuan membelajarkan siswa dengan jalan menyelenggarakan proses percakapan yang teratur dengan melibatkan beberapa kelompok siswa. Tujuannya untuk berbagi informasi atau pengalaman dam pemecahan masalah. Diskusi kelompok kecil dapat dipergunakan sebagai alternatif variasi metode mengajar untuk mengurangi kebosanan dalam pembelajaran. Komponen


(37)

dalam keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil sebagai berikut:

a) Memusatkan perhatian siswa tertuju pada tujuan dan topik diskusi.

b) Memperluas masalah atau urunan pendapat. c) Menganalisis pandangan siswa.

d) Meningkatkan urunan berpikir siswa. e) Menyebarkan kesempatan berpartisipasi.

f) Menutup diskusi dengan membuat rangkuman hasil diskusi dan tindak lanjut hasil diskusi.

7. Keterampilan mengelola kelas

Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam pembelajaran. Komponen-komponen dalam keterampilan mengelola kelas sebagai berikut :

a) Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal atau bersifat preventif yang meliputi : (1) menunjukkan sikap tanggap, (2) memberi perhatian, (3) memusatkan perhatian kelompok, (4) memberi petunjuk-petunjuk yang jelas, dan (5) menegur dan memberi penguatan.


(38)

b) Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal yang meliputi : (1) modifikasi tingkah laku, (2) pendekatan pemecahan masalah kelompok, dan (3) menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.

8. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan

Keterampilan mengajar perorangan adalah cara pembelajaran dimana guru menghadapi banyak siswa yang masing-masing mendapat kesempatan bertatap muka dengan guru serta memperoleh bantuan dan bimbingan guru secara perorangan. Komponen-komponen dalam keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan sebagai berikut :

a) Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi b) Keterampilan mengorganisasi

c) Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar

d) Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar. Berdasarkan penjelasan para ahli dapat disimpulkan bahwa keterampilan guru dalam pembelajaran merupakan suatu kemampuan guru dalam pembelajaran yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.


(39)

e. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran

Menurut Mulyono (2001), Aktivitas artinya “ kegiatan atau keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik atau non fisik merupakan suatu aktifitas. Kaitannya dengan aktivitas belajar, Yunaini menjelaskan bahwa segala sesuatu kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi antara guru dengan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran (http://badricenter.co.cc. diakses tanggal 16 Maret 2011 pukul 21.41 WIB.).

Aktivitas belajar akan terjadi pada diri pembelajar (siswa) apabila terdapat interaksi antara situasi stimulus dengan isi memori sehingga perilakunya berubah dari waktu sebelum dan setelah adanya situasi stimulus tersebut. Perubahan perilaku pada diri pembelajar (siswa) menunjukkan bahawa pembelajar (siswa) telah melakukan aktivitas belajar (Anni, 2006 : 5).

Dalam proses belajar anak Sekolah Dasar mempunyai karakteristik- karakteristik tertentu. Menurut Sumantri dan Saodih (2005 : 6.3) karakteristik anak sekolah dasar adalah sebagai berikut :

1) Anak Sekolah Dasar senang bermain

Karakteristik ini menuntut guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran yang bermuatan permainan terlebih bagi siswa kelas rendah. Guru Sekolah Dasar seyogyanya merancang model pengajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya.


(40)

2) Anak Sekolah Dasar senang bergerak

Pada karakteristik ini guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak. 3) Anak sekolah dasar senang bekerja dalam kelompok

Anak Sekolah Dasar adalah anak senang bekerja dalam kelompok, dari pergaulannya dengan teman sebaya anak belajar aspek-aspek yang penting dalam sosialisasi contohnya : belajar memenuhi aturan-aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak bergantung dengan orang dewasa, mempelajari perilaku yang diterima dari lingkungannya, belajar sportif. Dengan karakteristik seperti ini membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dengan kelompok.

4) Anak sekolah dasar senang merasakan/ memeragakan secara langsung Bagi anak Sekolah Dasar, penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih dipahami jika anak melaksanakan sendiri. Dengan demikian hendaknya guru merancang model pembelajaran yang mungkin anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran.

Menurut Usman (2009 : 22) aktivitas belajar siswa dapat digolongkan ke dalam beberapa hal sebagai berikut :

1) Aktivitas visual (visual activities) seperti membaca, menulis, melakukan eksperimen, dan demonstrasi.


(41)

2) Aktivitas lisan (oral activities) seperti bercerita, membaca, tanya jawab, diskusi, dan menyanyi.

3) Aktivitas mendengarkan (listening activities) seperti mendengarkan penjelasan guru, mendengarkan ceramah dan mendengarkan pengarahan.

4) Aktivitas gerak (motor activities) seperti senam, atletik, menari, dan melukis.

