Teori Agensi Agency Theory

commit to user 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Setelah membahas pendahuluan di Bab I, Bab II akan menjelaskan mengenai tinjauan pustaka dan kaitan corporate governance dan pengungkapan sukarela dengan asimetri informasi, kerangka pemikiran, serta pengembangan hipotesis dalam penelitian ini.

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka ini menjelaskan literatur yang mendasari komponen maupun variabel penelitian.

1. Teori Agensi Agency Theory

Perspektif hubungan keagenan merupakan dasar yang digunakan untuk memahami corporate governance dan asimetri informasi. Teori ini membahas tentang adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian perusahaan. Teori keagenan muncul sekitar tahun 1970an, berawal dari adanya bentuk korporasi yang memisahkan dengan tegas antara kepemilikan dengan manajemen perusahaan Tanor 2009. Pemisahan ini muncul karena semakin rumit dan besarnya suatu perusahaan membuat pihak pemilik tidak bisa secara insentif mengelola perusahaannya, sehingga meminta pihak manajemen untuk mengelola kelangsungan hidup perusahaan dalam usahanya untuk mendapatkan laba Tanor 2009. Bodie et al 2006 menjelaskan pemisahan ini bertujuan untuk memberikan commit to user 22 stabilitas pada perusahaan dalam menghadapi terbukanya pasar global, produksi skala besar, dan meningkatnya ukuran serta kebutuhan modal. Pemisahan ini dimaksudkan pergantian pemilik yang terjadi tidak berpengaruh pada aktivitas perusahaan, karena aktivitas perusahaan dikelola oleh manajemen. Hubungan antara pemilik dan manajemen ini oleh banyak ahli disebut dengan dengan hubungan keagenan agency relationship. Jensen dan Meckling 1976 menyatakan hubungan keagenan muncul ketika satu atau lebih individu prinsipal mempekerjakan individu lain agen untuk memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan kekuasaan kepada agen untuk membuat suatu keputusan atas nama prinsipal tersebut. Menurut Baek et al 2009, sebuah hubungan keagenan tercipta ketika pemilik memberikan wewenangnya kepada manajer, hal ini berarti agen adalah seseorang atau lebih yang sudah dipercaya oleh pemilik untuk mengelola perusahaan dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan agar kemakmuran pemegang saham terjamin. Hubungan keagenan ini menjadikan manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemilik pemegang saham. Oleh karena itu, manajer sebagai pengelola berkewajiban memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik Ujiyantho dan Pramuka, 2008; Khomsiyah, 2003. Masalah keagenan muncul karena adanya konflik kepentingan antara pemilik dan agen, hal ini terjadi karena kemungkinan manajemen sebagai agen tidak selalu berbuat sesuai dengan kepentingan prinsipal. Menurut teori agensi, hubungan antara manajer dan pemilik pada hakikat sukar tercipta karena adanya commit to user 23 kepentingan yang saling bertentangan Arifin, 2005. Hal ini sebagai akibat tindakan manajer sebagai pengelola perusahaan yang banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan, tidak memberikan informasi yang sebenarnya mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik Ujiyantho dan Pramuka, 2008. Tindakan ini dilakukan manajer karena manajer cenderung untuk melaporkan sesuatu yang memaksimalkan untititasnya Wisnumurti, 2010. Situasi ini menimbulkan peluang bagi manajemen untuk untuk melakukan tindakan oportunistik dan berbuat curang 1 . Masalah keagenan ini juga dihadapi para pelaku pasar dalam mekanisme pasar. Partisipan pasar saling berinteraksi di pasar modal guna mewujudkan tujuannya, membeli atau menjual sekuritas. Aktivitas yang mereka lakukan utamanya dipengaruhi oleh informasi yang diterima, baik secara langsung laporan publik maupun tidak langsung misalnya insider trading 2 Komalasari, 2001. Ketika terjadi asimetri informasi, keputusan ungkapan yang dibuat oleh manajer dapat mempengaruhi harga saham sebab asimetri informasi antara investor yang lebih terinformasi dan investor kurang terinformasi menimbulkan biaya transaksi dan mengurangi likuiditas yang diharapkan dalam pasar untuk saham-saham perusahaan Komalasari, 