Uji Validitas Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Cokro Wibowo, 2014 PENGARUH MOD EL COOPERATIVE LEARNING TIPE TGT D AN PEER TEACHING D ALAM PERMAINAN BOLA BESAR TERHAD AP PENGEMBANGAN KECERD ASAN EMOSIONAL SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

a. Uji Validitas

Menurut Azwar 2007: 5-6, “validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya ”. Suatu instrumen pengukur dapat dikatakan validitas tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Uji validitas instrumen penelitian dilakukan terhadap responden, yaitu para siswa yang menjadi responden dalam penelitian. Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur agar benar-benar mengukur apa yang harus diukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian- bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan rumus Pearson. Product Moment, yaitu: ∑ ∑ ∑ √{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ } Keterangan : r hitung = koefisien korelasi ∑ Jumlah Skor Item ∑ Jumlah Skor Total seluruh item n = Jumlah responden Untuk mengetahui tingkat validitas instrumen, nilai r hitung korelasi ditafsirkan dengan tabel interpretasi korelasi product moment. Interpretasi terhadap koefisien korelasi menurut Masrun Sugiyono 2012: 188 menyatakan “item yang mempunyai korelasi positif dengan kriteria skor total serta korelasinya yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula ”. Cokro Wibowo, 2014 PENGARUH MOD EL COOPERATIVE LEARNING TIPE TGT D AN PEER TEACHING D ALAM PERMAINAN BOLA BESAR TERHAD AP PENGEMBANGAN KECERD ASAN EMOSIONAL SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kriteria penafsiran koefisien korelasi menurut Guilford, J. P Erman, 2003:112 dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut ini : Tabel 3.4 Klasifikasi Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r xy Interpretasi 0,90 ≤ r xy 1,00 Sangat tinggi 0,70 ≤ r xy 0,90 Tinggi 0,40 ≤ r xy 0,70 Sedang 0,20 ≤ r xy 0,40 Rendah r xy 0,20 Sangat Rendah Kriteria pengujiannya adalah dikatakan butir pernyataan valid jika t hitung t tabel dan pernyataan dikatakan tidak valid jika t hitung ≤ t tabel. Harga t tabel diperoleh dari tabel distribusi t dengan α = 0,05 dan derajat kebebasan dk = n-2 Uji validitas instrumen dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan software Microsoft Excel 2007. Untuk validitas butir item pernyataan digunakan korelasi product moment dari Karl Pearson, yaitu korelasi setiap butir item pernyataan dengan skor total. Apabila nilai signifikansi korelasi kurang dari α = 0,05 maka item pernyataan dikatakan valid. Berdasarkan hasil uji validitas yang dilakukan, dari 86 pernyataan yang diujikan, diketahui bahwa terdapat dua puluh enam yang tidak valid dalam instrumen penelitian tentang pengembangan kecerdasan emosional. Kedua puluh enam item tersebut yakni nomor; 1, 4, 5, 7, 11, 14, 15, 16, 18, 19, 21, 27, 31, 38, 49, 50, 51, 59, 62, 63, 64, 65, 71, 72, 81, 85. Dengan demikian, maka kedua puluh enam tersebut dibuang dan tidak diikutsertakan dalam analisis selanjutnya. Hal ini berarti instrumen penelitian tentang pengembangan kecerdasan emosional hanya terdiri dari 60 item saja. Cokro Wibowo, 2014 PENGARUH MOD EL COOPERATIVE LEARNING TIPE TGT D AN PEER TEACHING D ALAM PERMAINAN BOLA BESAR TERHAD AP PENGEMBANGAN KECERD ASAN EMOSIONAL SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Uji Reliabilitas