5) Aktivitas menulis (writing activities) seperti mengarang, membuat makalah, dan membuat surat.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan dalam proses pembelajaran di SD tidak lepas dari aktifitas siswa dengan karakteristik unik yang dimiliki, agar tercapai kualitas pembelajaran maka seorang guru hendaknya dapat menciptakan pembelajaran yang menarik bagi siswa.

f. Hasil belajar

Menurut Suprijono (2009 : 5) hasil belajar merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.

Menurut Dimyati dan Mudjiono ( 2009 : 3 ), hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari segi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pangkal atau puncak proses pembelajaran.


(42)

Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa fektor. Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu faktor dalam diri siswa sendiri (intern) dan faktor dari luar diri siswa (ekstern). Faktor diri dalam siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar diantaranya adalah kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan dan kesehatan, serta kebiasaan siswa. Sedangkan faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya adalah lingkungan fisik dan non fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan keluarga, program sekolah, guru, pelaksan pembelajaran, dan teman sekolah. (Anitah, 2009 : 2.6).

Dalam pelaksanaanya hasil belajar perlu diadakan evaluasi agar hasil belajar tersebut dapat mencapai sasaran yang diharapkan. Dalam hal ini sasaran dari evaluasi hasil belajar tersebut harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya. Tujuan pembelajaran tersebut yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik (Sugandi, 2007: 115).

Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang diperoleh pembelajar (siswa) setelah mengalami aktivitas belajar. Benyamin S. Blom membagi hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu:

1) Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.


(43)

2) Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari penerimaan, jawaban atau reaksi, dan penilaian.

3) Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak (Anni, 2006 : 5-7).

Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku melalui proses belajar. Untuk memperoleh tingkat keberhasilan yang dinyatakan dalam bentuk nilai setelah evaluasi pembelajaran.

3. Hakikat Pembelajaran IPS a. Pengertian IPS

Menurut Benning (dalam Arini dkk, 2009 : 2) IPS adalah suatu pelajaran yang berhubungan langsung dengan perkembangan dan organisasi masyarakat manusia dan manusia sebagai anggota dari kelompok sosial.

Menurut Samlawi dan Maftuh (2001 : 5) Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang memadukan konsep-konsep dasar dari berbagai ilmu sosial yang disusun melalui pendekatan pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan kebermaknaannya bagi siswa dan kehidupannya.

Menurut Nasution mendefinisikan IPS sebagai pelajaran yang merupakan fusi atau paduan sejumlah mata pelajaran sosial yang terdiri atas berbagai subjek sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi,


(44)

dan psikologi sosial ( http://blog.sunan-ampel.ac.id/hen/files/2010/10/ips-1 paket-http://blog.sunan-ampel.ac.id/hen/files/2010/10/ips-1.pdf diakses tanggal 12 Januari 2011 pukul 14.16 WIB).

Dalam seminar nasional tentang Civic Education pada tahun 1972 IPS diartikan sebagai suatu studi masalah-masalah sosial yang dipilih dan dikembangkan dengan menggunakan pendekatan interdisipliner dan bertujuan agar masalah-masalah sosial dapat dipahami oleh siswa dengan demikian siswa akan dapat menghadapi dan memecahkan masalah sehari-hari (Winataputra, 2009 : 1.40).

Berdasarkan penjelasan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan ilmu yang mempelajari permasalahan yang ada di masyarakat baik permasalahan sebelumnya, sekarang dan ke depan.

b. Pembelajaran IPS di SD

Menurut Kosasih dan Hasan (Solihatin dan Raharjo, 2007 : 15) menjelaskan tentang pola pembelajaran IPS menekankan pada unsur pendidikan siswa dan pembekalan pada siswa. Penekanan pembelajarannya bukan sebatas pada upaya mencekoki atau menjejali siswa dengan sejumlah konsep yang bersifat hafalan belaka, melainkan terletak pada upaya agar mereka mampu menjadikan apa yang telah dipelajari sebagai bekal dalam melakoni kehidupan di masyarakat lingkungannya, serta sebagai bekal bagi dirinya untuk melanjutkan pendidikan di jenjang yang lebih tinggi.


(45)

Dalam Standar Isi Mata Pelajaran SD/MI menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran IPS di SD agar siswa mempunyai kemampuan sebagai berikut :

1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan kehidupan sosial.

3) Mempunyai komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Menurut Hidayati, dkk (2008: 26) bidang studi IPS merupakan gabungan ilmu-ilmu sosial yang terintegrasi atau terpadu. Karakteristik pembelajaran IPS di Sekolah Dasar dapat dilihat dari materi dan strategi penyampaiannya . Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut :

1) Materi Ilmu Pengetahuan Sosial

Materi IPS digali dari segala aspek kehidupan praktis sehari-hari di masyarakat. Oleh karena itu, pembelajaran IPS yang melupakan masyarakat sebagai sumber dan objek nya merupakan suatu bidang ilmu yang tidak berpijak pada kenyataan.