2001. Eisenhardt 1989 dalam Nurlinda 2011 menyatakan bahwa teori agensi menggunakan tiga asumsi sifat manusia yaitu: 1 manusia pada umumnya 1 Curang froud dalam konteks audit keuangan, kecurangan merupakan suatu tindakan yang disengaja dengan itikad tidak baik, dengan melakukan penyajian yang salah atas laporan keuangan atau pegungkapan dan pernyataan yang salah karena ketidaktepatan aktiva Tunggal, 2007 2 Insider trading merupakan perdagangan sukuritas yang dilakukan oleh corporate insider. Corporate insider adalah pejabat perusahaan, manajemennya, direksinya atau pemegang saham mayoritasnya yang mempunyai informasi privat Jogiyanto, 2000. commit to user 24 mementingkan diri sendiri self interest, 2 manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang bounded rationality, dan 3 manusia selalu menghindari risiko risk averse. Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut manajer sebagai manusia akan bertindak oportunistik, yaitu mengutamakan kepentingan pribadinya Haris, 2004. Sidhartha 2007 menyatakan bahwa fokus dari teori keagenan adalah pada penentuan kontrak yang paling efisien yang mendasari hubungan antara prinsipal dan agen dan bagaimana prinsipal merancang suatu kontrak agar dapat mengakomodasi kepentingan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak keagenan. Kontrak yang efisien adalah kontrak yang memenuhi dua faktor, yaitu 1 agen dan prinsipal memiliki informasi yang simetris artinya baik agen maupun pemilik memiliki kualitas dan jumlah informasi yang sama sehingga tidak terdapat informasi tersembunyi yang dapat digunakan untuk keuntungan dirinya sendiri; 2 risiko yang dipikul agen berkaitan dengan imbal jasanya adalah kecil, yang berarti bahwa agen mempunyai kepastian yang tinggi mengenai imbalan yang diterimanya Sidhartha, 2007. Konflik keagenan yang terjadi dapat diminimalkan dengan adanya mekanisme pengawasan yang baik di dalam perusahaan, baik mekanisme pengawan eksternal maupun internal Juanda, 2009; Arifin 2005. Namun, dengan adanya mekanisme pengawasan tersebut, akan menimbulkan biaya tambahan yang sering disebut dengan biaya keagenan Nurlinda, 2011. Biaya keagenan dapat diminimalkan dengan berbagai cara, antara lain: 1 dengan meningkatkan kepemilikan dari dalam insider ownership atau kepemilikan manajerial; 2 commit to user 25 dengan menggunakan kebijakan hutang; 3 dengan cara mengaktifkan monitoring melalui investor institusional Juanda, 2009.

2. Asimetri Informasi Information Asymmetric

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure) dalam Laporan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Go Public yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2011)

1 5 137

Financial Distress, Corporate Governance dan Karakteristik Peruahaan terhadap Pengungkapan Sukarela pada Laporan Tahunan Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013)

0 3 165

PENGARUH EARNINGS MANAGEMENT DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

0 3 98

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LUAS PENGUNGKAPAN SUKARELA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP ASIMETRI INFORMASI (Studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014)

0 7 22

PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN TERHADAP LUAS PENGUNGKAPAN SUKARELA PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN TERHADAP LUAS PENGUNGKAPAN SUKARELA (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2008 – 2011).

0 3 14

ANALISIS PERBEDAAN PENGARUH STRUKTUR DEWAN TERHADAP PENURUNAN ASIMETRI INFORMASI DI SEKITAR PENGUMUMAN LABA PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI SEBELUM DAN SELAMA KRISIS FINANSIAL GLOBAL

0 2 98

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DALAM LAPORAN TAHUNAN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI).

0 6 30

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI).

0 0 15

Good corporate governance dan nilai perusahaan (studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bei) AWAL

0 0 15

Good corporate governance dan nilai perusahaan (studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bei) RINGKASAN Revisi

0 1 17