1
Yulianti Anjayani, 2013 Pengaruh Fasilitas Belajar Terhadap Motivasi Belajar Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi
Perkantoran Di SMK Negeri 3 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting untuk pembangunan manusia, karena tujuan pendidikan adalah untuk meningkatkan sumber daya
manusia. Dalam keseluruhan proses pendidikan, proses pendidikan di sekolah merupakan kegiatan yang paling pokok dan tidak akan pernah lepas dari proses
kegiatan belajar-mengajar. Ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang
dialami oleh siswa sebagai anak didik. Sekolah juga diharapkan harus dapat menciptakan kondisi-kondisi dimana memungkinkan siswa dapat belajar dengan
efektif, efisien dan dapat mengembangkan segala kemampuan yang ada dalam dirinya.
Sejalan dengan hal ini Abin Syamsudin Makmun 2007: 40 mengungkapkan bahwa ada beberapa hal yang dapat dijadikan acuan dalam
pengukuran motivasi,diantaranya : 1 Durasi kegiatan.
2 Frekuensi kegiatan. 3 Presistensi pada kegiatan.
4 Ketabahan, keuletan, dan kemampuan dalam menghadapi rintangan dan
kesulitan. 5 Devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan.
6 Tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan. 7 Tingkat kualifikasi prestasiproduk output yang dicapai dari kegiatan yang
dilakukan berapa banyak, memadai atau tidak, memuaskan atau tidak. 8 Arah sikap terhadap sasaran kegiatan.
Yulianti Anjayani, 2013 Pengaruh Fasilitas Belajar Terhadap Motivasi Belajar Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi
Perkantoran Di SMK Negeri 3 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa tinggi rendahnya motivasi belajar seorang siswa dapat dilihat dari frekuensi kegiatan belajar yang dilakukan,
lamanya waktu belajar, ketepatan pada tujuan kegiatan, tingkatan kualifikasi prestasi atau output yang dicapai dari kegiatan. Dalam kegiatan belajar mengajar,
setiap pada akhir semester tentunya selalu diadakan evaluasi dari kegiatan pembelajaran. Kegiatan evaluasi ini tentunya akan menghasilkan suatu angka-
angka tertentu yang menjadi tolak ukur tingkat keberhasilan proses belajar mengajar.
Dibawah ini akan dipaparkan mengenai hasil evaluasi pada Ujian Akhir Semester pada beberapa kompetensi dibidang keahlian Administrasi Perkantoran
di SMK Negeri 3 Bandung sebagai gambaran untuk mengetahui tingkat keberhasilan proses belajar siswa.
Tabel 1.1 Nilai Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Produktif Administrasi
Perkantoran Kelas IX AP Di SMK N 3 Bandung Tahun Ajaran 20122013
Kelas Rata-rata
Nilai UAS KKM
Rincian
XI AP 1 77,21
76 23 Siswa belum memenuhi KKM
XI AP 2 73,44
27 Siswa belum memenuhi KKM XI AP 3
72,41 28 Siswa belum memenuhi KKM
XI AP 4 71,32
29 Siswa belum memenuhi KKM XI AP 5
78,46 22 Siswa belum memenuhi KKM
XI AP 6 70,44
30 Siswa belum memenuhi KKM
Sumber: Data Dokumen Nilai UAS SMKN 3 Bandung
Berdasarkan tabel diatas maka dapat dijelaskan bahwa masih ada nilai rata-rata Ujian Akhir Semester pelajaran produktif Administrasi Perkantoran yang
Yulianti Anjayani, 2013 Pengaruh Fasilitas Belajar Terhadap Motivasi Belajar Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi
Perkantoran Di SMK Negeri 3 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
masih belum mencapai nilai yang diharapakan atau kurang dari nilai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM sehingga guru harus mengadakan remedial untuk
siswa yang nilainya belum mencapai KKM. Selain remedial guru juga harus memberikan tugas tambahan agar siswa dapat mencapai nilai KKM.