(46)

Adapun lima sumber materi Ilmu Pengetahuan Sosial adalah sebagai berikut :

a) Segala sesuatu atau apa saja ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara dan dunia dengan berbagai permasalahannya.

b) Kegiatan manusia, misalnya: mata pencarian, pendidikan, keagamaan, produksi, komunikasi, transportasi.

c) Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan antropologi yang terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat sampai yang terjauh.

d) Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tokoh-tokoh dan kejadian-kejadian yang luar biasa. e) Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari

makanan, pakaian, permainan , dan keluarga. 2) Strategi penyampaian pembelajaran IPS

Strategi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial , sebagian besar adalah didasarkan pada suatu strategi, yaitu materi disusun dalam urutan: anak (diri sendiri), keluarga, masyarakat/tetangga, kota, region, negara, dan dunia.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS bertujuan untuk membekali pengetahuan bagi siswa untuk menjalani kehidupannya sekarang dan masa depan.


(47)

c. Media Pembelajaran IPS

Menurut Asra dkk (2007: 5.5) mengartikan media sebagai wahana penyalur pesan atau informasi belajar untuk mengkondisikan seseorang untuk belajar. Media pembelajaran bermanfaat untuk melengkapi, memelihara dan bahkan meningkatkan kualitas pembelajaran dan proses pembelajaran yang sedang berlangsung, penggunaan media dalam pembelajaran akan meningkatkan hasil belajar, meningkatkan aktivitas siswa, meningkatkan motivasi belajar siswa.

Menurut Dinje Borman Rumumpuk ( dalam Mulyani dan Johar P. 2001 : 153) media pengajaran adalah setiap alat baik software maupun hardware yang dipergunakan sebagai media komunikasi dan bertujuan untuk meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar.

Dalam pembelajaran IPS memerlukan media pembelajaran untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Jenis-jenis media yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran IPS yaitu : (a) media yang tidak diproyeksikan, (b) media yang diproyeksikan, (c) media audio dan (d) sistem multimedia. Menurut John Jarolimek menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam memilih media pembelajaran yaitu :

1) Tujuan instruksional yang akan dicapai 2) Tingkat usia dan kematangan siswa


(48)

4) Latar belakang dan pengalaman anak (Hidayati dkk, 2008 : 7.13). Media yang tidak diproyeksikan sering disebut sebagai media pameran (displayed media), jenis media yang tidak diproyeksikan antara lain : realia, model, dam grafis. Media grafis digunakan untuk menyalurkan pesan melalui simbol-simbol visual, contohnya : gambar, peta grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik, dan sebagainya (Rahadi, 2003 : 24-26).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan penyalur pesan dalam pembelajaran untuk mempermudah siswa memahami materi. Pemilihan media harus disesuaikan dengan materi, lingkungan belajar, dan karakteristik siswa.

4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay

Menurut Isjoni, (2009 : 14) Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.

Model pembelajaran kooperatif mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara


(49)

sesama dalam suatu kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan antar anggota (Solihatin dan Raharjo, 2007 : 4).

Menurut Slavin (dalam terjemahan Yusron, 2010 : 4-5) bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif antara lain dapat meningkatkan pencapaian prestasi para siswa dan juga memiliki dampak positif yang dapat mengembangkan hubungan antar kelompok, penerimaan terhadap teman sekelas yang lemah dalam akademik, dan meningkatkan rasa harga diri. Pembelajaran kooperatif berjalan dengan baik dan dapat diaplikasikan untuk semua jenis kelas baik kelas khusus untuk anak berbakat, kelas pendidikan khusus dan bahkan untuk kelas yang tingkat kecerdasannya rata-rata dan khususnya sangat diperlukan dalam kelas heterogen dengan berbagai tingkat kemampuan.

Roger dan David Johnson (dalam Lie, 2010 : 31) mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok dapat dianggap cooperative learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal terdapat lima unsur model pembelajaran gotong royong (cooperative learning) yang harus diterapkan, diantaranya sebagai berikut :

a. Saling ketergantungan positif. b. Tanggung jawab perseorangan. c. Tatap muka.

d. Komunikasi antar anggota. e. Evaluasi antar kelompok.


(50)

Pembelajaran Course Review Horay merupakan suatu pembelajaran pengujian terhadap pemahaman konsep siswa menggunakan kotak yang diisi dengan nomor untuk menuliskan jawabannya. Siswa yang paling terdahulu mendapatkan tanda benar langsung berteriak horay atau yel-yel lainnya. Adapun langkah-langkah pembelajaran Course Review Horay adalah sebagai berikut:

a. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai

b. Guru mendemonstrasikan atau menyampaikan materi sesuai topik.

c. Guru memberikan tanya jawab kepada siswa sesuai dengan materi yang telah disampaikan.

d. Untuk menguji pemahaman siswa, setiap kelompok disuruh membuat kotak 9 / 16 / 25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi nomor sesuai dengan selera masing-masing.

e. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (v) dan salah diisi tanda silang (x).

f. Siswa yang sudah mendapat tanda (V) harus berteriak horay.

g. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar dan jumlah horay yang telah diperoleh.

h. Penutup ( Suprijono, 2009 : 129).

