Analisis Musik

4.2 Analisis Musik

Menurut Nettl, (1964:98) ada dua pendekatan berkenaan dengan pendeskripsian musik yaitu: (1) kita dapat mendeskripsikan dan menganalisis apa Menurut Nettl, (1964:98) ada dua pendekatan berkenaan dengan pendeskripsian musik yaitu: (1) kita dapat mendeskripsikan dan menganalisis apa

Sebelum penulis melakukan deskripsi musical, maka yang paling penting adalah adanya transkripsi. Nettl (1964:98) mengatakan bahwa transkripsi adalah proses menotasikan bunyi menjadi symbol visual. Selain tiu, transkripsi juga dikenal sebagai cara yang baik untuk mempelajari aspek-aspek mendetail dari suatu gaya musik (Nettl, 1964:103)

Walaupun transkripsi merupakan hal yang penting dalam penulisan ilmiah terutama dalam bidang studi Etnomusikologi, sejauh ini tidak ada satu pun metode yang dapat dijadikan dasar sebagai bahan acuan. Problem ini telah dikemukakan oleh Nettl (1964:131), bahwa sedikit sekali metode yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan setiap bagian dari musik. Masing-masing problem dari pendeskripsian musik tergantung pada karakter bunyi yang ditranskripsikan.

Lebih lanjut Seeger dalam Bruno Nettl (1964:99-100) mengatakan bahwa ada dua jenis notasi yang dibedakan menurut tujuan notasi tersebut. Kedua notasi tersebut adalah notasi preskriptif dan notasi deskriptif. Notasi preskriptif adalah notasi yang bertujuan untuk seorang penyaji, bagaimana ia harus menyajikan sebuah komposisi musik. Notasi deskriptif adalah notasi yang bertujuan untuk menyampaikan kepada pembaca cirri-dan detail-detail komposisi musik yang belum diketahui oleh pembaca.

Dari pendapat diatas dapat dikatakan bahwa transkripsi mempunyai kemampuan yang terbatas dalam mendeskripsikan musik. Sehubungan dengan hal ini, dalam melakukan pentranskripsian terdahap empat komposisi gendhing, penulis mengacu kepada pendekatan metode notasi deskriptif, karena menurut Dari pendapat diatas dapat dikatakan bahwa transkripsi mempunyai kemampuan yang terbatas dalam mendeskripsikan musik. Sehubungan dengan hal ini, dalam melakukan pentranskripsian terdahap empat komposisi gendhing, penulis mengacu kepada pendekatan metode notasi deskriptif, karena menurut

Dalam hal ini pentranskripsian komposisi gendhing, penulis menggunakan notasi Kepatihan dan notasi barat. Notasi Kepatihan adalah notasi yang digunakan didalam kegiatan gemalan Jawa yang berlaku dewasa ini (Soeroso, 1082:19). Selanjutnya Malm (1977:16) menyebutkan bahwa notasi Kepatihan adalah notasi angka modern Jawa.

Tujuan transkripsi dan analisis dalam penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan struktur musik yang terjadi dalam keempat komposisi gendhing gamelan pada praktek kegiatan musik gamelan Jawa. Untuk keperluan ini keempat gendhing gamelan yang diputar secara rekaman melaui tape recorder dan atau VCD Player penulis mengambil sampel gendhing dalam kegiatan musik gamelan Jawa pada upacara perkawinan adat suku Jawa pada prosesi Panggih temanten , yaitu:

(1) Gendhing Monggang Gendhing Monggang yang digunakan untuk menyambut pengantin pria dalam melaksanakan upacara panggih.

(2) Gendhing Ladrang Wilujeng Gendhing Ladrang Wilujeng ini biasa dimainkan atau diputar untuk mengiringi pengantin pria datang ke menuju rumah pengantin perempuan untuk siap dipertemukan dengan pengantin perempuan.

(3) Gendhing Kodok Ngorek

Gendhing kodok ngorek adalah gendhing yang dimainkan atau diputar yang digunakan untuk mengiring upacara panggih mulai dari upacara ngidhak endhok sampai pada prosesi sindur binayang.

(4) Ketawang Larasmaya. Gendhing Ketawang Larasmaya merupakan lanjutan dari gendhing kodok ngorek yang dimainkan atau diputar pada saat kedua mempelai pengantin berada pada prosesi timbangan sampai pada dhahar klimah.

Berdasarkan topik yang dibahas, maka pemilihan ke empat komposisi gendhing ini menurut penulis telah mewakili pelaksanaan upacara panggih secara sempurna, walaupun pelaksanaanya hanya berupa rekaman yang diputar melalui tape recorder maupun VCD/MP3 Player yang di teruskan melalui pengeras suara berupa loudspeaker yang telah disediakan pada saat upacara panggih.

Untuk pentrankripsian komposisi gendhing, penulis menggunakan notasi Kepatihan dan notasi barat. Adapun hal-hal yang dibahas untuk mendeskripsikan melodi dalam notasi Kepatihan, ada beberapa hal yang ditawarkan Becker (1980:11-105). Dari beberapa point tersebut, penulis akan membahas mengenai (1) sistem pelarasan (laras); (2) pathet; (3) gatra; dan (4) gongan. Pemilihan notasi Kepatihan ini adalah disebabkan karena notasi ini selalu digunakan dalam praktek kegiata musik Jawa. Selanjutnya untuk mendeskripsikan melodi dalam notasi barat, juga ada beberapa point yang ditawarkan oleh Malm (1977:15). Dari beberapa point tersebut, penulis akan membahas mengenai (1) tangga nada; (2) nada dasar; (3) jumlah pemakaian nada; (4) jumlah interval; (5) formula melodi.