Untuk mengetahui minat belajar siswa maka akan dipaparkan mengenai data ketidakhadiran siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Tabel 1.2 Rekapitulasi Ketidakhadiran Siswa
Administrasi Perkantoran Semester Ganjil Di SMK Negeri 3 Bandung Tahun Ajaran 20122013
Kelas Jumlah
Siswa Jumlah
Ketidakhadiran siswa
Rincian
XI AP 1 37
74 75
XI AP 2 36
62 76
XI AP 3 36
58 78
XI AP 4 40
74 72
XI AP 5 37
76 73
XI AP 6 38
56 77
Jumlah 224
399 377
Sumber: Data dokumen kehadiran SMKN 3 Bandung
Dari data rekapitulasi ketidakhadiran siswa diatas terlihat kurangnya minat belajar sebagian siswa. Hal ini terlihat dari hasil data diatas yang menggambarkan
kurangnya motivasi dan minat siswa untuk mengikuti kegiatan belajar- mengajar disekolah terhadap mata pelajaran yang diikutinya.
Selain itu, proses belajar-mengajar akan berjalan lancar kalau ditunjang dengan fasilitas belajar yang lengkap. Siswa tentu dapat belajar lebih baik dan
menyenangkan bila suatu sekolah dapat memenuhi segala kebutuhan belajar siswa. Oleh karena itu, sekolah perlu mengadakan dan menciptakan fasilitas yang
Yulianti Anjayani, 2013 Pengaruh Fasilitas Belajar Terhadap Motivasi Belajar Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi
Perkantoran Di SMK Negeri 3 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
dapat membantu dan mendorong hasil belajar siswa untuk berprestasi dalam belajar.
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa baik prestasi maupun motivasi belajar siswa, maka diperlukan suatu kondisi sekolah yang dapat menyediakan
fasilitas yang lengkap sesuai yang dibutuhkan siswa dalam rangka untuk memudahkan, melancarkan dan menunjang kegiatan belajar di sekolah, agar lebih
efektif dan efisien yang nantinya siswa dapat belajar dengan maksimal dan hasil belajar yang memuaskan.
Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh The Liang Gie 2003: 33 bahwa, “Untuk belajar yang baik hendaknya tersedia fasilitas belajar yang
memadai antara lain tempat belajar, alat, waktu dan lain-lain. Jadi pada prinsipnya fasilitas belajar adala
h segala sesuatu yang memudahkan untuk belajar”.
Imron dalam Siregar dan Nara 2010: 54-55 menjelaskan bahwa lingkungan fisik dan unsur dinamis dalam belajar mempengaruhi motivasi belajar.
Lingkungan fisik yang dimaksud adalah berupa kenyamanan ruang belajar dengan ketersediaan fasilitas belajar yang memadai. Unsur dinamis dalam belajar adalah
persiapan alat, bahan dan susasana belajar serta pemanfaatan sumber-sumber belajar.
Berdasarkan hasil penelitian Galdwell 1998 Popi Sopiatin, 2010: 95 menyatakan bahwa:
Proses belajar yang bermutu adalah proses yang dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan siswa secara optimal. Untuk melaksanakan
proses belajar-mengajar tersebut, tentunya tidak dapat terlepas dari fasilitas pendukungnya, seperti media belajar, ruang belajar yang nyaman,
tersedia perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya.
Yulianti Anjayani, 2013 Pengaruh Fasilitas Belajar Terhadap Motivasi Belajar Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi
Perkantoran Di SMK Negeri 3 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Pelaksanaan proses belajar-mengajar dipengaruhi oleh lima faktor diantaranya; Guru, anak didik, tujuan, alat dan lingkungan. Popi Sopiatin, 2010.
Ketidakadaan salah satu faktor saja, maka tidak mungkin terjadi proses belajar- mengajar. Dengan lima faktor tersebut, proses belajar dapat dilaksanakan dengan
baik dan efektif walaupun dengan hasil belajar yang belum maksimal. Hasil belajar tersebut dapat ditingkatkan apabila siswa memiliki motivasi belajar yang
tinggi dan ditunjang dengan fasilitas belajar yang lengkap. Oleh karena itu, pihak sekolah perlu menyediakan fasilitas belajar yang lengkap dengan begitu siswa
akan termotivasi untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Jika fenomena seperti yang telah dipaparkan diatas terus diabaikan, maka
akan sangat mungkin proses belajar-mengajar di SMK Negeri Bandung 3 ini tidak akan sesuai dengan apa yang diharapkan. Berdasarkan fakta tersebut, maka
penulis tertarik untuk mengadakan penelitian, dan selanjutnya akan di tuangkan dengan judul “ Pengaruh Fasilitas Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di SMK Negeri 3 Bandung”.
1.2 Indentifikasi dan Perumusan Masalah