Course Review Horay adalah salah satu pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk ikut aktif dalam belajar. pembelajaran ini merupakan cara belajar-mengajar yang lebih menekankan pada pemahaman


(51)

materi yang diajarkan guru dengan menyelesaikan soal-soal. Dalam aplikasinya pembelajaran Course Review Horay tidak hanya menginginkan siswa untuk belajar ketrampilan dan isi akademik. Pembelajaran Course Review Horay juga melatih siswa untuk mencapai tujuan-tujuan hubungan sosial yang pada akhirnya mempengaruhi prestasi akademik siswa. Pembelajaran Course Review Horay dicirikan oleh struktur tugas, tujuan, dan penghargaan kooperatif yang melahirkan sikap ketergantungan yang positif di antara sesama siswa, penerimaan terhadap perbedaan individu dan mengembangkan ketrampilan bekerjasama antar kelompok. Kondisi seperti ini akan memberikan kontribusi yang cukup berarti untuk membantu siswa yang kesulitan dalam mempelajari konsep-konsep belajar, pada akhirnya setiap siswa dalam kelas dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Pada pembelajaran Course Review Horay aktivitas belajar lebih banyak berpusat pada siswa. Dalam hal ini pada proses pembelajaran guru hanya bertindak sebagai penyampai informasi, fasilitator dan pembimbing. Suasana belajar dan interaksi yang menyenangkan membuat siswa lebih menikmati pelajaran sehingga siswa tidak mudah bosan dan jenuh untuk belajar. (http://rhum4hnd3soq.blogspot.com/ diakses tanggal 12 Januari 2011 pukul 14.39 WIB).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay adalah model pembelajaran kelompok yang memberikan pengalaman menyenangkan sehingga siswa tertarik mengikuti pembelajaran.


(52)

B.Penelitian Relevan

Hasil penelitian Wahyuni (2009) yang berjudul “Penerapan Model

Jigsaw And Course Review Horay Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negari 4 Semarang” mengatakan bahwa dengan model pembelajaran jigsaw dan course review horay terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 pada mata pelajaran sejarah. Dari hasil siklus I dengan tingkat KKM 65, menunjukkan bahwa siswa yang tuntas belajar sebesar 60% atau 24 siswa, sedangkan 40% atau 16 siswa belum tuntas. Siklus II menunjukkan siswa yang tuntas belajar sebesar 95% atau 38 siswa sedangkan siswa yang belum tuntas hanya 5% atau 2 siswa. Setelah dilakukan siklus II indikator keberhasilan lebih dari 85 % dan disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas telah berhasil.

Pebriansyah (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “ Upaya

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIIIA SMPN 1 Ngawen pada Mata Pelajaran IPS Materi Sejarah melalui Penerapan Model Pembelajaran Course Review Horay Tahun Pelajaran 2008-2009” mengatakan bahwa dengan model pembejaran Course Review Horay dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Ini terbukti pada siklus I ketuntasan belajar secara klasikal mencapai 61,54% dan pada siklus ke II ketuntasan belajar mencapai 82,05%. Nilai hasil belajar siswa lebih dari 75% di atas KKM.

Rizkiyah (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “ Keefektifan

Model Pembelajaran Course Review Horay Dengan Pendekatan PAKEM Terhadap Pemahaman Konsep Siswa SMP 2 Brebes Kelas VIII Semester 2


(53)

Pokok Bahasan Kubus dan Balok Tahun Pelajaran 2007/2008” menjelaskan

bahwa penelitian yang dilakukan menggunakan dua subjek penelitian yaitu dengan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Course Review Horay dengan menggunakan pendekatan PAKEM dan kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Hasilnya menunjukan nilai rata-rata kelas eksperimen mencapai nilai 85,50 sedangkan kelas kontrol mencapai nilai rata-rata76,48. Dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Course Review Horay dengan pendekatan PAKEM lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

Dari penelitian yang sudah dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran Course Review Horay, diharapkan juga kualitas pembelajaran IPS akan meningkat setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay .

C.Kerangka Berpikir

Berdasarkan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV SD Negeri Sekaran 01 masih di bawah KKM. Dengan nilai rata-rata 54 dan nilai tertinggi 80 sedangkan nilai terendah 25. Dari 27 siswa, hanya 9 siswa (33%) yang tuntas belajar, sedangkan 18 siswa (67%) belum mencapai ketuntasan belajar. Dari hasil belajar tersebut diperlukan perbaikan pembelajaran

Tujuan umum dari perbaikan pembelajaran ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang di dalamnya memuat peningkatan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. Salah satu langkah


(54)

yang ditempuh guru adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay. Pembelajaran kooperatif merupakan kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri.

Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay pada pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri Sekaran 01 Semarang akan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Peningkatan tersebut meliputi peningkatan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(55)

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir

Kondisi Awal

 Keterampilan guru dalam pembelajaran rendah

 Aktivitas dan respon siswa dalam pembelajaran rendah

 Hasil belajar rendah

Menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi.

3. Memberikan kesempatan kepada siswa bertanya jawab. 4. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat

kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa. 5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis

jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (Ö) dan salah diisi tanda silang (x).

6. Siswa yang sudah mendapat tanda Ö vertikal atau horisontal, atau diagonal harus berteriak horay … atau yel-yel lainnya.

7. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh.

8. Kesimpulan. 9. Penutup.

Tindakan

Kondisi Akhir

 Keterampilan guru dalam pembelajaran meningkat

 Aktivitas dan respon siswa dalam pembelajaran meningkat


(56)

D.Hipotesis Tindakan

Berdasarkan analisis teoritis, beberapa hasil penelitian yang relevan dan kerangka pemikiran seperti diungkapkan diatas, maka dalam penelitian ini dapat diajukan rumusan hipotesa tindakan sebagai berikut : “Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay Kualitas Pembelajaran


(57)

42 BAB III

METODE PENELITIAN

A.Rancangan Penelitian

Menurut Suyanto ( dalam Subyantoro, 2009 : 7 ) penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran secara profesional. Adapun rancangan PTK terdiri dari empat tahap sebagai berikut :

1. Perencanaan

Perencanaan tindakan disusun untuk menguji secara empiris hipotesis tindakan yang ditentukan dengan mempersiapkan bahan ajar. Rencana pengajaran yang mencakup metode mengajar, serta instrumen observasi dan evaluasi. Dalam tahap perencanaan ini meliputi sebagai berikut :

a. Menelaah materi dalam pembelajaran IPS serta menelaah indikator bersama tim kolaborasi.

b. Menyusun RPP sesuai indikator yang telah ditetapkan dan skenario pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay.

c. Menyiapkan media pembelajaran


(58)

e. Menyiapkan lembar observasi dan catatan lapangan untuk mengamati keterampilan guru dan aktivitas siswa.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dimulai dengan mempersiapkan skenario tindakan termasuk bahan pelajaran, menyiapkan media, mempersiapkan cara menganalisis data.

Dalam pelaksanaan PTK ini direncanakan dalam beberapa siklus. Pada siklus I mengkaji tentang macam-macam sumber daya alam, siklus II mengkaji tentang persebaran sumber daya alam di Indonesia, sedangkan pada siklus III mengkaji tentang pemanfaatan sumber daya alam untuk kegiatan ekonomi.

3. Pengamatan

Yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dan observer. Kegiatan pengamatan ini tidak terpisah dengan pelaksanaan tindakan karena pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Kegiatan pengamatan pada penelitian ini dilaksanakan secara berkolaborasi dengan teman sejawat. Peneliti bertindak melaksanakan tindakan sedangkan guru bertindak sebagai observer.


(59)

4. Refleksi

Istilah "refleksi" dari kata bahasa Inggris “reflection”, yang artinya pemantulan. Kegiatan refleksi dilakukan setelah selesai melakukan tindakan. Kegiatan refleksi pada penelitian ini dilakukan untuk menilai keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar selama proses pembelajaran berlangsung. Setelah merefleksi proses pembelajaran pada setiap siklus kemudian peneliti membuat perencanaan tindak lanjut untuk siklus berikutnya.

B.Perencanaan Tahap Penelitian

Pelaksanaan PTK diperlukan suatu perencanaan, dalam penelitian ini direncanakan tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.

1. Siklus I

a. Perencanaan

1) Menyusun RPP dengan materi macam-macam sumber daya alam di Indonesia.

2) Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran berupa contoh-contoh sumber daya alam.

3) Menyiapkan alat evaluasi berupa lembar kerja siswa.

4) Manyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS.


(60)

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir sebagai berikut :

1) Kegiatan awal : 10 menit a) Guru mengkondisikan siswa.

b) Guru melakukan apersepsi dengan cara tanya jawab. c) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

2) Kegiatan inti : 45 menit Eksplorasi

a) Siswa diminta membaca buku paket IPS untuk mencari informasi tentang materi yang akan dipelajari.

b) Guru menjelaskan materi pembelajaran.

c) Guru melakukan tanya jawab untuk pemantapan. Elaborasi

a) Siswa diminta berkelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 5-6 siswa.

b) Setiap kelompok mengerjakan lembar kerja siswa c) Guru dan siswa membahas hasil kerja siswa.

d) Kegiatan kelompok dengan menggunakan model pembelajaran Course Review Horay.


(61)

Konfirmasi

a) Guru memberikan reward (hadiah) kepada kelompok yang menang..

b) Guru memberi ulasan terhadap seluruh jawaban yang diberikan siswa.

3) Kegiatan akhir : 15 menit

a) Guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. b) Guru memberikan post- tes kepada siswa

c) Guru memberikan tugas rumah.

c. Pengamatan

Pengamatan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Pengamatan dilakukan terhadap keterampilan guru dan aktivitas siswa. Pada pengamatan keterampilan guru dan aktivitas siswa dilakukan langsung pada proses pembelajaran, sedangkan untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menganalisis hasil dari post-tes.

d. Refleksi

1) Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus I.

2) Mengkaji pelaksanaan pembelajaran dan efek tindakan pada siklus I. 3) Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus I.


(62)

2. Siklus II

a. Perencanaan

1) Menyusun RPP dengan materi persebaran sumber daya alam di Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay sesuai dengan refleksi siklus I.

2) Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran berupa peta Indonesia.

3) Menyiapkan alat evaluasi berupa lembar kerja siswa.

4) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru dan siswa dalam pembelajaran IPS.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir sebagai berikut :

1) Kegiatan awal : 10 menit

a) Guru mengkondisikan siswa. b) Guru melakukan apersepsi.

c) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. 2) Kegiatan inti : 45 menit

Eksplorasi

a) Siswa mencari informasi tentang materi yang dipelajari di buku paket IPS.


(63)

c) Guru mengaktifkan siswa dalam penggunaan media. d) Guru melakukan tanya jawab untuk memantapan. Elaborasi

a) Siswa berkelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 5-6 siswa.

b) Setiap kelompok mengerjakan LKS. c) Setiap kelompok membahas hasil diskusi.

d) Kegiatan kelompok dengan menggunakan model pembelajaran Course Review Horay.

e) Guru bersama siswa langsung mendiskusikan jawaban. Konfirmasi

a) Guru memberikan reward kepada kelompok pemenang.

b) Guru memberi ulasan terhadap seluruh jawaban yang diberikan siswa.

3) Kegiatan akhir : 15 menit

a) Guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. b) Guru memberikan post- tes kepada siswa.

c) Guru memberikan tugas rumah.

c. Pengamatan

Pengamatan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Pengamatan dilakukan terhadap keterampilan guru dan aktivitas siswa. Pada pengamatan keterampilan guru dan aktivitas siswa dilakukan langsung pada proses pembelajaran, sedangkan untuk


(64)

mengetahui hasil belajar siswa dengan cara menganalisis hasil dari post-tes.

d. Refleksi

1) Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus II.

2) Mengkaji pelaksanaan pembelajaran dan efek tindakan pada siklus II. 3) Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus II.

4) Merencanakan tindak lanjut untuk siklus III.

3. Siklus III

a. Perencanaan

1) Menyusun RPP dengan materi pemanfaatan sumber daya alam dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay sesuai dengan refleksi siklus II.

2) Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran berupa hasil pemanfaatan sumber daya alam.

3) Menyiapkan alat evaluasi berupa lembar kerja siswa

4) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru dan siswa dalam pembelajaran IPS.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan pada siklus III meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir sebagai berikut :


(65)

1) Kegiatan awal : 10 menit

a) Guru mengkondisikan siswa.

b) Guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab. c) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

2) Kegiatan inti : 45 menit Eksplorasi

a) Siswa mencari informasi tentang materi yang dipelajari dengan membaca buku paket IPS.

b) Guru menjelaskan materi pembelajaran didukung dengan penggunaan media..

c) Guru mengaktifkan siswa dalam penggunaan media. d) Guru memberikan tanya jawab untuk pemantapan. Elaborasi

a) Siswa diminta berkelompok masing-masing kelompok beranggotakan 5-6 siswa.

b) Masing-masing kelompok melakukan diskusi tentang pemanfaatan sumber daya alam.

c) Siswa mempresentasikan hasil diskusi.

d) Kegiatan kelompok menggunakan model pembelajaran Course review horay.

e) Guru bersama siswa langsung mendiskusikan jawaban. Konfirmasi


(66)

b) Guru memberi ulasan terhadap seluruh jawaban yang diberikan siswa.

3) Kegiatan akhir : 15 menit

a) Guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. b) Guru memberikan post- tes kepada siswa.

c. Pengamatan

Pengamatan pada siklus III dilakukan dengan menggunakan lembar observasi. Pengamatan dilakukan terhadap keterampilan guru dan aktivitas siswa. Pada pengamatan keterampilan guru dan aktivitas siswa dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran secara langsung. Sedangkan untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan cara menganalisis hasil dari post-tes.

d. Refleksi

1) Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus III.

2) Mengkaji pelaksanaan pembelajaran dan efek tindakan pada siklus III. 3) Apabila tindakan belum berhasil maka direncanakan siklus

berikutnya.

C.Subjek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV sebanyak 27 siswa, yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Penelitian ini dilakukan


(67)

secara berkolaborasi antara peneliti dengan teman sejawat, peneliti bertindak sebagai pelaksana penelitian sedangkan teman sejawat bertindak sebagai observer.

D.Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Sekaran 01 yang beralamat di jalan raya Taman Siswa No.10 Sekaran 50229 Telp. (024) 8508281 Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.

E.Data dan Teknik Pengumpulan data 1. Jenis Data

a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan dan ketuntasan hasil belajar siswa berupa angka-angka setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay. b. Data Kualitatif

Data kualitatif digunakan untuk mengetahui kualitas proses pembelajaran yang diperoleh dari hasil observasi keterampilan guru dan aktifitas siswa dalam pembelajaran untuk memperoleh kesimpulan.


(68)

2. Sumber Data a. Siswa

Data diperoleh dari hasil analisis belajar siswa yang dilakukan secara sistematik selama pelaksanaan siklus pertama sampai siklus berikutnya dan hasil pengamatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

b. Guru

Data diperoleh dari hasil pengamatan keterampilan guru melalui lembar observasi keterampilan guru pada saat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay dalam pembelajaran IPS.

c. Data Dokumen

Data dokumen berupa dokumentasi keterampilan guru, aktivitas siswa, hasil belajar siswa, dan foto kegiatan pembelajaran.

d. Catatan Lapangan

Sumber data yang berupa catatan lapangan berasal dari catatan selama proses pembelajaran berupa data keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan beberapa metode. Menurut Gulo, W. (2002 : 123) teknik pengumpulan data dapat menggunakan metode sebagai berikut :


(69)

a. Metode Observasi

Observasi adalah mengumpulkan data atau menjaring data dengan melakukan pengamatan terhadap subyek dan atau objek penelitian secara seksama (cermat dan teliti) dan sistematis. Observasi dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti kepada siswa untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran. Sedangkan observer mengamati keterampilan guru pada saat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay dalam pembelajaran IPS.

b. Metode Dokumentasi

Dokumen adalah catatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau peristiwa pada waktu yang lalu. Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk melihat kembali hasil yang dicapai siswa pada saat pembelajaran.

c. Metode Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya jawab dalam hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimic responden merupakan pola media yang melengkapi kata-kata secara verbal.

Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay.


(70)

d. Metode Tes

Menurut Poerwanti (2008 : 1.5), Tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik untuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaannya terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan sesuai dengan tujuan pengajaran tertentu.

Pada penelitian ini dilakukan tes berupa tes lisan dan tes tertulis. Tes lisan diberikan pada setiap kegiatan pembelajaran baik kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Sedangkan tes tertulis diberikan secara kelompok dan individu. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada setiap siklus maka diberikan post tes berupa tes tertulis.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Kuantitatif

Teknik analisis data kuantitatif dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan yang sesuai dengan data yang diperoleh.

Analisis tingkat keberhasilan diperoleh setelah proses belajar mengajar pada setiap siklusnya, dilakukan dengan cara memberikan post-tes berupa tes tertulis pada setiap siklus dengan menggunakan rumus sebagai berikut :


(71)

a. Data hasil belajar siswa

Skor =

×

100 (skor mulai 0 – 100) Keterangan :

B : banyak soal yang benar N : banyaknya soal

(Poerwanti, 2008 :6.3)

b. Data nilai rata-rata belajar siswa X = x 100%

Keterangan :

X : nilai rata-rata

: jumlah semua nilai siswa : jumlah siswa

(Aqib,2008 : 40) c. Data ketuntasan belajar siswa

P

=

x 100%

Keterangan : P : persentase


(72)

Tabel 3.1

Ketuntasan Persentase Belajar Siswa Pencapaian tujuan

pembelajaran

Kualifikasi Tingkat keberhasilan pembelajaran 85% - 100 % Sangat Baik (SB) Berhasil

65% - 84% Baik (B) Berhasil

55% - 64% Cukup (C) Tidak berhasil

0% -54% Kurang (K) Tidak berhasil

(Aqib, 2008 : 161)

2. Kualitatif

Data kualitalif diperoleh dari menganalisis lembar observasi yang telah diisi pada saat pembelajaran berlangsung. Kriteria deskriptif presentasi dikelompokkan dalam empat kategori yaitu sangat baik, baik, cukup dan kurang. Untuk lembar pengamatan keterampilan guru dan aktivitas siswa menggunakan skala penilaian.

Skala penilaian merupakan alat untuk mengukur nilai, sikap, minat dan perhatian. Skala nilai bisa juga dikategorikan sangat baik, baik, cukup dan kurang dengan angka 4, 3, 2 dan 1. Skala penilaian dapat menghasilkan data interval dalam bentuk skor nilai melalui jumlah skor yang diperoleh dari instrument (Sudjana, 2009 : 7).

Tabel kualifikasi kategori nilai untuk pengamatan keterampilan guru dan aktivitas siswa sebagai berikut :


(73)

Tabel 3.2

Kualifikasi Kategori Nilai Keterampilan Guru dan Aktivitas Siswa

Skor Penilaian Kualifikasi Tingkat keberhasilan pembelajaran

3,1 – 4 Sangat Baik (SB) Berhasil

2,1 – 3 Baik (B) Berhasil

1,1 – 2 Cukup (C) Tidak berhasil

0,1 – 1 Kurang (K) Tidak berhasil

(Aqib, 2008 : 161)

G.Indikator Keberhasilan

Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS pada siswa kelas IV SD Negeri Sekaran 01 Semarang dengan indikator sebagai berikut:

1. Keterampilan guru dalam pembelajaran IPS dapat meningkat dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay, dan mencapai kriteria sekurang-kurangnya baik.

2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS dapat meningkat dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay, dan mencapai kriteria sekurang-kurangnya baik.

3. 75% siswa kelas IV SD Negeri Sekaran 01 Semarang mengalami peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran IPS.


(74)

59 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian 1. Data Pra Siklus

Data pra siklus menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS tergolong rendah. Adapun data pra siklus hasil belajar IPS sebagai berikut :

Tabel 4.1

Hasil Belajar Siswa Pra Siklus

No Pencapaian Data Awal

1. Rata-rata 52

2. Nilai Terendah 25

3. Nilai Tertinggi 80

4. Tidak Tuntas 67%

5. Tuntas 33%

Diagram 4.1


(1)

Siswa antusias mengikuti kegiatan kelompok Course Review Horay dengan berteriak hore


(2)

Guru memberikan bimbingan secara individu


(3)

Kegiatan diskusi dengan observer


(4)

(5)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Kampus Sekaran Gd. A2 Telp.8508019, Fax (024) 8508019 Gunungpati Semarang

No : 124/H37.1.1/PP/2011 Hal : Ijin Penelitian

Yth. Kepala Sekolah SD Negeri Sekaran 01 di Semarang

Dengan hormat,

Bersama ini, kami mohon ijin pelaksanaan penelitian untuk penyusunan skripsi oleh mahasiswa sebagai berikut :

Nama : Dessy Anggraeni NIM : 1402407103 Prodi : S-1 PGSD

Judul : Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melaliu Model Pembelajaran Kooperatif tipe Course Review Horay Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sekaran 01 Semarang.

Adapun pelaksanaannya 18 April sampai 31 Mei 2011.

Atas perhatian dan kerjasamanya kami sampaikan terima kasih.

Semarang, 14 April 2011 Dekan FIP UNNES,

Drs. Hardjono, M. Pd

NIP 19510801 197903 1 007 FM-04-AKD-25 REV 00


(6)

PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENDIDIKAN

UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN GUNUNGPATI

SEKOLAH DASAR NEGERI SEKARAN 01

Jl. Raya Taman Siswa No.10 Sekaran Kec. Gunungpati 50229Telp.(024)8508281

SURAT KETERANGAN Nomor : 421.2/ 008/ 2011

Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala SD Negeri Sekaran 01, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang memberikan ijin kepada :

Nama : Dessy Anggraeni

NIM : 1402407103

Program Studi : S1 PGSD Fakultas : Ilmu Pendidikan Universitas : UNNES

Bahwa benar-benar melakukan penelitian di SD Negeri Sekaran 01, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang dari tanggal 18 April s.d. 31 Mei 2011, dalam rangka menyusun skripsi yang berjudul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe Course Review Horaypada Siswa Kelas IV SDN Sekaran 01 Semarang”.

Demikian agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Semarang, 16 Juni 2011 Kepala

SD Negeri Sekaran 01

Isman, S.Pd


Dokumen yang terkait

Pembelajaran kooperatif tipe course review horay untuk meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa SMP kelas IX

1 5 148

Upaya meningkatkan pemahaman konsep trigonometri siswa kelas X MA At-Tasyri Tangerang melalui model pembelajaran kooperatif metode course review horay

18 122 322

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL COURSE REVIEW HORAY BERBANTUAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VA SDN GISIKDRONO 03 KOTA SEMARANG

1 11 358

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL COURSE REVIEW HORAY (CRH) BERBANTUAN MEDIA CD INTERAKTIF PADA SISWA KELAS IV SDN GUNUNGPATI 01 SEMARANG

1 15 264

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN AUDIOVISUAL SISWA KELAS IV SDN PURWOYOSO 01 KOTA SEMARANG

0 8 306

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE PADA SISWA KELAS V SDN SEKARAN 01 SEMARANG

0 5 181

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF COURSE REVIEW HORAY DENGAN MEDIA DIORAMA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BARUKAN 02 KABUPATEN SEMARANG

0 15 202

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS IVA SD NEGERI SEKARAN 01 SEMARANG

0 7 326

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SEKARAN 01 SEMARANG.

0 0 1

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI MENDIRO GULUREJO LENDAH KULON PROGO.

2 4 230